Tepat setelah melewati pintu kamar hotel, Romain tidak bisa lagi menahan dirinya. Saat dia mencium bibir Esmee, tangannya menarik tubuh Esmee hingga tubuh indahnya menempel di tubuhnya. Esmee pun terjepit di antara dinding dan tubuh atletis Romain. Namun wanita itu tidak tidak meronta sedikitpun. Bahkan dia mengalungkan kedua lengannya di leher Romain. Menarinya lebih dekat sehingga dia bisa mencium pria itu lebih dalam lagi.
Kedua tangan Romain yang berada di belakang tubu Esmee pun mencari resleting gaun yang dikenakan oleh wanita itu. Setelah menemukannya, dia menarik benda itu turun sehingga gaun merah yang dikenakan oleh Esmee pun menjadi longgar. Kemudian tangan Romain berpindah pada kedua bahu Esmee. Mendorong gaun itu dari bahu wanita itu sehingga benda itu jatuh meluncur ke lantai sebelum akhirnya berhenti di sekitar kaki Esmee.
Romain melepaskan ciuma
Esmee membuka matanya dengan ekspresi terkejut. Wanita itu segera menegakkan tubuhnya sehingga berada dalam posisi duduk di atas ranjang. Merasakan tubuhnya disengat udara dingin membuat wanita itu menunduk dan melihat tubuhnya tampak telanjang. Tidak mengenakan selembar pakaian. Segera Esmee menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.Wanita itu mengingat apa yang sudah dilakukan olehnya semalam. Dia ingat jika semalam dia menghabiskan malamnya bersama pria asing bernama Romain. Kemudian perhatian Esmee tertuju pada suara air yang ada di kamar mandi. Dia yakin Romain tengah mandi di dalam sana.Tiba-tiba suara deringan ponsel mengejutkan Esmee. Segera dia mengambil smartphone milihnya di dalam tas yang sudah diletakkan di atas meja oleh Romain. Wanita itu mengambil ponselnya dan bisa melihat nama sang ayah muncul di layar ponselnya. Segera Esmee mengangkat
Mobil yang dikendarai oleh Altherr berhenti di depan rumah Orlena. Tatapan pria itu tertuju pada kaca dalam mobil yang memantulkan bayangan sepasang kekasih yang duduk dengan mesra. Orlena menyandarkan kepalanya di bahu Max. Wanita itu masih ingin menghabiskan waktunya bersama Max, tapi dia tahu jika dia harus membiarkan Max beristirahat.Orlena menegakkan kepalanya kemudian menoleh ke arah Max. “Apakah kamu yakin tidak apa-apa dengan masalah yang ada di Paris. Aku pikir kehilangan klien adalah masalah yang sangat besar.”Max menyunggingkan senyuman. Kemudian pria itu mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipi Orlena. “Kamu tidak perlu mencemaskan hal itu, Orly. Aku sudah mengatakannya berulang kali jika aku bisa mengatasinya. Kamu tidak perlu cemas.Orlena menghela nafas berat. “Jika ada ses
“Apakah kamu baik-baik saja, Max?” tanya Altherr yang sedang mengendarai mobilnyaMax yang duduk sembari menoleh ke jendela hanya bisa menghela nafas berat. “Aku baik-baik saja, Altherr. Aku pikir Mr. Wedler akan jauh lebih mengamuk jika tidak ada putrinya.”Altherr menganggukkan kepalanya. “Aku setuju. Aku pikir kamu baru saja diselamatkan oleh istrimu, Max.”Istri? Kata itu membuat Max terdiam. Pria itu bertanya-tanya sebenarnya kehidupan pernikahan apa yang dijalaninya dengan Esmee. Karena dia merasa dia tidak sedang menjalani kehidupan pernikahan dengan wanita itu. Dan ini semua adalah kesalahannya sendiri. Kesalahan Max yang tidak bisa memberikan kehidupan pernikahan yang layak kepada Esmee karena kondisi mentalnya saat ini. Kesalahan Max membuat Esmee tidak bisa memili
