Home / Urban / Jerat Cinta Pembunuh Adikku / Chap 9 - Secercah Harapan

Share

Chap 9 - Secercah Harapan

Author: Siez
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Tok! Tok! Tok!

“Permisi.” Avery mengetuk pintu rumah yang ia sendiri tidak tahu apakah itu Wikrama atau bukan.

Tok! Tok! Tok!

“Permisi.” Avery mengetuk pintu rumah itu kembali tapi sepertinya tidak ada orang di rumah.

“Neng, itu orangnya sudah pindah,” teriak seorang tetangga kepada Avery.

“Pindah kemana, Ibu? Apakah Ibu tahu?” tanya Avery penasaran.

“Enggak, Neng.” Ibu itu menggelengkan kepalanya.

“Apa Ibu pernah melihat wanita ini di sini?” tanya Avery sambil memperlihatkan foto Rosalind.

“Aduh, sepertinya Ibu ada lihat wanita ini. Tiga hari lalu. Dia teh dibawa sama anak muda ke rumah sebelah,” jelas ibu Tetangga.

“Apakah penghuni rumah di sebelah itu seperti ini wajahnya?” Avery memberikan foto dari Wikrama Santoso kepada Ibu Tetangga.

“Iyah, Neng.” Ibu Tetangga itu mengangguk.

“Siapa nama pria ini, Bu?” tanya Avery lagi. Ia ingin memastikan bahwa nama pria ini belum berganti dan jikapun sudah berganti, ia harus mencari tahu lagi.

“Namanya Ase
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jerat Cinta Pembunuh Adikku   Chap 10 - Rumah Sakit

    “Boleh saya lihat fotonya?” tanya Tukang Ojek itu penasaran.“Ini, Pak.” Avery memperlihatkan wajah Rosalind kepada Tukang Ojek itu.“Ya ampun, ini yang tadi saya antar, Neng.” Tukang Ojek itu menepuk keningnya sendiri.“Serius, Pak? Bisa bapak antarkan saya kepadanya?” Avery sudah kembali berseri karena ada orang yang sudah mengetahui keberadaan Rosalind. Ia merasa begitu bodoh karena mencari-cari orang yang tidak jelas seperti Asep atau Wikrama.“Dia teh mengalami kecelakaan. Sekarang ada di RSUD. Saya yang bantu antar. Sepertinya dia teh ketakutan sekali.” jelas Tukang Ojek.“Tolong antarkan saya sekarang, Pak,” tutur Avery khawatir dengan adiknya yang kecelakaan. Avery sudah mengabarkan kepada Aldi bahwa ia akan pergi ke RSUD di dekat Tugu bersama tukang ojek yang ia sewa.Tidak menunggu waktu yang lama, Avery sampai ke RSUD yang diantarkan oleh tukang ojek sewaannya."Apakah disini ada yang pasien bernama Rosalind? Korban kecelakaan. Ia belum lama d

  • Jerat Cinta Pembunuh Adikku   Chap 11 - Bertemu Rosalind

    Lampu ruang operasi mati, artinya operasi telah selesai dilakukan. Avery bernafas sedikit lega. Ia sangat berharap keadaan adiknya baik-baik saja serta bayi di dalam kandungannya selamat.Dokter dan suster keluar dari ruang operasi dan membawa seorang wanita yang sudah terkulai lemas di stretcher.Avery melihat wajah pasien yang sedang didorong oleh dokter dan benar saja ternyata Rosalind yang sedang mereka dorong di stretcher.“Dokter, bagaimana keadaan pasien?” tanya Avery berlari mengejar dokter.“Hmm … anda siapa?” tanya Dokter sambil mengernyit. Ada rasa lelah tergurat dari dokter yang telah mengoperasi Rosalind.“Saya kakak dari pasien. Namanya Rosalind,” sahut Avery tegang.“Ah, pasien dalam keadaan tidak stabil. Saat ini ia mengalami keguguran karena benturan yang sangat hebat di perutnya. Dan juga pasien dalam keadaan gegar otak dan mengalami beberapa patah tulang di bagian punggungnya. Pasien juga sepertinya mengalami penganiayaan karena banyaknya memar d

