“Aku ngerti, tapi aku nggak bisa bantu dia buat bujuk Kelly,” ucap Sonia dengan nada datar.Reza melirik Sonia sekilas dari kaca spion tengah. Tampak dia sedang menatap ke luar jendela. Reza menghentikan mobil di tepi jalan, lalu memalingkan kepalanya untuk berkata, “Duduk depan.”Sonia menuruti ucapan Reza untuk pindah ke baris depan.Baru saja Sonia memasang sabuk pengaman, tiba-tiba Reza langsung mencondongkan badannya dengan salah satu tangan menopang di tempat duduk, dan satu tangan lainnya mengelus wajah Sonia.Seketika Reza langsung mengecup bibir Sonia. Aura bossy spontan memenuhi isi mobil. Kedua mata Sonia terbelalak. Namun, pada akhirnya dia memejamkan matanya, lalu membalas kecupan yang diberikan Reza.Sekarang mereka berdua masih berada di jalan di depan vila. Jarang ada yang melewati jalan ini. Jadi, mereka bebas melakukan apa saja.Beberapa saat kemudian, Reza baru melepaskan bibir empuk Sonia. Hanya saja, tatapan tajam Reza masih tertuju pada diri wanita kesayangannya.
Gina berusaha mengendalikan ekspresinya, lalu menemani Lysa untuk makan bersama. Dia memuji kulit wajah Lysa semakin bagus saja, dan juga memuji masakan koki Keluarga Herdian lebih enak daripada sebelumnya ….Sewaktu Tandy sedang berbincang-bincang dengan mereka, dia diam-diam mengirim pesan untuk Reza.[ Paman, kamu antar Bu Sonia pulang ke rumah? ]Reza membalas dengan cepat.[ Iya, ada masalah apa? ]Tandy mengerutkan keningnya.[ Kamu nggak suka Bibi Gina? Kamu sukanya sama Bu Sonia? ]Saat ini Reza masih sedang mengendarai mobil. Dia memperlihatkan ponselnya kepada Sonia sambil tersenyum. “Ternyata aku nggak pintar sembunyikan perasaanku!”Wajah Sonia seketika merona. Dia mengambil ponselnya, lalu mengetik.[ Kamu sudah berpikir kebanyakan. Aku bisa antar gurumu karena searah. ]Tandy membalas.[ Oh! ]Reza bertanya, “Apa yang kamu katakan sama dia?”Sonia tersenyum. “Aku lagi jelaskan kenapa kamu bisa antar aku?”“Searah lagi?” Reza melirik Sonia sekilas, lalu tersenyum. “Entah s
Lysa mengangguk sambil bergumam, “Aku juga rasa nggak mungkin. Ayahmu sangat sibuk, bahkan akhir pekan saja nggak ada di rumah. Mana mungkin dia ada waktu luang untuk bertemu dengan Sonia? Lagi pula, ayahmu juga bukan orang seperti itu!”Raut wajah Tandy terlihat serius. “Nggak mungkin!” ucap Tandy dengan pasti.Lysa pun merasa tenang. “Mungkin aku sudah berpikir kebanyakan. Seperti yang kamu katakan tadi, Gina cuma ingin memuji Bu Sonia saja.”Tandy tersenyum lebar.Kali ini Lysa spontan merasa lega. Dia melambaikan tangannya, lalu berkata, “Kalian pergi main sana. Aku mau lanjut nonton sinetron dulu!”Tandy pun berdiri, lalu naik ke lantai atas. Dari atas tangga, Tandy mengintip sekilas neneknya yang sedang menonton dengan serius, lalu kembali melanjutkan langkahnya.…Sudah beberapa kali Bondan ingin menjenguk Kelly, tapi dia selalu ditolak oleh Kelly. Jadi, dia terpaksa menelepon Jason.“Kak Jason, apa kamu tahu alamat tempat tinggal Kelly? Aku beliin suplemen buat dia, aku ingin j
