Share

Bab 575

Penulis: Jus Pir
Sekitar satu jam kemudian, Zola mencoba menelepon Boris lagi. Namun, dia baru menyadari kalau ponselnya tidak ada sinyal.

Zola mengerutkan kening dan berjalan ke depan jendela, tapi masih tidak ada sinya. Zola merasa aneh. Dia langsung menggunakan telepon Sedam Residence, tapi dia mendengar bunyi bip dari telepon.

Zola semakin bingung. Dia memanggil pelayan dan bertanya, “Kenapa nggak ada sinyal? Boris matikan jaringan di rumah?”

“Saya juga nggak tahu, Bu,” jawab si bibi.

Zola merasa tidak berdaya. Dia segera berjalan ke pintu, hendak keluar untuk mencoba apakah ponselnya tetap tidak ada sinyal.

Namun, Zola baru saja membuka pintu, kakinya bahkan belum melangkah keluar. Tiba-tiba. Ada dua pengawal yang langsung datang menghentikannya.

“Maaf, Bu Zola nggak boleh keluar.” Si pengawal menundukkan kepala dan berkata dengan sangat sopan.

Namun, Zola tidak senang. Dia langsung bertanya, “Apa maksudmu aku nggak boleh keluar?”

“Bu Zola, jangan persulitkan kami. Kami juga hanya ikuti perintah P
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 576

    Zola mengernyitkan kening. Wajahnya tampak pucat pasi. Ditambah lagi, sepanjang hari ini dia memang tidak makan banyak. Jadi si bibi langsung menganggukkan kepala dan bergegas turun ke lantai bawah.Zola menutup pintu dan berbaring di tempat tidur. Dia menatap langit-langit kamar tanpa bergerak, menunggu Guntur datang dengan tenang.Sekitar setengah jam kemudian, suara mesin mobil terdengar di luar jendela. Zola langsung bangun dari tempat tidur dan berjalan keluar bahkan tanpa memakai sandal. Zola turun ke lantai bawah. Baru sampai di belokan tangga, dia melihat dokter yang masuk dari luar.Si bibi hendak membawa dokter ke atas. Begitu mendongak, dia melihat Zola berdiri di sana. Si bibi langsung bertanya, “Dokter sudah datang, Bu. Mau periksa di bawah atau di kamar saja, Bu?”Zola melirik dokter yang berdiri di sebelah si bibi. Zola tidak pernah melihat dokter itu sebelumnya.“Boris yang suruh dia datang?” tanya Zola.“Bu Zola, Pak Jesse yang suruh saya ke sini. Bu Zola sakit perut?”

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 577

    Namun setelah membuka pintu, Boris perlahan-lahan menjadi tenang kembali. Hasil pemeriksaan kehamilan Zola selama ini selalu sangat bagus. Biasanya juga tidak apa-apa. Jadi seharusnya Zola baik-baik saja.Namun, Boris tetap tidak bisa menganggap enteng. Jadi dia memilih menghubungi Guntur dan menyuruh Guntur untuk atur salah satu dokter pergi ke sana. Kemudian, Boris bertanya kepada Guntur, “Di usia kehamilannya sekarang, seharusnya nggak apa-apa, kan?”“Pada dasarnya nggak akan kenapa-napa. Dilihat dari data pemeriksaan, kamu bisa tenang. Tapi aku akan atur salah satu muridku pergi ke sana untuk periksa. Kamu juga bisa yakin.”“Oke.”Ekspresi Boris masih tegang. Setelah menutup telepon, dia berdiri di depan jendela dengan tangan terlipat di depan dada. Wajah tampannya tampak begitu tegang.Boris tetap seperti itu sampai Guntur meneleponnya. Setelah mendapat jawaban Guntur, Boris baru merasa lega. Pada saat yang sama, amarah meluap di dalam lubuk hatinya. Perlahan-lahan, emosi mengambi

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 578

    “Ini aku.”“Hmm. Ada apa?”Percakapan keduanya sangat dingin. Si pria berkata dengan suara berat, “Kamu lagi cari Zola, ya?”“Kamu tahu dia pergi ke mana?” tanya Jeni dengan nada mendesak.“Nggak tahu, tapi dia baik-baik saja. Sementara kamu jangan ikut campur dalam masalah ini dulu. Zola istrinya Boris, sekarang di sedang hamil. Hal yang kamu khawatirkan nggak akan terjadi,” kata si pria.Telepon itu dari Tedy. Meskipun Tedy seolah-olah tidak mengatakan apa pun, itu sudah termasuk jawaban bagi Jeni. Yang penting Zola baik-baik saja.Jeni pun memiliki gambaran kasar di benaknya. Dia mengerti mengapa Zola tiba-tiba tidak dapat dihubungi. Antara Zola sudah mengaku kepada Boris tentang Mahendra, atau Boris sendiri yang sudah mengetahuinya.Apa pun itu, ini adalah masalah antara Zola dan Boris. Jadi Jeni hanya bisa menunggu kabar dari Zola. Setelah Jeni mendengar jawaban Tedy, dia terdiam sebentar, lalu bergumam pelan. Kemudian, tidak ada yang bicara.Keduanya menunggu satu sama lain untuk

