Saat ini, Siska baru berbicara dengan perlahan, “Ini sudah cerita lama. Saat itu, aku dan Pak Nathan janjian makan bareng Tuan Melvin di Nine Street Mansion. Tuan Melvin datang bersama Sonia. Hubungan mereka berdua kelihatannya akrab sekali. Tuan Melvin bahkan minta toko dessert Keluarga Jatmadi untuk Sonia hanya karena Sonia suka makan yang manis-manis.”Tiba-tiba Nancy kepikiran sosok wanita di toko dessert. Dia pun bertanya dengan menyipitkan matanya, “Flower Garden Bakery?”Siska mengangguk. “Iya, benar.”Seketika rasa cemburu langsung tumbuh di hatinya. Dia merasa geram dan juga kesal. Hanya saja, Nancy menunjukkan ekspresi tidak peduli, lalu berbicara dengan tersenyum sinis, “Waktu itu aku masih belum jadian sama Melvin! Meski dia pernah jadian sama Melvin, bukankah dia sudah jadi masa lalu Melvin!”Siska pun membalas dengan tersenyum, “Waktu itu, Tuan Melvin baik banget sama Sonia. Hanya saja, semua itu memang sudah masa lalu. Kamu juga nggak perlu masukin ke hati.”“Emm.” Nancy
Meski Delon merasa sangat marah, dia tetap memasang senyum manis di atas wajahnya. “Kalau begitu, coba aku nanya Sonia dulu.”Delon langsung bertanya pada Sonia, “Sonia, gimana kalau kamu jadi asistennya Nancy dalam beberapa hari ini?”Sonia membalas dengan dingin, “Maaf, aku punya kerjaanku sendiri.”Selesai berbicara, Sonia langsung berjalan pergi.Nancy menatap bayangan punggung Sonia dengan tatapan kaget. “Berani-beraninya sok hebat di hadapanku?”Delon langsung berkata, “Sonia nggak pernah jadi asisten artis. Dia nggak ngerti aturan. Ditambah lagi dia sangat keras kepala, dia pasti nggak bisa melayanimu. Aku akan carikan asisten lain untukmu. Aku jamin kamu pasti menyukainya.”Nancy menggeleng dengan wajah sinis. “Aku nggak mau orang lain. Aku cuma mau Sonia jadi asistenku. Pokoknya, kalau dia nggak mau layani aku, aku nggak mau syuting lagi!”Lagi-lagi, Delon memaki dalam hati. Hanya saja, dia terpaksa mengucapkan kata-kata halus. Setelah dibujuk dalam waktu panjang, Nancy masih
Mereka berdua pun sudah tiba di ruang rias Nancy. Delon membawa Sonia ke dalam, lalu berkata dengan tersenyum lebar, “Nona Nancy, Sonia akan jadi asistenmu. Ini pertama kalinya dia jadi asisten artis. Kalau ada yang salah, jangan marahi dia, ya! Kasihan!”Nancy pun tersenyum menatap Delon. “Pak Delon perhatian banget sama seorang asisten?”Sepertinya tersimpan makna tersirat di dalam ucapan Nancy. Sonia menatap Nancy dengan raut wajah datar dan tidak berbicara.Delon segera menjawab, “Ini perintah dari Pak Nathan. Sonia cukup berbakat dalam dunia desain. Pak Nathan sangat mengaguminya.”Delon sengaja berbicara seperti ini agar Nancy tidak memperlakukan Sonia dengan keterlaluan.Nancy berkata dengan tersenyum, “Oke, aku mengerti!”Kemudian, Delon memerintah Sonia, baru pergi sibuk dengan pekerjaannya sendiri.Masih ada dua asisten lain di sisi Nancy. Mereka sedang membantu Nancy untuk mengganti pakaiannya, lalu siap-siap untuk syuting. Nancy melirik Sonia dan berkata, “Jangan cuma berdi
