Saat dia pergi menemui Qirana hari itu, dia memang tahu Yuna ingin mengatakan hal penting.Namun, dia sama sekali tak pernah membayangkan yang Yuna maksud adalah sebuah lamaran.Wano memandang dekorasi lamaran dan gambar cincin yang dikirimkan oleh gadis itu. Dia merasa begitu pedih hingga tak bisa berkata-kata.Dalam ke dalaman matanya, tampak sesuatu yang membara berkumpul menjadi satu.Dia kembali berbicara kepada sang pelayan dengan suara parau, "Suruh Yanuar datang untuk mengganti perbanku."Dia ingin sembuh sepenuhnya agar bisa menemui Yuna.....Saat Xena keluar, yang dilihatnya hanyalah bayangan kesedihan Yuna yang penuh duka.Dia melangkah mendekati Yuna dari belakang dengan suara lembut, "Yuna, apa kamu pernah berpikir untuk memulai hubungan baru? Mungkin kamu bisa melupakan rasa sakit yang pernah kamu alami."Yuna berbalik dan melihat Xena yang penuh dengan kelembutan di matanya.Mata hangat Xena itu menatapnya dengan tajam.Di ke dalaman mata Xena, terpancar sebuah emosi ya
Yuna mengerutkan kening dan bertanya dengan serak, "Siapa pun pacarnya itu nggak ada hubungannya denganku. Kami sudah putus.""Aku mengirimimu videonya. Kamu lihat saja, tapi aku harus mengingatkanmu kalau cinta yang datang terlambat itu nggak ada harganya. Kamu nggak boleh tertipu olehnya."Yuna langsung mengklik video tersebut.Wano mengenakan jas formal berwarna hitam dan duduk di mejanya untuk wawancara, tema sebelumnya adalah tentang pembangunan perekonomian.Di penghujung acara, pembawa acara tiba-tiba bertanya, "Ada banyak warganet yang sangat prihatin dengan cedera di kepala Pak Wano. Bisakah Bapak menjelaskannya?"Wano menatap kamera dengan ekspresi tenang dan berkata dengan suara rendah dan lembut, "Aku membuat seseorang marah, jadi dia memukulku karena merasa putus asa."Pembawa acara segera bertanya dengan penuh semangat, "Bisakah Pak Wano mengungkap identitas sosok itu?"Mata Wano tampak berbinar-binar dengan sudut bibirnya yang sedikit terangkat."Aku belum bisa mengungka
Menandai @Yuna.'Aku yang salah.'3 kata sederhana yang sangat jelas namun mengandung banyak informasi.Tuan muda Keluarga Lasegaf meminta maaf pada seseorang di muka umum.Orang-orang bereaksi mengingat video interview Wano.Yuna adalah wanita yang Wano kejar.Seluruh orang di internet terkejut.Tidak lama ada seseorang yang mencari video kebersamaan Yuna dan Wano yang menghadiri berbagai undangan.Semua orang di internet menjodohkan Yuna dan Wano.Banyak video animasi dan film pendek buatan para penggemar beredar dengan cepat di internet.'Pak Wano berhentilah mengejar Bu Yuna yang sudah mengundurkan diri.''Mengapa Pak Wano menangis ketika Bu Yuna mengundurkan diri."Presdir yang sombong dan asisten kecilnya yang liar.'Sekretaris kabur dan Presdir mengejar, Bu Yuna nggak akan bisa pergi jauh.'Yuna yang sibuk seharian bahkan sampai malam.Yuna terkejut ketika membuka ponselnya dan menemukan pesan yang sangat banyak.Yuna membuka pesan itu kemudian menggertakkan giginya dengan kesal
