James berbalik menghadap Thea. Thea tidak bisa mengalihkan pandangannya darinya. Namun, begitu James berbalik, Thea kecewa. Thea tidak bisa melihat wajahnya karena dia mengenakan topeng. Itu bukan topeng hantu yang sama dengan topeng sebelumnya. Sebaliknya, itu adalah topeng perak. Topeng itu menutupi wajahnya, dan hanya mata, hidung, mulut, dan dagunya yang terlihat. James berbalik dan melirik Thea. Dia melihat kegugupan dalam diri Thea. Dia memberinya sedikit senyum. "Anggap saja rumah sendiri. Duduklah." Thea menenangkan diri dan duduk di sofa kantor. James duduk di seberangnya. "T-Tuan Caden, terima kasih atas semua yang telah kamu lakukan untukku." Thea membuka mulutnya untuk berbicara. Suaranya bergetar. Siapa pun bisa tahu dia gugup. James melambai padanya, "Jika bukan karena kamu, aku akan mati dalam kebakaran sepuluh tahun yang lalu. Aku tahu kamu telah melalui banyak hal selama sepuluh tahun terakhir. Aku tidak pernah bisa membayar kembali utangku pada
James datang ke Majestic Corporation untuk menemui Thea. Setelah bertemu dengannya, James berganti pakaian kasual yang selalu dia kenakan. "Ini jauh lebih nyaman," gumam James. Dia berjalan keluar dari kantor dan naik lift khusus ke lantai pertama. Dia berjalan keluar dari Majestic Tower dan berdiri di pinggir jalan untuk memanggil taksi. Thea keluar dari Majestic Corporation dengan sedih. Meskipun telah bertemu dengan orang yang ingin dia temui, Thea tidak berhasil melihat wajahnya. Namun, pria itu memancarkan aura yang kuat. Setiap kata dan tindakannya dapat mempengaruhi pikiran orang lain. Pada saat itu, dia melihat James berdiri di pinggir jalan. Thea membeku. "Hah?" Mendengar ini, James berbalik. Setelah melihat Thea di belakangnya, dia menggaruk kepalanya dengan canggung. "T-Thea, kamu juga di sini?" "A-Apakah kamu mengikutiku?" Setelah melihat ekspresi bingung James, dia langsung mengerti. Wajahnya menjadi gelap. "James, apakah kamu tidak percaya pada
Thea menarik napas dalam-dalam. Nada suaranya melunak. “James, aku tahu kamulah yang merawat lukaku. Sejak kita menikah, aku adalah istrimu. Aku tidak akan pernah mengkhianatimu. Tapi, bagaimana denganmu? Kamu tidak mempercayaiku dan bahkan mengikutiku sampai ke sini. Apa kamu anggap aku wanita sombong yang akan menceraikanmu dan menikah dengan Tuan Caden hanya karena dia orang kaya?” “Thea, aku tidak mengikutimu ke sini. Aku mengatakan yang sebenarnya. Huufff… Bagaimana aku bisa menjelaskan ini kepadamu?” James tidak berdaya. Thea dengan ringan melambaikan tangannya dan menyela james, “Baiklah, aku bisa mengerti mengapa kamu mengikutiku. Lagi pula, Tuan Caden-lah yang mengirim hadiah-hadiah pertunangan itu untukku. Kekhawatiranmu wajar. Pulanglah sekarang. Aku akan pergi ke Grup Pacific.” "Thea…" Pada saat itu, Quincy yang berpenampilan glamor dengan mengenakan gaun merah, mendekati mereka. Dari jauh, dia melihat Thea sedang berbicara dengan seorang pria berpenampilan bias
Quincy menatap James. Quincy berusaha tidak memandang rendah dirinya. Namun, dia benar-benar terlalu biasa. Seseorang sekaliber dia tidak layak untuk Thea. Sebagai sahabat lamanya, dia tidak akan pernah membiarkan Thea dikekang oleh pria yang tidak berharga. Dia juga punya alasan tersendiri untuk memperkenalkan Thea ke Zavier. Zavier telah mengejarnya selama beberapa tahun sekarang. Tapi, Quincy belum mau berpacaran dengannya. Meskipun Zavier pria yang luar biasa, Quincy hanya memikirkan James. Selama ini, dia yakin James masih hidup. Quincy tidak tahu kalau pria di hadapannya adalah cinta pertamanya. Setelah terbakar parah akibat kebakaran, penampilan James berubah. Meskipun penampilannya telah pulih, dia sekarang terlihat berbeda. “James, sadar dirilah. Coba pikir. Apa kamu layak untuk Thea? Begini saja. Aku akan memberimu dua juta dolar sebagai kompensasi untuk perceraianmu dengan Thea. Selama kamu mengelola keuangan mu dengan baik, kamu tidak perlu lagi khawatir t
Raja Blithe tersenyum. “Naga Hitam, aku telah membereskan kekacauan yang telah kamu buat selama ini. Bukankah setidaknya kamu seharusnya membantuku?” James melirik Raja Blithe dan bertanya dengan dingin, "Apa yang kamu ingin aku lakukan?" Raja Blithe segera berkata, “Kamu adalah sosok legendaris di ketentaraan yang dipuja oleh banyak orang. Aku berencana untuk menjadikanmu sebagai Kepala Instruktur dari pelatihan khusus…” James segera mengangkat tangannya dan menyela Raja Blithe. "Lupakan idemu itu. Saat ini aku hidup bebas. Aku tidak ingin membuat masalah untuk diriku sendiri.” Raja Blithe menjelaskan, “Kamu hanya akan menjadi ikon saja. Ini tentu akan memotivasi mereka yang berpartisipasi dalam pelatihan khusus. Jika kita mengumumkan bahwa mereka yang lulus pelatihan khusus akan bertemu dengan Naga Hitam, orang-orang itu akan berjuang keras dalam pelatihan. Kamu tidak perlu memimpin pelatihan secara langsung. Kamu hanya perlu tampil dan memberikan pidato motivasi sesekali.”
