Home / Romansa / Jerat Cinta Sang Langit / Bab 27. Bisakah Kuminta Lebih?

Share

Bab 27. Bisakah Kuminta Lebih?

Author: Elangayu
last update Last Updated: 2021-07-31 20:42:29

Hai, ada adegan dewasanya. Bijak memilih bacaan, yuk...

Jangan lupa love dan kasih bintang dan komen, ya. 

Follow juga ig @elangayu22

Terimakasih dan selamat membaca...

@@@

 “Habis ini aku urus motormu.”

 Suara itu lagi, menjelagakan otak waras Langit. Ia bergegas mengeluarkan ponsel dan menulis pesan untuk seseorang di sana. Harus bergerak cepat, meskipun kemarin ia sudah menghubungi. Sekarang, ia tak mau kalau didahului lelaki yang membangkitkan amarah itu.

 “Rangkaian bunga, kutranfer.”

Hampir meledak suara Langit mendengarnya. 

“Makasih.”

Suara Bumi.

“Lho kok segini, Ga?”

Bumi lagi.

“Buatmu.”

Lelaki brengs*k!

“Nggak, ah.”

“Buatmu, eh lukamu gimana?”

Dasar! Sok perhatian. Umpatan-umpatan kasar ingin dikeluarkan Langit, tapi dicoba ditahannya

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 28. Teman Lama dan Cewek Bar Bar

    Lalu seperti ada yang mengingatkan, Bumi duduk tegak, menatap mata elang di depannya dalam.“Kita...”“Ya, tanpa komitmen,” sahut Langit menahan diri, kesal. Tak bisakah ia menuntut lebih? Bagaimana berkomitmen sedangkan Bumi tak pernah menginginkan komitmen itu?Bumi bergeming, dahinya berkerut, bibir bawah digigitnya. Pemandangan yang mampu mendirikan keremangan tersendiri bagi seorang CEO macam Langit. Baginya, madu sekali melihat keindahan tersaji jelas meskipun sekali lagi, tak ada ikatan apapun di antara keduanya.Mata indah itu terus memandang intens, tertunduk beberapa saat. Tidak, ia tidak boleh begini. Gadis eksotis itu mengangkat bahu, dieratkannya pelukan ke Langit. Menarik tangan kanan Langit keluar dari area sensitif yang terjeda beberapa detik. Mencium bibir tampan itu dengan liar. Langit meresponnya cepat, sampai kewalahan meladeni cumbuah Bumi. Lalu tiba-tiba, Bumi menghentikan sesaat ketika Langit ke

    Last Updated : 2021-08-01
  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 29. Lagi-Lagi Cewek Bar Bar

    Tak menunggu waktu lama, lelaki berhidung mancung itu mengecup pucuk kening Bumi. Tangan yang bergerak di bagian d*** ditarik ke atas mengelus pipi Bumi.“M... Mas,” desis Bumi lirih tak kuasa.Di bahu, Langit menyentuh pundak polos Bumi beberapa kali. Mencumbunya beberapa saat, menghirup aroma segar tubuh gadis madu itu dalam dan mencium aroma rambut Bumi yang memabukkan kelelakiannya.Bibirnya bergerak ke bibir, mencium pelan, membuat Bumi makin meremang. Tubuh seakan lemas seketika. Sungguh keadaan seperti ini sangat susah untuk menolaknya. Yang ada, ia malah menikmatinya. Mata Langit sudah berkabut, melihat ke bawah, bagian candu yang sangat dinikmatinya. Meski tak terlihat, ia tahu puncaknya sudah mengeras. Diusapnya pelan, menekannya terlampau pelan, sangat pelan. Bumi yang tak kuasa, menekan tangan Langit lebih keras, posisi yang menguntungkan Langit, ia meremasnya beberapa saat, sampai lenguhan lolos dari bibir mungil Bumi.&ldqu

    Last Updated : 2021-08-02
  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 30. Kau Membangunkanku

    Saat bibirnya hampir menyatu ke bibir Bumi, Bumi terhenyak, ia mendorong dada Raga pelan, lalu kuat. Tubuh jangkung itu mundur.“Stop, Ga!” katanya segera, mengusap wajahnya beberapa kali. Ia salah dalam kondisi sekarang ini.Raga tercenung, ditatapnya gadis di hadapannya itu dengan keinginan penuh. Ia tahu Bumi, tapi ia tahu juga pengkhianatan membuat Bumi berubah sedingin ini.“Maaf,” kata Raga kemudian menghela nafas dalam-dalam. Keduanya masih saling berhadapan, ketika suara mobil terdengar berhenti di depan toko. Tanpa mengucap sepatah kata apapun, Bumi keluar. Ia melihat pick up-nya di depan toko telah terparkir rapi berdampingan mobil milik Raga. Sebuah sepeda motor datang tak lama kemudian.Seorang lelaki turun dai pick up, tersenyum ramah ke Bumi.“Mbak, saya disuruh bos anterin mobil,” kata lelaki itu ramah.“Owh, ya, makasih,” sahut Bumi tak kalah ramahn

