Melihat Yuna datang, Yuli bergerak maju sedikit lagi, wajahnya tersenyum jahat dan mengerikan."Berikan aku sisa uangnya atau aku akan loncat ke bawah, tapi sebelum aku lakukan itu, aku akan menyebarkan berita ini pada publik.Aku akan memberi tahu orang-orang bahwa Wano memecatku tanpa alasan hanya untuk membuatku menjaga jarak dengan wanita simpanannya.Aku melompat dari gedung karena nggak tahan kehilangan pekerjaan.Yuna, menurutmu yang kulakukan hari ini di acara perayaan perusahaan Lasegaf akan berdampak seperti apa pada Wano?Kalau kamu nggak mau aku melakukan ini, turuti aku dan berikan sisa uangnya padaku, atau kamu akan menanggung akibatnya."Sambil berbicara Yuli menunjukkan berita yang sudah dia siapkan.Foto dan kalimat yang Yuli buat terlihat sangat jelas dan sangat memilukan.Yuna tahu kalau masalah ini sampai ke media maka beritanya akan jadi berita besar.Apalagi dengan diadakannya acara perayaan Grup Lasegaf hari ini, semua cabang keluarga Lasegaf sangat memperhatikan
Yuna tidak punya pilihan selain mengikutinya.Yuna melempar ponselnya dari atas atap.Gedung itu terlalu tinggi sehingga tidak terdengar suara ponsel Yuna mendarat.Yuna menatap Yuli, "Apa kamu sudah puas? Cepat pergi dari sini!"Yuli melangkahi pagar dan berjalan ke sisi Yuna dengan senyum jahat di wajahnya."Punya anak perempuan yang cantik itu menguntungkan, ibarat tambang emas yang nggak ada habisnya, aku akan pergi, baik-baiklah kamu dengan Wano dan cari uang yang banyak untukku."Yuli beranjak pergi dan Yuna terjatuh di lantai dengan tubuh yang bergetar tidak terkendali.Pikirannya dipenuhi adegan-adegan buruk.Teror suara terdengar di telinganya, selama Yuna mengakhiri hidupnya maka semua masalah ini tidak akan lagi mengganggu Yuna.Pikiran Yuna jelas tahu bahwa Yuna sakit.Dan sakit yang Yuna alami sangat serius.Yuna harus segera menemui dokter.Ketika Yuna akan berdiri dan berjalan, kedua kakinya tiba-tiba melemah dan membuatnya kembali jatuh ke lantai.Lutut Yuna menggesek b
Xena segera membawa Yuna menemui psikolog.Setelah melalui beberapa pengecekan, Yuna mendapati dirinya mengalami depresi yang cukup berat.Alasan Yuna bisa jatuh sakit adalah karena respons dari tekanan yang dia alami.Bertemu dengan orang yang seharusnya tidak Yuna temui.Membayangkan masa lalu Yuna, mata Xena jadi sedikit berair.Xena mengeluarkan ponselnya dan memencet sebuah nomor."Kak Leon, bantu aku periksa seorang wanita bernama Yuli."Dua jam kemudian Xena bertemu dengan Yuli.Tangan dan kaki Yuli terikat dan matanya ditutupi kain hitam.Mulut Yuli tidak henti-hentinya bergumam.Xena berdiri di samping memperhatikan Yuli dalam diam sambil merokok.Wanita inilah yang menjadi penyebab rasa sakit Yuna bertahun-tahun lamanya.Karena wanita inilah Yuna berpikir untuk bunuh diri berulang kali.Betapa kejamnya wanita ini memaksa anaknya sendiri sampai mengalami depresi dan tidak menyesal melakukannya.Memikirkan hal itu membuat hati Xena terluka.Xena mematikan rokok di tangannya dan