  • Jerat Cinta Pembunuh Adikku   Chap 12 - Rosalind Kritis

    Avery berdiam diri di dekat Rosalind. Infus di tangannya sudah dilepaskan oleh dokter kemarin. Avery menatap Rosalind dengan lembut, adik yang selama ini ia manjakan ada di hadapannya sekarang dengan tubuh tidak berdaya. Miris sungguh miris melihat adik yang paling dicintai menderita seperti ini. Avery melihat Aldi yang masih tertidur di sofa di ruangannya, ada segurat rasa tidak enak karena membuat Aldi menderita juga. Aldi adalah anak buah dari ayah Avery dan ia sudah bekerja selama hampir sepuluh tahun sejak ia remaja.Aldi adalah remaja terlantar yang hampir sekarat dan dipungut oleh Jordan dan dijadikan anak buahnya, dididik dengan benar dengan sekolah yang tinggi. Hal itu membuat Aldi sangat menurut kepada Jordan. Aldi tumbuh besar bersama Avery dan Rosalind, ia sangat menjaga kedua putri penyelamatnya agar selalu aman. Ia seperti kakak bagi Avery dan Rosalind dan tidak heran mereka berdua sangat manja kepada Aldi meskipun selama ini Aldi selalu memanggil sebutan Nona,

  • Jerat Cinta Pembunuh Adikku   Chap 13 - Selamat Tinggal Adikku

    Avery dan Aldi berjalan gontai keluar dari ruangan Rosalind. Avery memeluk erat Aldi, ia sangat tidak kuat menahan penderitaannya. “Al, kenapa harus Rosa? Kenapa harus dia yang menjadi korban, Al?” Avery memukul-mukul dada Aldi perlahan. Getir, lirih dan sangat nelangsa semua ucapan yang Avery katakan kepada Aldi. Aldi hanya bisa berdiri tegak sebagai sandaran Avery. “Kita akan membalas mereka, Nona. Saya akan membantu Nona,” ujar Aldi tegas. Ia tidak rela majikannya diperlakukan seperti binatang oleh seorang Vladimir.“Kita akan membalas mereka, Aldi. Kita buat Xavier Vladimir lebih menderita dari apa yang dialami oleh Rosalind,” janji Avery kepada dirinya sendiri.Dokter dan Suster keluar dari ruang perawatan Rosalind, mereka berwajah kusut dan tidak bisa memberikan kabar bahagia sama sekali untuk Avery dan Aldi.“Maaf, Nona. Pasien tidak bisa diselamatkan. Saya turut berbelasungkawa.” Dokter menunduk, sedih rasanya tidak bisa menyelamatkan seorang pasien.

  • Jerat Cinta Pembunuh Adikku   Chap 14 - Maafkan Keegoisanku

    Setelah pulang dari pemakaman Rosalind, Avery pergi beristirahat di kamar adiknya. Ia membuka pintu kamar Rosalind, seketika wangi parfum candy yang sudah samar-samar baunya menyeruak ke penciuman Avery. Ia berjalan pelan masuk ke dalam kamar dan memperhatikan kamar adik satu-satunya yang telah meninggalkannya selamanya. Pajangan foto Rosalind yang ceria dan beberapa foto keluarga tergantung di kamar Rosalind.Avery mengambil foto Rosalind bersama dirinya ketika berada di Jerman yang sedang berpose begitu centil. “Sepertinya baru kemarin kulihat wajah ceriamu, andai aku tahu apa yang akan terjadi sekarang. Huhuhu …,” ucap Avery berbicara sendiri sambil melihat foto mereka berdua yang sangat ceria. “Aku pasti akan ikut denganmu ke Indonesia seperti ajakanmu saat itu di Jerman. Aku pasti akan menemanimu di setiap waktu dan tidak akan membiarkan kamu sendiri. Huhuhu …” Rasa sesak dan bersalah memenuhi relung hati Avery. Ia terisak mengingat kenangan delapan bulan lalu sa

  • Jerat Cinta Pembunuh Adikku   Chap 15 - Aku Harus Kuat untuk Membalasmu

    Tok! Tok! Tok!Bunyi seseorang mengetuk pintu kamar Rosalind."Masuk," ucap Avery sambil menghapus air mata yang sudah membasahi pipinya."Nona, ayo kita makan. Semenjak kemarin anda belum makan," ucap Aldi di balik pintu kamar."Aku tidak lapar saat ini, Al," balas Avery lemah."Jangan menyiksa diri lagi. Jika anda ingin membalas Vladimir, maka anda harus kuat," ucap Aldi berusaha menyemangati Avery yang tertekan.Avery bangun dari posisi tidurnya. Ia menghapus semua air mata yang sudah tumpah."Aku akan kuat, Al. Bantu aku." Avery mencoba membuat tegar dirinya sendiri. Ia tidak boleh terpuruk terlalu lama dalam kesedihan."Aku akan selalu membantumu, Nona," balas Aldi untuk mendukung Avery."Al, cari semua informasi tentang Vladimir. Aku akan membuatnya membayar atas segala penderitaan Rosa," ujar Avery sambil mengepalkan kedua tangannya."Tentu, Nona. Sekarang lebih baik anda makan terlebih dahulu. Ayo, kita makan bersama," ajak Aldi kembali."Aku

