“Apa?!” kejut Nicole mengetahui keberadaan Kaylee yang baru saja diberitahukan oleh Katarina.Katarina mengangguk meyakinkan Nicole dengan berita yang ia lontarkan sebelumnya. “Aku mendapatkan telepon pagi ini dan yang berbicara bukan Kaylee, melainkan suara pria. Dia sedang dalam keadaan bahaya di sana, Nic!”Nicole mengusap wajahnya dengan kasar. “Kenapa tidak mengatakan sejak tadi, Katarina? Kau membuatku merasa semakin bersalah.”“Tidak. Kau juga butuh mengurus dirimu sebelum mencari dimana Kaylee. Kau tidka melihat perubahan tubuhmu? Itu hampir tersisa tulang asal kau tahu.”Nicole menghembuskan napas panjang. Tidak lagi berminat dengan makanannya yang masih tersisa. Pikirannya jauh menerawang pada keadaan Kaylee di luar sana. “Lalu dimana tepatnya?”Katarina mengambil ponselnya. “Aku tidak tahuu pastinya dimana, tetapi aku meminta temanku untuk mencoba melacaknya. Mungkin kau lebih tahu alat canggih dibandingkan diriku.”Katarina memberikan detail terakhir panggilan dan rekaman
Sesampainya di Jerman, Nicole berusaha menghubungi nomor telepon Kaylee tetapi tidak kunjung mendapatkan tanggapan. Nomor Kaylee terus saja tidak aktif meski keadaan tengah darurat. Nicole mulai marah dengan keadaan yang mempermainkan dirinya. Bayangan bagaimana Kaylee ketakutan dengan disekililingi oleh orang-orang jahat membuat Nicole semakin marah dengan dirinya sendiri. Mengapa ia tidak bisa mengerti dengan keadaan Kaylee sebelumnya hingga wanita itu memilih pergi dari kehidupannya?“Sialan!” umpat Nicole karena sudah mencoba puluhan kali menelepon Kaylee tetapi nomornya tidak aktif. Ia bingung untuk menghubungi siapa saat ia bahkan hanya sendiri mencari istrinya itu.“Kaylee … ayolah,” gemasnya karena harapannya tidak ada yang menjadi kenyataan.Sesulit itu menemukan Kaylee bahkan Nicole rela berjalan kaki untuk menyusuri setiap jalanan yang ia lewati demi menemukan kekasih hatinya itu. jerman bukan hanya sebuah desa atau dusun yang hanya memiliki beberapa jalan dan rumah, melain
Nicole bergerak melangkah untuk menolong Kaylee saat satu kakinya justru ditendang oleh seseorang hingga membuatnya tersungkur tepat di depan Kaylee. Ia meringis sebentar dengan Kaylee yang menggenggam tangannya dari posisi wanita itu yang masih belum beranjak. Sorot mata keduanya seolah memberikan isyarat. Nicole tersenyum tipis dan membelai puncak kepala Kaylee sebelum ia mulai beranjak berdiri lagi.“Pecundang sekali bermain keroyokan seperti ini,” ujar Nicole mengejek. Sorot matanya memperhatikan empat orang yang telah menculik Kaylee.Satu orang dengan tubuh gempal mendekat, berusaha menendang kaki Nicole yang lain dan Nicole yang secepat kilat menghindar dan melayangkan pukulan tepat di tengkuknya hingga pria gempal itu tersungkur ke tanah. Satu pria lain ingin membalas perbuatan Nicole dengan melayangkan pukulan pada wajah Nicole, tetapi kembali tidak berhasil sebab Nicole bisa menghindar lebih cepat dari perkiraan hingga pria itu hanya memukul angin.“Cukup pandai juga dalam b
“Astaga … Nicole!”Kaylee segera menghampiri Nicole yang berjalan tertatih dengan satu tangan memegangi bagian perutnya. Ia segera membantu Nicole dengan mengambil satu tangan Nicole yang lain dan membopong pria itu menjauh dari bagian gang dimana para penjahat itu berada di ujung sana. Sedangkan Nicole berusaha tetap menyadarkan diri dengan kekuatan tubuhnya yang benar-benar berada pada batas maksimal pertahanan. Ia kehilangan banyak darah akibat tusukan pisau itu dan lagi tubuhnya sungguh terasa mati sebab tendangan keempat penjahat.“Nicole!”Nicole ambruk di atas tanah saat ingin menyandar pada mobil. Kaylee cemas dan kebingungan dalam satu waktu. Ia mencoba menepuk-nepuk wajah Nicole yang babak belur, bermaksud membuat pria itu tetap sadar tetapi nihil. Nicole tetap terpejam dengan posisinya.“Tidak, Nicole. Maafkan aku … bangunlah,” ucap Kaylee menahan tangisnya dan berusaha membuat Nicole sadar dengan terus menggoyangkan tubuh Nicole. melihat keadaan Nicole yang sungguh mengeri
