Home / Romansa / Jatuh Cinta Setelah One Night Stand / 4. Kapanpun Aku Menginginkanmu

Share

4. Kapanpun Aku Menginginkanmu

Author: CacaCici
last update Huling Na-update: 2025-02-05 00:42:43

"Raymond Kaizer Abraham. Your husband."

Deg deg deg

Carmen reflek menegakkan tubuh, berdiri kaku dan sedikit mendongak untuk dapat menatap wajah tampan Raymond. Ekspresi Carmen terkejut, matanya membulat sempurna dan bibir sedikit terbuka.

Raymond Kaizer Abraham. Dia suami Carmen? Pria yang menodainya-- adalah suaminya sendiri?!

Melihat Carmen hanya bengong, Raymond meraih tangan istrinya. Setelah berjabat tangan dengan Carmen, Raymond menarik tangan perempuan itu sehingga Carmen berakhir menabrak dada bidangnya.

Carmen mendongak sepenuhnya pada Raymond, dia mengabaikan rasa sakit di kening akibat keningnya menabrak dada bidang nan kokoh milik pria ini.

"Sekarang kau mengenalku, Ura?" Raymond berucap rendah, nadanya berat dan serak. Terkesan seksi akan tetapi membuat Carmen gugup sekujur tubuh.

Carmen tak mengatakan apa-apa, hanya bengong karena tak tahu harus bersikap bagaimana. Pria yang menodainya adalah suaminya sendiri. Bagaimana bisa sosok yang ia kagumi ternyata adalah orang yang brengsek?! Dan kenapa Raymond ada di hotel itu? Bahkan sempat menyebutnya wanita sewaan.

Raymond menggendong Carmen kemudian membawa perempuan itu kembali masuk dalam rumah, lebih tepatnya ke kamarnya.

Dia membawa Carmen ke kamar mandi lalu berniat melepas baju Carmen. Akan tetapi, perempuan itu mundur dan menepis tangannya.

"Aku sudah melihat tubunmu, bahkan telah merasakannya," ucap Raymond, mendekat kepada Carmen lalu melepaskan baju perempuan itu dengan sedikit memaksa.

Pakaian Carmen basah, Raymond ingin menggantinya.

"A-aku ingin pulang, da-dan menjauh dariku," cicit Carmen pelan, langsung menghadap tembok–membelakangi Raymond agar pria ini tak melihat tubuh bagian depannya yang kini hanya berbalut bra.

Raymond mesum!

"Kau istriku." Raymond merapatkan tubuhnya pada punggung indah isrinya, dia mencium pundak Carmen lalu beralih pada leher perempuan tersebut, "kau harus tinggal dengan suamimu."

"Ka-kamu bukan suamiku. Ma-Mas Kaizer bukan orang jahat sepertimu." Carmen hampir menangis.

Raymond menaikkan sebelah alis, tersenyum tipis. Hanya Carmen yang memanggilnya Kaizer, hanya perempuan ini. Dan Raymond suka!

"Memangnya kejahatan apa yang kulakukan padamu, Humm? Meninggalkanmu selama lima tahun atau … mengambil hak ku?" Suara Raymond begitu berat, dia kembali bergairah. Entah kenapa dia mudah terpancing dan sulit mengendalikan nafsunya. Carmen sangat menggoda!

Dia membalik tubuh Carmen kemudian langsung mendaratkan ciuman basah yang penuh gairah. Carmen meronta dan berusaha melepaskan diri. Akan tetapi Raymond sama sekali tak melepasnya. Pria ini terus melumat bibirnya, bahkan tangan Raymond telah berada di atas keindahannya.

Carmen kalang kabut, pikirannya kacau dan tubuhnya terlalu lemah untuk melawan Raymond. Pada akhirnya Carmen memilih pasrah. Raymond Kaizer adalah suaminya, itu yang Carmen tekankan di kepalanya.

***

Carmen menatap buku pernikahan yang saat ini ada di tangannya. Raymond menunjukan buku nikah sebagai bukti jika mereka adalah sepasang suami istri.

Pria ini juga sudah menjelaskan, kalau Raymond berniat ke kota Carmen untuk menjemputnya. Tetapi temannya yang ada di sana salah paham–mengira Raymond belum menikah sehingga mengirim seorang wanita sewaan untuk bersenang-senang. Tak lama setelah itu Carmen tiba-tiba muncul, Raymond salah menduga–menganggap jika Carmen adalah perempuan yang temannya maksud.

