Berita pernikahan Samuel dan Selena sudah tersebar luas. Undangan pernikahan pun sudah disebar. Beberapa pihak seperti Sean dan Miracle memprotes Selena yang mempercepat pernikahan. Namun Selena menjelaskan pada kakak dan saudara kembarnya kalau ini memang yang terbaik. Awalnya memang Sean dan Miracle tak setuju tapi akhirnya Sean dan Miracle mendukung apa yang telah Selena putuskan. Begitu pun dengan Marsha dan Dominic yang juga mendukung apa yang telah Samuel dan Selena putuskan. Telebih usia Samuel dan Selena pun sudah sangat cukup untuk membangun rumah tangga. Seluruh keluarga besar Geovan pun kini sudah tahu tentang pernikahan Selena. Termasuk kakek dan nenek Selena dari sisi ayah dan ibunya. Tentu keluarga besar Geovan menyambut bahagia karena sekarang Selena akan segera menikah. Dulu Selena memang selalu menjauh dari keluarga besarnya. Alasannya keluarga besar Geovan memiliki aturan kuno—di mana seorang wanita dari keluarga Geovan dilarang hamil di luar pernikahan. Aturan kuno
“Paman Albert?” Selena melangkah mendekat pada Albert yang berada di ruang tamu. Terlihat senyuman di wajah Selena terlukis kala tiba di depan Albert. “Maaf mengganggu waktu Anda, Nona,” jawab Albert seraya menundukan kepalanya sopan pada Selena. “Jangan terlalu formal padaku, Paman.” Selena kembali tersenyum. “Ah, ya, ada apa, Paman? Apa Paman mencari Daddy-ku?” tanyanya sopan. “Tidak, Nona. Saya ke sini karena ingin memberikan hadiah pernikahan untuk Anda.” Albert memberikan kotak yang ada di tangannya pada Selena.“Ya Tuhan, Paman. Harusnya kau tidak usah repot-repot seperti ini.” Selena menerima kotak itu seraya sedikit menundukan kepalanya sopan mengahargai pemberian dari Albert. “Ini hadiah kecil dari saya, Nona. Semoga Anda menyukainya,” jawab Albert tulus. Selena tersenyum hangat. Detik selanjutnya, wanita itu membuka kotak pemberian Albert yang ada di tangannya. Dan … seketika raut wajah Selena berubah melihat gelang berlian yang dengan huruf ‘S’ di sana. Sungguh, itu ad
Seluruh keluarga Geovan tampak sibuk dengan segala persiapan pernikahan. Para pelayan pun sejak tadi mondar mandir mengantarkan segala kebutuhan sang pengantin. Pun anak-anak dari keluarga besar Geovan sudah rapi memakai gaun dan juga jas yang telah didesign khusus oleh Stella. Begitu pun dengan Oliver dan Joice yang sangat terlihat seperti pengantinn kecil. Kedua bocah itu kini tengah bergabung dengan para sepupunya. Baik keluarga Geovan maupun keluarga Maxton semuanya adalah hasil rancangan Stella—istri Sean. Ya, hari ini adalah hari yang telah dinanti-nantikan Samuel dan Selena yaitu hari pernikahan mereka. Pernikahan Samuel dan Selena ini bisa dikatakan akan menjadi salah satu pernikahan termewah di tahun ini. Pasalnya Samuel dan Selena mengundang ribuan tamu undangan yang hadir. Mulai dari artis, model ternama, dan sekaligus para pengusaha dari berbagai negara. Tentu semua ini memang salah satu permintaan William. William tak ingin pernikahan Selena digelar secara sederhana. Dan