Nicole tersadar begitu ia merasakan napas seseorang pada lengannya. Matanya mengerjap sembari memperhatikan sekitar. Ini rumah sakit, pikirnya lalu menoleh ke sumber yang telah membuatnya terasadar kembali. Itu Kaylee yang masih terlelap dalam tidurnya sembari menggenggam jemari Nicole dan bagian hidungnya yang tepat berada di lengan Nicole hingga pria itu dapat merasakan napas wanitanya.Nicole tersenyum tipis sembari mencoba menyentuh puncak kepala Kaylee saat wanita itu tiba-tiba sadar dan mendudukkan diri dengan mata yang masih terpejam. Nicole tersenyum melihat tingkah Kaylee. Beberapa saat kemudian, Kaylee membuka mata dan alangkah terkejut dirinya kala menguap dan Nicole melihatnya yang sudah seperti kerbau baru bangun. Astaga … memalukan!“Sejak kapan kau sadar?” tanyanya mencoba mengalihkan perhatian Nicole dengan ulah memalukan sebelumnya.Nicole tersenyum. Ia memberikan isyarat Kaylee agar mendekat dan wanita itu yang dengan mudah menuruti permintaan Nicole mengabaikan rasa
Kejadian memalukan itu masih terus teringat pada ingatan Kaylee saat mereka tertangkap basah oleh salah satu perawat saat sedang berciuman secara brutal di rumah sakit.“Kau pasti kembali berpikir hal memalukan hari itu.”Kaylee menoleh dan melihat Nicole yang menyindir dirinya. Ia mengangguk pasrah karena memang itulah yang terjadi. Nicole masih selalu tepat sasaran tentang pikiran Kaylee dimanapun dan kapanpun. Kaylee menghampiri Nicole yang tengah membuat jus untuk mereka. Memeluk pria itu dari belakang dengan wajah menyembul dari bagian ketiak Nicole sebab bagian pundak Nicole terlalu tinggi untuk Kaylee raih. Melihat bagaimana Nicole memasukkan buah-buahan ke dalam blender dan memberinya air sebelum menekan tombol untuk menghaluskan buah di dalamnya.“Lukamu masih sakit?” tanya Kaylee.Nicole menatap Kaylee yang masih setia berada di bawah ketiaknya. Ia terkekeh dan berbalik, membuat tubuh mereka berhadapan. “Kau ingin tahu?”Kaylee mengangguk polos. Nicole lantas meraih tangan K
“Ini lebih mirip seperti lapangan bola dibandingkan taman untuk bersantai tetapi memang sangat bagus.”Nicole terkekeh mendengar ungkapan Kaylee begitu mereka sampai pada tempat tujuan. Istana sayn dan taman, adalah tujuan Nicole pada akhirnya setelah beberapa lama mencari di internet tentang tempat yang bagus untuk mereka kunjungi. Kaylee tidak memberikan pendapat sebelumnya sehingga wanita itu hanya ikut dengan kemauan Nicole.“Pemandangannya dari sini lebih indah,” ujar Kaylee yang sudah berjalan ke tengah-tengah bagian taman yang memiliki rumput sampai menuju danau di depan sana.Nicole tersenyum dan ikut menyusul kepergian Kaylee di sana. Tidak banyak pengunjung yang datang saat ini atau mungkin mereka tengah berada di taman kupu-kupu yang menjadi pemikat terbesar dari tempat ini. Nicole mendudukkan diri di rerumputan dengan Kaylee yang ikut mendudukkan diri setelahnya.“Apa saja yang kau beli?” tanya Kaylee melirik belanjaan Nicole sebelum datang ke tempat ini.Nicole membuka ka
Satu minggu sudah sejak Nicole menyusul Kaylee di Jerman dan menyelesaikan perawatan luka tusuknya setelah operasi. Hari ini, mereka akhirnya akan kembali ke rumah. Semua keluarga telah menunggu kedatangan mereka dan mempersiapkan hadiah kecil atas kembalinya mereka setelah terpisah beberapa saat.“Aku takut.”Nicole menatap Kaylee yang terlihat cemas. “Semua akan baik-baik saja. Tidak perlu khawatir sebab ada aku yang akan membelamu.”Kaylee menghembuskan napas pelan. “Kau terlalu baik menjadi orang. Jika nanti semua orang marah padaku, kau diamlah sebab aku memang perlu ditegur dari berbagai pihak. Aku salah dan sepatutnya memang mendapatkan teguran agar tidak lagi melewati batas. Aku egois.”Nicole mengambil jemari Kaylee dan menggenggamnya hangat. Memberikan kekuatan dengan sentuhannya pada wanita itu. “Baik. Akan ku lakukan permintaanmu.”Kaylee menatap genggaman tangan hangat Nicole pada jemarinya lalu mengalihkan pandangan pada Nicole yang tersenyum. Ia ikut menyunggingkan seny