Hanya saja, setelah mereka mencari agak lama di dalam, sosok profesornya sudah tidak ada.Yuna sedikit khawatir, "Apa... jangan-jangan sudah terlalu parah lalu langsung dilarikan ke rumah sakit?""Jangan khawatir, aku akan telepon dulu."Dia segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi profesor.Namun, tetap saja tidak terhubung meski sudah beberapa kali panggilan telepon.Xena mengira ponselnya yang bermasalah. Dia lantas segera menyuruh Yuna untuk gantian menelepon.Tetapi, hasilnya juga sama saja.Pada saat yang sama, dia juga menyadari bahwa saluran kabel telepon juga telah diputus oleh seseorang.Sinyal ponsel diblokir dan saluran kabel telepon terputus.Xena merasa ada yang tidak beres.Dia segera berlari untuk membuka pintu, tapi pintu kamar itu terkunci rapat dan tidak dapat dibuka.Dia langsung memahami bahwa sekarang mereka telah dijebak oleh seseorang.Tujuannya adalah untuk menjebak dirinya dan Yuna agar bersama.Ketika dia mulai memahami semua hal ini, dia langsung menole
Wano menatap tajam pada pakaian Xena yang tampak berantakan. Dia berkata dengan geram, "Xena, apakah kamu pikir aku tidak berani menyentuhmu karena ada dukungan dari Ayahmu?"Begitu selesai bicara, tanpa menunggu jawaban Xena, Wano pun langsung menyerang Xena.Dia menjatuhkan Xena ke lantai.Otak Wano seluruhnya hanya dipenuhi oleh gambaran Yuna yang hanya memakai handuk dengan wajah yang tampak memerah.Seluruh rambutnya saja bahkan masih basah dan lehernya penuh dengan semburat warna merah.Bagaimana mungkin dia tidak pernah melihat Yuna yang seperti ini sebelumnya?Yuna adalah miliknya, tapi sekarang dia sedang berbaring di atas ranjang bersama dengan pria lain.Bagaimana mungkin Wano dapat menahan kemarahannya saat ini?Setiap tinju yang dilayangkannya makin keras dan membuat Xena tidak memiliki kesempatan untuk menyerang balik.Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara yang begitu lembut."Wano, hentikan!"Kata yang seharusnya diucapkan dengan lantang itu justru malah diucapkan Yun
Yuna akhirnya mampu terlepas dari Wano.Dia tidak akan lagi menjadi kenarinya dan berhasil menjadi dirinya sendiri.Namun, hatinya begitu terluka.Yuna menghabiskan malam itu dalam keheningan.Keesokan paginya, ketika Xena tiba, dia tengah termenung di hadapan laptopnya tanpa jelas sedang melakukan apa."Yuna."Xena memanggilnya dengan cemas.Yuna mendongak, lalu tersenyum samar ke arahnya"Kak, tunggu sebentar, aku akan segera mengirim surat pengunduran diri ini."Xena berdiri di ruang tamu sambil memandangnya dengan tenang.Tidak ada tanda-tanda keraguan yang terlihat di wajah Yuna. Sebaliknya, dia malah menunjukkan ketenangan dan kegembiraan yang jarang terjadi.Xena menyadari bahwa Yuna memang sangat pandai menutupi perasaannya.Semakin dalam kesedihannya, maka dia akan semakin berpura-pura seolah-olah tidak ada masalah.Xena mendekatinya dengan perlahan, "Aku sudah janjian dengan profesor untuk pergi main golf, dia ingin bertanding denganmu.""Oke, aku juga sudah lama nggak melaku
Wano mengangkat kelopak matanya, matanya yang hitam pekat menatap Yuna dengan tajam.Dia ingin menemukan rasa sakit dan penyesalan pada wajah Yuna.Dia ingin mendengar Yuna datang kepadanya untuk meminta maaf serta memohon pengampunan.Namun, yang dia dengar justru ..."Pak Wano, surat pengunduran diri sudah saya kirimkan kepada Anda dan Kepala Personalia. Anda tinggal menyetujuinya di sistem.""Mengenai serah terima pekerjaan, saya sudah memilahnya dan mengirimkan kepada Asisten Zakri.""Dia bisa bertanya padaku kapan pun kalau ada yang tak paham."Bukan hanya tidak ada rasa sakit di wajah Yuna, bibirnya bahkan menyunggingkan senyuman dengan sorot mata yang tampak tenang.Wano menggertakkan gigi karena marah.Dia mencemooh, "Apakah menurutmu nggak ada orang yang memenuhi syarat untuk pekerjaan ini kecuali kamu? Yuna, jangan menganggap dirimu terlalu hebat!"Yuna tersenyum tipis, "Bukan begitu, Grup Lasegaf memiliki banyak sekali orang-orang hebat. Saya mengatakannya hanya demi sopan s
