Share

Bab 14

Penulis: Dama Mei
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Aku nggak nyangka ada juga yang berani ngintipin kita," sindir Stefani dengan pandangan ditujukan pada Tanya yang mematung ngeri.

Tanya menggigit bibirnya, "Maaf, Stef ... "

Stefani berjalan mendekati Tanya dengan kedua tangan dilipat di depan dada. Matanya menelusuri tubuh Tanya dari atas sampai bawah, "Oh jadi kamu yang ngaku sebagai calon pengantin Katon?"

Kemudian dia balik menatap Karin, "Dan kamu berteman dengan calon pengantin Katon yang asli?"

Stefani tersenyum licik penuh maksud, sambil melambaikan tangan dia kembali menghampiri Katon yang semenjak tadi masih duduk santai di tempatnya. Tak ada kata yang keluar dari mulut maupun penjelasan yang ingin dia lontarkan pada Karin. Sedangkan Karin, tubuhnya panas dingin, menahan kecewa dan marah menjadi satu namun tak bisa dia lampiaskan. Dia hanya ingin respon dari Katon, respon apapun. Mungkin terkejut atau panik. Tapi Katon tidak merespon, dan hanya balik merengkuh tubuh indah Stefani seakan kehadiran tiga onggok manusia bias
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 15

    Serena mempersilahkan Karin untuk masuk ke dalam rumahnya yang berdesain minimalis itu. Ken masih mengantar kepergian Katon, yang mendadak harus pergi tanpa bilang apapun pada Karin. Serena menuntun lembut tangan Karin, berusaha menghibur keresahan di benak Karin. Walaupun Serena sesama manusia Alfansa sepertinya, tapi Karin dapat merasakan kalau Serena memiliki intuisi yang tajam. Dia seakan mengerti kekhawatiran dan kecemasan yang ada di dalam diri Karin, hanya dengan melihat gerak-geriknya. "Karin siapa nama lengkapmu?" tanya Serena setelah menyuguhkan segelas teh hangat pada Karin. Karin segera menyeruput teh itu, "Karin Nevada," Serena menautkan kedua alisnya kemudian melipat tangan di depan dada, "Aku senang bertemu denganmu," "Serena ... " panggil Karin, memainkan cangkirnya, "sudah berapa lama kamu menikahi Ken?" "Lima belas tahun ... mungkin?" Serena berusaha mengingat untuk dirinya sendiri, "Yang pasti sudah sangat lama sampai aku lupa," Serena tertawa ringan membodohi d

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 16

    James masih saja menunduk walaupun sudah lima menit lamanya waktu berlalu sejak dia datang menjemput Katon untuk kembali ke dunia mereka. Dia melakukan itu karena saat ini mata Katon berubah hitam legam, penuh amarah dan dendam yang tak bisa dihentikan siapa pun bahkan oleh James. Cerberus sudah pergi, menunaikan tugasnya untuk menjaga Deswita dan ibu Karin, jadi sekarang tinggal James dan Katon berdua saja. "Antar aku ke Stefani," James memberanikan diri mendongakkan kepalanya, "Kenapa kita menemui Stef?" Bola mata Katon bergerak mengawasi James, "Haruskah kujawab?" James kembali menunduk dalam, lalu mempersilakan Katon untuk segera duduk di kursi belakang mobil. Hanya hitungan detik mobil mereka sudah melaju kencang, membelah jalanan, menembus bangunan dan hanya dalam satu kedipan mata James sudah mengantar Katon hingga di depan gerbang negeri bangsawan iblis. Ketika sampai di sana, laju mobil mereka melambat layaknya mobil biasa dan bergerak melewati jalanan yang ada. James men

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 17

    Hendery tertawa menggelegar, membuat gemuruh langit cerah di sekitar Sekolah Sofia siang ini. Dia berdiri di tepi rooftop yang biasa ia gunakan sebagai tempat persembunyiannya. Tangannya terbuka lebar, menarik nafas dalam-dalam dan kembali tertawa sangat bahagia. Salah satu misinya untuk mendekati Karin sebentar lagi terwujud, karena berita tentang Karin yang dicampakkan Katon beberapa hari lalu masih terus saja diperbincangkan. Tak bisa dipungkiri Hendery, selain menjadi mantan calon pengantin Katon, Karin juga memiliki pesona tersendiri yang mampu menarik perhatian semua laki-laki termasuk para bangsawan iblis. "Kau harus bergerak cepat," ujar Erna yang entah kapan muncul. Hendery dan Erna memang berbagi tempat persembunyian yang sama karena secara tak sengaja mereka memiliki tempat tujuan yang sama. "Sudah banyak yang mengincar Karin," tambahnya. "Tentu," Hendery turun dari tempatnya berdiri, "Dia adalah mantan calon pengantin Bagaskara, salah satu petinggi di sini." timpal Hender

