Hanya keluarga dan teman terdekat Wano saja yang tahu dia alergi makanan laut.Bagaimana Shelvi bisa tahu itu?Wano melihat Shelvi dengan tatapan aneh di matanya, "Kenapa tante bisa tahu aku alergi makanan laut?"Shelvi terkejut dengan pertanyaan Wano.Bagaimana dirinya bisa tahu Wano alergi makanan laut?Apakah itu ingatan di bawah alam sadar Shelvi?Kalau begitu, ada hubungan apa di antara Shelvi dengan Wano di masa lalu?Kenapa Shelvi ingat Wano alergi makanan laut meskipun dirinya kehilangan ingatan?Shelvi yang sedikit resah segera membuat alasan, "Terakhir kali kita makan bersama, aku ingat sepertinya Yudha menyebutkan soal itu."Wano menganggukkan kepalanya dengan ragu ketika mendengar ucapan Shelvi, "Tante selalu merawat Yuna dengan baik, nanti kami akan datang mengunjungi rumahmu ketika tante sudah keluar dari rumah sakit, kami harap bisa mencoba masakanmu."Shelvi membelalakkan matanya tidak percaya, "Benarkah? Kamu akan datang bersama Yuna?""Tunggu tante keluar dari rumah s
"Sepertinya kami sempat berinteraksi, tapi aku nggak tahu hubungan kami sampai seperti apa, dan kenapa aku bisa nggak ingat sama sekali tentangnya."Yuna, "Itu nggak aneh, Tante Shelvi pernah mengalami kebakaran dan wajahnya juga terbakar, dia selalu memakai cadar sewaktu di desa, dan nggak ada satu pun yang pernah melihat wajahnya termasuk aku.""Tante Shelvi nggak ingat apa pun bahkan namanya. Tapi karena anggur merah yang dibuatnya sangat enak, orang-orang desa jadi memanggilnya wanita anggur dan Hans juga di panggil anggur kecil."Mendengar nama itu membuat hati Wano sedikit tercekat.Dulu Hans di panggil anggur kecil.Berarti nama seorang kakak yang sering Yuna panggil dalam mimpinya adalah Hans.Sedalam apa hubungan antara Yuna dan Hans, sampai wanita itu sering memanggilnya dalam mimpi?Wano menggertakkan giginya kencang ketika memikirkan hal itu.Wano berharap dirinya bisa menyelami pikiran Yuna dan menghapus semua kenangan tentang Hans, lalu menyisakan dirinya sendiri di dalam
Ketika Wano sudah sampai di mansion lama, beberapa truk pemadam kebakaran sudah berada di tempat.Wano mengepalkan tangannya ketika melihat kobaran api.Wano berjalan menghampiri Yogi dan bertanya, "Bagaimana kondisi di dalam? Kenapa bisa kebakaran?"Yogi mengerutkan alisnya dan berkata, "Entah bagaimana Vina mendapatkan bensin itu, dia lalu mengusir para pelayan dan membakar dirinya sendiri di dalam kamar. Kita nggak tahu kondisinya saat ini, tapi petugas pemadam kebakaran sudah pergi untuk menyelamatkannya."Mendengar hal itu membuat mata Wano menggelap, "Bagaimana ayah bisa tahu dia mau membakar dirinya sendiri""Vina membuat panggilan video padaku sebelum menyalakan api, dia juga mengatakan beberapa hal aneh kemudian mematik api itu di depan mataku.""Wano, media nggak boleh sampai tahu masalah ini, kalau nggak, mereka akan mencapmu durhaka. Orang-orang akan berpikir kamu mengurung ibumu demi istrimu, bahkan ketika Vina masih belum dinyatakan bersalah. Dan ini bisa membuat saham Ke