Raymond sebetulnya berbohong. Karena dia datang ke kota itu untuk menceraikan Carmen, bukan untuk menjemputnya. Tetapi dia sengaja menutupinya dari Carmen. Perempuan ini tak perlu tahu alasan sebenarnya Raymond ke sana. Itu akan menimbulkan masalah.

Carmen masih sedikit takut pada Raymond karena apa yang menimpanya. Namun, mengingat malam itu-- pantas saja Raymond seperti marah, ternyata Raymond salah paham padanya.

"Lalu kenapa kau tak mengenaliku, Ura? Seorang istri tak kenal pada suaminya. Bagaimana bisa?!" tanya Raymond, meraih kembali buku nikah miliknya dan Carmen, kemudian menyimpannya. Raymond kembali mendekat pada Carmen yang duduk di pinggir ranjang, terlihat masih ketakutan dan diselimuti bimbang.

Carmen mendongak pada Raymond, akak tetapi setelah itu dia kembali menundukkan kepala. "Saat menikah dengan Mas Kaizer, aku tidak menggunakan kaca mata. Aku juga menangis saat itu, jadi aku tidak bisa melihat jelas wajah Mas Kaizer," jelas Carmen pelan.

Raymond menaikkan sebelah alis, menatap intens pada sosok perempuan di depannya. "Memakai kaca mata? Apa sebelumnya penglihatan mu buruk?"

Carmen menganggukkan kepala. "Sebelumnya mataku minus empat, dan aku menggunakan kaca mata untuk membantuku melihat. Tapi kacamataku rusak, sebelum kita menikah. A-aku sebenarnya-- sebenarnya bukan aku yang seharusnya menikah dengan Mas Kaizer. Aku juga sudah punya pacar."

Raymond mengepalkan tangan, marah ketika Carmen menyebut dirinya punya pacar. Dia tak terima! Hell!

"Tapi-- pacarku direbut oleh Clarissa. Mereka menikah malam itu juga. Aku dan Clarissa bertengkar karena hal itu, lalu dia mematahkan kacamataku karena tak terima kubilang perebut kekasih orang. Pertengkaran kami direlai oleh Papa. Dan setelah itu Papa membujukku untuk mengalah padanya karena mau bagaimanapun Clarissa sudah menikah. Papa juga membujukku supaya menggantikan Clarissa, untuk menikah dengan Mas Kaizer. Kata Papa Kakek Arlon sangat baik pada keluarga kami. Dia atasan Papa dulunya, yang membantu membayar biaya saat Mamaku melahirkanku dulu. Jadi aku tersentuh dan pada akhirnya bersedia menikah, tetapi dengan syarat Papa harus memperbolehkan operasi Lasik mata dan setuju jika aku mengambil jurusan tata boga. Dan Papa setuju," jelas Carmen dengan suara lemah dan pelan. Menyebut papa dan mama, itu membuatnya rindu pada kedua orangtuanya yang telah tiada.

Sekarang Carmen benar-benar sebatang kara. Ibu tirinya orang yang jahat dan tamak harta, sedangkan keluarganya yang lain sudah terhasut oleh ini tirinya. Mereka semua lebih suka Clarissa dari pada Carmen yang jelas-jelas keturunan sah keluarga Wijaya. Bahkan ketika Clarissa mencuri pacarnya, keluarganya tak menyalahkan Clarissa. Mereka menyebut Clarissa cantik dan itu wajar. Sedangkan Carmen, dia dianggap pantas menikah dengan pria lumpuh–disebut sama-sama keturunan sah tapi tak berguna.

Mengenai pernikahannya dengan Raymond, sejujurnya Carmen berat menerimanya. Bayangkan saja, saat teman-teman sebayanya sibuk mempersiapkan diri untuk memasuki perguruan tinggi, Carmen malah harus berhadapan dengan pernikahan. Carmen menangis sepanjang malam, memikirkan bagaimana kehidupannya setelah menikah dengan pria lumpuh tersebut. Karena-- bagaimana caranya dia akan mengurus suaminya yang lumpuh, sedangkan dia saja belum bisa mengurus diri sendiri?!

