Share

Moses Menghilang

Penulis: Sofia Grace
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-10 21:56:42

Jessica tak mampu berkata-kata. Hatinya tertusuk oleh kata-kata tajam wanita di depannya. Sarah yang melihat gadis yang disukai Moses itu diam saja akhirnya melanjutkan ucapannya dengan nada lebih lunak, “Aku menguatirkan Moses, Jess. Dua hari ini dia tak bisa kuhubungi. Ponselnya tidak aktif. Kutelepon kantornya juga tak ada yang tahu dia berada di mana. Seakan-akan lenyap ditelan bumi. Padahal aku punya klien penting yang ingin melihat beberapa ruko yang dipasarkannya. Apa kamu tahu nomor ponselnya yang lain?”

           

Lawan bicaranya tersentak. Moses menghilang? Sejak dua hari yang lalu? Bukankah itu hari terakhir mereka bertemu di rumah barunya? Rumah baru…. Oh, jangan-jangan….

           

“Setahuku dia tidak punya nomor lain, Sar. Tapi akan kucoba membantumu. Aku akan mencarinya,” jawab Jessica.

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jessica, Luka yang Terpendam   Mencari Moses

    Apa mungkin dia stres, ya? pikirnya galau. Tapi Moses kan sudah berpengalaman dalam hal hubungan asmara. Masa sampai frustasi gara-gara aku tidak memilihnya? Lagipula secara status, kami belum resmi berpacaran. Hanya…yah…teman yang sangat dekat dan istimewa….“Tom, sori aku nggak bisa ikut ke rumahmu. Cape banget badanku ini rasanya. Tolong kamu antar aku pulang aja, ya. Mau istirahat. Nggak apa-apa, kan?”Tommy menatap Jessica lekat-lekat. Ada sebuah firasat tidak enak yang dirasakannya sejak gadis itu berbicara serius dengan Sarah tadi pagi di depan kantor pengacara. Pun pemuda itu tak berani menanyakan apa yang diperbincangkan sampai kekasihnya itu memintanya menyingkir. Takut gadis yang dicintainya tersebut merasa tersinggung.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-11
  • Jessica, Luka yang Terpendam   Don Juan yang Patah Hati

    Hatinya ragu-ragu untuk masuk. Ini kamar laksana surga yang disiapkan Moses bagi mereka berdua. Gadis itu menutup mata dan menghela napas panjang. Dikuatkannya hatinya untuk membuka pintu.Jantungnya berdegup kencang. Lampu kamar menyala. AC-nya juga. Tercium bau kurang sedap yang campur aduk. Pandangannya lalu beralih pada lantai yang berantakan oleh kantung-kantung kresek, kotak-kotak makanan, dan berkaleng-kaleng bir di sana-sini. Di bagian tengah kamar tampak sesosok tubuh yang tidur meringkuk di atas sebuah kasur lipat berukuran 120x200 cm.Moses…, batin Jessica sedih. Dia masih memakai baju yang sama dengan dua hari yang lalu. Gadis itu melepaskan sepatu sandal yang dikenakannya dan diletakkannya di luar kamar. Kemudian dia melangkah masuk dan mendekati Moses. Sambil membungkuk, disentuhnya punggung

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-11
  • Jessica, Luka yang Terpendam   Saling Mencurahkan Isi Hati

    Sang gadis ragu-ragu sejenak. Dia akan segera menikah dengan Tommy dalam hitungan minggu. Masa pantas sekarang dia duduk di pangkuan laki-laki lain? “Sudahlah, nggak usah mikir macam-macam. Aku nggak akan ngapa-ngapain kamu, kok. Moses yang patah hati cuma ingin berdekatan dengan gadis yang menolak cintanya sebelum dia pergi meninggalkan kota ini.” Jessica ternganga. “Apa kamu bilang? Mau pergi ke mana?!” tanyanya histeris. Tiba-tiba ulu hatinya terasa sakit sekali. Separuh jiwanya seakan hilang. “Nanti kuberitahu,” jawab laki-laki itu penuh teka-teki. “Sekarang ayo duduk sini dan ceritakan semuanya. Aku tahu kamu menyimpan beban yang besar dalam hatimu. Luapkan saja sekarang. Nangis sampai air matamu habis juga nggak apa-apa.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-11
  • Jessica, Luka yang Terpendam   Menikmati Surga

