Share

Bab 4

Author: Dama Mei
last update Last Updated: 2022-05-24 17:07:20

Karin diam termangu dengan kepala mendongak, ingin tahu seberapa tinggi gerbang besar yang ada di depannya saat ini. Gerbang merah pembatas kehidupan antara kaum bangsawan iblis yang hidup abadi dengan warga Alfansa yang menggantungkan perekonomian pada bangsawan iblis. Tak ada satu pun warga Alfansa biasa yang bisa memasuki gerbang ini, selain hanya mereka yang terpilih seperti Karin.

Ayahnya dulu pernah bercerita mengenai siapa saja yang ada di balik gerbang merah ini. Para warga biasa yang bekerja disana karena memiliki kemampuan yang mumpuni ataupun para gadis calon pengantin bangsawan iblis. Para bangsawan itu memiliki kekuatan luar biasa dan hidup abadi, namun hanya satu kelemahan mereka. Tidak bisa bereproduksi dengan sesama. Jadi mau tak mau para bangsawan itu harus mencari calon pengantin dari warga Alfansa.

Gerbang merah itu perlahan terbuka, dan di depannya Karin bisa melihat ribuan gedung tinggi dan juga pemandangan kota yang tak kalah indah dengan kota Alfansa.

"Bangsawan Bagaskara tidak membedakan wargany,." bisik James ketika dia membaca pikiran Karin.

Karin juga melihat para bangsawan iblis berlalu lalang dan semua orang tampak biasa seperti kebanyakan warga Alfansa. Jika saja dunia mereka tidak dipisah, mungkin Karin tidak bisa membedakan yang mana warga Alfansa biasa dan mana bangsawan iblis.

"Dimana Katon?" tanya Karin sambil berjalan melihat sekeliling.

"Tuan Katon sedang banyak urusan," jawab James sopan. Dia mempersilahkan Karin untuk kembali masuk ke dalam mobil.

"James, ibuku akan baik-baik saja kan?"

"Tentu. Kamu bisa mengunjunginya setahun sekali, tapi hanya melihatnya dari jauh,"

jelas James. "Setelah kamu menikah nanti, kamu bisa meminta para anjing Tuan Katon untuk menjaga ibumu."

"Anjing? Jadi anjing yang waktu itu menolongku adalah anjing Katon?"

"Iya. Tapi aku turut menyesal atas kepergian Albert."

Karin meraba leher belakangnya, "Apakah tato di leherku ini inisial Katon?"

James melirik Karin dari balik spion tengah. Dia tersenyum kecil.

"Aku tak menyangka Tuan Katon bisa begitu sopan. Biasanya bangsawan yang lain membuat tanda itu di tempat sensitif calon pengantinnya."

Karin mengerutkan dahi tanda tak senang, "Tanda apa ini? Kalian kira kami hewan peliharaan?"

"Bayangkan saja jika tanda itu tak ada, Karin."

"Ya! Kalau tanda ini tak ada aku bisa bebas sekarang."

"Kalau tanda ini tak ada, para anjing tak bisa menjagamu. Mereka selalu mengawasi di belakangmu dan menyerang saat dibutuhkan."

"Aku tidak suka tato ini!" Karin membuang muka, kesal kepada Katon namun dia lampiaskan pada James.

"Sekarang kita mau kemana?"

"Kita akan menuju asrama sekolah wanita Sofia."

"Kenapa?"

"Bukankah kamu tetap perlu sekolah? Kamu akan tinggal disana sampai hari pernikahanmu tiba."

Karin tak menanggapi. Semua hal yang terjadi sungguh berjalan dengan sangat cepat hingga setiap helaan nafasnya bisa berarti bagi hidupnya. Semua kemalangan dan ancaman yang dia alami dalam hidup, yang kebanyakan wanita menyukainya karena dikejar oleh banyak lelaki justru menjadi mimpi buruk bagi Karin. Dia lebih memilih menjadi perawan tua daripada harus kehilangan ayahnya dan menikahi orang yang tidak pernah dia temui.