Namun, Carmen cukup lega karena setelah ijab kabul selesai, suaminya langsung pamit untuk menyusul kakeknya ke luar negeri. Kondisi kakeknya sedang kritis dan suaminya ingin mendampingi hingga akhir hayat sang kakek. Selanjutnya mereka hanya berkomunikasi lewat pesan. Tapi perlahan Carmen kagum pada sosok suaminya. Pria itu selalu menanyakan perihal kuliah Carmen.

Carmen sangat suka pada pria yang mendukung seorang perempuan untuk menempuh pendidikan.

Meskipun Raymond darah campuran, tetapi dia tetap pria yang lahir di negara ini. Dan bukankah kebanyakan pria di tanah air menganggap perempuan tidak pantas menempuh pendidikan hingga ke jenjang tinggi? Sedangkan suaminya sosok pria yang mendukung, jadi Carmen kagum.

"Jadi sekarang matamu sudah sembuh?" tanya Raymond, duduk di sebelah Carmen–membuat perempuan itu bergeser karena posisi yang terlalu dekat.

Raymond menaikkan sebelah alis, mengamati Carmen yang langsung menggeser tempat duduk saat dia duduk di sebelah perempuan ini.

Carmen menganggukkan kepala sebagai jawaban, sejenak mencuri pandang pada Raymond karena pria itu terus saja menatapnya. Astaga! Carmen tidak bisa seperti ini! Tatapan Raymond terasa berbahaya, membuat Carmen merinding dan cukup risih juga.

Tiba-tiba evil smirk muncul di bibir Raymond. Dia meraih tubuh Carmen kemudian memindahkan perempuan itu ke atas pangkuannya. Raymond menangkup pipi Carmen dan memaksa perempuan itu menatapnya. "Pandang wajah suamimu ini, supaya kau mengenalinya dengan jelas."

"A-aku sudah mengenal Mas Kaizer-- Mas Ray-- Mas Raymond," ucap Carmen, memandang wajah suaminya dengan gugup. Harus Carmen akui, Pria ini sangat tampan! Tapi bagaimana bisa Clarissa enggan menikah dengan pria se tampan ini?!

"Panggil aku Kaizer, My little Wife." Raymond mendekatkan wajah ke arah Carmen, mendaratkan kecupan singkat di bibir ranum istrinya kemudian lanjut mencium pipi perempuan itu. "Aku sangat suka ketika nama tengahku-- Kaizer, terucap dari bibir manismu."

Carmen meneguk saliva secara kasar, gugup dan merinding disko saat jemari Raymond membelai bibirnya secara sensual.

'Apa benar ini Mas Kaizer? Di-di mana sopan santunnya. Dia seperti tak punya tata Krama. Sedangkan Mas Kaizer yang dulu-- dia sangat sopan, bahkan dia selalu bertanya apakah notifikasi pesan darinya menggangguku atau tidak. Saking menghargainya. Ta-tapi ini-- kenapa sangat mesum?!'

"Mas Kaizer," ucap Carmen, berharap dengan begitu Raymond melepasnya.

"Bagus." Raymond menepuk pelan pucuk kepala Carmen, setelah itu kembali mendatarkan ciuman singkat di bibir Carmen, "karena sekarang kau tahu aku suamimu, maka kau harus menjalankan tugasmu sebagai istri. Layani aku kapanpun aku menginginkanmu!"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   5. Carmen Gaura Abraham!

    'Layani aku kapanpun aku menginginkanmu.' Ucapan Raymond tersebut terus menggema di kepala Carmen. Namun, saat itu, dia menjawab 'aku lapar dan aku mau makan.' Sialan! Padahal waktu itu Carmen ingin membantah ucapan Raymond, akan tetapi karena dia terlalu lapar dan kepalanya hanya dipenuhi oleh makanan, Carmen sulit berkonsentrasi. "Jadi aku akan tinggal di rumah ini? Aku akan menjadi istri Mas Kaizer selamanya?" gumam Carmen. Dia habis berkeliling mansion mewah Kaizer, setelah sebelumnya dia makan dengan begitu banyak. "Yah, untuk saat ini, lebih baik aku tinggal dengannya. Lumayan, aku dapat tempat tinggal dan makanan gratis. Tapi aku harus mencari pekerjaan dan mengumpulkan uang untuk membalas perbuatan Tiara dan Clarissa. Juga pada Nicolas dan … seluruh keluarga Wijaya yang meremehkanku," ucap Carmen, bermonolog sendiri, penuh keyakinan dan semangat yang menggebu-gebu. Meskipun peretemuannya dengan suaminya sangat buruk dan mengerikan. Akan tetapi Carmen menganggapnya sebagai

    Huling Na-update : 2025-02-05
  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   6. Wanita Lain?

