Yuna segera menyadari apa yang dimaksud Wano dengan mengalihkan perhatian.Dia memukul-mukul dada Wano dengan keras, "Wano, apa yang kamu lakukan, lepaskan aku!"Napas Wano yang sudah tersengal-sengal semakin memburu.Wano memeluk Yuna semakin erat. Saat mencium aroma bunga pada tubuh Yuna, dia merasa seperti kehilangan kendali.Dia tidak peduli dengan infus di pergelangan tangannya, tidak peduli dengan pukulan Yuna, dan bersiap untuk mencium bibirnya.Saat melihat kedua bibir mereka hampir bersentuhan, Yuna merasa sangat terhina.Jelas-jelas Wano mengatakan bahwa dia tidak menginginkan Yuna lagi dan bahkan tak pernah mencintainya. Lalu, mengapa masih terus mengganggunya seperti ini?Yuna begitu menolak ciuman itu. Dalam keputusasaan, dia meraih gelas air di meja samping tempat tidur dan menghantamkannya ke kepala Wano.Ketika seseorang sangat emosional, kekuatan dalam tindakan mereka juga dapat meningkat secara signifikan.Yuna yang biasanya sangat lembut, kali ini memukul Wano dengan
"Nggak pernah."Zakri langsung menggeleng, pacarnya hanya akan melontarkan beberapa pukulan kecil.Dia sendiri juga bukan sosok seperti presdirnya yang selalu mencari gara-gara.Wano memandangnya dengan penuh arti, "Cinta sejati selalu melibatkan pertempuran darah. Dia pasti hanya sebatas pacarmu saja. Nggak ada apa-apanya dibandingkan aku dan Yuna."Pak Wano, apa lagi yang Anda harapkan?' tanya Zakri dalam hati.Kamu dan Pengacara Yuna telah putus dan dia telah mengabaikanmu. Jadi, bagaimana bisa masih begitu sombong dan bilang kalau ini adalah cinta sejati?' tambah Zakri dalam hati.Namun, sebagai bawahan yang bijaksana, Zakri langsung menjawab sambil tersenyum, "Benar, hubungan kami memang tak sebanding dengan hubungan Anda dan Pengacara Yuna. Betapa hebatnya perpisahan dan kembali bersatunya kalian, itulah yang dinamakan cinta. Hubungan kami terlalu hambar, nggak ada bagusnya sama sekali."Wano meliriknya, "Kenapa rasanya kamu seperti mengolok-olokku?""Bukan begitu, Pak Wano. Yang
Pukul sembilan pagi.Kantor Presdir Grup Lasegaf.Lampu dan kamera sudah siap, lalu pembawa acara bertanya dengan ragu-ragu, "Pak Wano, apakah Anda ingin memakai topi dan sedikit di dandan, agar tampil lebih baik di layar?"Wano yang mendengarnya seketika melempar tatapan dingin."Kamu pikir aku jelek?"Pembawa acara itu langsung ketakutan sampai keringat bercucuran di dahinya dan berkata, "Bukan begitu, Pak Wano. Anda adalah seseorang yang menjadi standar tertinggi di seluruh Kota Burma. Hanya saja, perban Anda tampak lumayan mencolok di kamera. Tema kita untuk episode ini adalah pemulihan ekonomi pasca pandemi. Anda yang seperti ini terlihat seperti seseorang yang baru saja bertahan hidup dari bencana."Wano menatap dalam-dalam dengan serius, lalu berkata, "Aku mengalami kekerasan karena nggak punya waktu untuk menemani pacarku akibat fokus pada pemulihan ekonomi. Apa ada masalah?"Semua staf di lokasi menjadi terdiam dan tercengang.Mereka terlihat seperti terkejut oleh sebuah berit