    Last Updated : 2021-08-03
  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 31. Memuaskanmu

    Hai, ada adegan dewasanya ya, harap bijak memilih bacaan.Selamat membaca...Kaget, sekujur Bumi menegang, bulu kuduknya meremang berjamaah. Seperti terkena sengatan listrik triliyunan watt, tubuh semampai itu lemas seketika.“Kau masuk, aku yang ngurusin,” titah Langit, menarik jemarinya dari pucuk kekenyalan nan memabukkan itu setelah meremas dan menatap Bumi tajam. Mengecup bibir ranum dan mungil itu sejenak, melepaskan dengan cepat kemudian menarik Bumi menjauh dari pintu untuk mendudukkannya ke sofa. Bumi nurut, masih terbengong untuk beberapa saat atas perlakuan sang CEO.Lelaki tampan itu kembali ke toko dan membuka toko tepat ketika ketukan di pintu terdengar.“Mau ambil pesanan ya, Bu?”Terkejut, ibu yang berdiri di depan toko malah memperhatikan Langit dari atas ke bawah, lanjut bawah ke atas.“Lhoh, Mbak Buminya mana?” tanyanya keheranan.“Oh, Bumi sedang

    Last Updated : 2021-08-04
  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 32. Permainan VS Pencarian

    Menguasai Dara, Langit makin mengeratkan pelukannya. Melihat gelagat lelaki tampan itu menurutnya luruh, Dara tersenyum kesenangan. Ia membelai pipi lelaki bertubuh atletis dengan lembut dan membisikkan sesuatu di sana.“Aku pasrahkan semuanya untukmu, Dear.”Ditatapnya mata elang Langit.“Semuanya,” tegas Dara mempererat pelukan.“Kau yakin?” tanya Langit menghentikan aktivitas.“Nggak ada yang kuragukan lagi, Dear, kau milikku selamanya.”“Kau tak menyesal?”“Buat apa menyesal?”“Aku nggak yakin kau mempercayaiku.”Dara tersenyum, mengecup bibir Langit dalam, tubuh bagian atasnya telah menempel sempurna ke da** bidang sang Langit. Dikungkungnya wajah tampan itu mendekat ke wajahnya.“Lakukan semua maumu, hanya padaku,” kata Dara lirih, penuh penekanan dan kem

    Last Updated : 2021-08-05
  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 33. Godaan Menghanyutkan

    Entah untuk yang keberapa kalinya lelaki dengan rahang kuat dan tatapan yang mampu membuat banyak wanita meleleh itu menghubungi Bumi. Hasilnya nihil. Ada satu panggilan yang diangkat, tapi hanya sesaat, setelahnya dimatikan Bumi. Ratusan pesan dikirimkan Langit dengan perasaan campur aduk. Hasilnya, terbaca oleh Bumi tapi tak ada yang terbalas satupun. Dalam keadaan online pun, Bumi bergeming.Kemarahan memuncak, itulah kesimpulan Langit.Namun, namanya Langit, ia memiliki banyak cara untuk menemukan keberadaan gadis madunya itu. Banyak orang yang disebar untuk urusan pribadinya. Hanya dia yang tahu, hanya dia yang mengerti siapa orang-orang kepercyaannya. Sayang, untuk kali ini hasilnya masih belum ada hilal mencerahkan.Masih di dalam ruang makan, Langit bergerak hilir mudik tak tentu arah. Puntung rokok sudah penuh di asbak yang ia sambar saja dari rak. Bau rokok memenuhi ruangan, meskipun pintu belakang terbuka lebar, tetap saja tak bisa m

    Last Updated : 2021-08-06
  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 34. Kau Siap?