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 18

    "Kapan kamu akan menikah?" tanya Serena, setelah Karin mempersilahkannya duduk. Hari ini Serena menyempatkan diri untuk datang ke asrama Karin, karena dia baru saja berbelanja di tempat yang berdekatan dengan asrama Karin. Walaupun terkejut dengan kedatangan Serena yang mendadak, namun Karin tetap menyambutnya seramah mungkin. "Aku nggak tahu," jawab Karin singkat, sibuk menata barang-barangnya yang berserakan, "Serena, ada perlu apa kamu kemari?" tanyanya berusaha mengalihkan pembicaraan. "Oh iya," Serena mengambil sesuatu dari tas belanjaannya. Lalu dia memberikan sebuah bingkisan kecil, "Bukalah. Ini khusus aku pilihkan untukmu," pinta Serena penuh semangat. Karin menerima bingkisan itu dengan hati-hati, "Scrunchies?" Serena mengangguk senang, "Warnanya sangat cocok denganmu. Aku sengaja membeli banyak biar bisa dipake gantian," Karin mengucapkan terima kasih paling tulus lalu memasukkannya ke dalam laci meja. Air mata mendadak menggenangi matanya. Dia berusaha menyembunyikann

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 19

    Mobil Holden Kingswood warna biru tua itu sudah terparkir rapi di samping pintu gerbang asrama putri dimana Karin dan Erna tinggal. Berdiri Hendery yang bersandar pongah di samping kap depan mobilnya. Dia mengenakan kacamata hitam dengan kemeja longgar yang tipis. Saat melihat Erna dan Karin yang keluar dari gerbang, dia melambaikan tangan riang. Erna senang buka main melihat Hendery, dia bahkan berlari menghampiri cowok itu. "Kita beneran liburan nih?" seru Erna sangat senang. Dia sudah memakai pakaian santai terbaiknya, "Kita beneran mau ke pantai kan?" Hendery melepas kacamatanya, "Trus ngapain aku pake baju kayak gini kalo kita mau ke gunung?" Hendery menunjuk penampilannya, kemudian beralih ke Karin, "Kamu mau kan liburan bersamaku?" Nada suaranya berubah pelan dan dramatis saat berbicara dengan Karin. Karin mengangguk, ikut senang, "Aku nggak pernah melihat pantai," "Rin, serius?" Erna melongo sangat terkejut. "Nggak pernah lihat selama di sini maksudmu kan? Aku juga nggak pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 20

    Katon menyelipkan jari jemarinya ke sela jari Karin sambil memandangi wajah sendu gadis itu. Katon sangat tahu isi hati Karin, karena tak butuh hitungan menit baginya untuk menerka apa yang sedang dipikirkan Karin. "Ayo pulang," ucapnya. Karin diam memandangi mata Katon yang telah berubah warna menjadi hijau zamrud, menandakan kalau suasana hatinya sedang baik. Tapi bukan itu yang diinginkan Karin, "Untuk apa kau kemari?" Dia tak membalas genggaman tangan Katon, namun juga tak menepisnya. Dia lebih terkesan pasrah. "Aku ingin kita pulang. Kenapa kau di sini bersama Hendery?" "Mereka temanku," "Tapi motif Hendery lebih dari itu," "Apa urusanmu?" Pertanyaan Karin sukses menghunus benak Katon. "Kenapa kau tidak pergi saja bersama Stefani?" Masih banyak sekali aduan yang ingin Karin lontarkan saat itu juga pada Katon, tapi separuh bagian dari dirinya menahan. Dia tidak ingin tampak seperti yang paling terluka di sini, setidaknya dengan berbagai penderitaan yang telah terjadi padanya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 21