Sonia membalas kecupan hingga dirinya kehabisan napas. Dia lalu mendorong Reza, dan berbicara dengan serak, “Reza, kamu nggak ada habis-habisnya, ya?”Reza menghentikan aksinya, lalu memeluk kepala Sonia berusaha mengendalikan napasnya.Saat ini Sonia dapat merasakan betapa tegangnya tubuh Reza. Alhasil Sonia juga tidak berani bergerak. Dia khawatir Reza akan menguras tenaganya lagi!Beberapa saat kemudian, Reza mencium hidung Sonia, lalu berkata, “Sebentar lagi Jason bakal ke sini, dia suruh kita ke bawah.”Sonia meregangkan tubuhnya. “Kalau begitu, ayo bangun!”“Aku gendong kamu ke kamar mandi,” bisik Reza.Setelah mendengar ucapan Reza, kedua tangan Sonia spontan mendorong Reza. Dia membalikkan badannya untuk mengenakan jubah mandi, lalu lekas berlari ke kamar mandi. “Aku bisa mandi sendiri. Kamu nggak boleh masuk, ya! Kamu ke kamar sebelah sana!”Mandi bersama?Sepertinya masih perlu satu jam lagi! Reza menatap Sonia yang berlari dengan tergesa-gesa itu. Dia pun spontan tertawa. A
Setelah memasuki rumah, tampak Jason dan yang lainnya sudah berada di dalam rumah. Dia pun merasa agak terkejut. “Sejak kapan kalian ke sini?”Jason menjawab, “Lima menit lalu!”Kelly melihat ada begitu banyak suplemen di atas meja. Dia pun semakin tidak enak hati. “Kak Bondan, kamu sungkan sekali. Lukaku sudah hampir sembuh. Kamu nggak usah bawain apa-apa. Kamu bawa pulang saja, aku sudah menerima niat baikmu!”Bondan juga membelikan sebuket bunga segar untuknya. “Masa kamu suruh aku bawa pulang barang pemberianku? Bukannya itu sama saja dengan mempermalukanku?”Jason tersenyum. “Dia sudah permalukan aku sekali!”Kelly semakin malu lagi. Dia menerima bunga, lalu mengalihkan pembicaraan, “Kak Bondan, silakan duduk!”Bondan mengamati isi rumah, lalu berkata dengan tersenyum, “Seandainya aku tahu kalian punya rumah di Imperial Garden, aku pasti ikut beli.”“Aku jarang kemari. Meski aku kemari, Reza juga nggak hirauin aku!” balas Jason.Kedua mata Bondan seketika berkilauan. Dia langsung
Mereka semua duduk di meja makan. Saat Jason pergi mengambil gelas, Yvonne langsung duduk di bangku sampingnya, lalu menjelaskan, “Aku duduk di sini, lebih dekat sama dapur. Kalau kalian butuh apa-apa, beri tahu aku saja. Nanti aku ambilkan.”Semuanya juga tidak berkata apa-apa, selain Bondan. “Kakak iparnya Kelly memang baik!”Bondan sengaja memanggil Yvonne dengan panggilan seperti itu agar Yvonne bisa mengenal batasan.Namun, siapa sangka Yvonne malah membalas, “Kenapa panggil aku seperti itu? Aku jadi merasa tua banget. Bagaimanapun aku baru umur 25 tahun saja, aku juga masih belum menikah!”Kelly melihat ekspresi manja Yvonne. Dia pun merasa aneh. Hanya saja, Kelly berpikir mungkin Yvonne sudah terbiasa berbicara seperti ini dengan abangnya.Bondan seketika merasa merinding. Dia bersumpah dia tidak akan menyambung ucapan Yvonne lagi!Reza tidak peduli dengan semua itu. Dia hanya peduli dengan Sonia saja. Dia hanya memperbolehkan Sonia untuk minum setengah gelas anggur saja. Dia pu
Raut wajah Jason berubah muram. “Nggak usah, kamu keluar dulu!”Selesai berbicara, sepertinya orang di luar sana sudah pergi.Saat Jason keluar dari kamar mandi, dia baru menyadari ternyata Yvonne masih belum pergi. Dia sedang duduk di sofa menunggu sambil menunggu Jason.Ketika menyadari keberadaan Jason, Yvonne spontan berdiri, lalu menatapnya dengan lembut. “Kak Jason, ini yoghurt khusus buat kamu!”Raut wajah Jason berubah sinis. “Apa Kelly nggak pernah bilang sama kamu?”Yvonne agak terkejut. “Bilang apa?”“Nggak boleh masuk kamar utama dan ruang baca? Keluar!” Jason berbicara dengan sangat pelan, tapi membuat orang yang mendengarnya merasa takut.Jason sudah sering bertemu dengan wanita seperti ini. Namun, demi Kelly, dia baru tidak mengekspresikan kebenciannya. Hanya saja, dia tidak menyangka Yvonne akan begitu menjijikkan!Meski Jason terkenal dengan buaya daratnya, dia juga tidak akan bersama dengan wanita murahan seperti ini!Yvonne sungguh terkejut. Selama ini, dia mengira J