Yuna terbangun dan mendapati dirinya tergeletak di sebuah pabrik tua.Kedua tangan dan kaki Yuna terikat dengan mulutnya tertutup lakban.Terlihat ada dua orang pria yang duduk tidak jauh darinya.Kedua pria itu mengenakan pakaian tertutup sehingga Yuna tidak bisa melihat wajah mereka.Yuna menyadari dirinya baru saja diculik.Yuna mencoba tetap tenang dan mencari cara untuk menghubungi polisi.Yuna melihat si penculik mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang.Seketika hati Yuna tercekat.Mulutnya mengeluarkan kata 'jangan'.Yuna sangat takut mereka akan menelepon ayahnya, dengan kondisi jantungnya yang baru saja pulih lalu menerima kabar Yuna diculik dari telepon di tengah malam akan membuat penyakit ayahnya kambuh.Yuna merangkak berjuang mendekati si penculik ketika dia mendengar suara Wano di ujung telepon."Ada apa Yuna?"Sebelum Yuna bisa bereaksi, suara ancaman si penculik terdengar, "Pak Wano, wanitamu ada di tanganku, siapkan uang sebesar 20 miliar kalau kamu ingin dia s
Meskipun Yuna tidak bisa melihat jelas sosok itu di kegelapan malam.Yuna sangat yakin sosok itu adalah Wano.Wano datang menyelamatkannya.Kedua mata Yuna berair dan tenggorokannya serak, sebuah pistol ditodongkan ke kepalanya ketika Yuna akan bicara.Yuna mendengar suara menakutkan pria itu."Satu langkah lagi dan percayalah aku akan meledakkan kepalanya"Ketika pria itu selesai bicara, terdengarlah suara tembakan mengenai lengannya.Tubuh pria itu bergetar kesakitan dan pistol di tangannya jatuh ke lantai.Wano menarik Yuna ke dalam pelukan lalu menendang pria itu bertubi-tubi.Pria itu memuntahkan darah karena tendangan Wano.Wano segera melepaskan jasnya dan menutupi kepala Yuna lalu berbisik menenangkan Yuna."Jangan takut, aku datang menyelamatkanmu."Wano tetap memegang Yuna selama dia bertarung melawan para penculik.Yuna tidak bisa melihat apa pun dan merasa dirinya seperti boneka yang dikendalikan oleh Wano.Dari waktu ke waktu Yuna bisa mendengar suara kesakitan para pencul
Yuna berkata dengan tenang tanpa terdengar ada yang aneh.Wano menatap Yuna serius, "Kamu pikir aku akan mengabaikanmu dan merawat Qirana? Apa aku sejahat itu Yuna?""Bukankah kamu selalu melakukannya?" Jawab Yuna tidak peduli."Tapi kali ini tentang hidup dan mati, meskipun aku seberengsek itu aku nggak mungkin meninggalkanmu sendirian."Yuna membuat simpul yang indah di tangan Wano, secuil kepahitan muncul di sudut bibirnya.Dengan santai Yuna berkata, "Begitukah? Sepertinya nggak."Kalimat itu membuat Wano tidak bisa berkata apa-apa.Wano meraih lengan Yuna dan suaranya semakin berat."Yuna apa pun yang terjadi di masa depan, percayalah aku nggak akan menelantarkanmu lagi."Yuna menyunggingkan senyum tipis.Namun matanya dipenuhi keraguan.Dulu Yuna sangat mempercayai Wano tapi sekarang dia harus waspada.Yuna tidak akan pernah lagi sama seperti 3 tahun yang lalu dengan mudah mempercayai kata-kata Wano.Wano segera mendekap tubuh Yuna ketika melihatnya akan beranjak pergi, luka di t
"Aku sudah bilang nggak akan mengganggu hubungan kalian, kenapa kamu nggak percaya dan selalu menyusahkan Kak Wano? Kemarin kamu melukai kepala Kak Wano dan hari ini kamu membuatnya mendapat jahitan di tangannya, jangan perlakukan dia seperti ini kalau memang mencintainya."Yuna terkesima dengan kemampuan Qirana membalikkan fakta.Awalnya Yuna memang memiliki kecurigaan dengan semua kebetulan yang terjadi.Tepat saat Qirana dilarikan ke rumah sakit, disaat itu juga Yuna membutuhkan pertolongan.Sekarang Yuna mengerti.Seseorang sengaja mengatur jebakan untuknya.Tujuannya agar Yuna melihat Wano tidak akan pernah memilihnya.Dan untuk membuat Yuna menyerah pada Wano.Mungkin kali ini Qirana tidak menyangka Wano malah memilih untuk menyelamatkan Yuna.Yuna tersenyum pada Qirana, "Waw! Kamu mengetahui rencana yang kusiapkan dengan hati-hati seperti kamu terlibat juga di dalamnya."Qirana tidak menyangka Yuna akan mengikuti alurnya.Bukankah biasanya Yuna selalu berusaha untuk membela diri
