Share

Bab 64

Author: Hilya
Sambil berbicara, Harvey melemparkan tatapan tajam ke arah Yolanda dan Miranda. "Entah dari mana datangnya dua orang sampah ini, berani-beraninya memfitnah adik sepupuku mencuri."

Harvey memberi isyarat kepada para pengawal. Para pengawal langsung paham. Mereka berjalan cepat ke arah Yolanda dan Miranda, lalu menyeret mereka berdua dengan kasar ke arah pintu dan langsung melemparkan mereka keluar dari aula.

Sampai Yolanda dan Miranda benar-benar dibuang keluar, barulah Rowan sadar kembali dari keterkejutannya. Dia menatap Eleanor dengan ekspresi bingung dan berkata dengan tergagap, "Aku ... kamu ... kamu itu sepupunya Pak Harvey?"

"Menurutmu?" Eleanor menatapnya dengan senyum mengejek.

Rowan menelan ludah dengan gugup. Matanya mulai berkaca-kaca dan hatinya terasa getir. Bibirnya bergetar dengan suara serak, "Kenapa? Kenapa selama tiga tahun kamu nggak pernah ngasih tahu aku identitasmu?"

"Aku dulu memang mau bilang. Waktu itu aku bilang mau ajak kamu pulang ke kampung halaman, tujuann
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 65

    Rowan diusir keluar oleh para pengawal. Di luar, Yolanda dan Miranda sudah menunggu dengan cemas.Yolanda nyaris menangis karena panik. "Anakku ... sekarang gimana? Kita ... kita benar-benar sudah menyinggung Keluarga Salvo? Gimana dengan rencana investasi kita?"Miranda juga ketakutan setengah mati. "Keluarga Salvo itu latar belakangnya kuat sekali. Gimana kalau mereka balas dendam sama kita?"Namun, Rowan tidak menjawab apa-apa. Dia seperti boneka tanpa jiwa yang berjalan dengan langkah kaku seperti mayat hidup. Ekspresinya kosong tanpa emosi sedikit pun.....Pesta pun berakhir. Dominic mengantar Eleanor kembali ke apartemennya."Mengenai masalah hari ini ...," ucap Eleanor dengan ragu saat berdiri di bawah gedung apartemennya.Dominic berdiri di depannya, lalu mengangkat tangan dan menyelipkan sehelai rambut Eleanor ke belakang telinganya dengan lembut. Suaranya pelan dan dalam, menyiratkan sedikit kepedihan."Tadi dia bilang, kalau kamu jujur soal identitasmu dari dulu, kalian mun

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 66

    Tiga hari kemudian."Tok tok tok ...." Miranda berdiri di depan pintu suite hotel dan mengetuk beberapa kali."Rowan, kamu di dalam?"Tidak ada respons.Miranda mengerutkan kening, lalu mengeluarkan ponselnya dan mencoba menelepon. Nada sambung berbunyi lama sekali, tapi tidak ada yang mengangkat, sampai akhirnya sambungan terputus otomatis.Sejak pulang dari tempat Harvey, Miranda benar-benar kehilangan kontak dengan Rowan. Pesannya tidak dibalas, telepon tidak dijawab, bahkan ketika dia datang ke hotel, Rowan tetap tidak membukakan pintu.Dari resepsionis, dia tahu bahwa Rowan belum check out."Tok tok tok ...." Kali ini dia memukul pintu dengan keras. "Rowan, buka pintunya! Kalau hari ini kamu nggak buka, aku akan terus mengetuk sampai kamu buka!"Setelah Miranda memukul pintu selama sepuluh menit, pintu akhirnya terbuka.Aroma tajam dari asap rokok dan alkohol langsung menerpa wajahnya dan membuatnya mual. "Bau sekali." Miranda mencubit hidungnya dengan ekspresi jijik.Kemudian, di

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 67

    Rowan menatap cahaya matahari yang masuk melalui jendela, lalu menundukkan kepala dan berkata dengan suara rendah, "Eleanor."Anthony langsung terkejut dan meninggikan nada bicaranya, "Apa? Eleanor? Dia mau tunangan? Sama siapa?""Sama siapa itu nggak penting." Suara Rowan terdengar penuh obsesif. "Aku nggak akan biarkan dia bertunangan sama pria itu. Dia cuma boleh jadi milikku! Aku akan merebutnya kembali!""Uh ...." Anthony sampai kehilangan kata-kata karena terkejut.Beberapa saat kemudian, barulah dia berkata dengan hati-hati, "Rowan ... itu ... sepertinya nggak etis?"Rowan hanya tertawa sinis. "Etis? Aku nggak peduli soal itu. Aku cuma mau dia ada di sisiku."Mendengar ucapan itu, Anthony sampai kehabisan kata-kata.Yang benar saja? Waktu Eleanor masih bersamanya, Rowan malah memperlakukan wanita itu seperti pengganti. Begitu cinta pertamanya kembali dari luar negeri, Rowan malah berselingkuh dengan cinta pertamanya.Sekarang setelah putus dan Eleanor hampir bertunangan, Rowan m