    Malam harinya Tommy berperang dengan perasaannya sendiri. Bingung akan menelepon kekasihnya atau tidak. Kalau menelepon dan diangkat, dia takut mendengar kebohongan dari mulut Jessica. Sebaliknya kalau tidak diangkat, hatinya akan semakin penasaran apa yang tengah dilakukan calon istrinya.Kalau dia memang menaruh hati pada Moses, kenapa bersedia menikah denganku? pikirnya tak terima. Apakah karena merasa kasihan padaku? Atau pada janin yang dikandung Melani? Atau karena sudah telanjur berjanji pada Mama untuk menjagaku?Berbagai prasangka berkecamuk dalam benak pemuda itu. Kepalanya terasa sakit sekali seperti mau pecah. Diambilnya obat sakit kepala yang biasa diminumnya. Ditelannya sebutir tablet dengan air putih. Biasanya hanya dalam waktu lima belas menit sakit kepalanya hilang. Pemuda itu lalu berbaring di atas tempat

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-13
  • Jessica, Luka yang Terpendam   Dua Pria Berhadapan

    Diletakkannya surat itu di atas lantai. Lalu dirapikannya seprai pada kasur lipat. “Selamat tinggal, Moses,” ucapnya lembut. Hatinya terasa ringan. Ditaruhnya surat di atas kasur.Gadis itu lalu bangkit berdiri. Pandangannya menerawang ke segenap penjuru ruangan. Menikmati surga untuk terakhir kalinya. “Selamat tinggal, Surga. Terima kasih buat momen yang indah semalam. Sekarang aku akan menjalani hidup pilihanku dan menciptakan surga yang baru.”Dengan hati lapang Jessica melangkah meninggalkan kamar tanpa menoleh lagi. Waktu sampai di teras rumah, dilihatnya carport sudah kosong. Tak terlihat mobil Moses. Setelah menghela napas panjang sejenak, gadis itu lalu membuka pagar dan melangkah masuk ke dalam mobilnya sendiri. Dinyalakannya mesin mobil. Beberapa saat kemudian Sigra putih itu

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-14
  • Jessica, Luka yang Terpendam   Pernikahan

    “Aku ingin dia bahagia,” aku Moses sepenuh hati. “Tidakkah kau melihat binar-binar di matanya ketika berkata akan mengadopsi anak Melani? Jessica membutuhkan seorang anak untuk mengobati perasaan tidak berharga dalam dirinya akibat tak bisa mempunyai keturunan. Tidakkah kau mengerti hal itu?” Tommy menggeleng sedih. Rasanya malu sekali hati ini. Pria di depannya jauh lebih memahami Jessica daripada dirinya yang notabene adalah calon suami si gadis. “Terima kasih,” ucapnya lirih. “Buat apa?” tanya lawan bicaranya tak mengerti. “Mengalah demi Sica….” Moses tertawa. “Mungkin ini karma. Selama ini aku banyak bermain wanita. Sekarang cinta tulusku tak mendapat balasan. Barangkali Tuhan ingin aku introspeksi diri.” “Apa yang akan kau lakukan di Jakarta?” tanya Tommy ingin tahu. Perasaan cemburu dan marahnya hilang sudah. Dia justru merasa tenang bercaka

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-14
  • Jessica, Luka yang Terpendam   Bahagia

    Gadis itu melahirkan seorang bayi laki-laki yang sehat dan rupawan. Mata Jessica berbinar-binar melihatnya. Tommy tersenyum bahagia. Benar kata Moses, batinnya menyadari. Sica sangat mendambakan seorang anak. Berbulan-bulan dia mencari-cari nama yang pas buat calon anak mereka. Kebetulan Melani sudah mengirimkan kabar bahwa janin yang dikandungnya berjenis kelamin laki-laki.“Akhirnya kau beri nama siapa, Sayang?” tanya Tommy sembari merangkul mesra sang istri. Dengan wajah berseri-seri Jessica menjawab, “Nathanael. Artinya hadiah dari Tuhan.”Sang suami mengangguk setuju. Bayi ini memang hadiah dari Tuhan untuk mengisi kekosongan dalam hati istrinya sekaligus menyempurnakan kebahagiaan perkawinan mereka.***Tujuh tahun telah berlalu. Nathanael tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas, baik hati, dan sangat menyayangi kedua orang tuanya. Jessica sudah tidak bekerja di perusaha

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-14
  • Jessica, Luka yang Terpendam   Rahasia

    Dua minggu kemudian Tommy pergi menemui pengacaranya. Pria tua yang sudah puluhan tahun menjadi kuasa hukum keluarganya itu menatapnya serius. “Apakah sudah kau pikirkan masak-masak keputusanmu ini, Tom? Perusahaan itu adalah peninggalan keluargamu. Warisan buat anakmu kelak,” nasihatnya gundah. Bagaimanapun juga dia sudah lama sekali menangani aset keluarga Saputra. Ada ikatan antara dirinya dengan keluarga itu yang tak bisa dinilai dengan uang.Tommy tersenyum yakin. “Kesehatan saya tak memungkinkan untuk terus menjalankan perusahaan itu, Pak. Saya juga tidak mau memaksakan istri saya untuk meneruskan bisnis yang tak diminatinya. Dia pernah membantu saya di perusahaan sebelum Nathanael lahir. Selama berbulan-bulan itu saya bisa menilai bahwa minatnya bukan di bisnis pengalengan ikan.”“Kamu k