Zakri ikut membujuk begitu dia memahami maksud dari perkataan Wano, atasannya itu."Itu ide bagus. Pengacara Yuna nggak perlu lagi menghadapi tuntutan hukum dan Pak Wano bisa memiliki seorang istri. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Bagus sekali!"Zakri juga dengan sengaja membuat tanda 'oke' menggunakan tangannya langsung di depan Qirana.Qirana tampak sangat benar-benar marah.Apakah dia akan memberikan Yuna gaun pengantin yang dia jahit sendiri?Yuna tak bisa menahan tawa getir dalam hatinya melihat raut wajah Qirana yang berubah-ubah. Sebentar pucat, sebentar merah karena marah.Yuna menatap Wano dengan tajam, "Jangan mimpi! Aku lebih suka masuk penjara daripada bersamamu!"Setelah mengatakannya, dia berbalik dan melangkah pergi.Namun, Wano menarik pergelangan tangan Yuna, "Yuna, jangan tinggalkan aku, karena kamu aku sangat menderita. Kamu nggak bisa mengabaikan aku begitu saja."Wano memegang erat tangan Yuna dan tidak mau melepaskannya.Di matanya terdapat kesedihan yan
Yuna segera mundur setelah Wano menyentuhnya.Dia menatapnya dengan ekspresi datar, lalu berkata, "Pak Wano, kita ini sudah bercerai, tolong jaga sikapmu. Saat ini aku sudah mempunyai pacar."Setelah mendengar perkataan Yuna, Wano merasa lega.Dia langsung tertawa dan berkata, "Beri aku waktu 20 menit."Selesai berbicara, dia berbalik badan dan pergi.Dari perkataan Yuna, Wano tahu bahwa wanita itu sedang memberi peringatan padanya agar tidak terlalu menampakkan kemesraan di tempat umum.Jika tidak, semuanya akan terungkap dan rencana mereka akan sia-sia.Tidak disangka ternyata Yuna mengakui Jeri sebagai pacarnya. Itu artinya Yuna sudah memaafkannya.Setelah memahami maksud dari perkataan Yuna, Wano pun pergi dan berjalan masuk ke mobilnya, kemudian menekan pedal gasnya dengan bersemangat.Dia pun kembali ke kompleks apartemen elit miliknya yang berlokasi di tengah kota.Apartemen di daerah itu dibangun dengan tinggi, luas masing-masing apartemen yang disewakan bisa mencapai 400 meter
Ternyata itu karena Yuaris sudah mengetahuinya sejak awal.Anak itu bahkan terus merahasiakannya.Dia hanya seorang anak kecil yang baru berusia dua tahun.Tapi dia harus menanggung beban seberat ini.Memikirkan hal itu, hati Yuna terasa semakin sakit.Dia memeluk kepala Yuaris dan menciumi wajahnya berkali-kali.Suaranya tersendat karena menangis. Dia berkata, "Sayang, Ibu yang seharusnya meminta maaf padamu. Ibu sudah lalai dan membiarkan ayahmu menipu Ibu selama dua tahun. Selama itu Ibu nggak memenuhi tanggung jawab sebagai seorang ibu. Ibu benar-benar sangat sedih."Yuaris juga menangis saat melihat Yuna menangis.Tangan kecil Yuaris menepuk kepala Yuna dengan pelan dan berkata, "Ibu, jangan menangis. Aku juga jadi ingin menangis kalau melihat Ibu sedih."Saat melihat anak dan ibu itu berpelukan dengan sedih, Maggie akhirnya tidak bisa menahan perasaannya lagi.Dia berjalan mendekati Yuna dan menepuk-nepuk punggungnya, lalu berkata, "Yuna, luka Yuaris belum pulih. Setelah efek biu