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 68

    Eleanor mengambil berkas itu dan membacanya sekilas.Vivian berkata, "Kalau kamu bisa menegosiasikan kasus ini dengan sukses, aku akan kasih kamu komisi 20% sesuai standar divisi bisnis. Komisi itu bisa digabung dengan pembagian biaya pengacara setelahnya."Eleanor sebenarnya tidak terlalu memikirkan soal komisi. Yang lebih penting baginya adalah kesempatan untuk melatih kemampuan negosiasi.Saat masih bekerja di firma hukum di Kota Alman dulu, semua negosiasi ditangani oleh tim bisnis. Sebagai pengacara, dia hanya menerima kasus yang sudah selesai dinegosiasikan. Lagi pula, di Kota Alman dia juga tidak punya banyak koneksi atau jaringan, jadi nyaris tidak pernah mendapat kesempatan untuk negosiasi langsung.Eleanor menerima tugas itu, lalu mengangkat kepala dan berkata pada Vivian, "Baik, Bu Vivian."Vivian menepuk bahu Eleanor dengan nada menenangkan. "Nanti jam tujuh malam, di Kelab Starry. Aku minta Jovin untuk pergi bersamamu. Maaf harus lembur, ya."Eleanor mengangguk. "Baik, ngg

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 69

    Kedua pria paruh baya itu langsung menunjukkan raut wajah berbinar saat melihat Eleanor yang muda dan cantik masuk ke ruangan.Salah satu dari mereka, seorang bos bertubuh agak gemuk, menatap Eleanor dengan mata mesum sambil menyipitkan mata. "Ini siapa, ya?"Jovin melirik Eleanor dan diam-diam melemparkan tatapan sinis dan tidak acuh.Eleanor tetap tenang. Dia mengambil dokumen kontrak dan meletakkannya di atas meja minum, lalu tersenyum ringan. "Pak Hasyim, Pak Baim, saya Eleanor dari Firma Hukum Victory. Saya ke sini untuk membicarakan kerja sama kontrak penasihat hukum."Dia duduk di sisi samping sofa, lalu mulai menjelaskan dengan nada profesional, "Pak Hasyim, saya dengar kontrak penasihat hukum perusahaan Anda dengan firma hukum sebelumnya akan segera habis, ya?""Mungkin Anda bisa mempertimbangkan untuk bekerja sama dengan firma kami. Victory adalah firma hukum nomor satu di Kota Ordo. Kami punya pengacara-pengacara ternama di bidang perdata, pidana, hak kekayaan intelektual, d

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 70

    Eleanor refleks mendongak dan langsung bertatapan dengan mata Dominic yang dipenuhi kekhawatiran. Dominic memeluknya erat. "Elea, ada apa? Kenapa kamu lari sepanik ini?""Kak Dominic ...." Baru saja Eleanor memanggilnya, suara langkah kaki di belakangnya sudah menyusul mendekat.Melihat situasinya tidak beres, Jovin yang baru saja menyusul, langsung mengubah ekspresinya menjadi pura-pura tidak kenal dan berjalan melewati Eleanor."Perempuan jalang! Aku mau lihat kamu bisa lari ke mana lagi hari ini! Aku ...." Hasyim datang sambil mengumpat. Namun, begitu mendongak dan melihat Eleanor sedang berada dalam pelukan seorang pria, dan pria itu dikelilingi empat pengawal yang tinggi dan besar, ucapannya langsung terhenti.Itu ... itu Presdir Grup Orlando!Ekspresi Hasyim seketika menjadi kaget dan ketakutan. Dia bahkan tidak sanggup mengeluarkan sepatah kata pun."Sialan! Cepat juga larinya wanita ini!" Baim menyusul dari belakang.Dominic segera menarik Eleanor ke belakang tubuhnya dan menat