    Meski sekuat tenaga, nyatanya Karin sangat berusaha melepas genggaman tangan Katon di wajahnya. Dia berteriak, berontak, namun Katon tak mengindahkan penolakan dari Karin. Entah apa yang dipikirkan Katon, namun dia seakan ingin menyedot keluar jiwa Karin. "Katon ... " Suara Stefani yang berada dekat sukses melepaskan Karin dari cengkeraman Katon. Gadis itu berdiri di belakang Karin, memandangi mereka berdua dengan kedua matanya yang tajam namun indah. "Apa yang kalian lakukan?" Katon mendongak dan saat melihat Stefani, dia sedikit kaget. Tidak biasanya dia lengah, karena siapapun yang berniat mendekatinya dari jarak ratusan meter pun Katon akan langsung tahu. Tapi kedatangan Stefani kali ini sungguh luput dari pengawasannya. "Kenapa kamu menciumnya?" protes Stefani pada Katon sambil memandangi Karin dengan tatapan jijik. Karin menahan kekesalannya, "Aku harus pergi," Dia langsung berlari masuk ke dalam asrama, tak peduli Katon dan Stefani yang masih tertinggal jauh di belakang. Dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 22

    Pagi ini Erna sengaja bangun pagi untuk bisa berangkat lebih awal ke sekolah. Dia tak langsung menuju kelas, melainkan pergi menuju rooftop dan berharap ada Hendery di sana. Namun pagi ini sepertinya dia harus kecewa, karena meski sudah berkeliling, Hendery tak dia temukan. Dia menghela nafas kesal, kemudian menghirup kuat-kuat udara pagi yang masih teramat segar. Hal yang selalu dia lakukan sejak pertama kali datang ke Alfansa. Menikmati indahnya pemandangan dari atas rooftop sekolah."Kau mencariku?" ujar Hendery yang tiba-tiba saja sudah di belakang Erna.Spontan dia memutar tubuh ke belakang. Ada secercah lega di hatinya. "Tumben pagi banget?" sahut Erna.Hendery berjalan ke samping Erna. Dia ikut menghirup udara kuat-kuat dan menghembuskannya keras. "Ada yang harus kulakukan hari ini,""Apa?" Tanpa sadar Erna bertanya dengan cepat.Hendery meliriknya tajam. "Sejak kapan kau ingin tahu?" tanyanya. "Kau kan bukan temanku?"Erna salah tingkah. "Ya siapa tahu ada hubungannya dengan Ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Epilog

    Segalanya telah berubah. Dan harus berubah. Karin tak perlu diingatkan akan hal itu, karena dia cukup tahu diri. Segala kengerian yang terjadi dua hari yang lalu, membuatnya sadar jika hidupnya tak akan pernah tenang di sini. Menjadi pengantin bangsawan iblis tertinggi memang bukan pilihannya, namun Karin tahu, dia tak bisa menghindari takdirnya sendiri.Dan hari ini adalah hari terakhir baginya. Bukan hari terakhir untuk hidup, tapi hari terakhirnya untuk belajar di sekolah Sofia, karena Katon tak ingin hal mengerikan itu terjadi lagi, meski Stefani kini sudah menghilang selamanya.“Aku janji, aku tidak lama,” Karin mengacungkan jari kelingkingnya.Katon tampak menolak. “Aku tetap harus ikut,”“Aku harus menyerahkan surat ini pada kepala sekolah,”“Ya. Dan aku ikut,”“Tak perlu, Katon,”“Kenapa?” tanya Katon curiga. “Apa kamu mau menemui seseorang lagi?”Karin buru-buru menggeleng. Namun dia juga tak hendak menjawab. Ekspresinya kikuk, nampak bingung menyusun kata-kata.Katon pun men

  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 57

    “Siapapun yang menyakiti Erna, akan mati malam ini … “ Ancaman Hendery tak perlu digaungkan dua kali, karena dalam satu helaan nafasnya yang menderu dan murka itu saja, sudah membuat ciut nyali siapapun yang mendengar.Salah seorang siswi telah menjadi korban, kini terkulai mati kaku dengan luka tusukan belati di jantung. Semua mulai mundur. Kemudian Hendery melempar kembali belatinya ke siswi lain, yang dari pikirannya bisa Hendery baca, jika dia menjadi salah satu yang merundung Erna.Dua orang mati begitu saja, tanpa mengucapkan kalimat terakhir, atau setidaknya mohon pengampunan. Sementara tubuh Erna sudah babak belur dipukuli, tapi Hendery justru melirik Erna sekilas, dan mulai sibuk dengan aksinya sendiri.Di sisi lain, Karin yang lemas dan kedinginan mulai meringkuk menghangatkan tubuhnya ke dalam dekapan Katon, yang seakan enggan untuk melepas pelukan.“Maafkan aku, karena tak bisa melindungimu,” Katon tampak amat menyesal, sekali lagi mengelus rambut Karin dan makin memelukny