"Permainan baru saja dimulai Wano, pertunjukkan sesungguhnya belum datang."Asisten pria itu mengangguk dan berkata, "Kali ini kita benar-benar menyerang Keluarga Lasegaf pak, Wano akan terungkap di internet lalu rencana kita bisa berlanjut."Senyum jahat muncul di wajah pria itu, lalu dia berkata, "Semakin Wano menginginkan sesuatu, maka aku akan menghancurkannya, aku penasaran seberapa mampu dia melawanku."Pria itu mengangkat gelas anggur merahnya lalu menyesapnya dengan santai, tatapan matanya terlihat sendu.Tangan besarnya menggenggam pahanya yang mati rasa.Bayangan kejadian beberapa tahun yang lalu muncul kembali dalam benaknya.Tepat di saat itu sang asisten menerima panggilan telepon, lalu dia melaporkannya, "Pak, orang di lokasi bilang bahwa Wano menerobos ke dalam api untuk mencari Vina."Pria itu menyipitkan matanya.Api itu begitu besar dan Wano berani untuk menerobosnya.Apa Wano tidak takut mati?Pria itu mencibir dan berkata, "Karena dia begitu ingin mati, mari kita ba
Seluruh gedung meledak dengan luncuran api ke langit, bahkan orang-orang yang baru saja melompat ke bawah pun terkena dampaknya.Kepala pemadam kebakaran segera berlari dengan timnya untuk menyelamatkan Vina.Para petugas melihat kobaran api di reruntuhan Gedung Merah, terdengar suara kepanikan, "Di mana Pak Wano, apa dia belum turun?""Pak Wano membiarkan kami turun duluan demi menyelamatkan Nyonya Vina, dia masih di dalam."Kepala pemadam kebakaran itu seketika merasa cemas, "Apa kalian bercanda? Pak Wano adalah tuan muda Keluarga Lasegaf, kalau sampai terjadi sesuatu dengannya, maka seluruh departemen pemadam kebakaran akan berada dalam masalah!"Kepala pemadam segera mengatur petugas pemadam kebakaran untuk melanjutkan memadamkan api.Tapi kobaran api terlalu besar sehingga ada kemungkinan terjadi ledakan ketiga.Api itu bahkan mungkin menyebar sampai ke mansion lama Keluarga Lasegaf.Tiba-tiba seseorang datang dan memberikan laporan, "Ada yang merusak jaringan gas pak, tapi sudah
Tubuh Yudha gemetar lalu melihat Yuna dengan wajah pucat, ketika mendengar suara wanita itu.Setelah beberapa saat ragu, Yudha berkata, "Ayah nggak bisa tidur jadi keluar untuk mencari udara segar. Kenapa kamu bangun? Kembalilah ke kamar dan tidur, di luar dingin."Yudha mencoba mendorong Yuna kembali ke kamar.Namun Yuna menghindari dorongan Yudha.Yuna melihat Yudha yang mencoba mengalihkan pandangannya dan bertanya, "Di mana Wano? Apa terjadi sesuatu?"Yudha memaksakan senyuman, "Apa yang mungkin terjadi padanya? Hanya ada sedikit masalah di perusahaan jadi dia kembali untuk mengurusnya, sebentar lagi juga pulang. Jangan khawatir dan kembalilah tidur."Yuna merasa ada yang salah.Yudha terlihat jelas seperti sedang menyembunyikan sesuatu dengan terus memaksa Yuna kembali ke atas."Di mana ponselku ayah? Aku ingin menelepon Wano dan menanyakan apa yang sedang dia lakukan."Yudha langsung mengelak, "Sudah larut malam, nggak bagus untuk bayimu kalau kamu melihat ponsel. Wano akan baik-
Setengah jam berlalu dan api sudah berhasil dipadamkan, tapi masih belum ada kabar mengenai Wano.Kondisi Keluarga Lasegaf sangat kacau.Sambil menahan rasa sakitnya Marisa berjalan ke sisi Yuna dan memegang tangannya, "Jangan takut Yuna, kamu masih menantu kami apa pun yang terjadi pada Wano."Bagaimana mungkin Yuna tidak mengerti maksud dibalik perkataan Marisa.Yuna berpura-pura tenang dan berkata, "Wano nggak akan mati nek, dia berjanji padaku akan selalu bersama bayi kami, aku percaya dia masih hidup."Marisa akhirnya tidak bisa menahan tangisnya ketika melihat Yuna yang seperti ini, air matanya turun ke pipinya.Marisa menepuk tangan Yuna lalu berkata, "Ya, mari kita tunggu Wano sama-sama."Menit demi menit berlalu dan tenangnya langit malam perlahan memunculkan cahaya.Petugas pemadam kebakaran masih mencari di antara reruntuhan gedung merah.Berita di internet masih populer dan semua orang menunggu waktu ketika Wano ditemukan.Siaran langsung dipenuhi doa orang-orang untuk Wano