    "Kau mencintai pria lain?" dingin Raymond, menguatkan cengkeramannya pada lengan Carmen. "Jawab!" Carmen menggelengkan kepala gugup, kepalanya mendongak untuk menatap Raymond yang jauh lebih tinggi darinya. Carmen ketakutan! Pria ini sangat kasar. "A-aku habis berbicara dengan Teresia, dia bu-bukan seorang pria. Dia perempuan tulen," jawab Carmen buru-buru, nadanya tergesa-gesa dan gugup. Raymond melepaskan cengkeramannya pada lengan Teresia. Dia meraih handphone-nya yang berada di atas nakas untuk memeriksa. "Aku minta maaf mengunakan handphonemu," ucap Carmen sembari mengusap lengannya yang dicengkeram kuat oleh Raymond. Sejujurnya dia kesal pada pria ini, akan tetapi Carmen takut untuk mengekspresikan rasa kesalnya. Raymond menoleh tajam pada Carmen, meletakkan handphone kembali ke atas nakas. "Aku minta maaf mengunakan handphone Mas Kaizer," ulang Carmen, gugup bercampur takut karena tatapan Raymond yang begitu tajam. Dia yakin sekali Raymond pasti marah karena han

    Huling Na-update : 2025-02-19
  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   7. Suamiku Seorang ….

    Carmen yang gugup dan takut, memilih memalingkan wajah–tak ingin menatap wajah Raymond. "Coba ceritakan, apa yang kau dengar dari balik tembok saat tadi pagi, Wifey," ucap Raymond dengan nada berat dan rendah. Suaranya serak dan seksi, tetapi bagi Carmen itu sangat horor. Buktinya dia merinding mendengarnya! Mata Carmen melebar, jantungnya berpacu kencang dan tubuhnya panas dingin. Raymond tahu dia menguping?! Habislah dia! "A-aku tidak dengar apa-apa. Aku hanya melihatmu bersama seorang perempuan," ucap Carmen gugup. "Kalau kamu suka padanya, kenapa tidak menikahinya?" lanjut Carmen. "Dia ibu tiriku," jawab Raymond santai, mengigit pelan daun telinga Carmen lalu meniupnya secara sensual. Carmen memejamkan mata, bukan karena menikmati apa yang pria ini lakukan padanya. Tetapi lebih tepatnya karena merinding dan tak nyaman. 'Fix, dia memang gila. Dia berselingkuh dengan ibu tirinya sendiri dan bahkan menyuruh ibu tirinya mengbunuh ayah kandungnya. Tuhan! Sudah benar

    Huling Na-update : 2025-02-19
  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   8. Bekerja dibawah Perintah Suami

    "Apa?" Carmen memekik kaget, tak menduga kalau suaminya adalah mantan chef hebat. "Pelankan suaramu, Carmen," bisik Teresia, meringis karena Carmen tiba-tiba memekik dan sekarang semua orang menoleh pada Carmen. Carmen menutup mulut sendiri, cukup kikuk karena semua orang saat ini sedang memperhatikannya. Carmen semakin gelisah karena dia telah dilihat oleh Raymond. Namun, entah kenapa, pria itu melayangkan tatapan marah dan dingin padanya. Apa kesalahan yang Carmen lakukan? Tidak ada bukan?! "Ambilkan seragam kokiku," titah Raymond pada Diego, nadanya dingin dan datar–terus menatap ke arah sosok perempuan yang terlihat menunduk dalam, berdiri di belakang seorang pria. Cara perempuan itu bersembunyi di balik tubuh pria tersebut, seperti sedang mencari perlindungan. Apakah Raymond menakutkan baginya? Raymond terus menatap, menunggu Carmen mendongak dan melihat ke arahnya. Akan tetapi, perempuan memilih terus menunduk, sepertinya tak ingin dikenali oleh Raymond. Setelah

