Tiga hari setelah Rey bertemu dengan kedua orang tuanya, pria berambut putih itu mulai mengarahkan Klan Vampire mencari keberadaan Fourd.
Rey telah memberikan pengumuman pada seluruh Klan-nya tentang Fourd yang kini telah berubah statusnya menjadi pengkhianat dalam Klan mereka.
Fourd dianggap bekerja sama dengan Kaum Hitam dalam merencanakan penculikan Ratu mereka tempo hari. Alhasil semua Klan Vampire yang berada di bawah kekuasaan Fourd ditangkap dan dieksekusi satu per satu, jika mereka tetap menyatakan akan setia pada anak pertama Olympus itu.
"Aku tidak mau tahu, bagaimanapun caranya kalian harus menemukan di mana pengkhianat itu berada!" perintah Rey pada salah satu Vampire kepercayaannya yang menggantikan Michael.
Rey duduk di singgasana kastil sembari mendengarkan laporan dari beberapa Vampire yang hari ini datang melaporkan temuan-temuan mereka selama beberapa hari kemarin.
Olivia duduk di samping peti pengembali energi di mana Michael berada. Pria bertubuh kekar itu masih setia menutup mata dengan kulit dan tubuh pucatnya.Terhitung hampir lima hari Olivia duduk menemani Michael disisinya. Sesekali Olivia mengusap dahi dan pipi dingin Michael dengan wajah sedih bercampur bahagia. Entah apa yang dipikirkan Olivia hingga sampai saat ini masih saja setia bersama pria yang jelas-jelas telah menyakitinya dengan brutal."Kau butuh sesuatu, Nona?" Wanita Vampire yang selalu bersama dengan Olivia mendekat."Tidak ada," sahut Olivia singkat."Kalau begitu … apa Nona tidak ingin beristirahat dulu? Sudah berhari-hari Nona tidak tidur dengan benar, aku takut Nona akan jatuh sakit karena tidak beristirahat dengan baik."Olivia menggeleng, masih menatap Michael yang terbaring di depannya. "Aku akan tidur jika aku mengantuk. Kau pergilah, aku akan me
"Apa yang kamu lakukan Rey?!" marah Olympus menahan tangan anaknya."Lepaskan aku, Dad. Jangan halangi aku membunuh Kaum rendahan ini!" sentak Rey menepis tangan Olympus kasar."Jangan main hakim sendiri, Rey. Jika kamu ingin membunuhnya, kita eksekusi dia dengan cara yang lebih terhormat. Jangan bersikap memalukan begini!" ucap Olympus setengah berbisik malu di dengar Klan mereka yang lain."Biarkan hukum kita yang bekerja Rey. Kamu adalah seorang Raja, bersikaplah sebagaimana mestinya," sambung Olympus mengingatkan.Rey mendengus, menarik tangannya yang masih mencekik leher King. Pria berjambang itu sontak terbatuk-batuk, menarik udara yang banyak di sekitarnya. Hampir saja dia mati sia-sia disini, batin King.Thomas dengan cepat mendekati pemimpinnya memastikan King tidak apa-apa."Bawa mereka masuk!" perintah Rey pada Klan-nya sebelum melayang kemba
"Jangan bercanda denganku Tuan King, kau pikir kami akan percaya begitu saja dengan ucapanmu?" Rey tersenyum sinis, melipat tangannya di depan dada."Kau terlalu percaya diri bisa menipu kami semudah itu!" sambungnya tidak mau terjebak dengan maksud terselubung King."Itu terserah padamu jika kau tidak mau percaya padaku, Tuan Rey. Tapi satu hal yang perlu kau ingat, nyawa istrimu sedang berada diujung tanduk saat ini. Kakak tirimu begitu memaksa ingin membunuhnya sejak dia berhasil menculik dan membawanya padaku!"Rey, Olympus dan Clara seketika terkejut mendengar perkataan King diikuti Samantha dan kekasihnya Brooker. Pria berjambang itu langsung tersenyum, merasa berhasil mendapatkan perhatian mereka semua."Kalian pasti tidak percaya, bukan? Tapi, sesungguhnya rencana menculik Ratu Vampire adalah rencana darinya. Dia yang mengatur istrimu hampir dibawa oleh Kaum kami saat berada di Ma