Kilat kamera tersorot pada Selena yang melangkah masuk ke dalam ballroom hotel bersama dengan William. Dekorasi pernikahan yang sangat mewah membuat Selena seperti masuk ke dalam istana. Ribuan tamu undangan tak henti melihat penampilan Selena yang begitu memukau. Para wartawan tampak sibuk mengambil gambar Selena dan William yang tengah memasuki ballroom hotel. Pernikahan Samuel dan Selena memang sangat meriah dan mewah. Bahkan Samuel dan William pun sepakat untuk mengundang media hadir di pesta pernikahan.Sebagian besar keluarga Geovan sekaligus keluarga Maxton tak henti mengambil gambar Selena dan William menggunakan ponsel mereka. Baik keluarga besar Geovan dan keluarga besar Maxton sama-sama menunjukan pancaran wajah yang bahagia karena akhirnya Samuel dan Samuel telah bersatu. Tentu sudah bukan lagi menjadi rahasia tentang perjuangan Samuel dan Selena agar bisa bersatu. Berawal dari skandal yang menghebohkan publik namun sekarang semuanya telah berbuah manis. Di ujung sana tep
Resepsi pernikahan Samuel dan Selena begitu megah. Dekorasi ballroom hotel itu berhias Swarovski dan juga bunga lily putih. Lampu kristal di langit-langit membuat kesan mewah dari resepsi pernikahan Samuel dan Selena. Puluhan wartawan pun berada di ballroom hotel itu mengabadikan moment pernikahan pengacara kondang dengan putri billionaire ternama dunia. Bisa dikatakan pernikahan Samuel dan Selena akan menjadi pernikahan termahal tahun ini. Di altar, Samuel dan Selena menyambut para tamu undangan yang memberikan selamat padanya dan Samuel. Lalu ketika para tamu undangan sudah selesai mengucapkan selamat, kini bergilir keluarga besar Geovan dan keluarga besar Maxton. Jika dibandingkan jumlah keluarga besar Geovan jauh lebih banyak daripada keluarga besar Maxton. Well, memang sejak dulu terkenal keluarga besar Geovan memiliki pasukan yang sangat banyak.“Selamat atas pernikahan kalian. Meski kau telah menjadi adik iparku bukan artinya aku menyukaimu. Satu kali saja kau melukai adikku;
“Dean, jam berapa kita pulang? Aku sedikit lelah di sini.” Juliet—calon istri Dean tampak kesal kala Dean sejak tadi menyapa para tamu undangan yang hadir di pesta pernikahan Samuel dan Selena. Pasalnya memang pesta pernikahan Samuel dan Selena ini penuh dengan banyaknya para pengusaha ternama dunia. Bahkan sejak tadi pun wartawan sempat mewawancarai Dean. Padahal Juliet ingin sekali segera pulang ke rumah. “Tunggu sebentar, Juliet. Aku tidak enak kalau langsung pulang,” jawab Dean datar. Pria itu baru saja selesai mengobrol dengan Sean dan Mateo. Tentu pembicaraannya dengan Sean dan Mateo hanyalah seputar tentang perkembangan bisnis. Juliet menghela napas dalam. “Yasudah, aku ingin ke toilet sebentar. Kau tunggu di sini jangan jauh-jauh nanti aku kesulitan mencarimu.”Dean menganggukan kepalanya merespon ucapan Juliet. Detik selanjutnya, Juliet melangkah pergi meninggalkan Dean—menuju toilet yang letaknya berada di luar ballroom hotel. “Tuan, apa Anda ingin minum?” tawar pelayan m
Malam semakin larut. Resepsi pernikahan Samuel dan Selena pun telah selesai. Terlihat Selena begitu kelelahan. Jelas saja, itu semua karena gaun pengantin yang dipakai Selena sangat berat. Ditambah Selena pun harus menyambut ribuan tamu undangan yang datang. Tak heran jika sekarang tubuh Selena sangat lelah. Namun meski demikian, pancaran mata Selena menampilkan jelas rasa haru bahagianya. Kini Samuel dan Selena memasuki kamar pengantin, aroma parfume ruangan lembut menyeruak ke indra penciuman Samuel dan Selena. Kamar pengantin yang megah dan mewah itu seolah memanjakan mata dan indra penciuman Selena. Bunga mawar merah bertaburan membentuk tanda love di ranjang. Beberapa nuansa romantis begitu kental membuat pipi Selena merona merah. “Apa kau lelah, Nyonya Maxton?” Samuel memeluk pinggang Selena dari belakang. Pria itu menenggelamkan wajahnya di leher Selena. Mengecupi leher jenjang Selena. Selena tersenyum seraya membalas pelukan sang suami. Gelenyar aneh menelusup ke dalam tubu