“Kamu pergi sana. Nanti kalau ada perlu, aku baru panggil kamu.” Nancy melambaikan tangannya dengan tidak sabaran.Sonia berjalan meninggalkan mereka. Kemudian, dia pergi mengambil nasi kotak. Hanya saja, nasi kotak sudah tidak bersisa lagi.Waktu istirahat makan siang sudah berlalu. Sonia bahkan tidak sempat untuk makan di restorannya Yandi lagi. Jadi, pada akhirnya Sonia tidak sempat untuk makan.Sonia kembali ke tempat duduknya untuk melukis sketsa. Darren pun datang menyerahkan nasi kotak kepadanya. “Ini aku simpan buat kamu. Aku baru panasi. Cepat dimakan!”Sonia pun tidak sungkan lagi. Dia langsung mengambilnya. “Terima kasih!”Darren duduk di samping Sonia, lalu berkata dengan mengerutkan keningnya, “Bukannya aku suruh kamu jaga jarak sama Nancy? Kenapa kamu malah jadi asistennya?”“Dia bersikeras ingin aku jadi asistennya,” jawab Sonia sambil makan dengan perlahan.“Semuanya juga tahu kalau dia ingin persulit kamu. Dia sudah gila, ya?” Darren merasa kesal. “Sepertinya dia meman
Reza mengirim pesan. [ Kamu lagi ngapain? ]Sonia mengetik.[ Aku baru saja pulang dari toko dessert. ][ Kerja sambil makan dessert? ]Sonia juga tidak menjelaskan panjang lebar. Dia langsung mengalihkan topik pembicaraan.[ Beli untuk orang lain. Kamu nggak sibuk?][ Baru selesai rapat, jadi istirahat bentar. ]Tak lama kemudian, masuk pesan baru dari Reza.[ Aku merindukanmu! Kalau aku nggak sibuk, aku selalu merindukanmu! ]Sonia menundukkan kepalanya spontan tampak senyuman di wajahnya.Darren menatap Sonia, lalu bertanya, “Pacarmu?”Sonia mengangguk dengan tersenyum. “Iya!”“Kamu suka banget sama dia?” Terdengar nada cemburu dari ucapan Darren. “Aku nggak pernah lihat kamu senyum selembut ini.”Belum sempat Sonia menjawab pertanyaan Darren, dia pun menerima pesan baru dari Reza.[ Sibuk? Kalau begitu, aku nggak ganggu kamu lagi. Aku juga sudah harus bekerja. Nanti malam aku pergi jemput kamu. ]Padahal Reza sudah membelikan mobil untuk Sonia, Reza pun jarang melihat Sonia mengen
Mata Kelly terlihat memerah ketika membaca isi pesan. Dia menghirup napas dalam-dalam, lalu membalas.[ Malam ini di Nine Street Mansion. Bersiap-siaplah! ][ Malam ini? Oke, aku akan siap-siap. Nanti aku kirim nomor kamarnya ke kamu! ]Kelly dapat merasakan antusias tinggi dari balasan pesan Yerin. Kemudian, Kelly mematikan ponselnya. Dia berjalan keluar gedung perusahaan dengan tatapan sadis.Saat Kelly tiba di Nine Street Mansion, langit pun sudah gelap. Ini pertama kalinya Kelly pergi ke tempat seperti ini. Hanya saja, Kelly tahu tempat ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas hiburan. Biasanya orang-orang kaya baru akan datang di sini.Kelly tiba-tiba menghentikan langkahnya di lobi. Setelah bertanya nomor ruangan, dia pun dibawa pelayan menuju ruang VIP makan bersama dengan rekan kerjanya.Pintu diketuk, lalu Kelly berjalan masuk ke dalam. Semua orang di dalam ruangan spontan menatapnya. Tatapan Kelly pun spontan tertuju pada tempat duduk utama yang ditempati Jason.Setelah kejad
Jason menoleh menatap Kelly sedang berjalan mendekatinya. Dia menyipitkan sedikit matanya, menunggu Kelly mendekatinya.Jantung Kelly berdetak kencang. Tangannya pun gemetar akibat gugup. “Pak … Pak Jason, aku bersulang padamu!”Jason menyadari ada yang aneh dengan raut wajah Kelly. Dia pun bertanya dengan suara kecil, “Kamu nggak enak badan?”Kelly terbengong sejenak, lalu menggeleng.Jason mengambil gelas anggur dari tangan Kelly. Tatapannya terus tertuju pada Kelly. “Jangan minum anggur kalau nggak enak badan. Biar aku saja yang minum. Anggap kamu sudah bersulang sama aku!”Selesai berkata, Jason hendak menyesap anggur tersebut.“Kak Jason,” panggil Kelly dengan suara kecil. Dia hendak mengangkat tangannya untuk menghalangi Jason. Hanya saja, entah kenapa tangan Kelly malah tidak bisa bergerak. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Jason meneguk gelas anggur yang telah ditaruh obat itu.Setelah meneguk anggur di gelas Kelly, Jason pun meneguk anggur di gelasnya. Kemudian,