Kalau tidak ada di ruang makan, lantas Wano ada di mana?Zakri punya firasat buruk dan segera berlari ke atas.Ketika membuka pintu kamar, Zakri tersedak oleh bau asap yang menyengat sehingga terbatuk-batuk.Dia menutup hidungnya sambil melangkah masuk, lalu membuka jendela.Ketika berbalik, dia melihat Wano duduk di sofa dengan wajah kosong sambil menggigit sebatang rokok yang belum menyala dengan mulutnya.Puing-puing rokok di asbak telah menumpuk begitu banyak.Ada juga tumpukan botol anggur kosong di lantai.Zakri langsung mengerti apa yang sedang terjadi.Ini adalah pertanda bahwa presdirnya sedang patah hati.Dia mengambil segelas air hangat dan menyerahkannya kepada Wano seraya berkata dengan lirih, "Pak Wano, bagaimana kalau saya menunda jadwal hari ini agar Bapak bisa istirahat di rumah saja?"Wano mengangkat matanya yang terlihat letih, suaranya terdengar serak, "Apa aku kelihatan serapuh itu?""Pak Wano, wajar kalau merasa sedih, apalagi mengingat bahwa Anda telah bersama Se
Yuna segera mundur setelah Wano menyentuhnya.Dia menatapnya dengan ekspresi datar, lalu berkata, "Pak Wano, kita ini sudah bercerai, tolong jaga sikapmu. Saat ini aku sudah mempunyai pacar."Setelah mendengar perkataan Yuna, Wano merasa lega.Dia langsung tertawa dan berkata, "Beri aku waktu 20 menit."Selesai berbicara, dia berbalik badan dan pergi.Dari perkataan Yuna, Wano tahu bahwa wanita itu sedang memberi peringatan padanya agar tidak terlalu menampakkan kemesraan di tempat umum.Jika tidak, semuanya akan terungkap dan rencana mereka akan sia-sia.Tidak disangka ternyata Yuna mengakui Jeri sebagai pacarnya. Itu artinya Yuna sudah memaafkannya.Setelah memahami maksud dari perkataan Yuna, Wano pun pergi dan berjalan masuk ke mobilnya, kemudian menekan pedal gasnya dengan bersemangat.Dia pun kembali ke kompleks apartemen elit miliknya yang berlokasi di tengah kota.Apartemen di daerah itu dibangun dengan tinggi, luas masing-masing apartemen yang disewakan bisa mencapai 400 meter
Ternyata itu karena Yuaris sudah mengetahuinya sejak awal.Anak itu bahkan terus merahasiakannya.Dia hanya seorang anak kecil yang baru berusia dua tahun.Tapi dia harus menanggung beban seberat ini.Memikirkan hal itu, hati Yuna terasa semakin sakit.Dia memeluk kepala Yuaris dan menciumi wajahnya berkali-kali.Suaranya tersendat karena menangis. Dia berkata, "Sayang, Ibu yang seharusnya meminta maaf padamu. Ibu sudah lalai dan membiarkan ayahmu menipu Ibu selama dua tahun. Selama itu Ibu nggak memenuhi tanggung jawab sebagai seorang ibu. Ibu benar-benar sangat sedih."Yuaris juga menangis saat melihat Yuna menangis.Tangan kecil Yuaris menepuk kepala Yuna dengan pelan dan berkata, "Ibu, jangan menangis. Aku juga jadi ingin menangis kalau melihat Ibu sedih."Saat melihat anak dan ibu itu berpelukan dengan sedih, Maggie akhirnya tidak bisa menahan perasaannya lagi.Dia berjalan mendekati Yuna dan menepuk-nepuk punggungnya, lalu berkata, "Yuna, luka Yuaris belum pulih. Setelah efek biu