  • Jerat Cinta Pembunuh Adikku   Chap 16 - Sepi dan Kosong

    Seperti hari biasanya dalam satu minggu Avery tinggal di Vermont mansion, Avery tidak akan bertemu dengan Jordan di setiap waktu untuk sarapan, makan siang ataupun makan malam karena ayahnya itu sangatlah sibuk. Sendiri dan sepi… ya kata-kata itu paling cocok untuk menggambarkan keadaan saat ini bagi Avery. Ia tidak merasakan hangatnya sebuah keluarga di dalam mansionnya yang sangat megah ini.“Pantas saja Rosa merasakan kesepian. Ternyata di dalam rumah ini tidak ada yang bisa diajak untuk berbicara,” lirih Avery di dalam hati. Ia menghela nafasnya yang terasa lelah.Avery berjalan menuju ruang makan dan ia mendapati berbagai hidangan makanan yang mewah yang sesuai dengan seleranya tapi ia menjadi tidak berselera karena semua makanan itu mengingatkannya pada ibu dan adiknya. Di meja yang mewah dengan hidangan yang mewah, hanya ia sendiri yang menikmati hidangan itu, tidak ada satupun orang yang bisa ia ajak bicara. Mungkin hanya tembok, meja, garpu, sendok, piring dan gelas y

  • Jerat Cinta Pembunuh Adikku   Chap 17 - Akhirnya Aku Menemukanmu

    Avery pergi bersama Aldi ke suatu pusat perbelanjaan yang biasa saja. Ia memang lebih suka berpenampilan seperti orang biasa tanpa memakai barang bermerek yang terlalu mahal. Beberapa barang kebutuhan sudah dibeli oleh Avery dan Aldi membawakan semua barang milik Avery. "Nona, apakah masih ada yang ingin anda beli?" "Sepertinya semua sudah selesai, Al." "Lalu apakah sekarang kita akan pulang?"“Kita makan terlebih dahulu ya, Al. Aku sangat lapar sekarang,” ajak Avery kepada Aldi. Avery memang selalu sedikit manja terhadap Aldi karena ia menganggap Aldi sebagai kakaknya sendiri. Mereka berdua sangat dekat dari kecil sehingga Avery tidak canggung untuk bermanja-manja terhadap Aldi meskipun Aldi selalu bersikap hormat kepadanya.“Baik. Makanan apa yang nona inginkan sekarang?” tanya Aldi kepada Avery.“Steak saja,” ucap Avery singkat.“Ada satu restaurant yang recommended menurut pembahasan di internet. Ayo kita ke sana, Nona.” Aldi menunjukkan jalan

Latest chapter

  • Jerat Cinta Pembunuh Adikku   Bab 64 - Konsultasi dengan Avery

    Avery masih sibuk dengan segala berkas yang berada di mejanya. Satu per satu proyek kerja sama milik Vlad Corp harus dipelajari Avery karena untuk rencana selanjutnya, Avery harus segera menyelesaikan Xavier. Terlalu lama berada di dekat Xavier bisa saja mempengaruhi kejiwaan Avery, tepatnya, Avery takut malah ia menjadi jatuh cinta kepada sang pembunuh adiknya. Tidak akan Avery biarkan semua itu terjadi. Cukup Rosalind yang menjadi korban bagi Xavier, tidak untuk Avery. Lebih cepat Avery menyelesaikan Xavier, maka lebih cepat Avery pergi dari hadapan Xavier. Meninggalkan dalam keadaan Xavier hancur total."Belle," panggil Xavier yang baru saja keluar dari luar ruangannya."Ya, Pak." Avery menghentikan pekerjaannya sejenak untuk berfokus kepada pria yang memanggilnya itu."Hmm ... bisa kita bicara sebentar di ruanganku?""Baik, Pak."Avery berdiri dan mengikut Xavier dari belakang untuk masuk ke dalam ruangan Xavier."Tutup pintunya, Belle."Avery langsung menutup pintu ruangan sesu

  • Jerat Cinta Pembunuh Adikku   Bab 63 - Obat Kejujuran?