Samuel melangkah keluar dari kamar mandi—membopong tubuh Selena seraya melumat bibir Selena dengan begitu agresif dan liar. Pun Selena berusaha mengimbangi lumatan yang Samuel ciptakan. Suara decapan terdengar. Lidah mereka saling membelit satu sama lain. Mengulum bergantian dan saling bertukar saliva. Gelora hasrat membara keduanya telah terbendung seolah meluap tak terkendali. Samuel menurunkan tubuh Selena, dan membaringkan tubuh sang istri ke ranjang. Sesaat kedua insan itu saling bertukar pandang dan memancarkan tatapan gairah. Tubuh keduanya polos tanpa sehelai benang pun. Mata Samuel tak lepas melihat lekuk tubuh sang istri yang sangat indah dan begitu menggoda. Putih mulus tanpa noda. Meski sudah pernah melahirkan nyatanya Selena tetap menjaga keindahan tubuhnya. Pipi Selena sedikit merona kala Samuel menatapnya. Pun tubuh kekar Samuel sangat memanjakan mata Selena. Otot-otot maskulin ditambah tato di tubuh suaminya itu sangat seksi. Ah! Selena sungguh malu. Bisa-bisanya dia
Beberapa bulan kemudian … Zurich, Swiss. Langit begitu biru dan indah membaur dengan perkebunan buah anggur yang ada di Swiss. Cuaca pagi di musim semi sangatlah indah. Angin yang berembus ke kulit begitu menyejukan. Tampak tatapan Selena sedari tadi menatap Oliver yang tengah bersama dengan Javier memetik buah anggur di perkebunan. Meski ada empat pengawal yang menemani Oliver dan Javier tetap saja Selena tak bisa melepaskan tatapannya dari kedua anak laki-lakinya itu. “Sayang, Oliver bisa menjaga Javier dengan baik. Kau tenang saja.” Samuel membelai pipi Selena dengan lembut. Selena menghela napas dalam. Tatapan Selena mulai teralih ke dua bayi perempuan kembarnya yang tertidur lelap di stroller. Senyuman di wajah Selena pun terlukis hangat melihat Stacy dan Sierra tertidur pulas. Sekarang usia Stacy dan Sierra sudah 7 bulan. Tubuh kedua bayi perempuannya sangat gemuk dan sehat. Stacy yang lahir lebih dulu memiliki rambut berwarna cokelat tebal dan mata biru. Sedangkan Sierra—s
Miller International School, London. “Aw.” Seorang gadis kecil cantik terjatuh akibat bermain lari-larian dengan teman-temannya. Tampak lutut gadis kecil itu terluka dan mengeluarkan darah. Dengan pelan, gadis kecil itu berusaha untuk bangun tapi tubuhnya malah tak seimbang dan nyaris jatuh. Tepat dikala tubuh gadis kecil itu nyaris terjatuh, sosok bocah laki-laki yang memiliki postur tubuh tinggi menangkap gadis kecil itu. “Terima kasih,” ucap gadis kecil itu melangkah menjauh dari laki-laki yang membantunya. Namun, tiba-tiba manik mata gadis kecil itu melebar terkejut kala menatap sosok laki-laki yang telah membantunya itu. “Oliver? Kau di sini?” Mata Nicole mengerjap beberapa kali menatap Oliver. Oliver menarik tangan Nicole, mendudukan tubuh Nicole di kursi, lalu bocah laki-laki itu mengambil kotak obat yang letaknya berada di ruang kesehatan. Beruntung ruang kesehatan tidak terlalu jauh dari posisi di mana Oliver dan Nicole berada. Saat kotak obat sudah ada di tangan Oliver,