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 71

    Keesokan harinya, suasana di firma hukum terasa aneh begitu Eleanor melangkah masuk.Di setiap area yang dia lewati, selalu terdengar bisikan dan tatapan mengarah padanya.Eleanor berjalan ke ruang kerjanya dan duduk. Torro yang biasanya satu ruangan dengannya, belum sembuh dari rawat inap. Jadi saat ini, ruangan itu hanya ditempati olehnya seorang diri.Baru beberapa menit duduk, Vivian datang. Dia berdiri di pintu dan mengetuk dua kali, lalu berkata, "Eleanor, ikut aku ke ruanganku sebentar."Eleanor kurang lebih sudah bisa menebak topik pembicaraannya. Dia pasti ingin menanyakan tentang kejadian semalam.Di dalam kantor, Vivian duduk di kursi kerjanya dan tampak kesal. "Tadi malam aku tugaskan kamu dan Jovin untuk bernegosiasi sama klien. Tapi yang aku dengar, kamu justru bentrok sama dua calon klien dan bahkan sampai melakukan kekerasan?"Eleanor menjelaskan dengan tenang, "Aku memang ke sana untuk membicarakan kontrak. Tapi dua pria itu cuma fokus sama hal-hal kotor. Mereka melece

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 72

    [ Mereka bahkan bikin grup khusus untuk gosipin kamu. Kamu nggak masuk grup itu, nanti aku kirimin tangkapan layarnya ya. ]Tak lama kemudian, Maudy mengirim lebih dari 30 tangkapan layar. Eleanor melihat satu per satu dan amarahnya makin membuncah.Awalnya, dia mengira dengan mentraktir makan di restoran mewah, hubungan sesama rekan kerja bisa membaik. Siapa sangka, di balik senyum ramah dan kesopanan mereka, tersembunyi kata-kata jahat yang keji.Erica dan Jovin adalah biang yang menyebarkan fitnah dan mempermalukannya. Rekan kerja lainnya juga ikut bergosip dan memercayai semuanya tanpa mengecek kebenaran terlebih dahulu. Saat inilah, Eleanor baru sadar bahwa ternyata dia terlalu naif memandang dunia kerja.Eleanor ingin menggunakan sebuah jamuan untuk membina hubungan dengan rekan kerjanya. Sepertinya, pemikirannya ini terlalu polos. Tempat ini benar-benar bisa menguliti orang dengan kejam.Di saat itulah Eleanor baru benar-benar mengerti, hal terpenting di tempat ini adalah kemamp

Pinakabagong kabanata

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 100

    Mereka berdua terlihat berbincang dan tertawa, tampak begitu akrab.Rowan bergumam, "Cepat sekali dia keluar dari rumah sakit. Benar-benar susah mati."Anthony menduga pria itu adalah tunangan Eleanor. Tanpa ragu, Rowan membuka pintu mobil dan berjalan menuju Eleanor.....Sudah seminggu sejak Dominic keluar dari rumah sakit. Selama seminggu ini, setiap hari dia harus makan makanan polos di bawah pengawasan Eleanor.Awalnya dia masih bisa menerimanya, tetapi setelah beberapa hari berturut-turut hanya makan makanan yang begitu-begitu saja, dia mulai bosan.Setelah membujuk dan merajuk, akhirnya hari ini Eleanor setuju untuk membawanya keluar makan sesuatu yang lebih enak.Restoran yang mereka tuju berada di pusat kota, daerah paling ramai. Itu adalah restoran tua yang terkenal di Kota Ordo, tempat mereka biasa makan sejak kecil.Karena sekarang jam makan, restoran itu penuh. Tidak ada satu kursi pun yang kosong, bahkan di depan pintu ada antrean panjang yang menunggu giliran masuk.Untu

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 99

    Akhir-akhir ini, Rowan sibuk mencari investor untuk perusahaannya. Di Kota Ordo, hampir tidak ada perusahaan yang bersedia berinvestasi di Grup Naval. Jadi, dia terpaksa mencari peluang di luar kota. Sebagian besar waktunya dihabiskan di hotel dan pesawat.Hari ini, Rowan baru saja kembali ke Kota Ordo dan Anthony sudah datang menjemputnya. Saat sore hari dalam perjalanan menuju sebuah acara makan, Anthony melirik sekilas ke arah Rowan ketika mobil berhenti di lampu merah.Rowan sedang memegang ponselnya, melihat satu per satu foto lamanya bersama Eleanor. Anthony membuka mulut seolah-olah ingin mengatakan sesuatu, tetapi ragu-ragu.Sebelum dia sempat berbicara, Rowan sudah lebih dulu menyodorkan ponselnya. Matanya penuh nostalgia. "Lihat, betapa bahagianya kami dulu."Anthony memandangnya dengan ekspresi rumit. Beberapa waktu lalu, Rowan memintanya membeli cincin dari Pransis, katanya ingin menggunakannya untuk merebut kembali Eleanor.Saat itu, Rowan mengatakan bahwa Eleanor akan seg