Esmee memandang ke arah jendela mobil. Melihat pemandangan orang-orang yang berlalu lalang di tengah kota Zürich di jalan khusus untuk para pejalan kaki. Namun pikiran wanita itu sedang tidak berada di tempat itu. Bayangan tampan Romain masih mengganggu pikirannya. Tidak ingin memikirkan pria itu, Esmee menggeleng-gelengkan kepalanya. Kemudian dia menoleh ke arah sang ayah yang duduk di sampingnya.“Kita mau ke mana, Pa?” tanya Esmee penasaran.“Bukankah aku sudah bilang kita akan pergi menemui teman lamaku.”Esmee menghela nafas berat. “Ya, aku masih ingat Papa mengatakan hal itu. Tapi aku ingin tahu siapa teman lama Papa.””Kamu akan mengetahuinya setelah kita sampai."Esmee be
Esmee merasakan gugup. Bahkan ketika Roger mengajak dirinya dan juga ayahnya makan siang bersama, tapi Esmee sama sekali tidak bersemangat. Bahkan meskipun di hadapannya terhidang makanan-makanan yang lezat, tapi Esmee merasa perutnya terlalu mual untuk menikmatinya.Bukan karena Esmee sakit. Tapi karena pria yang duduk di hadapannya. Dia tidak mengerti dari semua orang di dunia ini kenapa harus Romain yang menjadi anak dari sahabat ayahnya. Perasaan takut jika Romain membahas hubungan intim mereka semalam membuat Esmee mual.“Apakah kamu baik-baik saja, Esmee?” tanya Kevin yang mengkhawatirkan putrinya yang pucat.Esmee menyunggingkan senyuman tipis. “Aku baik-baik saja, Pa.”Roger mengamati ayah dan putri itu. “Apakah makanannya tida
“Teriak saja, Esmee. Dengan begitu Papa kamu dan juga Papa aku akan mendengar jika semalam kamu tidak pergi ke pesta temanmu, tapi menghabiskan waktumu denganku.”Esmee memicingkan matanya menatap pria itu. “Apakah kamu mengancamku dengan mengatakan jika aku menghabiskan malam panas denganmu?”Bibir Romain menyunggingkan senyuman. “Sebenarnya aku lebih ingin menyebutnya sebagai penawaran, bukan sebagai ancaman.”“Penawaran? Apa maksudmu?” Esmee curiga dengan pria di hadapannya itu. Dia tidak mengerti kenapa Romain tampak berbeda dari semalam. Pria itu memperlakukan dirinya dengan begitu lembut. Dia tidak mau memaksakan kehendak pria itu padanya. Tapi sekarang pria itu tampak sangat berbahaya.“Aku sudah mendengar situ
“Nona, apakah Anda baik-baik saja?” tanya suara seorang wanita.Esmee ingat suara itu adalah suara pelayan yang memberitahunya letak toilet. Seketika tubuhnya menegang mendengar suara itu. Dia berusaha membuat akal sehatnya bekerja. Namun sentuhan Romain di tubuhnya membuat Esmee menjadi kehilangan akal. Saat wanita itu hendak membuka mulutnya, Romain membekap mulutnya. Wanita itu menoleh ke arah Romain. Pria itu menunduk untuk berbisik di telinga wanita itu.“Jika kamu berbicara dengannya, dia akan tahu jika kamu berada di dalam bersamaku, Esmee. Apakah itu yang kamu mau?” tanya Romain dengan suara yang lirih sehingga pelayan yang berada di luar pintu tidak bisa mendengarnya.Esmee menggelengkan kepalanya dengan tangan Romain yang masih membekap mulutnya.