"James!" Terlihat seorang wanita berlari memeluk James saat dia keluar dari dalam mobilnya. Karin membuka sedikit kaca mobil untuk menguping pembicaraan mereka.

"Pengantin Katon sudah tiba? Mana dia?" Wanita paruh baya itu tampak sangat penasaran ingin bertemu Karin. James menoleh ke belakang dan dengan isyarat mata menyuruh anak buahnya membuka pintu untuk Karin.

Wanita paruh baya itu ternganga sambil memegangi kedua pipinya saat melihat Karin. Matanya berbinar senang dan bahkan dia sedikit berseru.

"Kamu pengantin Katon? Sungguh cantik sekali!" serunya seraya meraih tubuh Karin.

Karin merasa terjerembab kaget.

"Pantas saja Katon memilihmu! Perkenalkan, aku Nyonya Wina, kepala asrama disini."

"Karin Nevada." balas Karin singkat namun tak mengindahkan tawaran jabat tangan dari Nyonya Wina.

"Karin, barang-barangmu sudah ada di kamar dan selanjutnya kau aku serahkan pada Wina," James pamit, tak lupa menepuk bahu Karin untuk bersabar. Bukannya senang, Karin justru mendengus kesal tak mengerti kenapa dia harus bersabar dengan semua ini.

Nyonya Wina mengantarkan Karin menuju kamarnya yang ada di lantai 3 di ujung selatan. Karin mengitari pemandangan sekeliling asrama dan mulai merasa sedikit aman karena ternyata dunia para bangsawan sama saja dengan dunianya.

"Ini kamarmu," Nyonya Wina menyerahkan kunci pada Karin.

"Sendirian?"

"Tentu saja! Bagaimana Katon bisa menemuimu kalau ada orang lain sekamar?" Nyonya Wina melambaikan tangan dan berlalu pergi.

Tinggallah Karin yang masih ragu untuk masuk namun tak ada pilihan lain. Dia masuk ke dalam kamarnya dan betapa terkejut saat tahu kamar itu amat sangat mirip dengan kamarnya di rumah. Bahkan di meja belajarnya terdapat foto dia dan ayahnya semasa kecil. Karin bersimpuh tak kuat lagi membendung tangisnya. Andai saja ayahnya masih ada disini, dia tidak akan merasakan penderitaan ini. Pasti ayahnya akan berjuang sekuat tenaga untuk mencegah Karin datang ke sini.

* * *

Nyonya Wina sudah menyiapkan seragam sekolahnya yang baru beserta peraturan tertulis di asrama yang tercetak dalam selembar kertas. Bahkan tanpa diminta Nyonya Wina sudah menempelkan kertas peraturan itu di dalam kamar Karin. Sepertinya wanita itu tak suka ada yang membangkang dan melanggar aturan.

Jam 7 setiap siswi wajib sarapan pagi di kantin asrama bersama-sama dengan menu yang berbeda setiap harinya. Hari ini adalah hari Senin, dimana untuk sarapan kantin menyediakan sandwich isi telur, salad sayur dan segelas susu soya. Karin memandangi makanannya tanpa selera.

"Mau sampai kapan dilihatin terus?" tegur seorang siswi yang duduk tepat di samping Karin.

Siswi itu tersenyum dan semakin mendekatkan posisinya pada Karin, "Hai, aku Tanya. Kamu pasti murid baru ya?"

Karin mengangguk enggan menjawab.

"Kalau boleh tahu, kamu pengantin siapa?"

"Kamu nggak boleh tahu," jawab Karin singkat.

Tanya mengangkat alis, tak menyangka akan mendengar jawaban yang culas dari Karin. Namun sedetik kemudian dia tertawa.

"Kamu malu dengan calon suamimu? Ayolah, walaupun calon suamimu hanyalah bangsawan kelas rendahan, tapi kamu tetap pengantin bangsawan iblis," tawa Tanya. "Dibandingkan hidup sebagai warga biasa, tentu derajatmu lebih tinggi."