Yuna bahkan tidak bisa menyadari niat yang begitu jelas itu, bodoh sekali.Saat dia memegang bunga yang sudah disiapkan dan hendak memerintahkan Zakri untuk membawa mobilnya ke depan, tiba-tiba dia melihat Roger mengemudikan mobil BNW Yuna melaju mendekat.Tiba-tiba saja, dia menghalangi jalan Wano.Roger, yang mengenakan kacamata hitam, menghampiri dengan bersiul kepadanya, kemudian tersenyum sambil berkata, "Maaf ya, Kak. Sepertinya mau hujan, jadi aku buru-buru menjemput dewiku untuk pulang ke rumah."Setelah mengatakannya, dia membuka payung hitam dan berlari menuju Yuna.Wano begitu marah sampai urat nadinya berkedut.Zakri seolah-olah tidak menyadari bahwa presdirnya sedang marah. Dia malah menunjuk ke arah mobil tersebut sambil berkata, "Pak Wano, bukankah itu tadi Roger? Dia bilang sedang menjemput dewinya untuk pulang ke rumah, maksudnya apa? Apakah dia tinggal bersama Pengacara Yuna?"Dia terkejut sampai terbelalak saat melihat wajah Wano yang begitu suram dari spion mobil.D
Yuna menghentikan gerakan tangannya yang hendak menutup telepon, tiba-tiba saja hatinya terasa sakit.Andai dia mengucapkan hal ini sebelum mereka putus, mungkin Yuna akan terharu sampai menangis.Karena saat itu Yuna sangat mencintainya dan sangat ingin bersamanya. Yuna bahkan berinisiatif mengatur lamaran untuk membantunya keluar dari ketakutannya akan pernikahan.Dia juga memesan cincin pasangan secara khusus.Namun, dia tak menyangka bahwa semua usahanya hanya berbuah permainan "Berkencan hanya demi kesenangan, bukan karena cinta" dari Wano.Dia selalu mengingat ketika Wano menyebutnya sebagai kenari saat rekaman itu diputar di pengadilan.Yuna merasa semua harga diri dan cinta yang dia miliki telah diinjak-injak tanpa belas kasihan olehnya.Yuna tersenyum tipis, "Pak Wano, perlukah aku mengingatkanmu sekali lagi kalau kita sudah putus? Bagaimana kamu dulu pernah memberikan uang tanda perpisahan kepadaku. Aku nggak perlu mengingatkanmu lagi, 'kan?""Yuna, aku sebenarnya nggak ...."
Saat dia pergi menemui Qirana hari itu, dia memang tahu Yuna ingin mengatakan hal penting.Namun, dia sama sekali tak pernah membayangkan yang Yuna maksud adalah sebuah lamaran.Wano memandang dekorasi lamaran dan gambar cincin yang dikirimkan oleh gadis itu. Dia merasa begitu pedih hingga tak bisa berkata-kata.Dalam ke dalaman matanya, tampak sesuatu yang membara berkumpul menjadi satu.Dia kembali berbicara kepada sang pelayan dengan suara parau, "Suruh Yanuar datang untuk mengganti perbanku."Dia ingin sembuh sepenuhnya agar bisa menemui Yuna.....Saat Xena keluar, yang dilihatnya hanyalah bayangan kesedihan Yuna yang penuh duka.Dia melangkah mendekati Yuna dari belakang dengan suara lembut, "Yuna, apa kamu pernah berpikir untuk memulai hubungan baru? Mungkin kamu bisa melupakan rasa sakit yang pernah kamu alami."Yuna berbalik dan melihat Xena yang penuh dengan kelembutan di matanya.Mata hangat Xena itu menatapnya dengan tajam.Di ke dalaman mata Xena, terpancar sebuah emosi ya
Yuna mengerutkan kening dan bertanya dengan serak, "Siapa pun pacarnya itu nggak ada hubungannya denganku. Kami sudah putus.""Aku mengirimimu videonya. Kamu lihat saja, tapi aku harus mengingatkanmu kalau cinta yang datang terlambat itu nggak ada harganya. Kamu nggak boleh tertipu olehnya."Yuna langsung mengklik video tersebut.Wano mengenakan jas formal berwarna hitam dan duduk di mejanya untuk wawancara, tema sebelumnya adalah tentang pembangunan perekonomian.Di penghujung acara, pembawa acara tiba-tiba bertanya, "Ada banyak warganet yang sangat prihatin dengan cedera di kepala Pak Wano. Bisakah Bapak menjelaskannya?"Wano menatap kamera dengan ekspresi tenang dan berkata dengan suara rendah dan lembut, "Aku membuat seseorang marah, jadi dia memukulku karena merasa putus asa."Pembawa acara segera bertanya dengan penuh semangat, "Bisakah Pak Wano mengungkap identitas sosok itu?"Mata Wano tampak berbinar-binar dengan sudut bibirnya yang sedikit terangkat."Aku belum bisa mengungka