    Aku akan menunggu, menunggumu, Bumi.Beberapa saat berdiri mematung, Langit kembali ke dalam mobil, duduk di belakang kemudi. Meminum air mineral yang tersedia di mobil, membuka sedikit jendela dan menyalakan rokok. Ia baru melihat ada tulisan di ujung pagar, kecil tak begitu kentara. Tertulis di sana Vila Bumi. Apakah vila itu milik Bumi?Entah sampai jam berapa, bulan temaram, hanya suara jangkerik terdengar jelas. Sepanjang malam, hanya ada satu dua kendaraan roda dua yang lewat. Seingat Langit, hanya ada dua mobil ke arah lebih atas lagi. Memang setelah vila mungil, jalanan super menanjak. Lelaki bermata elang itu sempat keluar dan berjalan ke atas, masih terlihat dua rumah. Selanjutnya pepohonan alami lereng pegunungan. Saat bulan tak tertutup awan, akan tampak jelas berderat pinus seolah berada di belakang rumah mungil, yang lebih tepatnya vila super mungil yang ditempati Bumi. Pegunungan terlihat sangat jelas dan dekat.&nb

    Last Updated : 2021-08-07
  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 35. Sentuhan Penggoda

    Dilepaskannya kaitan b** gadis eksotis tersebut. Mengecup ganas bibir Bumi, meremas bagian kenyal bergantian, kanan dan kiri. Bibir Langit ke bawah, mengeksplor leher jenjang Bumi dengan hisapan maksimal, semakin ke bawah dan mendaratlah ciuman awal yang membuat Bumi mundur saat pegangan tangan kiri di pinggangnya melemah.“Mas,” kata Bumi terbata. Gerakan cepat, Bumi mundur, menarik kemeja dan menutup tubuhnya yang telah mengakibatkan bagian bawah Langit mengeras tiada tara.“Kau membangunkanku, Bumi.”“Maaf,” kata Bumi terus mundur. Dalam jarak lumayan jauh, keduanya bersitatap, tanpa kata.“Setiap melihatmu, aku...,” desis Langit menggantung, menormalkan nafas dan menarik nafasnya dalam-dalam. Baginya Bumi adalah cantu, tak ada yang lain. Meskipun Dara, lebih seksi, lebih pandai merayu, lebih agresif, tapi ia tak pernah menginginkannya. Rahang itu mengeras, kembali melihat Bumi yan

    Last Updated : 2021-08-08

Latest chapter

  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 63. Langit VS Bumi

    “Lagi hmmm?” tanya Langit dengan suaranya yang masih parau di telinga Bumi. “Mau?” tanya Bumi menggoda dan melirik Langit yang memeluk tubuh polosnya erat. Tanpa banyak kata, Langit mengecup bibir eksotis itu dalam-dalam lalu melepasnya sekejap. “Nggak capek?” Bumi terdiam, meraba lembut bibir Langit dan memandangnya penuh kasih. “Hmmm, aku lapar,” sahut Bumi tak menjawab pertanyaan Langit. Mendengarnya, Langit terkekeh, lalu mengecup kening Bumi dan keluar dari selimut yang menyelubungi mereka berdua.

  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 62. Candu yang Tak Dapat Ditolak

    “Mas,” pekik Bumi kaget mendadak diangkat Langit. Langit terkekeh, lalu menempelkan hidung bangirnya ke hidung Bumi dengan sedikit menunduk. Digerakkannya perlahan dan cewek eksotis tersebut kegelian, ia mengelakkan wajahnya agak ke belakang. “Nggak berat?” tanya Bumi mengeratkan rangkulannya ke leher lelaki di hadapannya. “Berat? Segini aja?” “Segini kata Mas Langit?” sahut Bumi melotot. “Haha,” Langit terbahak. Cepat, dibawanya gadis itu masuk ke dalam, melewati dapur, dan menuju ruang tengah. Masih menggendong Bumi, Langit duduk di sofa. Sekarang, Bumi berad

  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 61. Ketahuan Lagi

    “Apa yang kau lakukan?” tanya lelaki itu masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Di depannya, terlihat Dara masih dengan baju tak karuan di atas pangkuan Langit. Roknya tersingkap ke atas, asetnya masih terlihat jelas dengan warna merah hati di bagian dalam. Mulut Dara melongo, ia sama sekali tak menduga lelaki itu akan ke sini, ke tempatnya Langit. Secepat kilat, Langit melepaskan diri dari lengan Dara, ia berdiri sehingga mau tidak mau Dara turun dari pangkuan. Dara membetulkan letak roknya, kemudian kemeja yang sudah hampir memperlihatkan gunung kembar itu secara keseluruhan. Mata Langit menatap Dara tak habis pikir, lalu ke lelaki yang masih berdiri mematung. Ia menahan kemarahannya, tapi lebih dari itu, melihat ke Langit tak percaya. Begitu juga dengan Langit, menatap lelaki di hadapannya masih tak percaya.