Air mata yang asin dan bercampur rasa darah memenuhi mulut Yuna.Dia tidak bisa melupakan rasa sakit di hatinya saat dirinya kehilangan bayinya dua tahun lalu. Dia tidak akan pernah bisa melupakan rasa kecewa saat melihat mayat bayinya.Hampir setiap malam dia memimpikan hal yang sama selama dua tahun.Dia bermimpi anak yang sudah meninggal itu memanggilnya dengan sebutan ibu.Keesokan pagi setiap terbangun dari tidur, bantalnya selalu basah.Rasa rindu yang terus terulang setiap hari dan rasa sakitnya yang semakin bertambah itu menyebabkan depresinya kambuh.Ternyata semuanya palsu.Selama ini ternyata bayi yang dikira sudah tiada itu selalu berada di sampingnya.Yuna tidak hanya tidak memberinya ASI secara eksklusif, tapi juga merasa gagal memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.Dia dengan bodohnya juga mengira bahwa Yuaris menyukainya hanya karena keakraban mereka.Ternyata itu adalah ikatan batin antara ibu dan anak.Betapa bodohnya Yuna yang selama ini tidak menyadari ikat
Terlebih lagi, pada saat itu, dia juga melihat bahwa jenazah bayinya memang sekecil itu.Yuna terus merasa ada yang tidak beres selama dua tahun terakhir.Mengapa saat pemeriksaan kehamilan dokter mengatakan bahwa ukuran tubuh bayi Yuna normal?Mengapa bayinya ternyata berukuran kecil ketika lahir?Ternyata, bayi yang dia lihat saat itu bukanlah anaknya.Namun, dia adalah anak dengan penyakit jantung yang ada dalam perut Maggie.Selain itu, Wano sengaja membuat bayinya diasuh oleh Maggie.Untuk menghindari perhatian orang-orang jahat.Jadi, Yuaris adalah bayinya.Itu sebabnya golongan darahnya sama dengan Yuaris, yaitu Rh-negatif.Yuna tak bisa menahan air matanya lagi saat menyadari semua ini.Melihat ekspresi panik dan kebingungan Maggie, membuat air mata Yuna tak bisa berhenti mengalir.Dia menahan semua rasa sakit dan kepiluan dalam hatinya.Dia melihat Maggie dan Xena seraya berkata, "Kak Maggie, Kak Xena, terima kasih."Dengan kalimat sederhana itu, mereka semua langsung memahami
Mendengar ucapannya, raut wajah Maggie seketika berubah. Dia pun buru-buru menarik lengan Yuna seraya berkata, "Kamu nggak boleh melakukannya."Saking cemasnya, perkataannya terdengar melengking.Yuna memandangnya dengan kebingungan, "Kenapa nggak boleh? Kita ini saudara dan Yuaris itu anakmu. Aku bisa saja mendonorkan darah dalam situasi medis yang darurat begini."Mendengar perkataan Yuna, sang dokter pun berkata, "Kalau memang begitu, ini bisa jadi tindakan darurat. Dengan begitu, anak itu nggak perlu menunggu terlalu lama dan ini bisa meringankan rasa sakitnya.""Itu juga nggak boleh. Pokoknya kalau aku bilang nggak bisa, berarti nggak bisa. Dia anakku, aku nggak mau ada kesalahan terjadi padanya. Bagaimana kalau tubuhnya menolak? Yuaris masih sangat kecil."Yuna merasa bingung dan tak mengerti dengan keanehan pemikiran Maggie.Maggie biasanya bukan orang yang seperti ini.Dia juga begitu menyayangi Yuaris.Bahkan, dokter pun menyatakan kalau hal itu diperbolehkan, lantas mengapa d
Yuaris mengangguk berkali-kali.Melihat bayangan mereka yang pergi, membuat mata besarnya terus bergerak.Bagaimana caranya agar sang tante tidak mengetahui kebenarannya?Dokter Sari bersiap untuk memeriksa Yacob.Tiba-tiba saja dia bertanya, "Pengacara Yuna, apa kamu yakin ini anaknya? Bukan yang di luar sana?"Yuna sedikit kebingungan, "Kenapa? Ada yang salah?""Anak ini nggak punya bekas luka sedikit pun, jadi dia nggak pernah menjalani operasi."Hati Yuna agak berdesir ketika mendengarkan kata-kata itu, "Mungkinkah kakakku takut anak itu punya bekas luka, jadi dia melakukan operasi penghilang bekas luka?"Sari memeriksa tubuh Yacob dengan alatnya dan berkata, "Aku bisa memastikan kalau anak ini nggak punya penyakit jantung dan belum pernah melakukan operasi apa pun. Mereka berdua kembar, jangan-jangan kamu salah orang.""Nggak mungkin, mereka berdua bukan kembar identik, jadi sudah berbeda sejak kecil. Mana mungkin aku nggak mengenali mereka.""Kalau begitu, ini aneh. Anak itu sebe