Menandai @Yuna.'Aku yang salah.'3 kata sederhana yang sangat jelas namun mengandung banyak informasi.Tuan muda Keluarga Lasegaf meminta maaf pada seseorang di muka umum.Orang-orang bereaksi mengingat video interview Wano.Yuna adalah wanita yang Wano kejar.Seluruh orang di internet terkejut.Tidak lama ada seseorang yang mencari video kebersamaan Yuna dan Wano yang menghadiri berbagai undangan.Semua orang di internet menjodohkan Yuna dan Wano.Banyak video animasi dan film pendek buatan para penggemar beredar dengan cepat di internet.'Pak Wano berhentilah mengejar Bu Yuna yang sudah mengundurkan diri.''Mengapa Pak Wano menangis ketika Bu Yuna mengundurkan diri."Presdir yang sombong dan asisten kecilnya yang liar.'Sekretaris kabur dan Presdir mengejar, Bu Yuna nggak akan bisa pergi jauh.'Yuna yang sibuk seharian bahkan sampai malam.Yuna terkejut ketika membuka ponselnya dan menemukan pesan yang sangat banyak.Yuna membuka pesan itu kemudian menggertakkan giginya dengan kesal
Yuna segera mundur setelah Wano menyentuhnya.Dia menatapnya dengan ekspresi datar, lalu berkata, "Pak Wano, kita ini sudah bercerai, tolong jaga sikapmu. Saat ini aku sudah mempunyai pacar."Setelah mendengar perkataan Yuna, Wano merasa lega.Dia langsung tertawa dan berkata, "Beri aku waktu 20 menit."Selesai berbicara, dia berbalik badan dan pergi.Dari perkataan Yuna, Wano tahu bahwa wanita itu sedang memberi peringatan padanya agar tidak terlalu menampakkan kemesraan di tempat umum.Jika tidak, semuanya akan terungkap dan rencana mereka akan sia-sia.Tidak disangka ternyata Yuna mengakui Jeri sebagai pacarnya. Itu artinya Yuna sudah memaafkannya.Setelah memahami maksud dari perkataan Yuna, Wano pun pergi dan berjalan masuk ke mobilnya, kemudian menekan pedal gasnya dengan bersemangat.Dia pun kembali ke kompleks apartemen elit miliknya yang berlokasi di tengah kota.Apartemen di daerah itu dibangun dengan tinggi, luas masing-masing apartemen yang disewakan bisa mencapai 400 meter
Ternyata itu karena Yuaris sudah mengetahuinya sejak awal.Anak itu bahkan terus merahasiakannya.Dia hanya seorang anak kecil yang baru berusia dua tahun.Tapi dia harus menanggung beban seberat ini.Memikirkan hal itu, hati Yuna terasa semakin sakit.Dia memeluk kepala Yuaris dan menciumi wajahnya berkali-kali.Suaranya tersendat karena menangis. Dia berkata, "Sayang, Ibu yang seharusnya meminta maaf padamu. Ibu sudah lalai dan membiarkan ayahmu menipu Ibu selama dua tahun. Selama itu Ibu nggak memenuhi tanggung jawab sebagai seorang ibu. Ibu benar-benar sangat sedih."Yuaris juga menangis saat melihat Yuna menangis.Tangan kecil Yuaris menepuk kepala Yuna dengan pelan dan berkata, "Ibu, jangan menangis. Aku juga jadi ingin menangis kalau melihat Ibu sedih."Saat melihat anak dan ibu itu berpelukan dengan sedih, Maggie akhirnya tidak bisa menahan perasaannya lagi.Dia berjalan mendekati Yuna dan menepuk-nepuk punggungnya, lalu berkata, "Yuna, luka Yuaris belum pulih. Setelah efek biu