Menuju hutan belantara di mana tempat persembunyian Fourd tersebar, Rey bersama bibi dan tunangannya melayang mengikuti Thomas yang lebih dulu melayang jauh di depan mereka memimpin perjalanan ini.Bersama mereka juga ikut kelompok Klan Vampire pencari yang ditugaskan Rey bersama-sama dengannya dalam misi pembuktian ucapan King.Kali ini Rey akan membuktikan sendiri ucapan pemimpin terakhir Kaum Hitam itu. Jika terbukti King membohonginya dan sengaja menjebaknya bersama para Klan. Rey akan memastikan membunuh pria berjambang itu bersama dengan Kaumnya yang tersisa sampai habis. Tidak akan lagi kebaikan yang tersisa jika King berani menipunya lagi.Berkilo-kilo meter jauh masuk ke dalam hutan, Thomas mulai melambat dengan tangan memberi kode kalau mereka sudah sampai di tempat persembunyian pertama Fourd yang dia tahu.Thomas berhenti tepat di sebuah cabang pohon besar diikuti Klan Vampire dan pemimpi
Tiba di dekat air terjun bagian terdalam hutan. Rey, Samantha dan tunangannya Brooker singgah di sebuah tangkai pohon besar bersama King dan Kaum kepercayaannya.Tepat di bawah mereka berdiri satu buah rumah usang dengan dinding ditumbuhi tanaman merambat. Siapa saja pasti tidak akan menyangka jika itu adalah sebuah rumah. Pasalnya rumah tersebut terlihat seperti seenggok pohon tua yang telah roboh.Manik mata biru Rey memperhatikan dengan seksama sepetak rumah yang dia curigai ada penghuninya di dalam. Pintu yang tertutup rapat dengan cahaya temaram tampak dari dalam meyakinkan Rey ada Vampire lain yang tinggal di sana saat ini.Raja Vampire itu memanggil salah satu pemimpin Klan pencarinya dan meminta mereka maju ke dalam beberapa kelompok, sebelum dia ikut turun tangan menangkap siapa saja yang berada di dalam sana."Kamu disini saja Rey, biar aku dan Brooker yang pergi." Samantha menahan keponaka
"Tuan, ada berita yang tidak baik."Fourd mendongak, menatap penuh tanda tanya Vampire kepercayaannya. "Ada apa?" tanyanya meletakkan buku yang sejak tadi dia baca."Rumah utama tempat persembunyian kita telah diserang Raja Vampire, Tuan.""Apa?!" Fourd bangkit dari duduknya, kaget. "Bagaimana bisa?" tanyanya tidak percaya."Ini karena Kaum kepercayaan pemimpin Kaum Hitam, Tuan. Mereka sekarang telah berpindah pihak pada adikmu. Klan Vampire sedang menyisir seluruh hutan mencari keberadaan kita bersama mereka," terang Vampire kepercayaan Fourd memberikan informasi tentang hal yang sempat dikabarkan oleh salah satu Vampire yang berada di rumah itu sebelum mati meledak bersama bom."Brengsek!" maki Fourd marah. "Jadi mereka memang ingin menentangku dengan mengajak adik tiriku bekerja sama? Tidak ku sangka mereka sungguh licik!" kesalnya menggebrak meja di depan.