"Aku lebih suka jadi warga biasa," balas Karin singkat. Dengan sorotan matanya dia mengisyaratkan pada Tanya bahwa dia tidak ingin diganggu.

"Oke, baiklah. Terserah kamu," Tanya sepertinya mulai kesal, karena dia menggeser tubuh menjauhi Karin.

Bel berbunyi, tanda sarapan sudah selesai dan waktunya mereka berangkat ke sekolah. Malam hari sebelumnya Nyonya Wina sudah bercerita panjang lebar pada Karin mengenai sekolah yang akan dia jalani nanti. Dia akan berada di sebuah sekolah bernama Sofia dimana seluruh pemuda bangsawan iblis berkumpul serta mengenal calonnya lebih jauh. Namun di tengah perjalanan, bisa saja bangsawan iblis memutuskan untuk tidak menikahi calon pengantinnya. Dan itu mengakibatkan si calon pengantin iblis menjadi seorang free agent, dimana jika dalam setahun dia tidak menemukan calon suami pengganti, maka dia harus mati.

Dan Karin mendapatkan jawaban dari Nyonya Wina bahwa ada satu orang calon pengantin seusianya yang telah dibuang oleh calon suaminya. Orang itu adalah Erna, mantan teman satu sekolah dengan Karin. Maka hari ini misi Karin adalah menemukan Erna karena hanya dialah satu-satunya orang yang tinggal satu wilayah dengan Karin saat di Alfansa.

"Hai!" tegur seseorang tiba-tiba saja menepuk pundak Karin.

"Kamu murid baru?" tanyanya dengan wajah sumringah.

"Ya."

"Kenalin, aku Dewi," Dia memperkenalkan diri tanpa diminta. "Kamu tahu Tanya?" Dia menunjuk sosok Tanya yang berjalan tak jauh di depan mereka.

"Ya, kenapa?"

"Dia cewek paling populer dan paling beruntung di angkatan kita. Dia calon pengantin Katon Bagaskara."

"Katon?!" Karin berseru tanpa sadar.

Dewi mengangguk yakin. "Iya, dia bilang gitu ke semua orang."

Related chapters

  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 4

    Seumur-umur Karin tidak pernah tertarik untuk bersaing dengan gadis manapun, karena tanpa bersaing pun hidupnya sudah diperebutkan oleh banyak lelaki hingga membuatnya muak. Namun sepertinya Karin mulai memiliki firasat jika Tanya bisa saja menjadi saingan atau musuhnya. Hal ini dikarenakan entah Katon yang memang memiliki dua calon pengantin, atau Tanya yang sangat mendambakan Katon hingga berbohong menjadi calon pengantinnya. "Karin!" tegur Dewi, karena Karin dari tadi hanya diam sambil menatap Tanya dengan tatapan kosong."Oh iya, kamu kenal Erna? Dia harusnya sih satu angkatan dengan kita karena dibawa kesini dua minggu sebelum aku," Karin mengalihkan topik pembicaraan.Dewi terdiam sambil mengingat-ingat."Erna? Maksudmu Erna yang ditolak calon suaminya?""Apa? Dimana dia sekarang?""Dia kayaknya di kelas sebelah deh," Tak butuh waktu lama bagi Karin untuk segera berlari menuju kelas sebelah yang dimaksud Dewi."Karin!" panggil Dewi, lari tergopoh-gopoh menyusul Karin yang lebih

    Last Updated : 2022-05-24
  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 5