Air mata yang asin dan bercampur rasa darah memenuhi mulut Yuna.Dia tidak bisa melupakan rasa sakit di hatinya saat dirinya kehilangan bayinya dua tahun lalu. Dia tidak akan pernah bisa melupakan rasa kecewa saat melihat mayat bayinya.Hampir setiap malam dia memimpikan hal yang sama selama dua tahun.Dia bermimpi anak yang sudah meninggal itu memanggilnya dengan sebutan ibu.Keesokan pagi setiap terbangun dari tidur, bantalnya selalu basah.Rasa rindu yang terus terulang setiap hari dan rasa sakitnya yang semakin bertambah itu menyebabkan depresinya kambuh.Ternyata semuanya palsu.Selama ini ternyata bayi yang dikira sudah tiada itu selalu berada di sampingnya.Yuna tidak hanya tidak memberinya ASI secara eksklusif, tapi juga merasa gagal memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.Dia dengan bodohnya juga mengira bahwa Yuaris menyukainya hanya karena keakraban mereka.Ternyata itu adalah ikatan batin antara ibu dan anak.Betapa bodohnya Yuna yang selama ini tidak menyadari ikat
Terlebih lagi, pada saat itu, dia juga melihat bahwa jenazah bayinya memang sekecil itu.Yuna terus merasa ada yang tidak beres selama dua tahun terakhir.Mengapa saat pemeriksaan kehamilan dokter mengatakan bahwa ukuran tubuh bayi Yuna normal?Mengapa bayinya ternyata berukuran kecil ketika lahir?Ternyata, bayi yang dia lihat saat itu bukanlah anaknya.Namun, dia adalah anak dengan penyakit jantung yang ada dalam perut Maggie.Selain itu, Wano sengaja membuat bayinya diasuh oleh Maggie.Untuk menghindari perhatian orang-orang jahat.Jadi, Yuaris adalah bayinya.Itu sebabnya golongan darahnya sama dengan Yuaris, yaitu Rh-negatif.Yuna tak bisa menahan air matanya lagi saat menyadari semua ini.Melihat ekspresi panik dan kebingungan Maggie, membuat air mata Yuna tak bisa berhenti mengalir.Dia menahan semua rasa sakit dan kepiluan dalam hatinya.Dia melihat Maggie dan Xena seraya berkata, "Kak Maggie, Kak Xena, terima kasih."Dengan kalimat sederhana itu, mereka semua langsung memahami
Mendengar ucapannya, raut wajah Maggie seketika berubah. Dia pun buru-buru menarik lengan Yuna seraya berkata, "Kamu nggak boleh melakukannya."Saking cemasnya, perkataannya terdengar melengking.Yuna memandangnya dengan kebingungan, "Kenapa nggak boleh? Kita ini saudara dan Yuaris itu anakmu. Aku bisa saja mendonorkan darah dalam situasi medis yang darurat begini."Mendengar perkataan Yuna, sang dokter pun berkata, "Kalau memang begitu, ini bisa jadi tindakan darurat. Dengan begitu, anak itu nggak perlu menunggu terlalu lama dan ini bisa meringankan rasa sakitnya.""Itu juga nggak boleh. Pokoknya kalau aku bilang nggak bisa, berarti nggak bisa. Dia anakku, aku nggak mau ada kesalahan terjadi padanya. Bagaimana kalau tubuhnya menolak? Yuaris masih sangat kecil."Yuna merasa bingung dan tak mengerti dengan keanehan pemikiran Maggie.Maggie biasanya bukan orang yang seperti ini.Dia juga begitu menyayangi Yuaris.Bahkan, dokter pun menyatakan kalau hal itu diperbolehkan, lantas mengapa d
Yuaris mengangguk berkali-kali.Melihat bayangan mereka yang pergi, membuat mata besarnya terus bergerak.Bagaimana caranya agar sang tante tidak mengetahui kebenarannya?Dokter Sari bersiap untuk memeriksa Yacob.Tiba-tiba saja dia bertanya, "Pengacara Yuna, apa kamu yakin ini anaknya? Bukan yang di luar sana?"Yuna sedikit kebingungan, "Kenapa? Ada yang salah?""Anak ini nggak punya bekas luka sedikit pun, jadi dia nggak pernah menjalani operasi."Hati Yuna agak berdesir ketika mendengarkan kata-kata itu, "Mungkinkah kakakku takut anak itu punya bekas luka, jadi dia melakukan operasi penghilang bekas luka?"Sari memeriksa tubuh Yacob dengan alatnya dan berkata, "Aku bisa memastikan kalau anak ini nggak punya penyakit jantung dan belum pernah melakukan operasi apa pun. Mereka berdua kembar, jangan-jangan kamu salah orang.""Nggak mungkin, mereka berdua bukan kembar identik, jadi sudah berbeda sejak kecil. Mana mungkin aku nggak mengenali mereka.""Kalau begitu, ini aneh. Anak itu sebe