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-14

Bab terbaru

  • Jessica, Luka yang Terpendam   Akhir Kisah

    “Lukisannya sebenarnya sudah agak pudar dan plafond ada yang bocor. Maklum sudah hampir delapan tahun tidak pernah dipugar sama sekali. Akhirnya kuminta temanku untuk merenovasi ulang tanpa mengubah tata letak rumah ini. Lukisan itu benar-benar baru, Jess. Aku kan masih menyimpan foto lamanya. Tapi kuminta warnanya lebih menyolok dibandingkan dulu. Terus….” “Ditambahi pelangi,” sela lawan bicaranya menimpali. “Betul,” kata sang tuan rumah membenarkan. “Aku yang memintanya.” “Buat apa? Malah kelihatan rame. Norak,” komentar Jessica menusuk hati. Moses melongo mendengarnya. “Jadi kamu nggak suka? Ya udah, nanti biar kucari orang lain saja yang suka.”

  • Jessica, Luka yang Terpendam   Bertemu Nia

    Karena tak tahan menghadapi kebawelan putranya yang ingin segera bertemu dengan Moses, Jessica terpaksa menelepon pria itu. Jantungnya berdegup kencang ketika mendengar suara yang sangat dikenalnya menyapa ramah, “Halo, Jess.”“Ehm…, ini Nathan mau ngomong,” jawabnya cepat-cepat. Disodorkannya ponselnya pada sang anak yang menerimanya dengan wajah berseri-seri.“Halo, Om Moses?” sapa bocah itu ceria. “Om sekarang berada di mana? Nathan kangen pengen ketemu.”Jessica menyibukkan diri dengan mengetik di laptop. Tak diacuhkannya anaknya yang asyik ngobrol di telepon dengan om-nya tercinta. Tak lama kemudian Nathanael mengembalikan ponselnya.&nb

  • Jessica, Luka yang Terpendam   Moses Balik ke Jakarta

    Dia menawari Moses untuk menginap di rumahnya daripada menghabiskan uang bermalam di hotel. Rumah laki-laki itu masih disewa orang dan baru satu bulan lagi selesai masa sewanya.Moses menerima tawaran itu. Dia tidur di kamar tamu lantai bawah. Kehadirannya membuat Nathanael agak terhibur. Pria itu sering menemaninya bermain dan bercanda sehingga tak bersedih terus-menerus akibat kehilangan ayah kandungnya.Satu minggu telah berlalu. Jenazah Tommy telah dimakamkan di pemakaman umum Surabaya Timur. Jessica agak bingung menghadapi Moses sekarang. Seminggu terakhir ini dia memperlakukan Moses layaknya sahabat lama yang datang berkunjung dan berbelasungkawa atas kepergian suaminya.Sekarang segala urusan mengenai Tommy sudah selesai. Wanita itu menjadi bimbang. Tak tahu harus bersikap bagaimana terhadap pria

  • Jessica, Luka yang Terpendam   Selamat Jalan

    Tiba-tiba pintu apartemennya terbuka. Seorang remaja laki-laki yang parasnya mirip dirinya muncul sambil membawa tas ransel di punggung. Dia adalah William, putra semata wayangnya. Ini hari Jumat, waktunya remaja itu menginap di apartemen ayah tercinta.Pemuda kelas tiga SMP itu sudah biasa naik ojek ataupun taksi online sendiri untuk menuju kediaman Moses. Terkadang ibu kandung atau ayah sambungnya yang mengantarnya dengan mobil sampai ke depan pintu lobi.“Hai, Pa,” sapa William ramah. “Lagi mikirin apa? Kok kelihatannya serius gitu? Kita nanti malam jadi makan di resto all you can eat yang baru buka itu, nggak?” cecarnya bertubi-tubi.Sang ayah mendesah panjang. Dia menatap buah hatinya dengan perasaan sayang. “Duduklah dulu, Nak. Ada hal penting yang mau Papa bicarakan,” ucapnya dengan ekspresi serius.“Heh? What’s wrong?&

  • Jessica, Luka yang Terpendam   Permintaan Tommy

    “Tidak lagi, Sayang,” jawab suaminya sambil tersenyum. “Di Jakarta Moses merintis pekerjaannya dari awal sebagai agen properti. Setiap hari dihabiskannya dengan bekerja, nge-gym, dan bermain dengan anaknya. William namanya. Sekarang sudah berumur enam belas tahun dan mau masuk SMA. Anak itu sering bertanya kapan papanya menikah lagi. Mamanya sendiri sudah lama membentuk keluarga baru. Tapi Moses cuma ketawa dan bilang sudah tidak tertarik pada wanita.”“Homo, kali!”kata sang istri cuek.“Hush! Nggak boleh sembarangan ngomong,”kata Tommy sembari mengelus-elus pipinya yang tadi ditampar Jessica. Sang istri jadi panik. “Masih sakit, ya?” tanyanya kuatir. “Sebentar kuambilkan waslap dan es batu buat kompres.”&n

