Share

BAB 64

Penulis: IKYURA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-04 18:41:19

"Masih sakit?"

Pertanyaan itu meluncur bebas dari bibir Yudhistira. Setelah pergulatan panas yang baru saja dilakukannya dengan Julia, mendadak pria itu berubah menjadi khawatir.

Julia lantas menggeleng. "Nggak, kok Mas."

Yudhistira mendaratkan kecupan singkat di puncak kepala Julia, lalu mengusap punggung Julia yang masih polos. Di luar sana hujan masih turun cukup deras. Udara dingin yang menyelinap masuk, membuat keduanya enggan beranjak. Bahkan Julia masih ingin melepaskan

"Maaf, ya Bee. Aku tadi benar-benar nggak kontrol diri. Sampai-sampai aku lupa memastikan kondisi kamu,” bisiknya dengan nada khawatir.

“Nggak, Mas. Sakitnya palingan cuma sedikit, kok.”

Lalu Yudhistira menundukkan wajahnya. “Sedikit apa? Perlu ke dokter, nggak?”

Julia sontak terkekeh. “Nggak usah berlebihan, Mas. Meskipun sakit, tapi lebih banyak enaknya, kok.”

Dan ucapan Julia sontak membuat pria itu tertawa. Entah sudah berapa kali pelepasan dan Yudhistira tidak mampu mengendalikan dirinya. "Udah lama nggak
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 65

    “Mas? Beneran Pak Antasena mau nikah sama cewek yang bukan pacarnya?”Yudhistira lantas menoleh ke samping, lalu terkekeh. “Iya, Bee.”“Wah, sinting semuanya!” Julia geleng-geleng kepala, masih tidak percaya dengan kegilaan orang-orang ini. “Emang pacarnya nggak mau diajak nikah, Mas?”“Nanti kamu tanya sama orangnya langsung aja gimana? Daripada kamu sibuk mikirin mereka yang gila, mending kamu mikirin aku aja?”“Mas!”“Sini, disayang dulu, dong.” Yudhistira menyentuh pipinya dengan jari telunjuknya, sementara tatapannya masih fokus ke depan.Julia terkekeh geli, namun dia juga tidak menolak. Perempuan itu bergerak mendekati Yudhistira, lalu mendaratkan kecupan singkat di wajahnya.“Semua tiket udah aku bantu online check-in tadi, Mas. Termasuk punya Mbak Pradnya. Terus punya Pak Bayusuta, Pak Arjuna, sama Pak Antasena juga udah. Semua include bagasi, tapi kata mereka nggak usah gitu. Terus untuk—”“Bee, really?”Julia mengerjap. “Kenapa?”“Ini semuanya kamu yang ngurusin?” tanya Yud

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 66

    Akhirnya pesawat komersil yang terbang dari Jakarta mendarat sempurna di Yogyakarta malam itu. Suasana bandara terlihat sepi lantaran mereka sengaja mengambil penerbangan terakhir dari Jakarta. Mereka berjalan melewati pintu kedatangan, dan bergegas menuju ke area penjemputan.“Halo, Pa.”“Nduk, udah sampai di Jogja?”“Udah, Pa. Maaf belum sempat buka hp tadi, Papa. Baru banget turun dari pesawat ini.”“Alhamdulillah kalau begitu. Ini kamu langsung pulang ke rumah atau mau menginap di hotel dulu sama calon suami kamu?”Julia menerbitkan senyumannya. Agak asing saat mendengar Nicolas menyebut Yudhistira sebagai calon suaminya dari seberang sana. Hatinya mendadak terasa hangat.“Aku nginep di hotel dulu, Pa. Baru besok pagi Mas Yudhistira nganterin ke rumah. Acaranya besok malam, nggak apa-apa, kan kalau aku pulangnya besok pagi?”“Nggak apa-apa, Nduk. Papa cuma mau memastikan saja, sih. Lagian semua persiapan di rumah udah siap semua, kok Nduk. Papa juga udah mengundang Pak RT dan Pak