Yvonne tidak menerima balasan apa pun dari Jason. Rasa kesal dan benci seketika meluap. Dia pun melampiaskannya dengan membanting ponselnya.Kelly dapat mendengar suara keras dari dalam kamar. Dia kembali mengetuk pintu kamar Yvonne. “Kak, ada apa denganmu? Buka pintu!”Beberapa detik kemudian, pintu dibuka dan tampak Yvonne keluar dengan bercucuran air mata. Dia sedang menangis dengan terisak-isak!Kelly terkejut. “Kak, ada apa denganmu?”Yvonne hanya menangis saja.Alhasil Kelly semakin panik lagi. “Kamu jangan menangis lagi. Sebenarnya apa yang terjadi? Aku telepon kakakku, ya? Aku suruh dia ke sini sekarang!”“Jangan telepon!” Yvonne langsung menghalangi Kelly. “Masalah ini nggak ada hubungannya dengan kakakmu!”“Jadi apa yang terjadi?” tanya Kelly dengan kebingungan.Yvonne berjalan ke ruang tamu, lalu memungut botol anggur dari dalam tong sampah. “Kamu lihat sendiri!”Kelly semakin tidak mengerti lagi. “Apa maksudmu?”Yvonne langsung meletakkan botol anggur ke atas meja tamu, lal
Sekarang teknik kecerdasan buatan yang dikuasai Herdian Group boleh dikatakan terdepan di seluruh dunia, juga telah memonopoli pasar. Seandainya ada yang ingin mendapatkan keuntungan dari bidang ini, mereka pun mesti menjalin hubungan baik dengan Herdian Group.Ekspresi Reza kelihatan lembut. Tidak kelihatan ekspresi spesial lainnya. “Bakal ada kesempatan.”Saat mereka sedang mengobrol, beberapa kali Devin tidak bisa berbaur dalam perbincangan mereka. Dia pun mencari alasan untuk pergi, lalu berjalan pergi melalui pintu samping taman bunga.Rose sedang mengobrol dengan Sonia. Ketika menyadari Devin berjalan pergi, dia segera mengambil jas Devin, kemudian mengikuti langkah Devin.Ranty melihat bayangan punggung mereka berdua sembari mengunyah kacang. “Si Devin itu nggak pantas untuk bersama Rose.”“Emm?” Sonia memilih permen. Usai mendengar, dia mengangkat kelopak matanya. “Ada apa?”Sonia jarang bertemu dengan Devin. Hanya saja, di mata Sonia, Devin adalah seorang pria yang ambisius da
Reaksi Reviana sangat cepat. “Dia itu muridnya Tuan Aska!”“Iya!” Tobias mengangguk. “Mungkin kita bisa mengandalkan hubungan itu agar bisa menemui Tuan Jemmy.”Namun, Reviana merasa harapan itu tidaklah besar. Dia berkata dengan nada dingin, “Dengan karakter Sonia, apa dia akan membantu kita?”“Apa kalian punya cara lain?” Kening Tobias berkerut. Tiba-tiba dia kepikiran dengan Stella. “Bagaimana hubungan Stella dengan gurunya, Tuan Welmus?”Raut wajah Reviana semakin muram saja. Dia terdiam membisu.Setelah Stella terkenal waktu itu, dia mengatakan kata-kata yang arogan dan sempat terjadi hal tidak menyenangkan dengan Welmus. Sejak saat itu, mereka berdua sudah putus hubungan.Sepertinya Welmus juga tidak menganggap Stella sebagai muridnya lagi. Jika mereka pergi mencari Welmus, seharusnya tidak ada harapan juga!Begitu melihat ekspresi mereka berdua, Tobias juga tidak menaruh harapan di diri Stella lagi. Dia semakin gusar saja. “Cepat atau lambat kalian akan hancur di tangan Stella!”