"Ada apa Sayang?" Olympus menghampiri istrinya yang tiba-tiba bangun saat tidur di dekatnya.Wanita itu sempat berteriak memanggil nama Rey sebelum akhirnya tersadar dari mimpi buruknya."Di mana Rey?" tanya Clara dengan peluh membanjiri dahinya.Nafasnya yang terengah membuat pria berambut putih di depan Clara khawatir."Tenanglah, Sayang…," ucap Olympus mengusap dahi istrinya."Di mana Rey, Olympus?! Katakan di mana anakku!" pekik Clara lagi tidak sabar."Tenanglah, Rey masih di hutan bersama Klan pencari. Dia aman bersama mereka," sahut Olympus berusaha menenangkan wanita yang tampak ketakutan di depannya."Kau yakin dia benar-benar aman?" tanya Clara memastikan."Iya, Sayang. Vampire suruhanku baru saja melaporkan perkembangan pencarian Fourd di sana. Kamu tidak perlu khawatir…." Clara mengangg
"Bagaimana keadaanmu Michael?" Elish datang menemui tabib kepercayaan Rey yang telah keluar dari peti pengembali energinya.Michael berbalik menatap wanita tua dengan wajah yang mulai berkeriput mendekatinya."Aku sudah lebih baik dari sebelumnya, Tabib Elish. Terima kasih karena sudah menjaga dan mengobatiku selama ini."Elish tersenyum, berdiri di dekat Michael yang tengah bersiap pergi dari ruangan itu."Jangan berterima kasih padaku Michael. Aku hanya sesekali datang kesini mengecek keadaanmu. Wanita manusia itu yang selalu disini menemanimu selama kau tidak sadar. Kau seharusnya berterima kasih padanya dan bukan padaku."Michael hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan Elish. Dia juga tahu bagaimana Olivia selalu datang kesana sekedar duduk bercerita banyak hal dengannya di samping peti pengembali energi.Pria itu sengaja tidak mem
Hai … Akhirnya novel kedua author di Platform ini selesai … Setelah hampir sempat terbengkalai dan kadang up karena kesibukan, author bisa menamatkan juga Tuan Vampire kita hari ini … Terima kasih untuk semua pembaca setia Tuan Rey dan Suci yang selalu setia menanti up … Terima kasih juga untuk pembaca yang sudah beli koin dan ngasih Vote untuk pasangan Vampire dan manusia kita, yah … Tidak ada kata-kata yang cukup menggambarkan kebahagiaan serta rasa terima kasih author untuk semua pembaca … Dan seperti pengumuman-pengumuman author sebelumnya, author akan umumkan pemenang Giveaway kita berdasarkan vote atau pemberi GEM 3 terbanyak … Nama-namanya adalah sebagai berikut:: 1. Sari Ariswati dengan jumlah 57 GEM 2. Sheril Warouw dengan jumlah 33 GEM 3. Ziza Ziz S dengan jumlah 30 GEM Untuk para pemenang bisa langsung DM author @adamvanda yah … Bagi pemenang yang tinggal di luar Pulau Jawa, author minta maaf nanti ongkirnya ditanggung pemenang yah … Atau bisa juga japri auth
"Kau apa…!?" "Aku akan mengakhiri kesepakatan kita hari ini." Rey tertegun selama beberapa saat, kaget mendengar pengakuan pemimpin terakhir Kaum Hitam di depannya. Setelah berbicara dengan Suci malam tadi, King pergi menemui Raja Vampire di kastilnya. Kedatangan pria berjambang itu sempat membuat seluruh penjaga kastil heboh termasuk Michael. Pria itu dengan sigap menahan King, menanyakan apa maksud kedatangannya ke sini. Rey yang saat itu tengah berada di kamar beristirahat, langsung keluar begitu mendengar suara keributan dari luar. "Besok kau bisa menjemput wanitamu di kerajaanku. Aku sudah mengatakan padanya dia bisa pergi besok pagi bersamamu." King menyambung ucapannya, berbicara lantang duduk berhadapan dengan Rey. Tidak terlihat keraguan sedikitpun diwajah King, dia sudah siap dan menerima semua takdir cinta bertepuk sebelah tangannya pada Suci. Rey masih diam mencerna perkataan King. Datang ke kastilnya disaat hampir pagi dan mendengar berita tidak terduga ini dari