Wano yang tidak pernah memberikan respons apa-apa, tiba-tiba menggerakkan jarinya perlahan dan diikuti oleh pergerakan bola matanya beberapa kali.Dokter segera berkata, "Masih ada tanda kehidupan, segera bawa dia ke rumah sakit untuk penanganan."Seluruh Keluarga Lasegaf bernapas lega mendengar kabar itu.Yogi melihat Yuna dengan matanya yang basah, "Jangan khawatir Yuna, aku akan menemukan dokter terbaik untuk mengobati Wano."Yuna mencoba menenangkan dirinya dengan mengepalkan tangannya kuat-kuat."Aku akan pergi ke rumah sakit bersama Wano, paman harus menangani situasi di rumah, cari tahu siapa yang memberikan bensin pada Vina serta merusak jaringan pipa gas. Aku yakin menangkap orang itu akan membawa kita pada dalang dibalik semua ini."Yogi mengangguk-angguk puas ketika melihat Yuna masih bisa berpikir jernih dalam situasi seperti ini."Kamu benar-benar pantas jadi menantu Keluarga Lasegaf. Jangan khawatir, aku akan menangani semuanya. Aku akan minta seseorang menemanimu."Seten
Yuna segera mundur setelah Wano menyentuhnya.Dia menatapnya dengan ekspresi datar, lalu berkata, "Pak Wano, kita ini sudah bercerai, tolong jaga sikapmu. Saat ini aku sudah mempunyai pacar."Setelah mendengar perkataan Yuna, Wano merasa lega.Dia langsung tertawa dan berkata, "Beri aku waktu 20 menit."Selesai berbicara, dia berbalik badan dan pergi.Dari perkataan Yuna, Wano tahu bahwa wanita itu sedang memberi peringatan padanya agar tidak terlalu menampakkan kemesraan di tempat umum.Jika tidak, semuanya akan terungkap dan rencana mereka akan sia-sia.Tidak disangka ternyata Yuna mengakui Jeri sebagai pacarnya. Itu artinya Yuna sudah memaafkannya.Setelah memahami maksud dari perkataan Yuna, Wano pun pergi dan berjalan masuk ke mobilnya, kemudian menekan pedal gasnya dengan bersemangat.Dia pun kembali ke kompleks apartemen elit miliknya yang berlokasi di tengah kota.Apartemen di daerah itu dibangun dengan tinggi, luas masing-masing apartemen yang disewakan bisa mencapai 400 meter
Ternyata itu karena Yuaris sudah mengetahuinya sejak awal.Anak itu bahkan terus merahasiakannya.Dia hanya seorang anak kecil yang baru berusia dua tahun.Tapi dia harus menanggung beban seberat ini.Memikirkan hal itu, hati Yuna terasa semakin sakit.Dia memeluk kepala Yuaris dan menciumi wajahnya berkali-kali.Suaranya tersendat karena menangis. Dia berkata, "Sayang, Ibu yang seharusnya meminta maaf padamu. Ibu sudah lalai dan membiarkan ayahmu menipu Ibu selama dua tahun. Selama itu Ibu nggak memenuhi tanggung jawab sebagai seorang ibu. Ibu benar-benar sangat sedih."Yuaris juga menangis saat melihat Yuna menangis.Tangan kecil Yuaris menepuk kepala Yuna dengan pelan dan berkata, "Ibu, jangan menangis. Aku juga jadi ingin menangis kalau melihat Ibu sedih."Saat melihat anak dan ibu itu berpelukan dengan sedih, Maggie akhirnya tidak bisa menahan perasaannya lagi.Dia berjalan mendekati Yuna dan menepuk-nepuk punggungnya, lalu berkata, "Yuna, luka Yuaris belum pulih. Setelah efek biu