“Apakah kamu baik-baik saja, Mr. Martinez? Kamu tampak sering melamun beberapa hari ini.” Seorang wanita berusia empat puluhan itu meletakkan secangkir kopi di atas meja.Romain menoleh menatap sekretarisnya. Bibirnya menyunggingkan senyuman ke arah wanita yang sudah lama dikenalnya. “Aku baik-baik saja, Ruth. Bagaimana dengan Alain? Kudengar dia sakit.”Ruth Blocher adalah ibu tunggal dengan satu anak bernama Alain. Suaminya meninggal lima tahun yang lalu. Sehingga demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga anaknya, Ruth pun melamar pekerjaan. Dia adalah sekretaris yang handal dan penuh keibuan. Sehingga Romain tidak pernah mau mengganti Ruth dengan sekretaris manapun.“Hanya flu biasa. Tapi sekarang dia sudah sembuh. Sekarang katakan padaku apa yang sedang memenuhi pikiranmu, Mr.
Mia menatap pantulan dirinya di depan cermin besar. Wanita itu mengenakan gaun putih gading yang terlihat indah. Gaun lengan panjang itu melebar di bagian bawah pinggang. Di belakangnya ekor gaun menjuntai beberapa meter. Gaun itu terlihat begitu mewah karena brokat emas yang menghiasi seluruh gaun."Apakah ini tidak terlalu berlebihan, Mrs. Vardalos?" tanya Mia kepada calon ibu mertuanya.Zeta berdiri di samping Mia. Wanita itu menatap penampilan calon menantunya dengan tatapan kepuasan. Bibirnya tersenyum lebar tampak sangat bahagia."Tidak ada yang berlebihan, Sayangku. Kamu sangat cantik." Zeta memeluk bahu Mia meyakinkan wanita itu."Tapi aku tidak yakin tampil dengan gaun ini, Mrs. Vardalos. Aku merasa tidak pantas mengenakannya." Mia menunduk sedih.Zeta memutar tubuh Mia sehingga wanita itu menghadap ke arahnya. Wanita itu menepuk bahu Mia sehingga menatap ke arahnya."Reynard sudah memberitahuku jika kamu kesulitan untuk percaya diri, Mia. Tak seorang pun di dunia ini yang bi
Reynard sudah mencarinya di seluruh resort. Namun dia belum kunjung menemukan tunangannya. Dia begitu ketakutan terjadi hal buruk pada Mia. Lalu tatapannya tertuju ke arah lautan. Dia berpikir mungkin saja Mia tidak sengaja jatuh ke lautan. Tapi segera Reynard menggelengkan kepalanya. Dia tahu hal aneh seperti itu hanya ada dalam drama-drama, tidaklah nyata.Tiba-tiba seorang pria mengenakan setelan hitam berjalan menghampirinya. Langkahnya terhenti tepat di hadapan Reynard. Mata Reynard mengamati pria itu dengan tatapan penuh tanda tanya."Apakah anda adalah Reynard Metraxis?" tanya pria itu.Reynard menganggukkan kepalanya. "Benar. Saya adalah Reynard Metraxis. Anda siapa?""Saya adalah Daniel Wade. Saya diperintahkan seseorang untuk mengantarkan anda ke suatu tempat." Pria itu memberitahu Reynard.Reynard memicingkan matanya menatap pria itu. "Siapa yang memerintahkan kamu kemari?"Pria itu tersenyum. "Saya tidak bisa memberitahu anda, Mr. Metraxis. Tapi ini berhubungan dengan tunan