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 579

    Mahendra memasang raut wajah dingin. Kedua matanya spontan menyipit. “Apa hubungannya denganmu?” tukasnya dengan ketus.“Kamu ....”Mahendra hanya melirik Jeni sekilas. Dia langsung pergi tanpa menunggu Jeni selesai bicara. Pria itu keluar dari apartemen dengan wajah dingin. Dia berdiri di pinggir jalan dan menghentikan taksi. Karena Boris ke luar kota bersama Boris, itu berarti Zola belum memberitahu Boris.Mahendra naik taksi, lalu memberitahu tujuannya kepada sopir taksi. Kemudian, dia bersandar di kursi dan memejamkan matanya untuk beristirahat sejenak. Mahendra tidak menyadari pada detik berikutnya setelah taksi yang membawanya berjalan, sebuah mobil hitam mengikutinya di belakang.Sepanjang perjalanan, Mahendra diam saja. Namun, dia tidak tertidur. Karena dia tidak bisa menghubungi Zola, sekalipun saat ini dia bisa menebak kalau Zola belum beritahu Boris, Mahendra juga tidak begitu yakin.Semakin memikirkannya, Mahendra merasa semakin tertekan. Dia membuka mata dan duduk tegak, l

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 580

    Boris menggelengkan kepala dan berkata, “Kalau dari usia, aku seharusnya panggil Pak Wanto dengan sebutan om. Pak Wanto sudah kerja sejak kakekku yang urus Morrison Group. Aku tahu jelas kontribusi dan kerja keras yang sudah Pak Wanto berikan kepada perusahaan. Jadi, aku percaya seratus persen pada Pak Wanto. Kalau nggak, aku juga nggak akan biarkan Pak Wanto menjadi penanggung jawab proyek ini.”Nada bicara Boris yang sopan membuat Wanto sedikit takut. Karena dia merasa seolah dibalik sikap sopan Boris, ada serangan yang sedang menunggunya.“Pak Boris, jangan bicara seperti ini. Kalau ada apa-apa, katakan langsung saja pada saya,” kata Wanto.Boris menyipitkan matanya. Dia pun langsung bertanya tanpa berbasa-basi lagi, “Kamu yakin nggak ada yang keluar selama beberapa hari ini? Juga nggak ada yang keluar melalui pintu ini?”Wanto spontan mengerutkan kening dan terdiam. Boris tersenyum tipis, “Karena ada orang yang keluar, panggil dia ke sini.”Wajah Wanto tampak serius. Dia pun segera

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 581

    Namun, Boris hanya berkata, “Cukup awasi dia.”Setelah tujuan Boris datang menemui Alex telah tercapai, dia tidak tinggal di sana lebih lama lagi. Dia meminta Jesse untuk membawanya kembali ke hotel.Di mata orang luar, Boris seharusnya masih berada di Kota Sabota. Jadi dia harus kembali ke hotel. Setibanya di hotel, sudah waktunya jam makan siang. Boris menyuruh Jesse untuk mengambil rekaman CCTV di Sedam Residence.Setelah itu, Jesse pergi memesan makan siang. Boris duduk sendiri di sofa dan melihat layar laptop yang sedang menampilkan rekaman CCTV. Zola duduk di depan meja makan. Ada tiga lauk dan satu sup di atas meja. Zola duduk bertopang dagu, tangannya yang lain memegang sendok. Dia tampak tidak nafsu makan. Satu suapan saja dikunyah begitu lama.Tempat duduk Zola kebetulan menghadap jendela ruang makan. Jadi Zola bisa melihat bunga di taman serta sinar matahari yang cerah. Kamera CCTV di Sedam Residence juga bisa merekam suara. Namun, Boris tidak mendengar suara sama sekali. Su