Tommy juga berkata, “Sepertinya terlalu lama?”Reza berkata dengan tersenyum datar, “Tidak lama. Hanya diundur beberapa bulan saja.”Lysa merasa gelisah. “Berarti masih harus menunggu beberapa bulan lagi. Pemandangan musim dingin di Kota Jembara juga sangat cantik, kok!”Lysa masih ingin mengadakan resepsi pernikahan sebelum Tahun Baru. Dengan begitu, mereka bisa merayakan hari raya bersama Sonia!Jemmy bertanya dengan serius, “Ini ide siapa?”Sonia ingin menjawab, tetapi Reza malah menggenggam tangan Sonia, lalu berkata dengan suara lembut, “Semua ini ideku. Perusahaan sangat sibuk di akhir tahun. Aku takut aku tidak ada waktu untuk mempersiapkan pernikahan. Aku tidak ingin mengecewakan Sonia. Jadi, aku butuh waktu yang lebih panjang untuk mengaturnya.”Sonia mengintip raut wajah Jemmy. Dia takut Jemmy akan menyalahkan Reza. Dia pun segera menimpali, “Aku juga berpikir seperti itu. Semua ini usulan aku dan Reza.”Jemmy tidak berbicara. Suasana di ruang makan menjadi berat. Pada saat i
Suasana di rumah Aska sangat ramai hari ini lantaran kedatangan banyak tamu. Ada Tommy, Lysa, Ranty, Matias, Rose, dan juga kekasihnya, Devin. Selain itu, juga kedatangan Reza dan Sonia.Begitu Reza dan Sonia datang, mereka langsung disindir oleh Ranty. Sonia dan Ranty adalah buah hati Jemmy. Dia pun menyaksikan dengan tersenyum.Aska membela, “Sonia bisa datang juga karena menghormatiku. Aku sungguh gembira!” Aska memalingkan kepalanya untuk melihat Tommy. “Jangan terlalu keras terhadap anak muda!”Tommy menyesap tehnya, lalu berkata dengan tersenyum, “Sonia bisa seunggul ini juga berkat diajari guru unggul seperti Tuan Aska!”Aska tertawa terbahak-bahak. “Jangan bicara seperti ini. Nanti ada yang cemburu!”Jemmy yang berdiri di samping mendengus dingin. “Jangan semakin tidak tahu diri! Kamu malah sengaja buat orang-orang merasa betapa sempitnya hatiku!”Semua orang spontan tertawa. Pelayan berjalan kemari, lalu mengatakan makan siang sudah dipersiapkan. Mereka semua bersama-sama ber
“Hah?” Sonia mengangkat kepalanya dengan syok.Reza berkata dengan perlahan, “Tadi pagi Ayah dan Ibu telepon. Mereka mau mengunjungi Kakek. Jadi, mereka tanya apa kita mau ikut. Aku bilang kamu masih tidur, tidak usah tunggu kita.”Kedua mata Sonia terbelalak lebar. “Kenapa kamu nggak bangunin aku? Bukannya aku jadi kelihatan nggak sopan?”Reza tersenyum tipis. “Memangnya sopan lebih penting daripada tidurmu? Lagi pula, kita itu sekeluarga. Kamu tidak usah berpikir terlalu banyak. Mereka sama seperti Kakek, sama-sama menyayangimu!”Sonia merasa alangkah baiknya untuk bersikap lebih sopan di hadapan senior. Hanya saja, berhubung mereka sudah telat, Sonia juga tidak mempermasalahkannya lagi. Dia hanya bertanya, “Ada urusan apa mereka mencari Kakek?”Reza membalas, “Tentu saja … ada urusan yang sangat penting!”Sonia bertanya, “Ada urusan apa?”“Soal pernikahan kita!”Sonia terdiam membisu. Dia menarik pergelangan tangan Reza. “Kita laksanakan setelah Tahun Baru, ya?”“Tidak!” Reza langsu