    Avery malas untuk menjawab pertanyaan dari Aldi. Entahlah bagaimana keadaan hati dan pikirannya sekarang. Apakah memang ia mulai menyukai pesona Xavier? Kasihan terhadap pria itu? Atau memang niat balas dendamnya yang membuat Avery terlalu terlibat dengan Xavier.Avery masih bingung. Tapi, biarkanlah semua terjadi dan berjalan sesuai rencana saja. Aldi telah menurunkan Avery di depan lobi perusahaan Xavier. Ia bergegas untuk pergi kembali untuk mencari apa yang dititahkan oleh Avery, sang nona besar. Wina ... wanita itu memang harus mendapatkan balasan dari apa yang telah ia lakukan kepada Avery sewaktu muda. "Hai, Pak," sapa Avery di ruang kerja Xavier yang sedang memijat keningnya sendiri. Terlalu banyak masalah dan ia tidak bisa menyelesaikannya dengan sangat cepat."Yes, Belle. Ada apa?"Tatapan sendu Xavier membuat hati Avery menjadi tidak enak sendiri."Hmm ... aku punya ide untuk Karina." Avery tersenyum pasti."Apa itu?""Kita menggunakan hipnotis untuk mencari tahu apa yan

  • Jerat Cinta Pembunuh Adikku   Bab 62 - Ide Bagus Jordan

    "Entahlah, Av. Tapi kita bisa mulai dari komplotan Keith yang masih berada di dalam penjara. "Karina, benar apa yang dikatakan sang ayah. Pastinya dari Karina, maka Avery bisa memecahkan kasus ini satu per satu. Mungkin belum menjurus ke arah pembalasannya terhadap Rosalind, tapi setidaknya, jika ia memegang kunci siapa yang bermain di PT Heiz, maka Avery bisa menggunakannya untuk melawan Xavier. Menghancurkan Xavier sampai berkeping-keping. "Tapi masalahnya, Karina bungkam, " balas Avery mendelik kesal. "Mungkin kamu bisa menggunakan jasa psikiater, melakukan hipnotis kepada Karina." Jordan membentuk senyuman di bibirnya. Ia sangat senang karena mungkin sang anak mau mendengarkan pendapatnya itu. "Ya ... anda benar. " Avery berbalik tersenyum, tapi senyum penuh kelicikan karena ia akan mendapatkan informasi itu dari Karina. "Apakah kamu akan melibatkan Xavier?""Bisakah aku? Karena Karina sangat membenciku.""Kalau begitu, arahkan semua tanggung jawab di pundak Xavier. Biar dia

  • Jerat Cinta Pembunuh Adikku   Bab 61 - Paman Keith

    Setelah pulang dari kantor, Avery bergegas pulang menuju mansion milik ayahnya. Ia harus mencari tahu tentang apa yang telah dikatakan oleh Jordan dan sangat membuat Avery penasaran. Sebelumnya ia telah membatalkan terlebih dahulu janjinya dengan Aldi untuk bertemu di apartemennya karena pastinya ia akan bisa bertemu dengan Aldi di mansion Jordan. Ting Tong! Avery menekan bel mansion. Tidak lama kemudian, Jordan membukakan pintu untuk Avery. Ia sudah mengetahui bahwa Avery yang sedang berada di depan pintu masuk mansionnya. "Selamat malam, Av," sapa Jordan. Ia sangat merindukan anak satu-satunya itu. "Jangan berbasa-basi lagi denganku. Katakan apa yang ingin anda katakan sekarang," balas Avery ketus. Ia masih berada di depan pintu mansion dan tidak mau masuk ke dalam. "Masuklah. Kita berbicara di dalam," ajak Jordan. Avery ingin mempercepat pembicaraannya dengan Jordan sehingga ia langsung masuk ke dalam mansion. Mereka berdua

  • Jerat Cinta Pembunuh Adikku   Bab 60 - Apakah Anda Terlibat?