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 582

    Kata-kata Zola membuat raut wajah si bibi langsung berubah. Bagaimana dia bisa membiarkan Zola membongkarnya sendiri?Namun, Zola jelas bukan hanya bicara saja. Dia mulai mencari bangku tinggi. Si bibi berusaha menghentikannya. Namun, Zola hanya berkata, “Bi, aku nggak mau persulit kamu. Kalau kamu juga nggak tahu harus gimana, kamu telepon saja tanya dia. Dia suruh orang datang untuk bongkar atau aku bongkar sendiri?”Zola berjalan mengelilingi ruang tamu, lalu berkata dengan acuh tak acuh, “Di seluruh vila ini, nggak hanya ada satu kamera ini, kan? Mau pantau setiap gerakanku dengan cara ini? Atau takut aku lakukan sesuatu yang bahayakan anak? Huh, kamu sudah ancam aku dengan Nenek. Memangnya aku masih bisa lawan perintahmu?”Zola tidak peduli Boris mendengarnya atau tidak, tapi emosi yang tertahan di dalam hatinya ingin dilepaskan tanpa terkendali. Usai berkata, Zola menarik napas dalam-dalam. Dia menatap ke arah kamera, seolah sedang melihat ke arah Boris.Si bibi tak berdaya. Dia

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 583

    Sesaat kemudian, Alex mengangkat telepon. “Kenapa kamu telepon aku? Bukannya kamu bilang jangan telepon dulu sementara waktu?”Suara Alex terdengar cemas. Karena sikap Boris kemarin membuatnya sangat ketakutan. Mahendra tidak menangkap emosi dalam kata-kata Alex. Dia juga tidak tahu bagaimana perasaan Alex saat ini.Mahendra hanya berkata, “Kamu baik-baik saja, kan? Kamu masih di lokasi? Bisa keluar sebentar, nggak? Aku bawa makanan untuk kamu.”“Kamu lagi di luar?”“Iya.”“Kenapa kamu datang ke sini lagi? Kamu tahu nggak aku hampir saja ketahuan saat pergi bersamamu dua hari yang lalu? Sekarang kondisinya nggak kondusif. Jangan datang cari aku lagi. Mampus aku kalau sampai ketahuan kita dalang di balik insiden gedung runtuh.”Walau Mahendra adalah orang yang memberinya uang, Alex sangat takut akan ketahuan. Dia juga takut akan kehilangan pekerjaan, bahkan harus menanggung tanggung jawab hukum serta beberapa konsekuensi lainnya. Jadi, nada bicaranya terhadap Mahendra cukup ketus.Akan

Bab terbaru

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 661

    Namun, karya desain bagus saja tidak cukup. Harus memiliki nuansa desain dan gaya yang unik juga agar dapat meninggalkan kesan yang mendalam sekali dilihat orang. Zola membantu revisi dan memberi mereka arah inspirasi baru. Draf desain saat ini sepenuhnya dipoles berulang kali, buat lagi, dipoles lagi.Zola sibuk sampai jam pulang kerja. Dia memeriksa ponselnya, berencana makan di luar bersama Jeni sebelum pulang. Sejak pindah kembali ke apartemen, si bibi belum pernah datang untuk menyiapkan makanan. Zola tidak ingin bertanya dulu. Sedangkan dia sendiri malas mau masak. Jadi dia memilih makan di luar.Namun, baru saja Zola dan Jeni masuk ke mobil dan hendak berangkat ke restoran, ponsel Zola tiba-tiba berdering. Telepon dari Boris.Zola memegang erat ponselnya dan tertegun sejenak, tidak langsung mengangkat telepon, lalu Jeni berkata, “Angkat saja.”Jeni langsung menepikan mobilnya dan menunggu Zola mengangkat telepon. Zola menekan tombol jawab, lalu suara Boris datang dari ujung tele

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 660

    “Memang medan perang, kan? Bahkan medan perang di dalam sana jauh lebih sulit untuk dihadapi daripada yang di luar,” goda Jeni.Zola tersenyum, lalu dia keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Akhir-akhir ini Jerico sedang memulihkan diri di rumah. Setelah mengetuk pintu, Zola membuka pintu dan masuk. Begitu melihat Zola, Jerico langsung bertanya, “Kenapa kamu datang ke sini?”Sikap dingin Jerico membuat Zola diam sejenak, tapi dia sudah terbiasa. Jadi, Zola merasa tidak apa-apa. Dia menatap ayahnya dan berkata, “Ada yang ingin aku tanyakan pada Papa.”Jerico melihatnya sekilas. “Mau tanya apa?”Zola mengerutkan bibirnya. Pada akhirnya, dia segera bertanya, “Aku ingin tanya soal Budi. Budi sudah jadi sekretaris Papa bertahun-tahun. Kenapa dia tiba-tiba berkhianat? Selama ini Papa selalu baik padanya. Apakah dia ada kesulitan atau rahasia yang nggak bisa dikatakan?”Begitu Zola selesai bicara, raut wajah Jerico langsung berubah. Dia memelototi Zola dengan tidak senang.“Zol