    Huling Na-update : 2025-02-20
  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   9. Hidangan Lezat dari Suamiku

    "Bagiamana dengan ini, Mas?" tanya Carmen, keceplosan memanggil 'mas pada Raymond. Untung suaranya pelan. Raymond menoleh pada istrinya, lalu menatap udang yang telah Carmen bersihkan. "Sudah rapi tetapi kau memakan waktu cukup lama hanya untuk membersihkan satu udang, Sweetheart," jawab Raymond dengan nada bersahabat dan hangat. Carmen dibuat menganga karena perubahan nada bicara Raymond. Dia terkejut! Sebelumnya Raymond terkesan dingin dan ketus, tetapi mendadak sangat lembut. Suaranya yang berat dan hangat, menyapa kalbu dengan mesra. Carmen dibuat terkesima. Carmen lagi-lagi merasa kalau Raymond ini aneh. Emosi pria ini mudah berubah-ubah. Sayang sekali, Carmen belum bisa memastikan apa yang membuat emosi Raymond berubah-ubah. Namun, jauh dalam lubuk hatinya, Carmen merasa senang. Dia seperti merasakan kehadiran 'Mas Kaizer-nya yang sopan dan manusiawi. Yah, walaupun masa itu dia berinteraksi dengan suaminya hanya lewat pesan, akan tetapi Carmen sangat mengagumi 'Mas Kaize

    Huling Na-update : 2025-02-20
  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   10. Melupakan Suami

    "Habiskan makananmu, Wifey." Deg deg deg' Carmen membulatkan mata, senyuman manis di bibir seketika lenyap. Ekspresi muka yang awalnya terlihat ceria berubah gugup, pucat, dan tegang. Mata bulat Carmen bergerak melirik pria tampan yang duduk santai di sebelahnya. Tampang wajah pria matang nan penuh pesona tersebut terlihat tenang, seakan ucapannya barusan bukan hal yang memberikan dampak apapun. Dengan muka yang masih terpasang kaku, Carmen menoleh pada sahabatnya– ekspresi Teresia terlihat terkejut, bola mata perempuan itu hampir meloncat dari tempat. Di sisi lain, Bayu tak kalah kaget dari Teresia. Tak hanya mereka berdua, orang yang berada dalam ruangan itu juga terlihat kaget. "A- ahahaha … typo." Carmen tertawa kaku, menunjuk Raymond dengan jari telunjuk yang mungil. "Maksudku disartria." Raymond meraih telunjuk Carmen yang menunjuk ke arahnya. Dia menyentak tangan perempuan itu sehingga Carmen berakhir duduk di atas pangkuannya. "Jangan bilang kau lupa lagi pada suamimu,

    Huling Na-update : 2025-02-22
  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   11. Istri dan Cinta Masa Kecil

    Carmen menatap sejenak pada mobil lalu kembali menatap layar HP, memeriksa siapa yang menelponnya. 'Suamiku tercinta.' "Is, nama kontaknya kenapa begini?" Carmen bermonolog sendiri, kaget melihat nama kontak yang menelponnya. Namun mengingat jika handphone ini adalah handphone pemberian Raymond, pasti yang menamai kontak di sini adalah Raymond. Handphone ini adalah handphone milik Raymond. Sebelum pria itu berikan padanya, Raymond lebih dulu me-riset ulang. Mungkin beberapa file penting, telah pria itu pindahkan ke handphone miliknya yang lain. Carmen belum sempat mengotak atik handphone ini, selain menambah nomor baru rekan kerjanya–tadi. Sedangkan kontak dengan nama 'Suamiku tercinta' ini, pasti ulah Raymond. Tapi-- apa iya Raymond?! Ah, jelas Raymond. Tidak mungkin Carmen melakukanya tanpa sadar. Tiba-tiba saja sebuah tangan terulur ke hadapan Carmen. Jemari tangan kokoh tersebut menyentuh ikon berwarna hijau sehingga sambungan telepon terhubung. Setelah itu, dia memeg

    Huling Na-update : 2025-02-22
  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   12. Hanya Hiasan?