    Karin mendorong tubuh Katon menjauh darinya. Nafasnya tersengal menahan amarah yang serasa sudah menumpuk di tenggorokan dan jika tidak segera dikeluarkan, bisa saja dia berteriak histeris dan menampar Katon. "Ayahku meninggal karenamu," ucap Karin penuh kebencian. Katon hanya tersenyum tipis, "Untuk apa aku mengirim cerberus jika ingin ayahmu mati?" "Cerberus?" "Ya, anjingku," Katon berdiri tegap, kembali mendorong tubuh Karin ke dinding. Kali ini dia mencengkeram bahu Karin dengan erat hingga tak ada sela bagi Karin untuk berontak. "Ini semua sudah takdirmu, Karin Nevada. Kau harus menerima atau mati. Semua ada di tanganmu," Mata hitam legam Katon kembali muncul kapanpun dia berada dekat dengan Karin. Sementara Karin hanya terdiam karena tidak bisa melakukan apapun. Semarah apapun dia, saat ini dia sudah terjebak di dalam dunia Katon. Hal yang terbaik baginya adalah terus memerankan perannya sebagai calon pengantin Katon agar tak ada yang bisa mencelakainya. "Aku harus pergi,"

    Last Updated : 2022-06-09
  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 6

    Karin berusaha keras untuk menjauh dari Katon, namun cengkeraman lelaki itu lebih kuat dari apapun. Bahkan tubuh Karin tidak bisa bergerak dan hanya bisa pasrah Katon sendiri sepertinya enggan untuk melepaskan Karin dan ingin Karin tetap duduk dipangkuannya. Dia memandangi gadis itu lamat-lamat hingga membuat Karin jengah. "Bisa nggak kau lepaskan aku?" suruh Karin. "Nggak." "Apa maumu?" "Aku sedang meneliti calon istriku." Diam-diam Karin mencuri pandang pada mata hijau zamrud milik Katon yang indah. Dia amati struktur wajah Katon, begitu tegas dan dingin. Tidak ada yang membedakannya dengan warga Alfansa biasa, kecuali warna matanya yang bisa berubah. "Kenapa kau memilihku?" "Kenapa kau tanya itu lagi?" "Karena aku ingin tahu. Kau tak mungkin memilihku begitu saja, pasti ada alasan dibalik semuanya." Katon tersenyum, "Terkadang kami memang memilih calon pengantin kami secara acak. Makanya ada beberapa calon pengantin yang berakhir mati karena ditolak oleh kami." "Kau memil

    Last Updated : 2022-06-09
  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 7

    "Aku harus pergi." pamit Katon ketika dia dan James sudah ada di depan pintu gerbang masuk negeri bangsawan iblis. "Apakah wajib bagi Tuan Katon untuk mencari Deswita?" "Nona ... " ralat Katon. James hanya menunduk cepat, namun tak berniat meralat ucapannya. "Sebentar lagi aku akan menikah, dan aku ingin dia datang," jelas Katon. "Aku juga ada urusan lain." James bisa membaca pikiran siapapun, kecuali para bangsawan iblis yang kedudukannya lebih tinggi darinya. Maka ketika Katon sengaja membuka pikirannya untuk dibaca James, lelaki paruh baya itu terperanjat kaget, "Tuan yakin?" "Ya," "Tapi Tuan tidak wajib menghukum Bondan. Biar cerberus yang menanganinya," "Dia telah mengusik wanita yang salah ... " Katon benar-benar pergi meninggalkan James yang masih tampak ragu dan tak rela meninggalkan Katon sendirian, keluar dari gerbang utama menuju dunia warga Alfansa. Namun sebagai asisten yang setia yang telah menemani Katon hampir 150 tahun lamanya, James hanya bisa berharap keputus

    Last Updated : 2022-06-09
  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 8