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 67

    "Mas, bangun. Udah pagi."Suara serak Julia terdengar menyapa indera pendengaran Yudhistira. Perempuan itu menggoyangkan lengan Yudhistira yang tengah terlelap di sampingnya, pria itu hanya menggumam pelan.Entah sampai pukul berapa akhirnya mereka memutuskan untuk terlelap semalam. Perempuan itu tahu semalam mereka berbincang sampai larut.Dan akhirnya keduanya berakhir di atas ranjang, dengan posisi Yudhistira memeluknya semalaman. Tidak ada hal-hal yang menyenangkan yang bisa dilakukan Yudhistira—meskipun dia ingin, tapi dia sudah berjanji untuk tidak melakukannya lagi. Setidaknya sampai mereka menikah.Julia memberi jarak di antara mereka. Perempuan itu melipat satu tangannya ke atas kepala untuk dijadikan bantalan. Matanya tertuju pada Yudhistira. Dari dalam jarak sedekat ini, Julia bisa mengamati wajah kekasihnya dengan lekat.Bulu-bulu halus di sekitar wajahnya, bulu lentik matanya, juga tahi lalat yang ada di dekat hidungnya. Tangan Julia menjulur ke depan, meraih beberapa hel

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 68

    "Dari mana lo?"Pertanyaan itu meluncur bebas dari bibir Arjuna. Kedua sahabat Yudhistira—Arjuna dan Bayusuta, tengah duduk-duduk santai di restoran pagi itu. Mereka sedang menikmati kopi setelah menikmati sarapan."Dari nganterin Julia pulang." Lalu pria itu menoleh ke sekitar. "Antasena ke mana?""Dia lagi keluar sama Anya tadi. Nggak tahu ke mana."Yudhistira tidak mengacuhkannya. Pria itu lantas berjalan mendekati buffet table untuk menikmati sarapan selagi masih ada waktu."Lo udah nyiapin mau bawa apa ke rumah Julia, Nyet?" tanya Bayusuta saat Yudhistira sudah duduk di hadapannya."Gue mau beli bunga buat dia nanti. Kenapa?""Damn! Lo pikir Julia bakalan kenyang makan bunga doang? Lo pasti udah mikirin mau bawa apa buat keluarga mereka juga, kan?"Yudhistira menggeleng. "Emangnya gue mesti bawa apa?" tanyanya dengan kening mengerut."Fuck! Lo gila apa gimana sih, D? Lo ngelamar anak orang, Anjir, bukan lagi ngajak bobo bareng dia. Nggak mungkin lo nggak bawa apa-apa, kan? Modal

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 69

    Yudhistira baru saja keluar dari mandi setelah lima belas menit lamanya dia menghabiskan waktu di dalam sana untuk membersihkan diri. Satu tangannya masih berada di atas kepalanya, rambutnya yang masih basah membuat pria itu terlihat jauh lebih segar dari sebelumnya.Seharian ini dia sibuk menyiapkan segalanya. Beruntung ada teman-temannya yang mau direpotkan sampai sejauh ini, hati Yudhistira mendadak hangat sekaligus lega.Pria itu lantas meraih ponselnya di atas nakas. Mencoba menghubungi Julia di seberang sana, hatinya rindu. Yudhistira melekatkan benda pipih itu ke telinga, lalu sedetik kemudian suara Julia terdengar di seberang sana.“Halo, Mas,” sapa perempuan itu dari seberang sana."Bee, lagi ngapain?" tanya Yudhistira."Lagi mastiin persiapan acara, Mas. Udah siap semuanya, sih. Tinggal nunggu Mas sama yang lainnya datang aja nanti.”“Aku ganggu nggak?”“Nggak kok, Mas. Udah selesai semuanya.”“Ada banyak orang yang bakalan datang, ya Bee?” tanya Yudhistira mendadak gugup.“

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 70

    Julia mengembuskan napasnya dengan perlahan usai panggilannya dengan Yudhistira berakhir. Perempuan itu menatap dirinya melalui pantulan kaca. Tanpa adanya persiapan, acara lamaran ini akan dilangsungkan dan hal itu membuat Julia merasa sedikit gugup.Mungkin memang terkesan mendadak, tapi Julia sama sekali tidak punya pilihan lain selain menuruti keinginan Yudhistira yang ingin mempersuntingnya segera. Julia tersenyum kecil saat mengingat bagaimana pria itu terus mendesaknya, sampai pada akhirnya dia sendiri yang bicara dengan Nicolas dan menyatakan niat baiknya. Malam ini akan menjadi malam bersejarah bagi Julia. Dipinang oleh seorang pria yang berhasil membuatnya jatuh cinta hanya dalam sekejap, sungguh tidak ada dalam bayangannya.Dengan balutan dress dengan kombinasi batik, Julia terlihat begitu cantik dan memesona. Sementara rambutnya dibiarkan tergerai begitu saja hingga menyentuh pundaknya.Perhatian perempuan itu lantas teralihkan saat tiba-tiba saja pintu kamarnya diketuk s