    "Aku Siran Aurlesya, cinta masa kecil Raymond," ucap Siran dengan nada bangga, tersenyum tipis pada Carmen, "tetapi itu hanya masa lalu. Sudah menjadi histori untukku dan Raymond," lanjutnya–masih berbicara dengan nada anggun dan lembut. Raymond mengatupkan rahang, tidak suka pada Siran yang memperkenalkan diri seperti ini. Seharusnya yang telah berlalu tak perlu diungkit, bagaimana jika Ura-nya salah …- "Wah, daebak," puji Carmen dengan nada riang dan manis, menyambut tangan Siran dengan semangat, "kebetulan aku memang sangat ingin ke museum. Namaku Carmen Gaura Ab--" Ucapan Carmen berhenti karena dia kurang pede memperkenalkan diri dengan menyertakan nama belakang keluarga suaminya. Sedangkan Raymond, rahangnya semakin mengatup kuat, menahan kemarahan karena Carmen tak menyertakan nama keluarganya di belakang nama Carmen. Ini membuktikan kalau Carmen belum menerimanya dengan sepenuhnya. Siran menatap bingung pada Carmen, sedikit merasa aneh kerena Carmen tiba-tiba menying

    Huling Na-update : 2025-02-23

Pinakabagong kabanata

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   72. Masalah Ayah Dan Anak

    "Kau tidak membencinya? Kau … tidak takut padanya-- padaku?" "Ayah baik, kenapa aku harus membencinya, Mas Kaizer?" jawab Carmen pelan, cukup hati-hati karena takut menyinggung perasaan suaminya yang saat ini sedang emosional. Sebenarnya yang Carmen tangkap, Raymond bukan hanya takut Carmen pergi saat tahu Talita adiknya–anak hasil kesalahan. Tetapi, Raymond juga takut pandangan Carmen tentang ayahnya berubah. Di depan orang-orang, mungkin Raymond berusaha menunjukkan kebencian pada ayahnya. Namun, sejujurnya Raymond masih memiliki cinta pada ayahnya. Buktinya dia tak ingin nama ayahnya buruk serta tercemar. Bahkan dihadapan Carmen sendiri pun, Raymond tak ingin ayahnya tercemar. Carmen paham. Karena dia juga melakukan hal yang Raymond lakukan. Dia tidak mengatakan apapun keburukan ayahnya, bahkan pada sahabatnya sendiri karena dia takut nama ayahnya tercemar. Keburukan ayahnya–bagi Carmen, masih tergolong biasa, hanya tak lagi mencintai Carmen. Sedangkan ayah suaminya-- wajar

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   71. Apa Kau Membencinya Ura-ku?

    Mata Carmen berkedip-kedip secara berulang. Dia tak tahu harus mengatakan apa, sikap Raymond yang seperti ini selalu membuatnya bingung. Tiba-tiba saja Raymond turun dari sofa. Secara mengejutkan, pria itu duduk bersimpuh di depan Carmen. Kemudian dia menjatuhkan dagu di atas lutut istrinya. "Maafkan aku karena memberimu luka yang banyak," ucap Raymond rendah, tiba-tiba menenggelamkan wajah di atas lutut Carmen. Pria itu terlihat memohon! "Ma-Mas Kaizer kenapa?" Carmen cukup panik dan khawatir pada kondisi Raymond. Sepertinya emosional Raymond sedang tidak baik. "Sebenarnya aku sadar telah melukaimu dan aku punya pilihan untuk melepasmu-" Mendengarkan ucapan Raymond itu, hati Carmen seketika berdenyut sakit. Raut mukanya mendadak tegang, takut dan panik secara bersamaan. A-apa Raymond ingin menceraikannya? Seharusnya ini hal yang Carmen tunggu, tetapi kenapa dia sangat sedih?! "Tetapi aku memilih egois dengan mempertahankan mu dan terus melukaimu. Maafkan aku …."