    Stefani Maura, salah satu keturunan bangsawan iblis Maura yang memiliki kedudukan tertinggi ketiga setelah bangsawan Bagaskara dan Damon. Ketiga keluarga bangsawan iblis yang paling berkuasa di seluruh negeri, termasuk Alfansa. Stefani tentu tak pernah merasakan kekurangan apapun dalam hidupnya. Terlahir abadi dan punya kemampuan luar biasa, serta paras yang menawan. Namun dibalik segala hal baik yang didapatnya, ada satu yang membuat Stefani iri dari manusia biasa. Rahim. Ya, semua bangsawa iblis perempuan tak akan pernah bisa memiliki keturunan dan itulah mengapa dia tidak bisa memilih siapa yang bisa dia cintai. Termasuk ketika dia berhubungan puluhan tahun dengan Katon, dia harus merelakan lelakinya itu dengan penduduk Alfansa karena Bagaskara membutuhkan keturunan untuk terus bertahan. Aldo menceritakan semua tentang Stefani pada Karin, lebih karena dia ingin Karin mengetahui banyak hal mengenai Katon sebelum mereka menikah nanti. "Dan sekarang dia pengen ketemu kamu," ucap Ald

    Last Updated : 2022-06-14
  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 9

    "Aku nggak bakal sudi liat muka si Tyo lagi," geram Erna, merebahkan kepalanya ke bangku milik Karin. Setelah kejadian semalam, dia enggan berada terlalu lama di kelasnya sendiri dan memilih pergi ke kelas Karin jika sedang tak ada guru. Melihat wajah Tyo yang apesnya satu kelas dengannya membuat Erna muak, mengingat kejadian semalam yang mempermalukannya. Erna merasa menjadi orang bodoh yang sempat senang ketika Tyo mengajaknya kencan semalam. "Kenapa dia nggak nyari calon penganti di Alfansa?" "Rin, bisa nggak kita nggak usah bahas Tyo lagi?" pinta Erna dengan muka kesal. Karin mengangguk dan meminta maaf. "Karin Nevada?" panggil seseorang dari arah pintu kelas Karin. Spontan dia dan Erna menoleh, begitu pula teman-teman sekelasnya yang lain. Tampak seorang lelaki dengan muka bengal berjalan masuk menghampiri Karin, diikuti seorang perempuan berambut sebahu yang sangat cantik. Wajahnya dingin sedingin porselen, bahkan matanya yang sendu tampak ingin menghunus siapapun yang tan

    Last Updated : 2022-06-15
  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 10

    "Kamu tahu nggak, kalo cewek-cewek ngomongin kamu di belakang?" ujar Erna saat dia bersama Karin di kantin sekolah. Karin angkat bahu, "Emang aku peduli?" Erna menoleh ke kanan dan kiri, memastikan tak ada yang menguping pembicaraan mereka, "Tapi Rin, kamu nggak bisa remehin ini gitu aja," "Dulu waktu kamu belum datang dan Tanya masih mengaku calon pengantin Katon, cewek-cewek bekerja sama untuk melenyapkan Tanya. Tapi belum sempat mereka mengeroyok Tanya, kamu datang," Karin melebarkan matanya, "Maksudmu?" "Mungkin karena sekarang aku temanmu, mereka nggak ngasih tahu aku rencana mereka," bisik Erna masih dengan sikap waspada. "Siapa yang punya ide brutal kayak gitu?" tanya Karin. Dia mendekatkan wajahnya ke telinga Erna, "Stefani?" Erna menggeleng keras, "Aku nggak tahu," "Karin ... " Suara itu tiba-tiba ada di samping Karin dan Erna yang masih serius mengobrol. Betapa kagetnya mereka saat tahu Katon entah dari mana tiba-tiba muncul. Karin bahkan sampai mengelus dadanya kare

    Last Updated : 2022-06-20
  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 11

    Benar saja, James sudah ada di depan pintu kamar Karin ketika gadis itu mendengar bunyi bel pukul setengah 7 malam. Mendapati James dengan sikapnya yang formal, membuat Karin gelagapan. Dia belum siap, karena tidak menyangka James akan menjemputnya tepat di depan kamar. Seperti basa-basi pada umumnya, Karin mempersilahkan James untuk masuk karena bagaimana pun lelaki itu lebih tua darinya. "James, aku sekarang punya ponsel, kenapa nggak nelepon dulu?" protes Karin menyiapkan tempat duduk untuk James. "Aku tidak pernah pakai ponsel," "Terus bagaimana caramu berkomunikasi?" James memandang Karin keheranan, "Apakah aku perlu menjelaskannya?" Karin awalnya mengangguk, namun melihat James mengerutkan kening membuatnya tersadar. Dia sedang berurusan dengan makhluk abadi. "Jadi Katon memiliki ponsel hanya untuk berkomunikasi denganku?" James mengangguk, menyuruh Karin lebih cepat bersiap-siap. Karin segera menata rambutnya dan memasukkan barang yang perlu dia bawa. "Sepertinya kau per