Saat melihat James, Henry langsung berdiri dan buru-buru menjelaskan, “James, ini bukan seperti yang kamu pikirkan. Aku bahkan tidak mengenalnya. Aku menabraknya di jalan, dan sekarang dia menggangguku. Dia bahkan memaksaku untuk menyediakan tempat tinggal dan makanan untuknya selama tiga bulan.” "Oh?" James menatap wanita yang duduk di kursi itu. Wanita itu berusia sekitar dua puluh tahun. Dia memiliki rambut merah dan memakai riasan tebal dengan pakaian yang terbuka. James tidak ingin terlibat. Sambil tersenyum, dia mengeluarkan dokumen dari Raja Blithe dan melemparkannya ke arah Henry. "Apa ini, James?" "Coba lihat." Henry melihatnya sekilas. Wanita yang duduk di kursi melihat segel di dokumen itu. Dia mengenalinya, dan dia tahu itu adalah dokumen rahasia. Keingintahuannya terusik. Dia tidak menyangka akan melihat dokumen rahasia di sebuah klinik kecil. Dia berdiri dan bertanya dengan rasa ingin tahu, "Apa itu?" Dia merebut dokumen itu dari tangan Henry. He
Henry kenal betul dengan Raja Blithe. Dia bahkan berbicara dengan Raja Blithe dengan senyum di wajahnya. Raja Blithe tidak tinggal lama. Dia menginstruksikan Daniel, "Segera kembali." "Hei tunggu…" James membuka pintu mobil. "Antar aku pulang." Setelah mengatakan itu, dia memanggil Henry, "Henry, jangan terlalu banyak bermain-main saat aku tidak ada." Wajah Henry memerah. Dia telah bermain-main tadi malam. Dia mabuk dan tidak tahu berapa banyak wanita yang telah dia tiduri. Bagaimanapun, dia telah tidur dengan banyak wanita. Mengingat adegan itu, adrenalin terpompa. Hanya setelah mobil Raja Blithe menghilang dari pandangan mata, dia menenangkan dirinya. Dia menarik napas dalam-dalam dan bergumam dalam hati, "Aku seharusnya tidak bermain-main lagi." Dia berbalik. "Ah!" Saat berbalik, dia kaget. Melihat Whitney di belakangnya, dia menegurnya, “Kamu mau menakut-nakuti aku, ya? Setidaknya buatlah suara saat kamu berjalan!” Sambil menggigit jarinya, Whitney men
James kembali ke kediaman Callahan. Namun, tidak ada orang di rumah. Semua orang telah pergi ke Distrik Vila Goodview. Karena James pergi dengan tergesa-gesa pagi ini, dia lupa membawa kuncinya. Dia ingin menelepon Thea, tetapi segera menepis gagasan itu. Dia duduk di dekat tangga di luar pintu dan merokok. Dia mengeluarkan ponselnya dan memainkan game Plant vs Zombies untuk menghabiskan waktu. Tak lama kemudian, hari sudah siang. Sebelum anggota keluarga Callahan yang lain kembali, Thea kembali lebih dulu. Dia melihat James duduk di dekat tangga saat dia turun dari lift. Dia mengerutkan kening dan bertanya, "Kenapa kamu duduk di sini?" Begitu mendengar suaranya, James buru-buru berdiri. Setelah menyingkirkan ponselnya, James tersenyum. "Aku lupa membawa kunci, Sayang. Tidak ada orang di rumah, jadi aku menunggu di sini." Thea melirik James dan tidak mengatakan apa-apa. Dia berbalik ke arah pintu. Kemudian, dia mengeluarkan kuncinya dan membuka kunci pintu. Jame