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 71

    “Mbak Julie!” Mendengar namanya dipanggil, Julia lantas menghentikan langkahnya lalu menoleh. Dan mendapati Divya tengah berlari menghampirinya.“Hai, Div? Ada apa?” tanya Julia dengan kening mengerut.“Mbak Julie mau ke mana?”“Mau bikin kopi di pantry. Ada apa?”“Ikut,” rengek perempuan itu dengan manja. “Yuk!” Julia sempat mengerutkan keningnya, namun dia memilih untuk tidak bertanya. Keduanya melangkah beriringan menuju pantry kantor detik itu juga. “Kamu nggak sibuk, Div?”Perempuan bawel nan polos itu menggeleng. “Nggak, Mbak. Pak Bayusuta kan sibuk pacaran terus. Alasan doang aja dia lunch meeting, padahal mah, ngabisin dana kantor buat jajan sama pacar-pacarnya!” ujar Divya bersungut-sungut kesal. “Pacaran? Sejak kapan dia punya pacar, Div? Bukannya gosipnya sama kamu, ya?”Divya mencebikkan bibir. “Idih, Mbak. Kalau sama cowok macam Pak Bayusuta yang hobinya minta tolong dibeliin karet di supermarket, mending nggak, deh Mbak.”Divya masih mengingat jelas saat pertama kaliny

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 72

    Yudhistira terkekeh saat Mahesa membanting pintu pantry sembari menahan wajah kesalnya. Pria itu menoleh ke arah Julia lalu mendaratkan kecupan singkat di bibir perempuan itu."Mumpung si Anak Singa udah nggak ada, mau dilanjut lagi?"Seketika Julia membelalak. "Mas!"Yudhistira terkekeh. Dia meraih sejumput rambut perempuan itu, lalu menyelipkannya ke belakang telinga. Wajah Julia yang terlihat sedikit berantakan membuat Yudhistira tidak habis pikir dengan tindakannya barusan."Aku tunggu di kantin nanti jam satu ya, Bee. Makan siang bareng sama sekalian bahas persiapan pernikahan kita.""Harus banget dibahas di kantor?""Kalau bahasnya di rumah kamu atau di apartemenku, bisa-bisa malah bahas yang lain-lain, Bee." Yudhistira mengerling nakal ke arah Julia. "Nggak tahu aja kalau nunggu dua bulan lamanya itu berasa kayak dua abad! Kasian yang di bawah sana udah meronta-ronta pengen diajak goyang.""Astaga, Mas! Yang ini dulu gimana? Pak Mahesa pasti ngamuk sama aku," ujar Julia dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 80

    JULIA menggeliat di atas tempat tidurnya. Matanya mengerjap menatap langit-langit kamarnya pagi itu. Samar-samar suara kicauan burung terdengar dari luar kamarnya. Aroma wangi dupa khas Bali dan hawa sejuk yang menyelinap masuk, membuat perempuan itu kembali menaikkan selimutnya tinggi-tinggi demi menghalau rasa dingin.Julia lantas menolehkan wajahnya ke samping, dan mendapati suaminya masih terlelap dalam tidurnya. Dia memiringkan badannya agar bisa menatap Yudhistira dengan leluasa bersamaan dengan rasa nyeri pada pangkal pahanya.Julia tersenyum masam. Perempuan itu baru tahu jika hanya dengan menatap tubuhnya yang telanjang bulat, suaminya akan berubah menjadi liar dan maniak. Bahkan dia tidak menyangka jika Yudhistira akan memborgolnya di tiang ranjang, sementara pria itu mencumbuinya dengan membabi buta.“Mas…” desah perempuan itu leher.Satu kakinya diangkat ke atas, sementara kedua tangannya berada di atas tiang ranjang tidurnya dengan posisi tangannya diborgol. Tubuh perempu

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 79

    “Bee…”“Iya, Mas?”“Kamu istri aku, kan?”Butuh jeda selama beberapa saat bagi Julia memahami kalimat yang baru saja dilontarkan Yudhistira. Namun saat pria itu semakin merapatkan tubuhnya agar mendekat, Yudhistira memiringkan wajahnya lalu mencium bibirnya Julia dengan singkat.“I want you, Bee,” bisiknya dan detik itu juga sekujur tubuh Julia meremang.Tidak memberikan kesempatan Julia menjawab ucapannya, pria itu sudah lebih dulu membungkam bibir Julia dengan bibirnya. Rasa hangat yang mendadak menjalar di tubuhnya seketika membuat Julia mempererat pelukannya sembari melingkarkan kedua tangannya ke belakang kepala Yudhistira.Ciuman yang semula lembut, berubah menjadi terburu-buru. Yudhistira semakin memperdalam ciumannya. Gerakannya yang tak sabaran menciptakan gelombang air di sekitarnya, dan hal itu membuat mereka kesulitan bergerak. Dengan mengangkat tubuh Julia sedikit, Yudhistira lantas bergerak ke tepi. Merapatkan tubuh istrinya ke pinggiran kolam, lalu mendesaknya di sana.