  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 56

    “Berhenti menghasutku!! Aku tidak akan luluh kali ini,” sergah Erna, kesal luar biasa setelah mendengar pengakuan Hendery.“Kapan aku pernah menghasutmu? Kamu sendiri yang bersedia menolong Karin di hutan terlarang,” Hendery balik bertanya. “Aku memberitahumu, karena jika sampai Katon tahu ini semua ulahmu, dia tak akan membiarkanmu hidup,”“Memang aku sebentar lagi mati,” dalih Erna, sama sekali tak terpengaruh. Klik! Dia memutus sambungan, tak peduli jika Hendery masih punya seribu topik yang ingin dia pakai untuk membujuk Erna agar berhenti. Tapi satu hal yang pasti, ketika Erna mengarahkan matanya ke tempat Karin, temannya itu sudah tak ada di tempat. Justru Tanya tiba-tiba muncul dengan raut puas di depan Erna.“Harus kuakui, ternyata kamu ada gunanya juga,” komentar Tanya, tersenyum licik sekaligus meremehkan.“Dimana Karin?”“Justru itu aku ke sini karena ingin mengajakmu menemuinya,” sahut Tanya, lalu mencondongkan tubuhnya ke depan telinga Erna. “Stefani sudah memasang segel

  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 55

    “Er, Erna!” panggil Aldo, hendak berlari menghampiri Erna, sebelum gadis itu berlari sekencang kilat.Kini Aldo telah sampai di dekat Tanya. Tatapan matanya mendelik, penuh murka.“Apa yang sudah kamu katakan padanya?” hardik Aldo.Tanya gelagapan. “Aku hanya bicara jujur,”“Bukan hakmu untuk mengatakan padanya,” cela Aldo. “Kalau sampai terjadi apa-apa pada Karin, kamu yang akan kukejar lebih dulu,” Ancaman Aldo yang tak pernah peduli pada gosip apapun di sekolah, membuat Tanya sedikit gentar. Bahkan setelah menjadi pelindung Karin, Aldo tak pernah marah pada siapapun.***Brakk!!Erna menendang, membanting dan merusak apapun di depannya. Dia meraung, berteriak, tak peduli menjadi bahan tontonan teman-teman sekelas Edo. Sementara Edo, lelaki itu duduk diam dan pasrah di bangkunya sendiri, tak berkutik meski bangku-bangku di sekitarnya telah roboh oleh amukan Erna.“Kenapa? Hah! Kenapa harus Karin?” teriak Erna. “Dia istri petinggi di sini, dan dia SAHABATKU,” Erna menjerit, meronta m

  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 54

    Erna memutuskan untuk tak masuk ke sekolah keesokan harinya, karena kondisinya yang masih penuh luka dan tak tahan jika harus mendengarkan gosip serta cemoohan dari para siswi, karena berita perkelahiannya dengan Stefani telah tersebar luas ke seluruh penjuru sekolah Sofia.Setelah disembuhkan oleh Hendery, meskipun lukanya telah menutup dan tak mengalami pendarahan, namun bekasnya tetap saja belum mengering seratus persen, sehingga dia harus membalut kedua lengannya dengan perban. Erna tak ingin memberi bahan bagi para siswi tukang gosip di sekolah, dengan kemunculannya. Maka dia memilih untuk istirahat di dalam kamar, untuk sehari saja.“Er, boleh aku masuk?” Erna sampai hampir melompat, karena tak percaya telah mendengar suara Karin, begitu jelas dari balik pintu kamarnya. Dia lalu balik berteriak, meminta Karin untuk masuk karena tidak dikunci. Maka Karin pun segera membuka pintu, muncul dengan raut khawatir bersama Aldo di belakangnya.“Kukira kamu sendirian, Rin,” ujar Erna, se