"Jadi kamu memang merencanakan lamaran ini saat merencanakan liburan kita?" tanya Mia saat mereka sudah kembali ke kabin mereka. Reynard menarik Mia yang baru saja selesai mandi untuk duduk di pangkuannya. "Aku memang merencanakan liburan ini untuk melamarmu. Aku sudah sangat yakin tidak ingin melepaskanmu lagi. Karena kamu adalah wanita yang dikirim Tuhan untuk menemaniku di sisa hidupku." "Bisakah kamu berhenti untuk mengatakan hal-hal yang manis? Kamu membuat pipiku memerah." Mia menyentuh pipinya yang memanas. Reynard terkekeh melihat reaksi sang kekasih. "Aku hanya mengungkapkan isi hatiku, Agape mou. Kenapa wajahmu jadi seperti kepiting rebus?" "Kamu menyebalkan, Reynard." Mia mendengus kesal. Reynard mencium bibir Mia sekilas. "Bagaimana bisa pria tampan ini menyebalkan?" "Kenarsisan-mu mengingatkanku pada tingkat kepercayaan dirimu yang tinggi saat berpikir aku memujimu." Mia terkekeh geli. "Jangan ingatkan aku tentang hal itu." Kali ini Reynard yang tampak kesal. Mia t
Blue Magic merupakan salah satu spot menyelam terbaik. Lokasi ini berada di antara pulau Kri dan pulau Waisai. Dengan perpaduan laut berwarna biru muda yang cantik ditambah dengan keindahan kehidupan bawah lautnya sehingga tidak heran orang-orang menyebut tempat itu sebagai Blue Magic.Reynard dan Miayang sudah mengenakan pakaian dan perlengkapan menyelam sedang menikmati pemandangan kehidupan bawah laut di Blue Magic. Bersama dengan pemandu tour, mereka bersama mengelilingi tempat itu. Reynard menggandeng tangan sang kekasih untuk menjaga wanita itu berada di dekatnya. Seperti yang dikatakan pemandu mereka tadi karena arus yang kuat mampu menyeret penyelam ke laut terbuka.Namun perjuangan mereka tidaklah sia-sia. Karena mereka bisa melihat warna warni batu karang yang cantik serta hewan-hewan laut yang menakjubkan. Seperti ikan pari manta, barakuda, tuna dan makhluk laut yang paling populer di tempat itu adalah kumpulan jackfish.Setelah puas menikmati pemandangan bawah laut itu, Re
"Dan aku akan membuatmu juga sangat liar, Agape mou." Setelah mengucapkan kalimat itu, Reynard langsung menunduk. Bukan untuk mencium bibir Mia melainkan menggigit lembut telinga wanita itu.Hembusan nafas Reynard yang menerpa kulit Mia membuat wanita itu merinding geli. Namun dia merasakan sensasi aneh di perutnya. Seakan perutnya baru saja diguncangkan dengan keras."Reynard." Desah Mia."Kamu menyukainya, Agape mou?" bisik Reynard.Menyukainya? Mia bahkan tidak mengerti bagaimana tubuhnya berubah panas karena tindakan Reynard. Padahal pria itu bahkan belum menyentuh titik sensitif Mia tapi Reynard mampu membangkitkan hasrat liar dalam dirinya.Reynard beralih ke leher Mia. Menciptakan panas yang menjalar dalam setiap kecupannya. Tangan Reynard menyusup dalam kaos wanita itu menangkup salah satu bukit kembar Mia. Mia tak mampu berpikir dengan jernih ketika Reynard memberikan cumbuan serta remasan lembut di payudaranya. Ketika tangan Reynard menurunkan branya dan menyentuh putingnya
Raja Ampat di Indonesia adalah tempat yang dipilih oleh Reynard menghabiskan liburannya bersama dengan Mia. Keindahan pemandangan laut dan pantai sangat memikat pasangan itu begitu mereka sampai di Misool Eco Resort.Misool merupakan satu dari empat pulau terbesar di kepulauan Raja Ampat yang terletak di provinsi Papua Barat. Misool berbatasan langsung dengan laut Seram dan perairan laut lepas yang menjadi jalur lintas hewan besar termasuk paus. Sehingga tidak heran jika Raja Ampat terkenal dengan keindahan kehidupan bawah lautnya.“Tempat ini seperti surga, Reynard.” Mia melihat lautan berwarna biru kehijaun yang sangat indah.“Tempat ini seperti surga jika aku bersamamu, Agape mou.”Mia menoleh dan memperlihatkan rona merah di pipinya. “Berhentilah merayuku terus, Mr. Metraxis. Kamu akan membuatku meleleh seperti mentega di bawah sinar matahari.”Reynard tertawa mendengar perumpamaan sang kekasih. Pria itu meraih tangan Mia dan berjalan menyusuri jembatan kayu di atas laut. “Sayangn