Akhirnya Sonia mulai bangun. Dia melirik Reza sekilas, lalu bertanya pada Ranty, “Apa kamu sibuk banget hari ini?”“Nggak, kok. Aku lagi di rumahnya Matias. Aku nggak ada kerjaan sama sekali. Apa nanti kalian berencana untuk mengunjungi Kakek? Aku juga mau ikut,” ucap Ranty.Sonia kepikiran sesuatu. Hari ini dia mau bertemu dengan Jemmy. Namun, sekarang waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi.Sonia menggaruk rambutnya. “Kalian pergi dulu. Nanti kita ketemuan di rumah Pak Guru!”“Oke, sampai jumpa!” balas Ranty dengan nada bicara manis. Setelah itu, dia pun mengakhiri panggilan.Reza menyingkirkan ponselnya, lalu membungkukkan tubuhnya untuk memberi ciuman di bibir Sonia.Sonia mengelak. “Belum gosok gigi. Lagi pula, sekarang sudah saatnya untuk bangun. Kalau aku nggak sampai rumah Pak Aska sebelum makan siang, aku pasti akan dimarah Kakek.”“Tidak apa-apa. Kalaupun dimarah, aku yang akan dimarah!” Reza suka melihat Sonia yang malas untuk bangun itu. Dia mencium Sonia beberapa saat,
Sonia memelototi Reza. “Tuan Reza harap mengerti. Keputusan ada di tanganku.”Kening Reza sedikit berkerut. “Sayang, kamu akan segera pulang. Waktu kebersamaan kita hanya tersisa dua hari saja. Kita baru saja bersama, sebentar lagi kita malah mesti berpisah.”Nada bicara Reza sangat normal. Hanya saja, tatapannya kelihatan sangat tajam dan nada bicaranya juga terdengar kesal. Saat dia mengatakan perpisahan, kebetulan kata-kata itu menusuk hati Sonia.Sonia menarik napas dalam-dalam, lalu mengeluarkan pakaiannya. “Hanya sekali saja!”Reza mengambil pakaian itu dengan penuh penasaran. “Ini memang sekali pakai, ‘kan? Memangnya kamu ingin pakai beberapa kali?”Sonia terdiam membisu. Sepertinya ucapannya itu mubazir.Reza mengambil pakaiannya. Tatapannya kelihatan semakin tajam. Dia langsung menggendong Sonia. “Tenang saja, kamu tidak usah turun tangan. Aku bersedia untuk melayanimu!”Sonia membalikkan tubuhnya, lalu kedua pahanya mengapit pinggang Reza. Tiba-tiba dia bertanya, “Apa ada cow
Telapak tangan Reza mengusap rambut Sonia. Dia menunduk untuk mengecup keningnya, lalu mendesak Robi untuk mengendarai mobil dengan cepat.Robi membatin, ‘Aku sudah berusaha untuk cepat, tapi kondisi lalu lintas tidak mengizinkan.’Tentu saja dengan adanya perintah Bos, Robi juga tidak boleh mencari alasan apa pun. Dia terpaksa mengeluarkan teknik mengemudinya, lalu mengebut kencang.Setibanya di Gedung Anggrek, Reza tidak membangunkan Sonia, melainkan langsung menggendongnya untuk menuruni mobil.Ada kotak hadiah yang jatuh dari tubuh Sonia. Reza melihat sekilas, lalu mengambilnya ke lantai atas.Setibanya di lantai atas, pintu dibuka, kemudian ditutup kembali. Kali ini, Reza tidak memiliki pertimbangan lain. Sonia diturunkan di atas rak sepatu. Dia menahan pinggang langsing Sonia, lalu memberinya ciuman hangat yang mendalam.Sonia merasa sangat mengantuk. Yang tidak bisa tidur terlelap selama sepuluh hari ini bukan hanya Reza saja. Semalam Sonia mengobrol panjang dengan Ranty hingga
Saskia tahu apa maksud Jason. Dia tidak segera memberi jawaban pasti, melainkan langsung mengalihkan topik pembicaraan. “Sebenarnya boleh tidak aku bawa Yana ke rumah? Tadi ayahmu baru berpesan sama aku. Dia bahkan sudah menghafal cerita dongeng untuk diceritakan kepada Yana.”Jason berpikir sejenak, lalu mengangguk. “Oke, bawa Yana pulang saja. Aku akan bicara dengan Kelly.”Saskia langsung merasa gembira. Dia menggendong Yana sembari berkata, “Ayo pulang bersama Nenek. Ucapkan sampai jumpa kepada Ayah!”“Di mana Ibu?” tanya Yana.Jason memiringkan kepalanya untuk mencium pipi Kelly. “Aku pergi cari Ibu dulu. Kamu pulang dengan Nenek sana. Nanti malam kita lakukan panggilan video.”“Emm!” Yana mengangguk dengan patuhnya. “Sampai jumpa, Ayah!”“Sampai jumpa!”Jason sungguh merasa gembira. Dia menggendong Yana berjalan keluar. “Kakek suruh orang untuk bawa seekor koala dan dua ekor kelinci dari luar negeri. Semuanya cantik-cantik. Apa kamu mau melihatnya?”“Nenek!” Kening Yana berkerut.