Air mata yang asin dan bercampur rasa darah memenuhi mulut Yuna.Dia tidak bisa melupakan rasa sakit di hatinya saat dirinya kehilangan bayinya dua tahun lalu. Dia tidak akan pernah bisa melupakan rasa kecewa saat melihat mayat bayinya.Hampir setiap malam dia memimpikan hal yang sama selama dua tahun.Dia bermimpi anak yang sudah meninggal itu memanggilnya dengan sebutan ibu.Keesokan pagi setiap terbangun dari tidur, bantalnya selalu basah.Rasa rindu yang terus terulang setiap hari dan rasa sakitnya yang semakin bertambah itu menyebabkan depresinya kambuh.Ternyata semuanya palsu.Selama ini ternyata bayi yang dikira sudah tiada itu selalu berada di sampingnya.Yuna tidak hanya tidak memberinya ASI secara eksklusif, tapi juga merasa gagal memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.Dia dengan bodohnya juga mengira bahwa Yuaris menyukainya hanya karena keakraban mereka.Ternyata itu adalah ikatan batin antara ibu dan anak.Betapa bodohnya Yuna yang selama ini tidak menyadari ikat
Terlebih lagi, pada saat itu, dia juga melihat bahwa jenazah bayinya memang sekecil itu.Yuna terus merasa ada yang tidak beres selama dua tahun terakhir.Mengapa saat pemeriksaan kehamilan dokter mengatakan bahwa ukuran tubuh bayi Yuna normal?Mengapa bayinya ternyata berukuran kecil ketika lahir?Ternyata, bayi yang dia lihat saat itu bukanlah anaknya.Namun, dia adalah anak dengan penyakit jantung yang ada dalam perut Maggie.Selain itu, Wano sengaja membuat bayinya diasuh oleh Maggie.Untuk menghindari perhatian orang-orang jahat.Jadi, Yuaris adalah bayinya.Itu sebabnya golongan darahnya sama dengan Yuaris, yaitu Rh-negatif.Yuna tak bisa menahan air matanya lagi saat menyadari semua ini.Melihat ekspresi panik dan kebingungan Maggie, membuat air mata Yuna tak bisa berhenti mengalir.Dia menahan semua rasa sakit dan kepiluan dalam hatinya.Dia melihat Maggie dan Xena seraya berkata, "Kak Maggie, Kak Xena, terima kasih."Dengan kalimat sederhana itu, mereka semua langsung memahami
Mendengar ucapannya, raut wajah Maggie seketika berubah. Dia pun buru-buru menarik lengan Yuna seraya berkata, "Kamu nggak boleh melakukannya."Saking cemasnya, perkataannya terdengar melengking.Yuna memandangnya dengan kebingungan, "Kenapa nggak boleh? Kita ini saudara dan Yuaris itu anakmu. Aku bisa saja mendonorkan darah dalam situasi medis yang darurat begini."Mendengar perkataan Yuna, sang dokter pun berkata, "Kalau memang begitu, ini bisa jadi tindakan darurat. Dengan begitu, anak itu nggak perlu menunggu terlalu lama dan ini bisa meringankan rasa sakitnya.""Itu juga nggak boleh. Pokoknya kalau aku bilang nggak bisa, berarti nggak bisa. Dia anakku, aku nggak mau ada kesalahan terjadi padanya. Bagaimana kalau tubuhnya menolak? Yuaris masih sangat kecil."Yuna merasa bingung dan tak mengerti dengan keanehan pemikiran Maggie.Maggie biasanya bukan orang yang seperti ini.Dia juga begitu menyayangi Yuaris.Bahkan, dokter pun menyatakan kalau hal itu diperbolehkan, lantas mengapa d
Yuaris mengangguk berkali-kali.Melihat bayangan mereka yang pergi, membuat mata besarnya terus bergerak.Bagaimana caranya agar sang tante tidak mengetahui kebenarannya?Dokter Sari bersiap untuk memeriksa Yacob.Tiba-tiba saja dia bertanya, "Pengacara Yuna, apa kamu yakin ini anaknya? Bukan yang di luar sana?"Yuna sedikit kebingungan, "Kenapa? Ada yang salah?""Anak ini nggak punya bekas luka sedikit pun, jadi dia nggak pernah menjalani operasi."Hati Yuna agak berdesir ketika mendengarkan kata-kata itu, "Mungkinkah kakakku takut anak itu punya bekas luka, jadi dia melakukan operasi penghilang bekas luka?"Sari memeriksa tubuh Yacob dengan alatnya dan berkata, "Aku bisa memastikan kalau anak ini nggak punya penyakit jantung dan belum pernah melakukan operasi apa pun. Mereka berdua kembar, jangan-jangan kamu salah orang.""Nggak mungkin, mereka berdua bukan kembar identik, jadi sudah berbeda sejak kecil. Mana mungkin aku nggak mengenali mereka.""Kalau begitu, ini aneh. Anak itu sebe