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 659

    Usai berkata, Boris berjalan keluar sambil berkata, “Aku panggil dokter dulu untuk periksa kamu. Nanti sudah boleh keluar dari rumah sakit.”Mata Zola mengikuti sosok Boris. Kata-kata Boris terulang-ulang terus di dalam otaknya. Dibandingkan Sandra yang cerdas, Zola lebih cocok menjadi istri Boris? Maksud Boris, Zola kurang cerdas?Zola yang sedang hamil sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang melalui proses otak tidak bisa berpikir dengan cepat selama kehamilan. Setelah berpikir lama, dia masih tidak mengerti maksud Boris. Apakah Boris sedang memujinya? Namun, sepertinya itu tidak sepenuhnya memuji.Setelah melalui pemeriksaan, dokter memastikan Zola tidak apa-apa. Semuanya stabil. Dia pun dipulangkan. Boris yang mengantarnya kembali ke apartemen. Sepanjang perjalanan pulang, Zola dan Boris tidak bicara. Karena Boris menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengangkat telepon.Boris tampak sangat sibuk, tapi Boris tetap menemani Zola. Zola memperhatikan wajah Boris dari sam

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 658

    Zola juga tercengang. Sandra ingin memberi Boris saham? Dia semakin fokus memperhatikan Boris, tidak ingin melewatkan ekspresi apa pun di wajah pria itu. Apakah Boris akan terharu?“Kamu jangan salah paham. Aku nggak ingin lakukan apa pun. Ini bentuk ketulusanku. Kamu tahu, kelak aku akan ambil alih Gordi Group. Tapi aku tahu seberapa besar persaingan dalam dunia bisnis. Aku butuh penopang. Aku tahu kamu nggak ada perasaan apa pun padaku, juga nggak mungkin menikah denganku. Tapi aku butuh kerja sama jangka panjang dengan Morrison Group.”“Ini bukan masalah kecil. Aku belum bisa kasih jawaban.”“Kalau begitu, kamu pertimbangkan dulu.”Boris menutup telepon. Wajahnya tampak dingin. Zola tidak mendengar semua percakapan antara Boris dan Sandra, tapi Zola mendengar jelas setiap kata yang Boris ucapkan. Setelah panggilan telepon berakhir, Boris meletakkan ponselnya. Dia spontan melihat ke arah Zola. Tidak disangka, Zola sedang memperhatikannya. Saat mata keduanya bertemu, Zola sama sekali

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 657

    Zola menyadari kalau dirinya semakin tidak memahami Mahendra, bahkan boleh dibilang dia merasa seperti tidak pernah memahami pria itu sebelumnya. Apa tujuan Mahendra melakukan hal ini?Zola tidak bisa menemukan jawaban yang masuk akal. Jadi dia tidak menanggapi pertanyaan Boris. Suasana pun menjadi sunyi senyap. Sesaat kemudian, ponsel Boris berdering. Sandra yang meneleponnya.“Kamu nggak di kantor?”“Ada urusan?”“Iya, ada sedikit urusan. Soal proyek kerja sama. Aku baru saja dapat kabar, ada perusahaan real estate asing yang berencana datang ke Kota Binru untuk berinvestasi. Kalau kita bisa dapatkan kerja sama ini, itu akan sangat membantu untuk go public nanti. Jadi kamu mau pertimbangkan, nggak?”Meskipun Morrison Group merupakan sebuah perusahaan besar, sampai saat ini Morrison Group belum mendaftarkan diri ke bursa efek. Baik Boris maupun keluarganya tidak peduli dengan hal itu. Jika Morrison Group mau go public, pasti sudah go public sejak kepemimpinan Hartono. Namun nyatanya t