    Last Updated : 2022-06-23

Latest chapter

  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Epilog

    Segalanya telah berubah. Dan harus berubah. Karin tak perlu diingatkan akan hal itu, karena dia cukup tahu diri. Segala kengerian yang terjadi dua hari yang lalu, membuatnya sadar jika hidupnya tak akan pernah tenang di sini. Menjadi pengantin bangsawan iblis tertinggi memang bukan pilihannya, namun Karin tahu, dia tak bisa menghindari takdirnya sendiri.Dan hari ini adalah hari terakhir baginya. Bukan hari terakhir untuk hidup, tapi hari terakhirnya untuk belajar di sekolah Sofia, karena Katon tak ingin hal mengerikan itu terjadi lagi, meski Stefani kini sudah menghilang selamanya.“Aku janji, aku tidak lama,” Karin mengacungkan jari kelingkingnya.Katon tampak menolak. “Aku tetap harus ikut,”“Aku harus menyerahkan surat ini pada kepala sekolah,”“Ya. Dan aku ikut,”“Tak perlu, Katon,”“Kenapa?” tanya Katon curiga. “Apa kamu mau menemui seseorang lagi?”Karin buru-buru menggeleng. Namun dia juga tak hendak menjawab. Ekspresinya kikuk, nampak bingung menyusun kata-kata.Katon pun men

  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 57

    “Siapapun yang menyakiti Erna, akan mati malam ini … “ Ancaman Hendery tak perlu digaungkan dua kali, karena dalam satu helaan nafasnya yang menderu dan murka itu saja, sudah membuat ciut nyali siapapun yang mendengar.Salah seorang siswi telah menjadi korban, kini terkulai mati kaku dengan luka tusukan belati di jantung. Semua mulai mundur. Kemudian Hendery melempar kembali belatinya ke siswi lain, yang dari pikirannya bisa Hendery baca, jika dia menjadi salah satu yang merundung Erna.Dua orang mati begitu saja, tanpa mengucapkan kalimat terakhir, atau setidaknya mohon pengampunan. Sementara tubuh Erna sudah babak belur dipukuli, tapi Hendery justru melirik Erna sekilas, dan mulai sibuk dengan aksinya sendiri.Di sisi lain, Karin yang lemas dan kedinginan mulai meringkuk menghangatkan tubuhnya ke dalam dekapan Katon, yang seakan enggan untuk melepas pelukan.“Maafkan aku, karena tak bisa melindungimu,” Katon tampak amat menyesal, sekali lagi mengelus rambut Karin dan makin memelukny

  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 56

    “Berhenti menghasutku!! Aku tidak akan luluh kali ini,” sergah Erna, kesal luar biasa setelah mendengar pengakuan Hendery.“Kapan aku pernah menghasutmu? Kamu sendiri yang bersedia menolong Karin di hutan terlarang,” Hendery balik bertanya. “Aku memberitahumu, karena jika sampai Katon tahu ini semua ulahmu, dia tak akan membiarkanmu hidup,”“Memang aku sebentar lagi mati,” dalih Erna, sama sekali tak terpengaruh. Klik! Dia memutus sambungan, tak peduli jika Hendery masih punya seribu topik yang ingin dia pakai untuk membujuk Erna agar berhenti. Tapi satu hal yang pasti, ketika Erna mengarahkan matanya ke tempat Karin, temannya itu sudah tak ada di tempat. Justru Tanya tiba-tiba muncul dengan raut puas di depan Erna.“Harus kuakui, ternyata kamu ada gunanya juga,” komentar Tanya, tersenyum licik sekaligus meremehkan.“Dimana Karin?”“Justru itu aku ke sini karena ingin mengajakmu menemuinya,” sahut Tanya, lalu mencondongkan tubuhnya ke depan telinga Erna. “Stefani sudah memasang segel