“Bye, Sayang. Jaga diri kalian. Jangan membuat Grandpa William dan Grandma Marsha kerepotan. Ingat kalian harus patuh pada Grandpa dan Grandma.” Selena berseru pada Oliver dan Javier yang masuk ke dalam mobil. Terlihat Oliver dan Javier kompak mengangguk patuh merespon ucapan ibu mereka. Ya, hari ini Oliver dan Javier harus pergi ke rumah William dan Marsha. Menjelang Selena melahirkan, William dan Marsha memang berada di London. Sedangkan kakak dan adik Selena lain akan tiba di London dalam waktu beberapa hari lagi. Mengingat kakak dan adik Selena tak tinggal di negara yang sama, membuat Selena tak terlalu sering bertemu dengan kakak dan adiknya. Meski demikian, komunikasi selalu terjalin dengan sangat erat. “Bye, Papa, Mama.” Oliver dan Javier melambaikan tangan mereka kompak pada Selena dan Samuel. Pun Selena dan Samuel membalas lambaian tangan anak-anak mereka. Dan ketika mobil yang membawa Oliver dan Javier sudah pergi, Selena segera masuk ke dalam rumah tanpa mengatakan pada S
“Oh, My God! Raven, Rosalie, kenapa kalian merusak make up Mommy? Astaga! Ini make up kesayangan Mommy, Sayang.” Juliet rasanya ingin menjerit melihat semua perlengkapan make up miliknya hancur berantakan. Mulai dari koleksi lipstick, eyeshadow, foundation, dan masih banyak lainnya. Semua sudah berantakan di lantai kamar. Baru beberapa detik Juliet ke kamar mandi karena mengambil ponselnya yang tertinggal di wastafel, tapi dalam hitungan detik juga kamar sudah seperti kapal pecah. Memang kedua anaknya itu sudah sangat aktif. Sore ini, Juliet sengaja tak meminta pengasuh untuk masuk ke dalam kamarnya, pasalnya Juliet ingin mengajak kedua anaknya itu bermain sambil menunggu sang suami pulang dari kantor. Tapi alih-alih niatnya terealisasi malah kekacauan sudah lebih dulu tiba menghampiri dirinya. Sungguh, Juliet bisa-bisanya lupa kalau kedua anaknya sangatlah aktif. Alhasil koleksi make up miliknya hancur lebur. Bedak saja sudah berceceran di lantai. Terutama lipstick yang tak lagi ber
“Mommy, aku pulang.” Joice melangkah masuk ke dalam rumah dengan raut wajah yang muram. Gadis kecil cantik itu nampak lesu seperti tengah memikirkan hal yang mengusik pikirannya. Joice meletakan tas sekolah ke sofa, dan duduk di sofa itu. Jika biasanya Joice selalu riang gembira, kali ini gadis kecil itu tak seceria biasanya. “Sayang? Kau kenapa?” Brianna yang baru saja selesai menyiram tanaman, dikejutkan dengan putri kecilnya yang pulang dari sekolah dalam keadaan wajah yang muram. Padahal setiap hari, Joice selalu pulang sekolah dalam keadaan wajah yang riang gembira. “Tidak apa-apa, Mom. Aku hanya lelah saja,” jawab Joice pelan. Brianna menghela napas dalam. Brianna yakin pasti ada yang tidak beres dengan putri kecinya itu. “Katakan pada Mommy ada apa, Nak?” tanyanya seraya duduk di samping Joice. “Mommy aku ingin bertanya padamu.” “Kau ingin tanya apa, Sayang?” “Hm, apa aku ini tidak cantik, Mom?” Joice menyandarkan kepalanya di lengan Brianna. Bibir Joice mengerut, menunj
Tiga tahun berlalu … Miller International School, London. “Oliver Maxton! Pulang sekarang! Tidak ada main basket!” Selena berkacak pinggang mengomel pada putra sulungnya yang berusia 8 tahun. Tampak mata Selena menatap dingin dan tegas putranya itu. Aura kemarahan begitu terlihat jelas di paras cantik wanita itu. Dengan keadaan perut yang membuncit, Selena mengomeli putranya di tengah jalan. Ya, saat ini Selena tengah mengandung untuk ketiga kalinya. Ulah Samuel membuat Selena hamil lagi. Hanya saja kali ini berbeda. Kehamilan ketiga ini, Selena hamil bayi kembar. Sungguh, Selena berjanji setelah ini dia akan steril tak ingin lagi memiliki anak. Tubuhnya baru saja langsing tapi sudah harus bengkak lagi. Padahal niat Selena adalah memiliki dua anak. Tapi ternyata malah kecolongan. “Ck! Ma, guru sudah menghukumku time out. Mama kenapa menghukumku juga? Nanti aku akan menghubungi Grandpa William. Aku akan meminta Grandpa William memecat guru yang sudah berani menghukumku,” tukas Oli