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 78

    Pesawat komersial yang diterbangkan dari Jakarta akhirnya mendarat sempurna di Pulau Dewata. Dengan langkah pelan, Yudhistira bahkan sejak tadi enggan melepaskan genggaman tangannya pada Julia.“Aku mau ke toilet dulu, Mas. Mas mau ikut?” Yudhistira menurunkan pandangannya pada tangan mereka yang saling bertautan, lalu terkekeh.“Aku tunggu di sini, ya Bee.”“Iya.”Julia lantas berjalan meninggalkan Yudhistira untuk menyelesaikan urusannya di toilet. Sementara pria itu berdiri merapat ke dinding. Tangannya menyentuh ponselnya, sibuk memastikan jika mobil yang telah disewanya sudah berada di bandara. Pun begitu dengan hotel yang akan digunakan untuk menginap selama tiga hari ke depan.“Udah?” Yudhistira menegakkan posisi berdirinya lalu menghampiri Julia yang baru saja keluar dari toilet. “Udah, Mas. Kita ambil koper dulu, kan?”“Iya. Kebetulan juga mobil yang disewa kita udah menunggu di area penjemputan.”“Mas mau bawa mobil sendiri?”“Iya, dong Bee. Aku lebih nyaman nyetir sendiri

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 77

    “Kalau gitu aku siapin airnya dulu, ya Mas.”Namun baru saja Julia hendak bangkit dari duduknya, Yudhistira sudah lebih dulu menahannya. Julia lantas kembali duduk di pangkuan pria itu dengan tatapannya tertoleh ke arahnya.“Kamu lagi nggak menghindari aku kan, Bee?” tembak pria itu dengan cepat.Julia memalingkan wajah sambil menggigit bibirnya. “Mas… aku sedikit gugup.”“Gugup kenapa?” tanya Yudhistira pura-pura.Julia menautkan kedua tangannya di atas pangkuannya, masih menghindari tatapan Yudhistira. “Kita mau malam pertama sekarang?”Dan detik itu juga Yudhistira tertawa. “Really, Bee?”“Mas, kok ketawa, sih? Emang ada yang salah sama pertanyaan aku, ya?” tanya perempuan itu dengan wajahnya yang ditekuk.“Bee, astaga. Kamu dari tadi menghindari aku cuma karena kepikiran soal malam pertama?”Julia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Bibirnya terkatup rapat dengan wajahnya yang ditekuk. Agak kesal lantaran Yudhistira justru menertawainya.“Mas, aku serius, lho.”Yudhistira lan

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 76

    "Titip Julia, ya Nak. Babak baru dalam hidup kalian baru saja dimulai. Papa berharap kamu bisa menjaga Julia." Lalu Nicolas menoleh ke arah Julia. "Baktimu sekarang untuk suami. Jadi istri yang baik, ya Nduk.""Iya, Pa."“Saya akan menjaga Julia, Pa.”Julia memeluk Nicolas dengan erat, air matanya jatuh membasahi wajah cantiknya. Dia tidak pernah merasakan sebahagia ini sampai-sampai dia terharu dan hanya bisa menangis."Selamat, ya Sayang. Semoga kalian bisa menjalani bahtera rumah tangga dengan baik. Mama akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian berdua."Julia lantas menarik diri lalu berhambur memeluk Marsya. Dia bisa merasakan hangatnya pelukan sang ibu. Ada kebahagiaan tersendiri yang kini tengah dirasakan Julia."Makasih banyak, Ma."Sementara Yudhistira menepuk punggung keduanya, ikut merasakan kelegaan yang luar biasa.Masih diselimuti dengan suasana haru, Julia berulang kali menundukkan wajahnya. Perempuan itu khawatir jika penampilannya kali ini sudah berantakan akiba