Pukul delapan malam Suci memberanikan diri mengetuk pintu kamar King yang tepat bersebelahan dengan kamarnya.Dengan rasa gugup dan pikiran yang bersalah, Suci meyakinkan dirinya untuk bertemu dengan King malam ini juga.Entah keberanian dari mana sampai wanita yang hanya memakai gaun tipis dengan jubah panjang yang menutupinya berdiri di depan pintu kayu jati besar yang perlahan terbuka dari dalam.King menampakkan dirinya dengan wajah terkejut. "Nona?" ucapnya kaget.Suci tersenyum tipis dan masuk ke dalam tanpa dipersilahkan oleh King. Pria itu tertegun beberapa saat dan menutup kembali pintu kamarnya perlahan."Apa aku mengganggu malammu?" tanya Suci berdiri membelakangi pria bertubuh kekar itu."Ti-tidak. Aku hanya sedang membaca buku saja," jawab King sedikit gugup.Suci mengedarkan pandangan menatap ke seluruh sudut kamar King yang
"Nona …." King mendekati wanita yang tengah sibuk dengan kegiatannya di taman samping kerajaan Kaum Hitam.Sembari menunggu Rey, suaminya. Suci mengambil beberapa bunga mawar putih dan merah yang sengaja ditanam King di sekitar sana.Selain ingin membuat Suci betah, King ingin wanita itu punya kesibukan di kerajaannya selain duduk berjam-jam bersama Raja Vampire.King tahu Suci pasti akan sangat bahagia jika ada bunga-bunga cantik yang ditanam di tempat itu."Kau … ada apa kau ke sini?" risih Suci.Dia hanya tidak mau Rey salah paham jika melihat King ada di sana bersamanya disaat Rey belum datang."Aku hanya ingin bicara sebentar denganmu," ucap King tanpa basa basi.Suci menghembuskan nafas panjang, beranjak dari dekat taman dan duduk di kursi panjang tempat dia dan Rey biasa menghabiskan waktu bersama. Bunga yang Su
"Bisakah kau jelaskan apa maksud semua ini, Nona?!" Thomas masuk ke dalam kamar istri pemimpinnya setelah Nani lebih dulu masuk ke sana. Maid pribadi Suci hanya tertunduk begitu Suci menatapnya bertanya-tanya melihat Thomas juga ikut masuk bersamanya. "Apa maksudmu menjelaskan semua ini, Thomas?" Suci bangkit dari sofa sudut kamar, mendekati pria dan wanita Kaum Hitam itu. "Ini … aku menemukan ini dari Nina!" Thomas menunjukkan botol kecil berisi cairan berwarna merah yang tinggal sedikit. Suci mengernyit kemudian beralih menatap Nina lagi. Dia mengerti kenapa maid pribadinya hanya tertunduk sejak Nina masuk ke sini. "Tolong jelaskan kenapa Nona meminta Nina memasukkan ini ke dalam ramuan obat Tuan King!" sambung Thomas tidak sabar. Suci terlihat membuang nafas kasar, melewati Thomas dan berhenti di depan jendela kamarnya. "Apa aku perlu menjelaskan kepentingan pribadiku padamu?!" Suci melipat tangan di depan dada. "Meskipun kau Kaum kepercayaan King, bukan berarti kau berhak