  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 53

    “Kenapa dia harus salah paham?” Wajah Hendery mulai tak enak setelah mendengar ucapan Erna.“Sekarang kami berkencan, sesuai rencana awal kita,” jelas Erna. “Kamu tahu sisa waktuku hanya 5 bulan lagi. Aku tak bisa menyia-nyiakan kesempatan ini,”Hendery melipat tangan ke depan dada, berjalan perlahan mendekati Erna.“Dan kenapa dia harus salah paham?” ulang Hendery. “Tak ada yang terjadi pada kita, kan?”Erna mengangguk cepat. Dia kira, Hendery akan menolak karena tak ingin hubungannya dengan Erna merenggang, tapi ternyata, itu semua hanya dalam kepala Erna. Hendery sama sekali tak peduli.***Karin mulai gerah dengan tatapan orang-orang di sekitarnya, yang terus saja menatap tajam ke arah Karin, kapanpun mereka ada kesempatan. Hari ini, Aldo dan Rama sengaja tak datang untuk menjaga Karin, karena Karin merasa sedikit tidak nyaman dengan pengawasan dua orang itu. Belajar dari pengalaman Erna, Karin tak ingin ada orang lain lagi yang iri padanya hanya karena dia memiliki dua bangsawan

  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 52

    Tanya mendorong tubuh Erna sekerasnya, melampiaskan kemarahan dan rasa iri yang menyelimuti seluruh isi kepalanya. Teman-temannya yang lain bahkan ikut membantu Tanya memegangi kedua tangan Erna, supaya gadis itu tak bisa banyak bergerak. Meskipun Erna meronta dan berteriak brutal, dia tak cukup kuat untuk melawan dua perempuan sekaligus.“Kamu … benar-benar tak bisa dipercaya,” Tanya mencengkeram kedua pipi Erna, murka.“Katamu, kamu tak punya hubungan apapun dengan Hendery?” tanya Tanya.Erna menepis tangan Tanya sekuatnya. “Kamu gila, ya?! Kamu ini sudah punya suami, tapi kenapa kamu masih saja iri ke semua orang?!” bentak Erna.Plak! Tanya menampar pipi kanan Erna keras, hingga bekas tangannya timbul kemerahan.“Selama ini aku selalu menahan, tapi kamu selalu kelewat batas. Kamu ini cuman buangan, tapi kenapa Kamu berani mendekati Hendery?!!”“Apa hubungannya denganmu, hah? Aku tak merebut siapapun, dan aku bukan istri siapapun! Aku berhak dekat dengan siapapun juga!!” Erna balas

  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 51

    Hari ini adalah hari dimana Hendery bisa keluar dari rumah sakit, setelah mendapatkan perawatan selama hampir satu bulan lamanya. Di hari kepulangannya ini, tak ada seorang pun dari keluarganya yang menjemput. Namun Hendery tetaplah Hendery, lelaki yang tak pernah memusingkan apapun selain ambisinya menghabisi Katon. Tubuhnya telah pulih sepenuhnya, maka tak ada halangan bagi Hendery untuk mengemasi barang-barang sendiri, tanpa perlu dibantu siapapun. Tak seperti Katon yang diliputi kemewahan, meski mereka berdua sama-sama dari keluarga bangsawan tertinggi, namun hidup Hendery selalu sendirian.Ketika Hendery mulai memasukkan sedikit barangnya, pintu kamar miliknya dibuka. Melalui ekor matanya, Hendery bisa melihat Erna masuk membawa koper kecil. Gadis itu tak bilang apapun, dan wajahnya juga muram. Namun dia segera membuka koper yang ternyata kosong itu, dan menyambar baju-baju berantakan Hendery dari tangan Hendery, untuk dimasukkan ke dalam koper itu.Hendery tak juga mengatakan ap

  • Jerat Cinta Si Iblis Tampan   Bab 50

    Setelah melewati 14 hari yang lelah dan menegangkan di rumah sakit, akhirnya hari ini Rama mengijinkan Katon untuk pulang ke rumah. Serena sudah sejak pagi membantu Karin mengemasi keperluan yang harus dia bawa pulang, dan Ken memilih untuk menemani Katon duduk berdua di taman yang terletak tepat di depan ruang inap Katon. Semenjak kepergian Deswita, Ken dan Katon lebih banyak menghabiskan waktu berdua, merenung dan meratapi nasib sial sang kakak sulungnya itu.Deswita pergi bukan karena hal tragis, namun kematian datang menggerogoti usianya yang menua sebagai makhluk fana. Keputusan Deswita dan Albert untuk menjadi manusia berakhir menyedihkan."Apa yang dilakukan Deswita sekarang?" Ken membuka percakapan sambil menyesap rokoknya."Yang pasti kita tak akan bisa menemuinya lagi,""Apa kau menyesal? Menikahi Karin?"Katon menggeleng. "Dendamku sudah terbayarkan. Tapi satu hal yang tak kusangka, aku mencintainya,"Ken tersenyum simpul. "Sejak awal kau memang sudah mencintainya. Kalau ti

DMCA.com Protection Status