Share

Berhak Bahagia

Anggita menghela napas panjang. Dia menatap sendu wajah pucat Devan yang baru saja tertidur.

Pria itu memaksanya berjanji untuk tidak meninggalkannya sendirian di rumah sakit. Devan juga mengancam tidak mau melakukan pengobatan jika ia tidak datang mengunjunginya setiap hari.

Tangan Anggita terulur mengusap wajah pucat itu dengan sangat lembut dan hati-hati.

Sebuah bayangan kenangan masa lalu berputar bagaikan kaset film yang terpampang jelas di dalam benaknya.

Anggita menangis dalam diam menyesali semua yang telah terjadi kepadanya. Anda ia tahu Devan masih hidup, tak mungkin ia akan memberikan hatinya kepada pria lain.

"Maafkan aku, Mas Devan. Maaf!" lirih Anggita menyesal.

Dia tidak bisa mengatur perasaannya agar kembali seperti semula. Kembali ke masa di mana hatinya dan cintanya hanya untuk Devan seorang.

Anggita segera mengusap jejak air mata di wajahnya. Hari sudah sore, dia harus seger
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status