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 98

    Eleanor masih belum puas dan bertanya lagi, "Benar-benar nggak ada perkiraan waktu?""Kalau harus dijawab, mungkin saat kamu SMA. Saat Declan mengganggumu, aku menghajarnya dan baru sadar kalau perasaanku ke kamu memang berbeda."Eleanor merapatkan bibirnya. "Kamu menyembunyikannya dengan baik ya."Dominic mengusap kepala Eleanor yang lembut. "Aku harus menunggumu tumbuh dewasa dulu."Tatapannya tiba-tiba dipenuhi sedikit kesedihan. "Begitu kamu lulus kuliah, aku langsung menemui ayahmu untuk mengajukan pernikahan. Tapi, kamu malah menolak dan kabur dari rumah."Eleanor merasa bersalah. Dia mengalihkan pandangannya dan bergumam, "Waktu itu ... aku pikir Ayah mengorbankanku demi bisnis keluarga. Mana aku tahu kalau kamu sudah merencanakan ini sejak lama? Kamu juga nggak pernah bilang. Aku benar-benar merasa dirugikan ...."Tiba-tiba, Dominic memasang ekspresi kesakitan. "Aduh, sakit sekali."Eleanor pun panik dan buru-buru melihat ke arah pinggangnya yang terluka. "Kenapa? Kebentur sesu

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 97

    Ucapan Rowan seperti mantra yang terus bergema di kepala Eleanor, membuat pikirannya kacau sepanjang hari.Keesokan harinya saat Eleanor datang ke rumah sakit untuk menjenguk Dominic, wajahnya tampak penuh beban."Elea, lagi pikirin apa?" tanya Dominic.Eleanor mengedipkan matanya, memalingkan wajahnya agar tak menatapnya langsung. "Itu ... soal Katalina, sebenarnya dia siapa?"Dominic tersenyum misterius. "Cemburu ya?"Eleanor berusaha terlihat tidak acuh dan menggembungkan pipinya sedikit. "Nggak kok. Aku hanya penasaran. Kamu nggak pernah menyebutnya sebelumnya."Mengingat bagaimana wanita itu menculik Emily dan hampir menikamnya, Eleanor bukan hanya cemburu, tetapi juga marah. "Dari mana kamu mendapatkan penggemar gila seperti itu?"Dominic melambaikan tangannya ke arah Eleanor. "Kemari."Eleanor menurut. Dia mendekat dan duduk di tepi tempat tidur.Dominic menggenggam tangannya dengan serius. "Aku dan dia dulu teman sekelas waktu SMA. Dia pernah mengejarku dengan sangat agresif, t

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 96

    "Hmm."Selena menoleh menatap Dominic. "Kamu sudah kenyang? Mau makan lagi nggak? Ibu bawa semua makanan favoritmu."Dominic menjawab, "Nggak perlu. Masakan Eleanor pas banget di lidahku, aku habiskan semuanya."Mendengar itu, Selena tersenyum puas. "Baiklah. Kalau sudah makan, nggak apa-apa."Kevin memandang mereka dengan tatapan menggoda. "Oh? Masakan Eleanor ya?"Dia meletakkan keranjang buah dan suplemen yang dibawanya, lalu menatap Dominic sambil tersenyum. "Kamu beruntung sekali ya."Dominic menanggapi, "Tentu saja. Kebahagiaan seperti ini mana bisa dirasakan oleh para jomblo?"Senyuman Kevin langsung membeku. "Baiklah, aku juga harus cari pacar, lalu pamer kemesraan setiap hari di depanmu sampai kamu muak!"Olivia membelalakkan mata karena terkejut. "Elea, kamu bisa masak?"Eleanor tersenyum tipis. "Baru saja belajar.""Tsk, tsk, cinta memang ajaib." Olivia masih tak percaya. Dia bahkan mengelilingi Eleanor seakan-akan ingin memastikan sesuatu."Aku masih ingat waktu kuliah dulu