"Thomas!""Iya, Tuan?""Aku merasa ada yang tidak beres." King duduk seperti biasa mengamati dari jauh pasangan suami istri yang kemarin sempat bertengkar, kini sudah berbaikan.Rey dan Suci duduk berdekatan di kursi taman samping kerajaan Kaum Hitam dengan kemesraan mereka.Sempat bertengkar malah membuat keduanya semakin mesra satu sama lain. Suci bahkan tidak sungkan lagi mencium pipi dan bibir Rey di sana, tidak peduli ada di mana mereka saat ini."Apa maksud Tuan ada yang tidak beres?" Thomas bertanya."Tubuhku. Ada yang tidak beres dengan tubuhku." Thomas mengernyit, semakin bingung dengan maksud ucapan pemimpinnya."Aku merasa tubuhku semakin sehat sekarang. Kemarin tabib juga berkata demikian. Kondisi tubuhku perlahan membaik, katanya."Thomas diam, mencoba menelaah perkataan King. Dari
"Ini sudah dua hari My Lady. Apa kamu masih tidak ingin menemuiku?" Rey mengetuk pintu kamar Suci dari luar.Wanitanya masih saja tidak mau bertemu dengan Rey setelah pertengkaran mereka waktu itu. Suci sengaja mengunci diri di kamar setiap kali Rey datang menemuinya seperti hari ini."Tolong jangan mengacuhkan aku My Lady. Aku merindukanmu," ucap Rey dengan wajah yang sendu.Suci tidak terdengar menyahutinya dari dalam. Rey semakin sedih dan merasa bersalah. Tidak tahu sampai kapan wanitanya akan mendiamkan dia seperti ini."Mungkin istriku masih marah padamu Tuan Rey." King mendekati Raja Vampire dari arah depan lorong menuju kamar.Pria berjambang itu tampak bahagia melihat Rey terus diacuhkan Suci. Selama mereka bertengkar, King sudah banyak melewati waktu-waktu yang indah bersama Suci.Dengan Suci dan Rey bertengkar seperti ini, intensitas pertemuan kedu
"Kamu masih marah?" Rey diam tidak menjawab.Suci menghembuskan nafas panjang, duduk di samping suaminya. Sejak kemarin Rey tidak mau berbicara dan hanya diam duduk di dekatnya di taman samping kerajaan Kaum Hitam.Mengetahui wanitanya menjaga pemimpin Kaum Hitam semalaman membuat hati Rey kesal. Pria itu sengaja mendiamkan Suci agar bisa memberi peringatan padanya kalau apa yang dilakukan Suci pada King tidak dia suka."Lalu kamu mau aku bagaimana Rey? Apa aku harus membelah tubuhku menjadi dua demi bisa menyenangkan hati kamu dan dia?!" Suara Suci terdengar meninggi seiring rasa putus asanya membujuk pria pucat itu.Bagi Suci, Rey sangat egois dan tidak memikirkan posisinya juga sebagai istri King. Meski tidak pernah menganggap pernikahan mereka ada, namun sebagai wanita manusia yang punya belas kasih, Suci merasa wajib membantu King terlepas dari rasa cinta Kaum Hitam itu padanya.
"Nona … apa yang Nona lakukan?!" pekik wanita maid yang baru saja masuk ke dalam dapur kerajaan."Tidak perlu berteriak begitu, Nina. Suaramu bisa membangunkan satu kerajaan!" Suci terkejut, membuang nafas panjang sebelum melanjutkan apa yang sedang dia lakukan di dalam dapur."Ma-maaf, Nona. Tapi apa yang Nona lakukan? Ini—" "Jangan berkata apa-apa, Nina," potong Suci cepat. "Kau diam saja di sana dan perhatikan apa yang aku lakukan!" Wanita keturunan Kaum Hitam dengan seragam maid putih hitam seketika bungkam menutup mulutnya rapat.Bau amis darah begitu tercium menyengat hampir ke seluruh penjuru dapur. Buru-buru wanita berambut pendek itu menutup semua pintu dan jendela yang ada di sana, takut jika ada Kaum lain yang melihat apa yang terjadi di dalam dapur."Nona seharusnya tidak melakukan ini. Tuan King akan sangat marah jika mengetahui apa yang Nona lakukan." Nina kembali bersuara melihat banyaknya darah yang menetes dari telapak tangan Suci.Suci tengah mengumpulkan darahnya