Pada saat ini, ponsel Zanny berdering.Dia melihat layar ponselnya dan menerima telepon dari Yuna."Yuna.""Zanny, apa kamu sudah mendapatkan buktinya?""Sudah, aku akan segera mengirimkannya padamu.""Oke, serahkan semua urusan ini padaku."Mereka berdua mengobrol sebentar sebelum Yuna mengakhiri percakapan mereka.Yuna menatap dua bocah di depannya dan berkata, "Tante mau pergi kerja, kalian bermain saja dulu dengan pelayan dan Kakek. Sebentar lagi Nenek cantik akan tiba. Main yang tenang dan jangan lari-lari, mengerti?"Yuaris dan Yacob mengangguk berkali-kali, lalu berkata, "Kami mengerti, Tante bisa berangkat kerja dengan tenang."Yuna mengatakan sesuatu pada pelayan sebelum akhirnya pergi dengan mengendarai mobilnya.Hari ini dia akan pergi ke pengadilan untuk mengurus perceraian kliennya yang merupakan seorang dokter anak.Suami klien itu berselingkuh dan diam-diam memindahkan harta bersama yang sudah mereka kumpulkan.Demi mendapatkan hak asuh anak, mereka bertengkar dengan sen
Setelah mendengar perkataan Yuna, mata Zanny memancarkan rasa sakit yang tidak terlukiskan.Selama dua tahun, dia mampu menyembunyikan penderitaannya dengan baik.Dia pikir tidak ada orang yang bisa mengetahui pikirannya.Siapa sangka ternyata Yuna bisa menebaknya dengan tepat.Dia meremas jari Yuna dengan pelan dan menggelengkan kepalanya.Hanya dengan satu gerakan, Yuna bisa mengetahui apa yang ingin dikatakan Zanny.Dia segera mengangguk dan berkata, "Jangan khawatir, aku tahu apa yang harus kulakukan."Pada saat ini, Yanuar tiba-tiba mendorong pintu dan masuk.Saat melihat Zanny yang sudah siuman, dia segera berjalan ke samping kasur.Dia menatap Zanny dengan emosi yang tidak bisa digambarkan.Dia dengan suara serak bertanya, "Zanny, bagaimana keadaanmu?"Mata Zanny yang semula berlinang air mata itu langsung terlihat dingin saat melihat Yanuar.Dia menundukkan pandangannya dan melengkungkan sedikit bibirnya.Zanny memang sedang tersenyum, tapi Yanuar merasa bahwa mantan kekasihnya
Saat bisa melihat kembali ekspresi marah Yuna, Wano tersenyum bahagia.Tangannya yang besar membelai telinga Yuna, dia dengan suara rendah berkata, "Ayo umpat aku sekali lagi!""Dasar bajingan tengik!"Yuna mengumpat Wano sekali lagi tanpa ragu.Dia tidak hanya ingin mengumpatnya, tapi juga ingin menggigitnya sekeras mungkin.Jika bukan karena Wano menggoda Yuna seperti siluman rubah, wanita itu tidak harus menunjukkan ekspresi memalukannya di depan Wano.Saat dirinya bisa kembali mendengarkan umpatan yang sudah tidak asing baginya, Wano tertawa dan memeluk wanita itu dengan erat.Wano berbaring di pundak Yuna, ada emosi tak tertahankan yang terdengar dari suaranya.Ada perasaan bersemangat sekaligus kesedihan yang didominasi oleh rasa sakit hati."Akhirnya Yunaku kembali."Yuna yang suka memukul, mengumpat dan memarahinya akhirnya kembali seperti sedia kala.Tangan besar Wano membelai kepala Yuna dengan lembut, dia sekali lagi berkata dengan suara lembut. "Untuk seterusnya, kamu seper