  • Jessica, Luka yang Terpendam   Terbongkar

    Sore harinya waktu suaminya pulang, Jessica bersikap biasa seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dia melayani pria itu makan dan minum. Sama sekali tak ditanyakannya hasil pertemuan Tommy dengan pebisnis asal Cina di Jakarta. Justru suaminya itu yang bercerita sendiri tentang pembicaraannya dengan orang asing tersebut.“Sepertinya aku nggak jadi berbisnis dengan orang itu, Sica. Bahasa Inggrisnya parah sekali dan nggak pakai penerjemah. Aku yang cuma bisa sedikit-sedikit bahasa Mandarin kesulitan berkomunikasi dengannya. Daripada di belakang nanti ada apa-apa, lebih baik kuurungkan niatku menjalin kerja sama.”Jessica menatap suaminya tajam. Hebat sekali kamu berbohong, Suamiku Tercinta, sindirnya dalam hati. Dan begonya aku sudah berhasil kau tipu selama ini. Benar-benar tolol kau, Jessica Irawan!&nb

  • Jessica, Luka yang Terpendam   Ketemuan dan Ketahuan

    Karena tidak mau bertengkar dengan sang suami, dia akhirnya mengalah. Nah, sekarang tiba-tiba Tommy bilang mau pergi ke Jakarta besok untuk urusan bisnis. Sang istri kuatir pendamping hidupnya itu akan terserang sakit kepala lagi di perjalanan. “Aku temani kamu, ya,” pintanya dengan sorot mata memohon. “Nanti kalau sakit kepalamu kumat lagi bagaimana?” “Aku akan mengajak sopir kita. Dia akan menjagaku. Tapi sebenarnya yang kubutuhkan adalah doamu agar pembicaraan bisnis ini berhasil, Sayang.” “Kamu kan tahu aku selalu mendoakanmu dalam segala hal. Termasuk sakit kepalamu itu. Kubawakan minyak atsiri, ya. Jangan lupa dihirup sesering mungkin. Oleskan juga di dahi dan pelipis untuk mencegah sakit kepala. Kalaupun sakitnya masih muncul, seti

  • Jessica, Luka yang Terpendam   Rahasia

    Dua minggu kemudian Tommy pergi menemui pengacaranya. Pria tua yang sudah puluhan tahun menjadi kuasa hukum keluarganya itu menatapnya serius. “Apakah sudah kau pikirkan masak-masak keputusanmu ini, Tom? Perusahaan itu adalah peninggalan keluargamu. Warisan buat anakmu kelak,” nasihatnya gundah. Bagaimanapun juga dia sudah lama sekali menangani aset keluarga Saputra. Ada ikatan antara dirinya dengan keluarga itu yang tak bisa dinilai dengan uang.Tommy tersenyum yakin. “Kesehatan saya tak memungkinkan untuk terus menjalankan perusahaan itu, Pak. Saya juga tidak mau memaksakan istri saya untuk meneruskan bisnis yang tak diminatinya. Dia pernah membantu saya di perusahaan sebelum Nathanael lahir. Selama berbulan-bulan itu saya bisa menilai bahwa minatnya bukan di bisnis pengalengan ikan.”“Kamu k

  • Jessica, Luka yang Terpendam   Bahagia

    Gadis itu melahirkan seorang bayi laki-laki yang sehat dan rupawan. Mata Jessica berbinar-binar melihatnya. Tommy tersenyum bahagia. Benar kata Moses, batinnya menyadari. Sica sangat mendambakan seorang anak. Berbulan-bulan dia mencari-cari nama yang pas buat calon anak mereka. Kebetulan Melani sudah mengirimkan kabar bahwa janin yang dikandungnya berjenis kelamin laki-laki.“Akhirnya kau beri nama siapa, Sayang?” tanya Tommy sembari merangkul mesra sang istri. Dengan wajah berseri-seri Jessica menjawab, “Nathanael. Artinya hadiah dari Tuhan.”Sang suami mengangguk setuju. Bayi ini memang hadiah dari Tuhan untuk mengisi kekosongan dalam hati istrinya sekaligus menyempurnakan kebahagiaan perkawinan mereka.***Tujuh tahun telah berlalu. Nathanael tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas, baik hati, dan sangat menyayangi kedua orang tuanya. Jessica sudah tidak bekerja di perusaha

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status