Lift berhenti di lantai sembilan. Kelly membawa Jason berjalan melewati koridor yang agak gelap. Tiba-tiba dia menghentikan langkahnya di depan sebuah kamar. Kemudian, Kelly membuka pintu kamar dengan kartu di tangannya.Begitu pintu ditutup, Jason langsung menindih Kelly di dinding mulai menciumnya dengan gila-gilaan.Si lelaki sudah kehilangan akal sehatnya.Kelly mengangkat kepalanya, dan mendengar suara dering dari sakunya. Dia mengeluarkan ponsel, lalu menjawab dengan suara tenang, “Halo?”Suara Yerin terdengar tidak sabaran. “Kelly, di mana Jason? Kenapa masih belum datang? Jangan-jangan kamu ingin permainkan aku?”“Dia di tempatku. Dia juga sudah minum obatnya. Kamu transfer uangnya ke aku. Aku akan antar dia ke tempatmu.”Suara Yerin terdengar agak tajam. “Yerin, kamu ancam aku?”“Iya! Apa cuma kamu yang boleh ancam aku? Aku juga bisa!” Suara Kelly terdengar agak terengah-engah. Dia mengangkat kepalanya bersandar di dinding sambil memegang ponsel untuk menelepon Yerin. Dia memb
Sonia meraih lengan pria tersebut, lalu menjinjit ujung kakinya untuk mencium bibir Reza. Dia bertanya dengan suara serak, “Sistem pertahanan di Istana Fers sangat ketat. Sebelumnya Frida sempat meretas CCTV. Hanya saja, dia cuma sanggup membuat orang nggak menyadarinya dalam waktu singkat. Apa setelah dia bekerja sama dengan Yose, nggak ada yang bisa menyadarinya?”Reza membalas ciuman hangat Sonia. “Saat aku datang, masalah ada perubahan.”“Perubahan apa?” tanya Sonia dengan penasaran.“Sementara ini aku tidak beri tahu kamu dulu. Itu hukuman karena kamu tidak mendengar ucapanku!” Reza menggigit bibirnya.Sebelumnya wanita yang dipukul Sonia mengejar kemari. Ketika melihat Sonia dipeluk dan dicium oleh pria tampan dan tinggi, lalu berdansa bersama. Hubungan mereka berdua kelihatan sangat mesra.“Dasar wanita jalang!” maki si wanita dengan nada iri, lalu membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi.…Ketika Kase kemari, Sonia baru saja keluar dari lantai dansa. Meski Sonia sedang mengen
Himawan menoleh sekilas. Ketika melihat dirinya sudah melangkah mundur hingga menempel di meja bar, dia pun menatap Theresia dengan tidak berdaya. “Baiklah, kalau begitu, aku akan berdansa dengan Nona Lacey. Aku harap Nona jangan marah lagi.”Theresia pun tersenyum, lalu menarik tangan Himawan untuk berjalan ke arena dansa.Bar ini sangat luas dengan dilengkapi lantai dansa yang energik serta lantai dansa waltz yang santai. Ketika keduanya memasuki lantai dansa, Theresia meletakkan tangan panjang dan lembutnya di bahu pria itu, sementara pria itu merangkul pinggangnya, lalu mereka menari dengan anggun di tengah lantai dansa.Theresia sudah mabuk. Jadi, Himawan menuntunnya dengan langkah perlahan.“Sejak kapan Tuan Himawan datang ke Istana Fers?” tanya Theresia.Himawan menjawab dengan datar, “Sudah setengah bulan.”“Ternyata kamu pendatang baru!” Theresia tersenyum. “Dulu kamu kerja di mana?”“Aku bekerja dengan Tritop,” jawab Himawan.“Oh!” Theresia mengangguk. Tiba-tiba dia mengerutk