Beberapa bulan kemudian … Fistral Beach, Newquay, UK. Deburan ombak menyapu kaki telanjang Juliet. Angin berembus menerpa kulit Juliet membuatnya Juliet memejamkan matanya sebentar, menikmati keindahan musim panas. Tampak Rava begitu setia mengikuti langkah kaki Juliet. Sesekali Juliet menatap banyak anak muda yang siap-siap untuk berselancar. Fistral Beach memang salah satu pantai di Inggris yang menjadi tempat favorite untuk berselancar. Kandungan Juliet kini telah memasuki minggu ke dua puluh tiga. Perut Juliet sudah membuncit. Tubuhnya pun mulai mengalami kenaikan berat badan, namun tak terlalu parah. Pasalnya selama hamil, Juliet tak terlalu nafsu makan. Meski sudah dipaksa oleh Rava, tapi tetap saja Juliet menolak. Trimester pertama, Juliet mengalami mual hebat sampai tak bisa makan apa pun. Rava sampai harus meminta dokter mengontrol Juliet setiap hari karena Juliet tak bisa makan. Dan beruntung sekarang kondisi Juliet sudah jauh lebih baik. Ngomong-ngomong, anak yang ad
Seoul, South Korea. Angin berembus di kota Seoul begitu menyejukan. Musim semi adalah salah satu musim terbaik di Seoul. Bunga Sakura banyak tumbuh dengan indah. Salah satu kota di Benua Asia yang menyajikan keindahan dan budaya setempat yang kental. Kota ini adalah kota yang dipilih oleh Dean dan Brianna menikmati bulan madu indah mereka. Selama di Seoul, Dean dan Brianna selalu mengabadikan moment-moment indah mereka. Moment di mana tak akan pernah mereka lupakan. Dua insan itu akhirnya telah menjadi satu setelah banyaknya rintangan. Meski tak mudah, tapi Dean dan Brianna membuktikan mereka mampu bersatu. “Sayang, ayo bangun. Kenapa jam segini kau belum bangun juga?” Brianna menggoyangkan bahu Dean, meminta suaminya itu untuk bangun. Waktu menunjukan pukul 10 pagi. Brianna ingin segera jalan-jalan menikmati indahnya kota Seoul. Meski lelah karena selalu olahraga malam, tapi Brianna tak mau menyia-nyiakan moment bulan madunya dengan sang suami tercinta. Dean menggeliat mendengar
Sebuah hotel mewah di London telah dipadati oleh wartawan yang lebih dulu hadir. Dekorasi ballroom hotel itu tampak memukau. Hiasan mawar dipadukan bunga lily dan batu Swarovski begitu indah menawan. Red carpet yang terpasang di lantai seakan memberikan sentuhan mewah. Ballroom hotel megah ini telah disulap layaknya tempat di mana pangeran dan putri akan menikah. Nuansa tema kental kerajaan melekat di ballroom hotel megah itu. Ya, hari ini adalah hari yang telah dinanti-nantikan oleh Dean dan Brianna. Hari di mana mereka akan segera melangsungkan pernikahan. Setelah banyaknya rintangan yang mereka hadapi akhirnya Dean dan Brianna dapat melewati badai masalah yang hadir. Takdir memang memiliki caranya sendiri menunjukan siapa belahan jiwa kita yang sebenarnya. Harusnya Dean menikah dengan Juliet, tapi ternyata takdir Dean adalah Brianna. Sedangkan Juliet menikah dengan Rava. Pun dulu Samuel tak menyetujui hubungan Dean dan Brianna. Samuel adalah satu-satunya orang yang menentang hubu