Air mata yang asin dan bercampur rasa darah memenuhi mulut Yuna.Dia tidak bisa melupakan rasa sakit di hatinya saat dirinya kehilangan bayinya dua tahun lalu. Dia tidak akan pernah bisa melupakan rasa kecewa saat melihat mayat bayinya.Hampir setiap malam dia memimpikan hal yang sama selama dua tahun.Dia bermimpi anak yang sudah meninggal itu memanggilnya dengan sebutan ibu.Keesokan pagi setiap terbangun dari tidur, bantalnya selalu basah.Rasa rindu yang terus terulang setiap hari dan rasa sakitnya yang semakin bertambah itu menyebabkan depresinya kambuh.Ternyata semuanya palsu.Selama ini ternyata bayi yang dikira sudah tiada itu selalu berada di sampingnya.Yuna tidak hanya tidak memberinya ASI secara eksklusif, tapi juga merasa gagal memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.Dia dengan bodohnya juga mengira bahwa Yuaris menyukainya hanya karena keakraban mereka.Ternyata itu adalah ikatan batin antara ibu dan anak.Betapa bodohnya Yuna yang selama ini tidak menyadari ikat
Terlebih lagi, pada saat itu, dia juga melihat bahwa jenazah bayinya memang sekecil itu.Yuna terus merasa ada yang tidak beres selama dua tahun terakhir.Mengapa saat pemeriksaan kehamilan dokter mengatakan bahwa ukuran tubuh bayi Yuna normal?Mengapa bayinya ternyata berukuran kecil ketika lahir?Ternyata, bayi yang dia lihat saat itu bukanlah anaknya.Namun, dia adalah anak dengan penyakit jantung yang ada dalam perut Maggie.Selain itu, Wano sengaja membuat bayinya diasuh oleh Maggie.Untuk menghindari perhatian orang-orang jahat.Jadi, Yuaris adalah bayinya.Itu sebabnya golongan darahnya sama dengan Yuaris, yaitu Rh-negatif.Yuna tak bisa menahan air matanya lagi saat menyadari semua ini.Melihat ekspresi panik dan kebingungan Maggie, membuat air mata Yuna tak bisa berhenti mengalir.Dia menahan semua rasa sakit dan kepiluan dalam hatinya.Dia melihat Maggie dan Xena seraya berkata, "Kak Maggie, Kak Xena, terima kasih."Dengan kalimat sederhana itu, mereka semua langsung memahami
Mendengar ucapannya, raut wajah Maggie seketika berubah. Dia pun buru-buru menarik lengan Yuna seraya berkata, "Kamu nggak boleh melakukannya."Saking cemasnya, perkataannya terdengar melengking.Yuna memandangnya dengan kebingungan, "Kenapa nggak boleh? Kita ini saudara dan Yuaris itu anakmu. Aku bisa saja mendonorkan darah dalam situasi medis yang darurat begini."Mendengar perkataan Yuna, sang dokter pun berkata, "Kalau memang begitu, ini bisa jadi tindakan darurat. Dengan begitu, anak itu nggak perlu menunggu terlalu lama dan ini bisa meringankan rasa sakitnya.""Itu juga nggak boleh. Pokoknya kalau aku bilang nggak bisa, berarti nggak bisa. Dia anakku, aku nggak mau ada kesalahan terjadi padanya. Bagaimana kalau tubuhnya menolak? Yuaris masih sangat kecil."Yuna merasa bingung dan tak mengerti dengan keanehan pemikiran Maggie.Maggie biasanya bukan orang yang seperti ini.Dia juga begitu menyayangi Yuaris.Bahkan, dokter pun menyatakan kalau hal itu diperbolehkan, lantas mengapa d
Yuaris mengangguk berkali-kali.Melihat bayangan mereka yang pergi, membuat mata besarnya terus bergerak.Bagaimana caranya agar sang tante tidak mengetahui kebenarannya?Dokter Sari bersiap untuk memeriksa Yacob.Tiba-tiba saja dia bertanya, "Pengacara Yuna, apa kamu yakin ini anaknya? Bukan yang di luar sana?"Yuna sedikit kebingungan, "Kenapa? Ada yang salah?""Anak ini nggak punya bekas luka sedikit pun, jadi dia nggak pernah menjalani operasi."Hati Yuna agak berdesir ketika mendengarkan kata-kata itu, "Mungkinkah kakakku takut anak itu punya bekas luka, jadi dia melakukan operasi penghilang bekas luka?"Sari memeriksa tubuh Yacob dengan alatnya dan berkata, "Aku bisa memastikan kalau anak ini nggak punya penyakit jantung dan belum pernah melakukan operasi apa pun. Mereka berdua kembar, jangan-jangan kamu salah orang.""Nggak mungkin, mereka berdua bukan kembar identik, jadi sudah berbeda sejak kecil. Mana mungkin aku nggak mengenali mereka.""Kalau begitu, ini aneh. Anak itu sebe