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 95

    Saat Dominic sadar kembali, meja lipat di depannya sudah penuh dengan makanan. Ada tumis pakcoy, daging sapi, nasi putih yang masih mengepul asap, serta semangkuk sup."Kamu masak sebanyak ini?" Dominic tersenyum lembut. "Sup apa ini?""Sup ayam kampung." Eleanor mengangkat mangkuk sup, mengambil sesendok, lalu meniupnya perlahan sebelum menyodorkannya ke bibir Dominic. "Coba cicipi."Dominic menurunkan pandangannya sambil tersenyum, tetapi senyuman itu tiba-tiba memudar. "Tanganmu kenapa?" Dia melihat ada lepuhan kecil di jari telunjuk kanan Eleanor.Eleanor refleks ingin menyembunyikannya, tetapi sudah terlambat. Dia hanya bisa berkata dengan jujur, "Tadi ... waktu di dapur, aku nggak sengaja kena air panas. Nggak apa-apa, cuma lepuhan kecil saja."Mata Dominic sedikit memerah. "Sakit nggak?"Eleanor menggeleng. "Nggak sakit."Dominic menyesap sup dengan tenang, lalu menggenggam pergelangan tangan Eleanor dengan lembut, menunduk dan meniup pelan bagian yang terluka.Setelah beberapa

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 94

    Bibir pucat Dominic membentuk senyuman tipis. "Baik, aku janji padamu."Isaac dan Selena baru saja keluar dari ruang ICU ketika mereka menerima telepon. Suara di ujung telepon terdengar cemas. "Pak Isaac, ada masalah."Di pusat tahanan, Katalina mengaku bahwa dia hamil. Sesuai prosedur, dia harus dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan.Dalam perjalanan ke rumah sakit, sebuah mobil tiba-tiba melaju dengan kencang, menabrak mobil yang membawa Katalina hingga berhenti di tepi jalan.Dari mobil itu, turun beberapa pria bertubuh kekar dengan keterampilan luar biasa. Mereka pun membawa Katalina pergi.Petugas yang mengawal mengalami cedera parah, sementara kendaraan mereka rusak berat dan tidak bisa langsung mengejar.Mendengar laporan itu, wajah Isaac menunjukkan ekspresi tak percaya. "Dia berhasil dibawa pergi?""Apa yang terjadi? Siapa yang dibawa pergi?" tanya Selena dengan cemas.Isaac menarik napas dalam-dalam, tubuhnya sedikit bungkuk. "Katalina.""Apa?" Selena terkejut. "Bukankah di

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 93

    Eleanor sudah cemas sepanjang sore. Sekarang setelah Dominic melewati masa kritis, dia ingin melihatnya. Bagaimanapun, Dominic terluka karena melindunginya."Ayo, ikut aku pulang," ucap Adrian dengan tegas.Eleanor menggeleng, menatap ayahnya dengan teguh. "Ayah, aku tahu Ayah sangat marah sekarang, tapi aku belum bisa pulang. Dominic sudah mempertaruhkan nyawanya untukku. Aku nggak punya alasan untuk pergi begitu saja. Kalau dia nggak melihatku saat siuman nanti, dia pasti akan sangat sedih."Nirvan merasa terharu mendengar kata-kata itu. Dia lantas menoleh ke Adrian. "Adrian, istriku tadi memang terlalu kasar. Aku minta maaf, jangan terlalu dimasukkan ke dalam hati."Isaac juga menimpali, "Benar, Dominic pasti ingin melihat Eleanor di sisinya setelah siuman."Selena berkata, "Adrian, jangan marah. Kedua anak ini saling mencintai, ini hal yang baik."Tokoh besar seperti Nirvan sampai merendahkan diri untuk meminta maaf, Adrian pun tidak bisa berkata apa-apa lagi.Memang benar bahwa Gi

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 92

    Eleanor menunduk. "Semua ini salahku."Selena langsung menoleh ke arahnya. "Elea, apa maksudmu?"Eleanor pun menceritakan semuanya dengan jelas.Giana bertanya dengan nada menyalahkan, "Jadi, Dominic ditikam karena melindungimu?"Eleanor menggigit bibirnya. "Ya."Giana pun kesal. "Eleanor, kamu terlalu gegabah. Kami sudah melapor ke polisi dan ada banyak pengawal di vila. Kenapa kamu nggak bisa menunggu sebentar? Kalau kamu nggak bertindak gegabah, Dominic nggak akan terluka seperti ini.""Maafkan aku, ini semua salahku," ucap Eleanor dengan suara lirih, kepalanya semakin tertunduk.Giana semakin menekan. "Kamu belum resmi masuk keluarga ini, tapi sudah membawa masalah sebesar ini."Wajah Adrian langsung menjadi masam. "Apa maksudmu? Jelas-jelas Dominic yang ada masalah dengan wanita itu, sementara putriku adalah korbannya. Kenapa malah menyalahkan putriku?"Adrian menyindir, "Gampang sekali kalian bicaranya. Kalian suruh kami menunggu? Wanita itu menculik putri bungsuku, menodongkan p

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status