Pada saat ini, ponsel Zanny berdering.Dia melihat layar ponselnya dan menerima telepon dari Yuna."Yuna.""Zanny, apa kamu sudah mendapatkan buktinya?""Sudah, aku akan segera mengirimkannya padamu.""Oke, serahkan semua urusan ini padaku."Mereka berdua mengobrol sebentar sebelum Yuna mengakhiri percakapan mereka.Yuna menatap dua bocah di depannya dan berkata, "Tante mau pergi kerja, kalian bermain saja dulu dengan pelayan dan Kakek. Sebentar lagi Nenek cantik akan tiba. Main yang tenang dan jangan lari-lari, mengerti?"Yuaris dan Yacob mengangguk berkali-kali, lalu berkata, "Kami mengerti, Tante bisa berangkat kerja dengan tenang."Yuna mengatakan sesuatu pada pelayan sebelum akhirnya pergi dengan mengendarai mobilnya.Hari ini dia akan pergi ke pengadilan untuk mengurus perceraian kliennya yang merupakan seorang dokter anak.Suami klien itu berselingkuh dan diam-diam memindahkan harta bersama yang sudah mereka kumpulkan.Demi mendapatkan hak asuh anak, mereka bertengkar dengan sen
Setelah mendengar perkataan Yuna, mata Zanny memancarkan rasa sakit yang tidak terlukiskan.Selama dua tahun, dia mampu menyembunyikan penderitaannya dengan baik.Dia pikir tidak ada orang yang bisa mengetahui pikirannya.Siapa sangka ternyata Yuna bisa menebaknya dengan tepat.Dia meremas jari Yuna dengan pelan dan menggelengkan kepalanya.Hanya dengan satu gerakan, Yuna bisa mengetahui apa yang ingin dikatakan Zanny.Dia segera mengangguk dan berkata, "Jangan khawatir, aku tahu apa yang harus kulakukan."Pada saat ini, Yanuar tiba-tiba mendorong pintu dan masuk.Saat melihat Zanny yang sudah siuman, dia segera berjalan ke samping kasur.Dia menatap Zanny dengan emosi yang tidak bisa digambarkan.Dia dengan suara serak bertanya, "Zanny, bagaimana keadaanmu?"Mata Zanny yang semula berlinang air mata itu langsung terlihat dingin saat melihat Yanuar.Dia menundukkan pandangannya dan melengkungkan sedikit bibirnya.Zanny memang sedang tersenyum, tapi Yanuar merasa bahwa mantan kekasihnya
Saat bisa melihat kembali ekspresi marah Yuna, Wano tersenyum bahagia.Tangannya yang besar membelai telinga Yuna, dia dengan suara rendah berkata, "Ayo umpat aku sekali lagi!""Dasar bajingan tengik!"Yuna mengumpat Wano sekali lagi tanpa ragu.Dia tidak hanya ingin mengumpatnya, tapi juga ingin menggigitnya sekeras mungkin.Jika bukan karena Wano menggoda Yuna seperti siluman rubah, wanita itu tidak harus menunjukkan ekspresi memalukannya di depan Wano.Saat dirinya bisa kembali mendengarkan umpatan yang sudah tidak asing baginya, Wano tertawa dan memeluk wanita itu dengan erat.Wano berbaring di pundak Yuna, ada emosi tak tertahankan yang terdengar dari suaranya.Ada perasaan bersemangat sekaligus kesedihan yang didominasi oleh rasa sakit hati."Akhirnya Yunaku kembali."Yuna yang suka memukul, mengumpat dan memarahinya akhirnya kembali seperti sedia kala.Tangan besar Wano membelai kepala Yuna dengan lembut, dia sekali lagi berkata dengan suara lembut. "Untuk seterusnya, kamu seper