Regan menunduk dengan panik, lalu menjelaskan dengan suara kecil, “Setelah datang ke sini, hidup kita sudah nggak ada pilihan lagi. Kalau aku tidak bermanfaat sama sekali, aku pun sudah dibunuh ketika membantu Hallie untuk menyelamatkanmu.”Sonia mengangguk. Kali ini, dia tidak mengatakan apa pun, langsung meninggalkan kamar.Setiap orang memiliki pengalaman hidup dan pilihan masing-masing. Tidak ada orang yang bisa benar-benar merasakan pengalaman hidup orang lain, juga tidak bisa menilai benar atau salahnya pilihan hidup orang lain!Tiba-tiba Regan berkata, “Nona Sonia, aku harap kamu tidak beri tahu masalah ini kepada Hallie. Biarkan dia mengira aku serakah dan sudah mengecewakannya.”Sonia berucap, “Oke, aku akan bantu kamu rahasiakan masalah ini!”Tatapan Sonia kelihatan berkilauan. “Aku sungguh berterima kasih karena sudah menyelamatkanku. Kalau kamu butuh bantuanku, kamu bisa mencariku kapan saja!”Ekspresi Regan kelihatan sedikit linglung. Dia mengangguk dengan perlahan. “Aku t
Pohon Natal setinggi belasan meter kelihatan berkilauan di tengah istana. Rayden menyuruh pelayannya untuk menggantung hadiah berupa emas, perak asli, dan perhiasan lainnya di bagian teratas. Ada banyak orang ingin memanjat ke bagian teratas untuk merebut berlian sepuluh karat itu. Mereka semua saling memukul, tidak sedikit orang terjatuh dari paling atas.Ketika Sonia dan Theresia melewati, mereka melihat ada yang terjatuh hingga muntah darah, tetapi tidak ada yang menyelamatkan mereka. Mereka malah diinjak oleh yang lain demi bisa memanjat ke atas.Theresia berkata dengan tersenyum, “Orang-orang di sini bagai nggak punya arwah saja.”Hanya ada rasa serakah di diri mereka.Sonia berucap, “Apa kamu nggak merasa Rayden sengaja memperbesar rasa serakah mereka?”Theresia mengangkat-angkat alisnya. “Memang begitu. Sebenarnya apa yang ingin dia lakukan?”Sonia menggeleng. “Aku hanya merasa orang itu aneh sekali!”Malam hari ini, Rayden melakukan jamuan. Bondala dan Kase diundang. Sonia dan
Sonia memutar bola matanya. Angin sepoi-sepoi mengembus rambut di samping telinga Sonia. Rambut itu melayang ke pipi putih mulus Sonia. Kelembutannya sungguh meluluhkan hati orang-orang yang melihatnya.Pada saat ini, Sonia menggigit bibirnya sembari tersenyum. “Kalau nggak, kamu cari dia untuk bahas soal energi terbarukan.”Reza tersenyum dingin. “Aku lebih ingin bahas soal papan nama Suki di altar persembahan kediamannya!”Sonia menarik napas dalam-dalam. “Kamu sudah tahu?”Reza menyipitkan matanya. “Ternyata kamu juga tahu! Kamu beri tahu dia kalau kamu itu Suki?”Sonia segera menggeleng. “Nggak!”Suki sudah “meninggal”. Sonia tidak mungkin mengungkitnya terhadap siapa pun!Tatapan Reza masih kelihatan dingin. “Sebelumnya kalian sudah saling kenal? Apa kalian punya hubungan dekat sewaktu di medan perang?”Sonia berpikir sejenak. “Jujur saja, sebelum bertemu dengan dia, aku sama sekali nggak mengingatnya.”“Bagaimana setelah bertemu dengannya? Ketika melihat dia membangun altar untuk
Kase berkata dengan serius, “Banyak sekali pekerjaanku, contohnya mesti menghadapi wajah muram si Rayden setiap hari.”Sonia terdiam membisu. Ketika melihat wajah Kase, tiba-tiba Sonia kepikiran dengan sosok Melvin.Tidak! Melvin jauh lebih imut daripada Kase!…Sore harinya, Sonia menghubungi Johan dan Frida. Dia menyuruh mereka untuk tetap tinggal di Hondura dan jangan bertindak gegabah. Sonia sudah menemukan sasarannya. Dia akan mulai menyusun rencana pembunuhannya. Kemudian, dia akan mengutus orang untuk memasukkan Firda dan Johan ke dalam Istana Fers.[ Eka: Bos, apa Kak Reza marah sekali? Dia tidak persulit kamu, ‘kan? ][ Ariel: Kamu lagi mencemaskan Bos? Tapi kenapa sekarang kamu kelihatan sangat bersemangat? Apa maksudmu? ][ Eka: Kenapa kamu membongkarku? ][ Ariel: Aku hanya nggak berharap Bos dikelabui saja! ]Tidak ada lagi yang bersuara. Beberapa menit kemudian, Eka baru mengirim pesan lagi.[ Kita bahas soal serius dulu! Bos, bagaimana dengan sasaran kita? ][ Sonia: Sed