    Xavier sangat lelah mencari fakta tentang proyeknya yang sedang dimanipulasi. Karina ... wanita itu sangat tidak berguna bagi Xavier. Ia tidak bisa mengorek informasi apapun dari wanita itu.Xavier segera pulang ke kantor. Ia berharap menemukan setitik harapan yang bisa membantunya untuk keluar dari masalah perusahaannya ini, masalah yang cukup berat dan bisa merugikan perusahaannya."Belle," sapa Xavier lemas ketika ia sudah sampai ke dekat ruangan kerjanya."Bagaimana, Pak? Apakah bapak sudah mendapatkan informasi dari Karina?" tanya Avery penasaran."Tidak. Wanita sialan itu malah pingsan saat aku menginterogasinya.""Hmm ... apakah dia berpura-pura?" tanya Avery curiga."Mungkin saja. Entahlah. Aku lelah.""Ya sudah, bapak beristirahat terlebih dahulu dan aku akan membawakan makanan dan minuman untuk bapak.""Terima kasih, Belle." Xavier tersenyum kaku kepada Avery. Pikirannya sangat kacau karena kejadian ini. Tentu s

  • Jerat Cinta Pembunuh Adikku   Bab 59 - Mencari Fakta

    “Hai, Pak Xavier …” sapa Karina sumringah karena melihat wajah mantan bosnya. Ia sendiri tidak menyangka Xavier akan menemuinya di rumah tahanan setelah sekian lama ia mendekam.“Bagaimana kabarmu?” tanya Xavier berbasa-basi.“Tidak baik. Seperti yang bapak lihat saat ini.” Karina berdiri dan memperlihatkan tubuhnya yang mulai kurus dan wajahnya yang sangat kusam akibat stress berada di dalam rumah tahanan.“Ah … saya turut berduka cita.” Xavier mencoba memberikan simpatinya kepada keadaan Karina saat ini.“Apa bapak ke sini untuk membebaskan saya?” tanya Karina penuh harap.“Aku membutuhkan bantuanmu, jika kamu membantuku dengan semua informasi,

  • Jerat Cinta Pembunuh Adikku   Bab 58 - Karina

    Setelah tidak berhasil mencari proposal dan kesepakatan kerja sama antara Vlad Corp dan PT Heiz di tempat penyimpanan berkas, Avery tergesa-gesa kembali ke meja kerjanya untuk mencari lagi. Mungkin Karina lupa meletakannya.Avery mengobrak-abrik meja dan tempat penyimpanan Karina tapi ia tidak menemukan berkas yang ia cari. Kemudian, Avery mencoba mengecek ke dalam komputer yang ada di hadapannya. Biasanya terdapat arsip karena semua dokumen kerja sama akan di-scan sebagai back up data.Avery melakukan pencarian tapi tidak ada berkas apapun yang berhubungan dengan PT Heiz. Ia mulai curiga adanya campur tangan Karina dalam masalah proyek PT Heiz. Mungkin ini juga yang membuat Karina tidak menyukai dirinya bahkan melakukan sabotase terhadap dirinya, agar tidak ada orang yang mengetahui kejahatan yang dilakukan oleh Karina.

  • Jerat Cinta Pembunuh Adikku   Bab 57 - Siapa Dalangnya?

    Setelah menyelesaikan rapat dengan para kepala divisi, Avery memohon diri untuk pamit keluar dari ruang rapat yang terasa menyesakkan dada. Ia segera menelepon Aldi untuk langkah selanjutnya.“Al …” panggil Avery di telepon.“Ya, Nona.”“Selidiki masalah pembangunan hotel milik PT Heiz dan Vlad Corp yang berada di Bandung. Ada masalah apa, gunakan detektif yang biasa ayah gunakan. Jika bisa, berikan kepadaku laporan itu dalam dua hari,” ujar Avery memberikan perintah kepada Aldi.“Masalah lima pekerja meninggal karena lantai dua puluh runtuh?” tanya Aldi mengkonfirmasi.“Ya. Apakah kamu mengetahui masalah ini?” tanya Avery penasaran.

  • Jerat Cinta Pembunuh Adikku   Bab 56 - Rapat Luar Biasa Xavier

    Setelah menenangkan diri dengan memeluk Avery, Xavier melepaskan dekapannya. Ia sudah bisa mengendalikan emosinya dan menenangkan diri.“Belle, tolong bantu saya kumpulkan semua kepala divisi yang berkaitan dengan PT Heiz,” ucap Xavier pelan. Ia mulai duduk di sofa dan meminum teh manis hangat buatan Avery. Ia harus menenangkan pikirannya agar bisa berpikir dengan jernih.“Baik, Pak.” Avery mengangguk menuruti perintah Xavier.“Menurutmu, apa yang sedang terjadi di pembangunan hotel itu?” tanya Xavier masih bimbang. Ia sendiri tidak pernah menyangka kejadian seperti ini bisa terjadi dengan perusahaannya.“Hmm … menurut saya ada orang yang bermain di belakang dan mengurangi bahan. Sehingga para pekerja itu tertimpa dengan k

DMCA.com Protection Status