  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 55

    “Er, Erna!” panggil Aldo, hendak berlari menghampiri Erna, sebelum gadis itu berlari sekencang kilat.Kini Aldo telah sampai di dekat Tanya. Tatapan matanya mendelik, penuh murka.“Apa yang sudah kamu katakan padanya?” hardik Aldo.Tanya gelagapan. “Aku hanya bicara jujur,”“Bukan hakmu untuk mengatakan padanya,” cela Aldo. “Kalau sampai terjadi apa-apa pada Karin, kamu yang akan kukejar lebih dulu,” Ancaman Aldo yang tak pernah peduli pada gosip apapun di sekolah, membuat Tanya sedikit gentar. Bahkan setelah menjadi pelindung Karin, Aldo tak pernah marah pada siapapun.***Brakk!!Erna menendang, membanting dan merusak apapun di depannya. Dia meraung, berteriak, tak peduli menjadi bahan tontonan teman-teman sekelas Edo. Sementara Edo, lelaki itu duduk diam dan pasrah di bangkunya sendiri, tak berkutik meski bangku-bangku di sekitarnya telah roboh oleh amukan Erna.“Kenapa? Hah! Kenapa harus Karin?” teriak Erna. “Dia istri petinggi di sini, dan dia SAHABATKU,” Erna menjerit, meronta m

  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 54

    Erna memutuskan untuk tak masuk ke sekolah keesokan harinya, karena kondisinya yang masih penuh luka dan tak tahan jika harus mendengarkan gosip serta cemoohan dari para siswi, karena berita perkelahiannya dengan Stefani telah tersebar luas ke seluruh penjuru sekolah Sofia.Setelah disembuhkan oleh Hendery, meskipun lukanya telah menutup dan tak mengalami pendarahan, namun bekasnya tetap saja belum mengering seratus persen, sehingga dia harus membalut kedua lengannya dengan perban. Erna tak ingin memberi bahan bagi para siswi tukang gosip di sekolah, dengan kemunculannya. Maka dia memilih untuk istirahat di dalam kamar, untuk sehari saja.“Er, boleh aku masuk?” Erna sampai hampir melompat, karena tak percaya telah mendengar suara Karin, begitu jelas dari balik pintu kamarnya. Dia lalu balik berteriak, meminta Karin untuk masuk karena tidak dikunci. Maka Karin pun segera membuka pintu, muncul dengan raut khawatir bersama Aldo di belakangnya.“Kukira kamu sendirian, Rin,” ujar Erna, se

  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 53

    “Kenapa dia harus salah paham?” Wajah Hendery mulai tak enak setelah mendengar ucapan Erna.“Sekarang kami berkencan, sesuai rencana awal kita,” jelas Erna. “Kamu tahu sisa waktuku hanya 5 bulan lagi. Aku tak bisa menyia-nyiakan kesempatan ini,”Hendery melipat tangan ke depan dada, berjalan perlahan mendekati Erna.“Dan kenapa dia harus salah paham?” ulang Hendery. “Tak ada yang terjadi pada kita, kan?”Erna mengangguk cepat. Dia kira, Hendery akan menolak karena tak ingin hubungannya dengan Erna merenggang, tapi ternyata, itu semua hanya dalam kepala Erna. Hendery sama sekali tak peduli.***Karin mulai gerah dengan tatapan orang-orang di sekitarnya, yang terus saja menatap tajam ke arah Karin, kapanpun mereka ada kesempatan. Hari ini, Aldo dan Rama sengaja tak datang untuk menjaga Karin, karena Karin merasa sedikit tidak nyaman dengan pengawasan dua orang itu. Belajar dari pengalaman Erna, Karin tak ingin ada orang lain lagi yang iri padanya hanya karena dia memiliki dua bangsawan