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 656

    Setiap kali memikirkan hal itu, Boris pasti berpikir kalau Zola ingin berpisah dengannya demi Mahendra. Akan tetapi, pesan Guntur terngiang kembali di benaknya. Sekarang Zola tidak boleh emosi, harus tetap dalam suasana hati yang baik. Sehingga kata-kata yang sudah sampai di ujung bibirnya akhirnya ditelan kembali.Zola menatap Boris, mengira pria itu ingin mengatakan sesuatu lagi. Jadi dia menatap Boris dalam diam. Kata-kata Boris barusan membuat Zola merasa hatinya seperti dicengkeram dengan erat hingga membuatnya sulit bernapas.Namun, beberapa saat berlalu. Boris tak kunjung bicara. Zola menatapnya dengan bingung dan berkata, “Mau ngomong apa ngomong saja.”Sikap Boris melembut, tidak sekeras tadi. Dia menatap Zola sambil berpikir keras. Kemudian, dia menanyakan keraguan yang selalu Boris sembunyikan di dalam hatinya.“Aku hanya mau tanya satu hal. Katakan padaku, apakah kamu pernah pacaran dengan Mahendra?”Zola mengerutkan kening, tampak semakin bingung. “Boris, sebenarnya apa ya

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 655

    “Oke, aku mengerti.” Boris menjawab dengan serius, seperti seorang murid yang penurut.Guntur jarang melihat reaksi seperti itu dari Boris. Dia spontan tertawa dan berkata, “Baguslah kalau kamu bisa bekerja sama seperti ini. Kakek dan orang tuamu belum tahu. Perlu beritahu mereka?”Boris menatap Guntur dan bertanya balik, “Menurutmu?”Guntur terus tertawa. “Oke, oke, aku mengerti. Kalau begitu aku kerja dulu. Kamu temani Zola. Kalau dia bangun, dia boleh sarapan.”Boris menganggukkan kepala. Guntur pun pergi. Beberapa menit kemudian, Zola membuka matanya dan mendapati dirinya sedang berada di rumah sakit. Dia spontan mengangkat tangannya dan memegang perutnya. Setelah merasakan perutnya yang buncit, dia baru merasa lega.Zola ingat Jeni mengantarnya ke rumah sakit dan dia diperiksa oleh dokter. Namun saat itu, dia benar-benar sudah terlalu lelah. Dokter juga memberinya obat yang boleh diminum ibu hamil. Jadi dia tidur sampai sekarang baru bangun.Zola bangun dan duduk. Begitu duduk, di

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 654

    Boris punya kebiasaan marah ketika dibangunkan dari tidurnya, apalagi kalau dibangunkan secara tiba-tiba. Akan tetapi, sebelum dia bisa melampiaskan kekesalannya, suara yang masuk telinganya langsung membuat matanya terbelalak lebar.“Zola lagi di UGD rumah sakit?” tanya Boris dengan suara serak.“Kamu nggak tahu?”“Kenapa dia ke rumah sakit jam segini?”Boris mengangkat selimutnya dan turun dari tempat tidur. Sambil mengganti pakaian, dia bertanya kepada Guntur dengan wajah serius. Guntur bilang kalau muridnya yang melihat Zola. Zola baring di ranjang pemeriksaan, sepertinya baru selesai diperiksa. Dia masih belum tahu bagaimana situasi jelasnya.Boris tidak banyak bicara. Setelah menjawab singkat, dia langsung menutup telepon. Wajah tampannya tampak tegang. Rahangnya mengeras sampai seolah-olah bisa hancur kapan saja. Dia bahkan tidak sempat memakai sepatu lagi. Dia langsung mengambil kunci dan keluar.Boris mengebut sepanjang jalan. Dia mencoba menghubungi ponsel Zola, tapi Zola tid

  • Jeratan Mantan Suami   Bab 653

    Manusia sangat mudah membiasakan diri. Begitu sudah terbiasa, manusia bisa saja melupakan semua hal negatif yang pernah dialaminya sebelumnya.“Apakah aku sudah kehilangan diriku sendiri?” tanya Zola kepada Jeni.Jeni memikirkannya dengan serius. “Sayang, kalau kamu sudah mempertanyakan apakah kamu sudah kehilangan dirimu sendiri, menurutku kamu benar-benar perlu merenungkan diri dulu.”Karena kata-kata Jeni barusan, Zola pun jadi berpikir keras. Benar, dia bahkan sudah mempertanyakan dirinya sendiri. Apa yang akan dipikirkan orang lain?Zola bangun dan duduk di sofa, lalu berkata dengan yakin, “Aku percaya aku masih diriku yang dulu. Aku nggak akan kehilangan diri sendiri demi siapa pun.”“Ini baru betul.”Keduanya saling menatap dan tersenyum. Di malam hari, Zola rela mengeluarkan uang mentraktir Jeni makan mie, sebagai penghargaan kepada Jeni karena telah memberinya pencerahan dan semangat. Saat itu, Jeni merasa sangat kesal. Ingin rasanya memarahi Zola.Zola justru berkata, “Maklum

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status