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   70. Lukamu Adalah Lukaku

    Dug' Raymond menurunkan Carmen di atas ranjang, di mana Carmen langsung menjauh dari pria itu–segera meringsut ke kepala ranjang karena akibat takut pada Raymond. Suaminya masih menyimpan senjata api, itu yang membuat Carmen takut. "Kenapa kau menjauh?" tanya Raymond, menatap Carmen sejenak kemudian beralih menatap telapak tangannya yang terluka. Kedua telapak tangannya terluka, satu akibat kecelakaan dan satu lagi akibat kena sayatan. Tangan yang terkena sayatan lebih parah daripada yang terkena goresan kaca. Satu lagi! Ada noda darah di pakaian istrinya. Darah itu berasal dari tangannya sendiri, menempelkan ke ketika dia mengendong perempuan itu. Namun, Raymond sama sekali tak menyinggung hal tersebut pada Carmen, membiarkan noda tersebut di pakaian istrinya. "Kau takut, Ura?" tanya Raymond, tanpa menoleh pada istrinya–dia mengambil kotak obat lalu membawanya ke arah sofa dekat balkon. Lagi-lagi Carmen tak menjawab, akan tetapi matanya tak lepas dari pergerakan Raymond. K

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   69.Menyelamatkan Suami

    Raymond menjatuhkan pisau dari tangan lalu menatap kesal dan marah ke arah Lennon–di mana Lennon datang bersama, Diego, Vior, dan anak buahnya. "Jangan menggangguku!" ucap Raymond marah, melayangkan tatapan murka pada Lennon yang mencoba mendekat padanya. Lennon menatap khawatir pada Raymond. Luka Raymond akibat kecelakaan bahkan belum kering akan tetapi sudah ada luka baru lagi di telapak tangan putranya. Ada juga luka sayatan di lengan dan punggung sebelah kiri Raymond. Lennon terbiasa dengan luka, dia bisa menahan rasa sakitnya. Namun, dia tidak pernah bisa melihat Raymond terluka. Dia selalu kesakitan! "Lukamu yang disebabkan kecelakaan saja masih segar, dan sekarang kau menambah luka lain," ucap Lennon, menatap sayu pada sang putra, "ayo, pulang dan obati lukamu," lanjut Lennon. "Aku bisa membunuhmu jika kau tetap di sini," ucap Raymond dingin, mengangkat pistol lalu mengarahkannya pada Lennon, "pergi!" geramnya, tak suka Lennon ada di sini dan mengusik kesenangannya.

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   68. Seorang Penguasa yang ditakuti

    Carmen semakin ketakutan dan khawatir. Dia mulai berkeringat dingin, jantungnya berdebar lebih kencang dari yang sebelumnya dan tubuhnya gemetar hebat. "Ma-Mas Kaizer …," gumamnya pelan. Perasaan Carmen mulai kacau, matanya terasa panas dan pada akhirnya bulir kristal berhasil jatuh dari pelupuk. Dia sangat khawatir pada kondisi Raymond! Suara tembakan itu …- Ti-tidak! Tidak mungkin! Suaminya pasti baik-baik saja. Mu-mungkin tadi bukan suara tembakan, tetapi suara ban meledak a-atau petasan. Carmen berusaha positif thinking. Dia berdiri lalu berjalan cepat tetapi dengan lutut gemetar–sehingga beberapa kali hampir terjatuh, dia berusaha ke tempat tadi untuk menemui suaminya. Di sisi lain, wajah seorang pria memucat. Bodyguardnya tersisa sedikit dan pria mengerikan ini berdiri tepat di depannya, menodong senjata tepat ke kepalanya yang berlutut di tanah–menghadap iblis berwujudkan manusia ini. Wajahnya bagai malaikat, tampan dan penuh pesona. Namun, lihatlah apa yang pria i

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   67. Tidak Akan Meninggalkanmu

    Raymond mencium daun telinga Carmen lalu beralih mencium kening istrinya, dia sengaja melakukan itu supaya Carmen lebih tenang. "Beraninya kau menyentuh calon istriku, Bajingan!" marah Gerry, langsung mengeluarkan pisau dari balik jas kemudian berlari ke arah pria yang memeluk Carmen, berniat melukai pria itu. Dia marah karena pria sok jagoan itu mencium Carmen di dalamnya. Cih! Dia akan membunuh pria itu, dan akan melenyapkannya di depan Carmen supaya Carmen tahu bahwa dia seorang yang berkuasa serta mengerikan! Dengan begitu, Carmen akan tunduk dan patuh padanya. Ah yah, pria itu sepertinya tidak dalam kondisi baik, kepalanya diperban dan begitu juga dengan telapak tangannya. Gerry yakin sekali bisa melenyapkan pria ini dengan mudah. Terlebih dia hanya sendiri. "Pulanglah lebih dulu," bisik Raymond pelan pada istrinya, setelah itu melepas Carmen dari pelukannya–bersamaan saat dia menangkap pisau yang ingin Gerry tikam ke arah wajahnya. Tubuh Carmen membeku, menatap tangan s