  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 52

    Tanya mendorong tubuh Erna sekerasnya, melampiaskan kemarahan dan rasa iri yang menyelimuti seluruh isi kepalanya. Teman-temannya yang lain bahkan ikut membantu Tanya memegangi kedua tangan Erna, supaya gadis itu tak bisa banyak bergerak. Meskipun Erna meronta dan berteriak brutal, dia tak cukup kuat untuk melawan dua perempuan sekaligus.“Kamu … benar-benar tak bisa dipercaya,” Tanya mencengkeram kedua pipi Erna, murka.“Katamu, kamu tak punya hubungan apapun dengan Hendery?” tanya Tanya.Erna menepis tangan Tanya sekuatnya. “Kamu gila, ya?! Kamu ini sudah punya suami, tapi kenapa kamu masih saja iri ke semua orang?!” bentak Erna.Plak! Tanya menampar pipi kanan Erna keras, hingga bekas tangannya timbul kemerahan.“Selama ini aku selalu menahan, tapi kamu selalu kelewat batas. Kamu ini cuman buangan, tapi kenapa Kamu berani mendekati Hendery?!!”“Apa hubungannya denganmu, hah? Aku tak merebut siapapun, dan aku bukan istri siapapun! Aku berhak dekat dengan siapapun juga!!” Erna balas

  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 51

    Hari ini adalah hari dimana Hendery bisa keluar dari rumah sakit, setelah mendapatkan perawatan selama hampir satu bulan lamanya. Di hari kepulangannya ini, tak ada seorang pun dari keluarganya yang menjemput. Namun Hendery tetaplah Hendery, lelaki yang tak pernah memusingkan apapun selain ambisinya menghabisi Katon. Tubuhnya telah pulih sepenuhnya, maka tak ada halangan bagi Hendery untuk mengemasi barang-barang sendiri, tanpa perlu dibantu siapapun. Tak seperti Katon yang diliputi kemewahan, meski mereka berdua sama-sama dari keluarga bangsawan tertinggi, namun hidup Hendery selalu sendirian.Ketika Hendery mulai memasukkan sedikit barangnya, pintu kamar miliknya dibuka. Melalui ekor matanya, Hendery bisa melihat Erna masuk membawa koper kecil. Gadis itu tak bilang apapun, dan wajahnya juga muram. Namun dia segera membuka koper yang ternyata kosong itu, dan menyambar baju-baju berantakan Hendery dari tangan Hendery, untuk dimasukkan ke dalam koper itu.Hendery tak juga mengatakan ap

  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 50

    Setelah melewati 14 hari yang lelah dan menegangkan di rumah sakit, akhirnya hari ini Rama mengijinkan Katon untuk pulang ke rumah. Serena sudah sejak pagi membantu Karin mengemasi keperluan yang harus dia bawa pulang, dan Ken memilih untuk menemani Katon duduk berdua di taman yang terletak tepat di depan ruang inap Katon. Semenjak kepergian Deswita, Ken dan Katon lebih banyak menghabiskan waktu berdua, merenung dan meratapi nasib sial sang kakak sulungnya itu.Deswita pergi bukan karena hal tragis, namun kematian datang menggerogoti usianya yang menua sebagai makhluk fana. Keputusan Deswita dan Albert untuk menjadi manusia berakhir menyedihkan."Apa yang dilakukan Deswita sekarang?" Ken membuka percakapan sambil menyesap rokoknya."Yang pasti kita tak akan bisa menemuinya lagi,""Apa kau menyesal? Menikahi Karin?"Katon menggeleng. "Dendamku sudah terbayarkan. Tapi satu hal yang tak kusangka, aku mencintainya,"Ken tersenyum simpul. "Sejak awal kau memang sudah mencintainya. Kalau ti

DMCA.com Protection Status