Pada saat ini, ponsel Zanny berdering.Dia melihat layar ponselnya dan menerima telepon dari Yuna."Yuna.""Zanny, apa kamu sudah mendapatkan buktinya?""Sudah, aku akan segera mengirimkannya padamu.""Oke, serahkan semua urusan ini padaku."Mereka berdua mengobrol sebentar sebelum Yuna mengakhiri percakapan mereka.Yuna menatap dua bocah di depannya dan berkata, "Tante mau pergi kerja, kalian bermain saja dulu dengan pelayan dan Kakek. Sebentar lagi Nenek cantik akan tiba. Main yang tenang dan jangan lari-lari, mengerti?"Yuaris dan Yacob mengangguk berkali-kali, lalu berkata, "Kami mengerti, Tante bisa berangkat kerja dengan tenang."Yuna mengatakan sesuatu pada pelayan sebelum akhirnya pergi dengan mengendarai mobilnya.Hari ini dia akan pergi ke pengadilan untuk mengurus perceraian kliennya yang merupakan seorang dokter anak.Suami klien itu berselingkuh dan diam-diam memindahkan harta bersama yang sudah mereka kumpulkan.Demi mendapatkan hak asuh anak, mereka bertengkar dengan sen
Setelah mendengar perkataan Yuna, mata Zanny memancarkan rasa sakit yang tidak terlukiskan.Selama dua tahun, dia mampu menyembunyikan penderitaannya dengan baik.Dia pikir tidak ada orang yang bisa mengetahui pikirannya.Siapa sangka ternyata Yuna bisa menebaknya dengan tepat.Dia meremas jari Yuna dengan pelan dan menggelengkan kepalanya.Hanya dengan satu gerakan, Yuna bisa mengetahui apa yang ingin dikatakan Zanny.Dia segera mengangguk dan berkata, "Jangan khawatir, aku tahu apa yang harus kulakukan."Pada saat ini, Yanuar tiba-tiba mendorong pintu dan masuk.Saat melihat Zanny yang sudah siuman, dia segera berjalan ke samping kasur.Dia menatap Zanny dengan emosi yang tidak bisa digambarkan.Dia dengan suara serak bertanya, "Zanny, bagaimana keadaanmu?"Mata Zanny yang semula berlinang air mata itu langsung terlihat dingin saat melihat Yanuar.Dia menundukkan pandangannya dan melengkungkan sedikit bibirnya.Zanny memang sedang tersenyum, tapi Yanuar merasa bahwa mantan kekasihnya
Saat bisa melihat kembali ekspresi marah Yuna, Wano tersenyum bahagia.Tangannya yang besar membelai telinga Yuna, dia dengan suara rendah berkata, "Ayo umpat aku sekali lagi!""Dasar bajingan tengik!"Yuna mengumpat Wano sekali lagi tanpa ragu.Dia tidak hanya ingin mengumpatnya, tapi juga ingin menggigitnya sekeras mungkin.Jika bukan karena Wano menggoda Yuna seperti siluman rubah, wanita itu tidak harus menunjukkan ekspresi memalukannya di depan Wano.Saat dirinya bisa kembali mendengarkan umpatan yang sudah tidak asing baginya, Wano tertawa dan memeluk wanita itu dengan erat.Wano berbaring di pundak Yuna, ada emosi tak tertahankan yang terdengar dari suaranya.Ada perasaan bersemangat sekaligus kesedihan yang didominasi oleh rasa sakit hati."Akhirnya Yunaku kembali."Yuna yang suka memukul, mengumpat dan memarahinya akhirnya kembali seperti sedia kala.Tangan besar Wano membelai kepala Yuna dengan lembut, dia sekali lagi berkata dengan suara lembut. "Untuk seterusnya, kamu seper