Reynard melepaskan ciumannya. Sepasang kekasih itu segera menoleh. Karyawan wanita yang beberapa hari yang lalu tidak sengaja mendorong Mia hingga terluka berdiri di depan pintu dengan terkejut. Tidak butuh orang pintar untuk mengetahui apa yang sedang dilakukan Reynard dan Mia dengan posisi Reynard yang menyergap tubuh Mia diantara dinding."Maafkan aku. Aku akan naik lift berikutnya." Wanita pirang itu segera mengalihkan perhatiannya.Tak lama kemudian pintu lift kembali tertutup. Reynard kembali mengalihkan perhatiannya pada wanita cantik yang terperangkap di hadapannya."Sepertinya kita akan membuat seisi kantor heboh." Mia meringis membayangkan berita baru tentang dirinya dan Reynard yang akan segera muncul."Aku pikir bukan berita buruk yang akan kita dengar." Reynard menyunggingkan senyuman."Bagaimana kamu bisa begitu yakin?" tanya Mia menatap sang kekasih."Apa kamu tidak sadar dengan posisi kita saat ini, Agape mou?" tanya Reynard.Mia melihat Reynard yang berdiri di hadapan
"Jadi kamu masih tidak akan memberitahuku ke mana kita akan pergi akhir pekan ini?" tanya Mia sembari menyantap burgernya.Setelah berpikir lama tentang makanan yang akan mereka pilih sebagai menu makan siang mereka, akhirnya Mia mendesak Reynard untuk pergi ke restoran cepat saji. Dia ingin menikmati burger. Sudah lama wanita itu tidak memakannya. Terakhir kali dia makan makanan bertumpuk itu adalah ketika Alicia mengajaknya untuk merayakan ulang tahun Alicia berdua dengannya."Sudah kukatakan itu adalah kejutan." Reynard menyantap burger bagiannya.Mia berpikir Reynard akan terlihat kaku memakan makanan cepat saji itu. Karena selama ini pria itu selalu menyantap makanan-makanan dari koki terbaik. Tapi ternyata dugaan Mia salah. Gerakan tangan Reynard saat memegang burger itu begitu luwes. Seolah pria itu sudah sering memakannya."Tapi aku tidak tahu apa yang harus aku kenakan, Reynard? Bagaimana jika aku salah kostum? Maksudku bagaimana jika aku mengenakan kaos dan celana pendek tap
Reynard dan Mia sudah berada di dalam mobil pria itu. Namun Reynard tidak segera menghidupkan mesin mobilnya. Pria itu memilih memusatkan perhatiannya pada Mia. Wajah wanita itu tampak pucat. Dia tahu tidak mudah bagi Mia menghadapi situasi seperti tadi."Apakah kamu baik-baik saja, Agape mou?" Reynard mengulurkan tangan menggenggam tangan Mia.Akhirnya wanita yang sejak tadi diam mulai menoleh menatap sang kekasih. Bibirnya berusaha menyunggingkan senyuman. "Aku... Aku baik-baik saja, Reynard.""Kamu yakin? Wajahmu tampak pucat, Agape mou." Tangan Reynard berpindah menyentuh pipi Mia."Sebenarnya aku memang tidak baik-baik saja, Reynard. Aku sangat takut. Bahkan tanganku sampai gemetar seperti ini." Mia mengangkat kedua tangannya yang masih gemetar."Maafkan aku, Agape mou. Kamu harus menghadapi Mama seperti itu. Seharusnya aku tahu lebih awal jika Mama datang kemari. Salahku tidak memperingatkanmu lebih dulu." Sesal Reynard."Jadi benar ibumu selalu melakukannya? Maksudku bersikap