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 75

    JULIA diam mematung di depan layar kaca yang berukuran cukup besar saat Disha sibuk merias wajahnya. Jantungnya berdegup kencang, lantaran hari ini akan menjadi hari bersejarah dalam hidupnya.Dengan riasan yang sederhana juga balutan dress berwarna putih gading. Julia terlihat begitu cantik dan memesona. Tidak ada riasan mewah dan berlebihan. Karena sejak awal mereka memutuskan untuk menggelar pernikahan sederhana di salah satu hotel berbintang lima di Jakarta.Pun begitu dengan tamu yang diundang. Sebagian dari mereka hanyalah staf Diamond Group dan kerabat keluarga terdekat yang kebanyakan dari mereka dibawa dari Yogyakarta. "Gugup ya, Mbak? Mbak cantik banget, kok. Mas Yudhistira pasti pangling banget lihat Mbak Julia nanti.”Suara teguran Disha yang memecah keheningan sontak membuat Julia yang tadinya hanya diam, lantas memaksakan diri untuk tersenyum sembari menatap Disha dari pantulan kaca yang ada di hadapannya."Kelihatan, ya?"Disha mengulas senyum. "Banget. Santai, Mbak. M

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 74

    "Apa beneran kita nggak bisa ketemu, Bee? Sebentar saja gitu? Aku kangen sama kamu."Terdengar kekehan dari seberang sana, dan Yudhistira menyadari jika calon istrinya itu tengah menertawakannya."Apa cuma aku yang kangen sama kamu, sementara kamu nggak kangen?" ujar pria itu setelah tak kunjung mendapatkan jawaban dari Julia.Bagaimana bisa pria yang besok akan menyandingnya di hadapan penghulu, juga berdiri di sampingnya di atas pelaminan itu terlihat kecewa seperti bocah tantrum?"Bee…""Astaga, Mas. Kamu nggak paham makna pingitan atau gimana, sih?""Emang nggak paham! Aku kangen sama kamu, titik. Dan sekarang aku pengen banget ketemu sama kamu!" sahut Yudhistira dengan cepat."Tinggal menghitung jam saja, Mas. Nanti malam aku sama Papa dan kerabat yang lainnya bakalan ke hotel, kok.""Jadi kita bisa ketemu nanti malam?""Nggak, dong. Kita ketemunya besok pas mau dirias."Yudhistira meraup wajahnya dengan gusar. Dia sangat yakin jika tradisi pingitan ini tidak semua orang melakuka

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 73

    “Bee, belum siap?”Julia baru saja selesai melangsungkan ritual mandinya. Dia masih mengenakan handuk yang melilit tubuhnya saat Yudhistira baru saja tiba di rumahnya."Maaf, Mas. Tadi Disha telepon. Aku sampai lupa waktu pas ngebahas soal dekorasi dan venue sama dia. Makanya aku baru selesai mandi. Aku ganti baju dulu, deh.""Ya udah."Julia lantas menghilang dari balik pintu kamarnya, sementara Yudhistira menunggunya di sofa dengan satu tangannya yang memegang ponselnya.PENANGKARAN BUAYA DIAMOND GROUPBayusuta Bimantara: @Yudhistira lo di mana, Nyet? Belum sampai venue juga?Yudhistira Ghautama: barusan kelar mandiin Julia.Bayusuta Bimantara: Bangsat! Bisa-bisanya lo!Yudhistira Ghautama: apaan sih lo? Kalau kangen bilang!Bayusuta Bimantara: Jijik!Yudhistira Ghautama: Mentang-mentang sekarang udah ada Dek @Divya ya, Beb?La Divya Kamandaka: apa nih saya disebut-sebut?Bayusuta Bimantara: Sejak kapan ada anak bayi di grup ini, sih?Yudhistira Ghautama: Hai, Dek @Divya ❤Bayusuta

  • Jerat Cinta Sang CEO   BAB 72

    Yudhistira terkekeh saat Mahesa membanting pintu pantry sembari menahan wajah kesalnya. Pria itu menoleh ke arah Julia lalu mendaratkan kecupan singkat di bibir perempuan itu."Mumpung si Anak Singa udah nggak ada, mau dilanjut lagi?"Seketika Julia membelalak. "Mas!"Yudhistira terkekeh. Dia meraih sejumput rambut perempuan itu, lalu menyelipkannya ke belakang telinga. Wajah Julia yang terlihat sedikit berantakan membuat Yudhistira tidak habis pikir dengan tindakannya barusan."Aku tunggu di kantin nanti jam satu ya, Bee. Makan siang bareng sama sekalian bahas persiapan pernikahan kita.""Harus banget dibahas di kantor?""Kalau bahasnya di rumah kamu atau di apartemenku, bisa-bisa malah bahas yang lain-lain, Bee." Yudhistira mengerling nakal ke arah Julia. "Nggak tahu aja kalau nunggu dua bulan lamanya itu berasa kayak dua abad! Kasian yang di bawah sana udah meronta-ronta pengen diajak goyang.""Astaga, Mas! Yang ini dulu gimana? Pak Mahesa pasti ngamuk sama aku," ujar Julia dengan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status