Kaki panjang Reza menindih Sonia. Lengannya menopang di samping wajah si wanita. Dia memberi ciuman hangat dan membara kepada Sonia. Saking lamanya ciuman yang diberikan Reza, sekujur tubuh Sonia terasa lemas. Dia mengangkat tangannya untuk menahan wajah Reza, menggigit bibirnya dengan perlahan dengan mata berlinang air mata.“Reza, pergilah! Tinggalkan Istana Fers! Kamu bisa tunggu aku di Hondura. Setelah misiku selesai, aku akan pergi mencarimu.”Lantai B12 itu bukanlah tempat yang sederhana. Demi menghalangi kepergian Tensiro, Rayden pasti bukan hanya mengandalkan bujukan dan iming-iming.Begitu senjata gelombang mikro diaktifkan, seluruh Istana Fers akan berubah menjadi puing-puing.Sonia memiliki firasat kuat jika Rayden benar-benar diprovokasi, dia akan melakukan tindakan yang sangat gila. Ini adalah misi yang dijalankan Sonia. Dia juga tidak berharap gara-gara dirinya, semuanya akan terjebak dalam bahaya.Reza menyandarkan dagunya di atas kening Sonia, seolah-olah dia tahu apa
Tidak lama kemudian, Rayden menyadari Bondala sedang menatapnya. Dia segera mengalihkan pandangannya, lalu menyuruh Winston untuk mempersiapkan data energi terbarukan.Tatapan Reza menjadi suram, seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.…Saat kembali ke vila tempat tinggal sementara Reza, Theresia menutupi pintu. Nada bicaranya seketika menjadi santai. “Mau minum apa? Gimana kalau alkohol?”“Tidak usah, cukup air saja!” ucap Sonia dengan suara lembut.“Kalau begitu, kopi saja, deh. Rayden suruh anggotanya untuk antar biji kopi berkualitas tinggi. Aromanya cukup wangi!” Theresia berjalan ke depan meja, lalu mulai membuatkan kopi untuk Sonia.Sonia duduk di kursi tinggi depan meja bar sembari menatap Theresia yang sedang menimbang biji kopi dan menggilingnya. Gerakannya kelihatan sangat santai dan elegan.Saat pertama kali bertemu, kesan Sonia terhadap Theresia sangat bagus. Pada saat itu, dia kira Theresia adalah temannya Ranty.Saat bertemu kali ini, dia baru menyadari sebenarnya semua
Langit biru jernih membentang luas. Sungai kecil mengalir deras. Rerumputan hijau tumbuh lebat di tepiannya. Bayangan pohon willow keemasan terpantul di permukaan air, mengikuti aliran sungai. Sementara di seberang sungai sana, pegunungan menjulang dengan lanskap yang begitu luas dan megah.Theresia berjalan ke tepi sungai. Airnya kelihatan sungguh nyata. Saking jernihnya, terlihat batu-batu kerikil yang indah di bawah sana. Bahkan, beberapa ekor ikan kecil dan udang juga kelihatan sedang berenang di dalamnya.Apakah mereka benar-benar sedang berada di lantai 12 bawah tanah?Wanita berambut pirang duduk di bawah tenda. Di atas taplak meja yang bersih itu diletakkan berbagai jenis buah-buahan dan juga camilan. Ada juga ayunan dengan dua tempat duduk di sebelah. Sepertinya biasanya wanita berambut pirang dan Tensiro sering bersantai di sini.Setelah duduk beberapa saat di sini, wanita berambut pirang membawa Sonia dan Theresia kembali ke koridor. Pintu yang satu lagi dibuka, terlihat pa