Pada saat ini, ponsel Zanny berdering.Dia melihat layar ponselnya dan menerima telepon dari Yuna."Yuna.""Zanny, apa kamu sudah mendapatkan buktinya?""Sudah, aku akan segera mengirimkannya padamu.""Oke, serahkan semua urusan ini padaku."Mereka berdua mengobrol sebentar sebelum Yuna mengakhiri percakapan mereka.Yuna menatap dua bocah di depannya dan berkata, "Tante mau pergi kerja, kalian bermain saja dulu dengan pelayan dan Kakek. Sebentar lagi Nenek cantik akan tiba. Main yang tenang dan jangan lari-lari, mengerti?"Yuaris dan Yacob mengangguk berkali-kali, lalu berkata, "Kami mengerti, Tante bisa berangkat kerja dengan tenang."Yuna mengatakan sesuatu pada pelayan sebelum akhirnya pergi dengan mengendarai mobilnya.Hari ini dia akan pergi ke pengadilan untuk mengurus perceraian kliennya yang merupakan seorang dokter anak.Suami klien itu berselingkuh dan diam-diam memindahkan harta bersama yang sudah mereka kumpulkan.Demi mendapatkan hak asuh anak, mereka bertengkar dengan sen
Setelah mendengar perkataan Yuna, mata Zanny memancarkan rasa sakit yang tidak terlukiskan.Selama dua tahun, dia mampu menyembunyikan penderitaannya dengan baik.Dia pikir tidak ada orang yang bisa mengetahui pikirannya.Siapa sangka ternyata Yuna bisa menebaknya dengan tepat.Dia meremas jari Yuna dengan pelan dan menggelengkan kepalanya.Hanya dengan satu gerakan, Yuna bisa mengetahui apa yang ingin dikatakan Zanny.Dia segera mengangguk dan berkata, "Jangan khawatir, aku tahu apa yang harus kulakukan."Pada saat ini, Yanuar tiba-tiba mendorong pintu dan masuk.Saat melihat Zanny yang sudah siuman, dia segera berjalan ke samping kasur.Dia menatap Zanny dengan emosi yang tidak bisa digambarkan.Dia dengan suara serak bertanya, "Zanny, bagaimana keadaanmu?"Mata Zanny yang semula berlinang air mata itu langsung terlihat dingin saat melihat Yanuar.Dia menundukkan pandangannya dan melengkungkan sedikit bibirnya.Zanny memang sedang tersenyum, tapi Yanuar merasa bahwa mantan kekasihnya
Saat bisa melihat kembali ekspresi marah Yuna, Wano tersenyum bahagia.Tangannya yang besar membelai telinga Yuna, dia dengan suara rendah berkata, "Ayo umpat aku sekali lagi!""Dasar bajingan tengik!"Yuna mengumpat Wano sekali lagi tanpa ragu.Dia tidak hanya ingin mengumpatnya, tapi juga ingin menggigitnya sekeras mungkin.Jika bukan karena Wano menggoda Yuna seperti siluman rubah, wanita itu tidak harus menunjukkan ekspresi memalukannya di depan Wano.Saat dirinya bisa kembali mendengarkan umpatan yang sudah tidak asing baginya, Wano tertawa dan memeluk wanita itu dengan erat.Wano berbaring di pundak Yuna, ada emosi tak tertahankan yang terdengar dari suaranya.Ada perasaan bersemangat sekaligus kesedihan yang didominasi oleh rasa sakit hati."Akhirnya Yunaku kembali."Yuna yang suka memukul, mengumpat dan memarahinya akhirnya kembali seperti sedia kala.Tangan besar Wano membelai kepala Yuna dengan lembut, dia sekali lagi berkata dengan suara lembut. "Untuk seterusnya, kamu seper