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   66. Tak Ada Yang Bisa Merebutmu Dari Sisiku

    Cincin ini pantas disingkirkan! Hanya cincin darinya yang boleh menghiasi jari manis Carmen. Setelah dia menikahi gadis ini, maka cincin darinya lah yang akan melingkar di jari manis Carmen–calon istri yang telah ia beli dari ibu tiri perempuan ini. "Cincinku!" pekik Carmen dengan mata yang sudah memerah dan berair, menatap sedih ke arah Gerry melempar cincinnya. Entah kenapa hatinya terasa sangat sakit saat Gerry mencopot cincin tersebut dari jari manisnya. Lalu ketika Gerry melempar cincin itu, rasa sakit serta kesedihan itu semakin terasa nyata. "Hahahaha … Sayang, kau menangisi cincin jelak dari suamimu yang lumpuh itu? Cih, untuk apa kau menangisi pria lumpuh, Heh?!" ucap Gerry dengan nada mengejek. Dia sudah tahu Carmen menikah karena Tiara yang memberitahu. Tiara memberi tahu jika Carmen menikah dengan pria cacat yang hanya bisa duduk di kursi roda, dan pria itu telah meninggalkan Carmen semenjak awal pernikahan. Carmen yang bodoh karena terus menunggu suaminya pulang,

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   65. Cincin Yang Terlepas

    "Carmen!" teriak Gerry marah, nadanya menggelegar dan penuh kemarahan. Dia sangat geram karena Carmen sulit ditangkap, perempuan itu lincah dan gesit. Carmen tak menoleh, dia juga tak menyahut pada Gerry yang meneriaki namanya. Carmen hanya fokus berlari. Dia tidak boleh tertangkap oleh Gerry, pria itu bukan hanya akan menikahinya tetapi juga akan membawa Carmen kembali ke kota itu. "Kal, kenapa kamu bisa berurusan dengan Tuan Gerry?" tanya Tersia, berlari sekuat tenaga bersama Carmen. "Aku dijual Tiara ke dia," jawab Caen cepat, menarik Teresia untuk berlari ke arah sebuah gang. Jalan itu lebih dekat ke arah rumahnya. Carmen hapal sebuah jalan menuju rumah suaminya–Raymond. Dia berniat membawa Teresia untuk bersembunyi di rumah itu karena ada banyak pengawal di sana! Yah, pengawal Raymond pasti akan melindunginya dan Teresia di sana. Namun, untuk menuju rumah itu, mereka harus melewati jalan yang sepi karena lokasi rumah Raymond memang jauh dari keramaian. Sebelumnya mer

  • Jatuh Cinta Setelah One Night Stand   64. Pria Yang Menginginkan Carmen

    "Tadi itu siapa, Kal?" tanya Teresia, di mana saat ini dia dan Carmen sedang menikmati jajanan pinggir jalan–mereka duduk di tempat yang disediakan oleh pedagang. Angin malam berhembus, menambah rasa dingin yang menyapa kulit keduanya. Akan tetapi, itu membuat mereka semakin semangat mengunyah makanan. Rasa dingin membuat tubuh membakar lebih banyak energi untuk menghasilkan panas. Sehingga perut mudah lapar. "Itu Ayah mertuaku," jawab Carmen singkat, tersenyum di akhir kalimat. "Kalian terlihat akrab yah," ujar Teresia, mendapat anggukkan kepala dari Carmen. "Oh iya, kamu nggak apa-apa kan? Kamu …-" Teresia berhenti makan, memperhatikan ekspresi Carmen dengan teliti. Wajah Carmen memang terlihat ceria, akan tetapi tatapan perempuan ini sendu dan sayu–menandakan jika Carmen sedang menyembunyikan kesedihannya. Teresia yakin sekali Carmen sakit hati, akan tetapi dia memilih menyembunyikannya karena tak ingin sedihnya mempengaruhi orang di sekitarnya. Carmen menoleh ke arah Tere

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status