  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 60. Sang Penggoda

    Bab 60Sang Penggoda “Mas...,” desahan demi desahan keluar dari bibir mungil gadis manis itu. Tanpa disadari, ia menekan kepala Langit yang tengah mencium lembut aset yang dicandui Langit itu. Tangan Langit mulai bergerilya, wajahnya mendongak menatap mata Bumi yang penuh kabut. Dilepaskannya kancing kemeja teratas, lalu kancing kedua. Dari situ saja, sudah terlihat aset memikat yang masih tertutup b** warna merah. Tangan Langit menekan ujungnya, menatap lembut mata Bumi yang terpejam. “Aku ingin memilikimu, Bumi, seutuhnya,” desis Langit lirih, sangat lirih. Namun, Bumi mampu mendengarnya, membuka mata, dan menggigit bibir bawahnya pelan. Pemandangan yang mampu meluluhkan kewarasan Lang

  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 59. Mulai Terbongkar

    Pagi masih berkabut, Langit dan Bumi berjalan di jalan setapak dengan kanan dan kiri tumbuhan pinus menjulang. Terkadang, mereka melewati kebun mawar yang makin ke atas makin menipis dan tersisa hanya pinus dengan aroma khasnya. “Nah, itu tempatnya, Mas,” seru Bumi kegirangan melihat ke sebelah kiri. Ada tempat landai dengan bagian atas tanaman pinus. Tapi di depannya terlihat seperti jurang menganga. Langit hanya tersenyum, ia ikuti arah jalan Bumi yang tak sabar sampai di tempat tersebut. Ada batu besar di sana, Bumi segera duduk dan merenggangkan kedua tangan ke atas. “Huh, capeknya,” serunya dengan memutar pandangan ke seluruh area berhawa sejuk itu. Belakangnya pinus rimbun menghijau dan depannya jurang, sejauh mata memandang terlihat r

  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 58. Sebuah Rahasia

    “Mati lampu,” bisik Bumi. Byar! Langit menyalakan senter ponsel bersamaa hujan deras mengguyur bumi. “Ada lampu emergency?” tanya Langit menyapu seluruh ruangan. Hanya gelengan kepala dari Bumi. “Aku jarang ke sini.” “Lha ini ke sini.” “Hmmm....” Meskipun senter Langit membantu penerangan, tetap saja kurang maksimal. Beranjak dari sofa, Bumi menuju ke dalam.&nb

  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 57. Terulang Lagi

    Tok tok tok... “Bumi, aku...” Tok tok tok. “Ga, ma... maaf,” kata Bumi menarik tubuh dari pelukan Raga. Mundur ke belakang, menyisakan tatapan Raga yang masih tetap penuh kabut. “Bumi, aku masih menginginkanmu,” ujar Raga mengabaikan kalimat yang keluar dari mulut Bumi. Tok rok tok. “Bentar Ga, ada yang ketuk pintu,” kata Bumi lagi lalu meminggirkan tubuhnya dari hadapan Raga yang terus menatapnya intens. Ia membungkukkan badan, menyambar kemeja dan memakainya dengan tergesa tanpa mengancingkan kanci

  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 56. Cumbuan Panas Masa Lalu

    Menghela nafas dalam-dalam, Bumi memandang ke depan. Tak boleh terpengaruh Dara, tak boleh! “Minggir Dara, aku mau pergi.” “Aku nggak akan pergi sebelum kau janji tak akan mengganggu Langit!” Mengedikkan bahu, Bumi tersenyum tipis. “Maumu apa?” “Mauku, aku nggak mau lihat kamu ganggu Langit,” ucap Dara dengan tekanan penuh, telunjuknya menunjuk wajah Bumi dengan pongah. “Ganggu? Nggak salah denger aku?” Tanya Bumi melirik Dara yang masih berada di samping mobilnya.&nbs

  • Jerat Cinta Sang Langit   Bab 55. Dia Milikku

    Dara melengos.“Aku nggak ada urusan sama kamu!” katanya sombong.Mendengar jawaban Dara yang tak mengenakkan hati, muka Adit berubah.“Eh apa kau bilang?”“Aku nggak ada urusan sama kamu!” seru Dara dengan tangan bertolak pinggang.Mengabaikan kata-kata Dara, Adit bergegas melewati dengan sengaja menyenggol bahunya. Kelakuan yang membuat Dara naik pitam.“Apaan, sih?”“Nggak apa-apa, aku cuma ngak mau Bos tambah sakit dengan kedatanganmu!”“Huh, siapa bilang?”“Aku!”Dara menatap Adit dengan mata membola.“Denger, ya, bilang ke bosmu, aku akan mendapatkannya!” kata Dara bernada serius. Tanpa menunggu jawaban Adit, Dara menghentakkan kaki untuk menunjukkan kemarahannya lalu berjalan cepat. Melewati ruang tengah, ruang tamu dan keluar rumah.Melihat itu, Adit hanya menggelengkan kepala beberapa kali.

DMCA.com Protection Status