Sudah seminggu berlalu sejak Jasper, Zircon, Opal, Platina dan Saphir pergi dari istana. Tidak sedikit pasukan yang sudah dikerahkan untuk mencari mereka, segala kecanggihan teknologi dan informasi juga telah dikerahkan semaksimal mungkin. Akan tapi tetap saja hasilnya nihil. Tak ada seorangpun yang mengetahui di mana keberadaan mereka berlima.
Kemana sebenarnya mereka pergi? Kenapa bahkan dengan sistem pencarian dari satelit juga tidak dapat menemukan lokasi mereka? Jawabannya hanya ada satu. Mereka pasti sedang berada di sana, kota tanpa akses internet atau jaringan yang dapat ditangkap oleh satelit. Kota bak neraka, BloodyHell.Diamond merasa sangat kesal, di saat adik-adiknya itu kemungkinan besar sedang dalam bahaya, dia malah masih enak-enakan tiduran di sini. Tiduran di kamar mewah royal class rumah sakit pusat kerajaan. Tanpa sanggup melakukan apapun untuk mencari mereka.'Sialaan! Kapan aku sembuh sih?' Diamond meratapi nasibnya sendiri.Nefrit, sang Almekia Kingdom menghampiri Diamond sambil memberikan senyuman simpul. Diamond mengamati wanita cantik dan anggun itu, penampilan kesehariannya sebagai seorang ratu. Meski wajahnya terlihat sedikit pucat dan sembab di bagian kedua mata. Sepertinya beliau telah banyak menangis beberapa hari ini.Amethys dan Topaz serempak memberi penghormatan kepada paduka Ratu. Diamond juga berusaha sebisa mungkin untuk menekuk tubuh, memberi penghormatan juga walaupun rasanya sangat menyakitkan."Sudahlah, kamu tidak perlu melakukan itu." Paduka ratu cepat-cepat menerima penghormatan mereka dan menghampiri Diamond. Beliau membantu anak muda itu menegakkan kembali tubuhnya, dan kemudian mengambil duduk di kursi tepat disebelah ranjang pasien.“Bagaimana kabarmu, Diamond? Sepertinya sudah mulai membaik,” Nefrit mengamati Diamond dengan seksama.“Much better, tapi aku sudah bosan tiduran terus di sini.” Diamond menjawab.“Ada apa bi?
“Tapi keadaan Diamond masih belum memungkinkan, Bi.” Amy mengingatkan, masih tak rela kalau kekasihnya harus pergi dengan segala resiko berbahaya ini.“Amethys benar. Kau memang tidak boleh pergi dengan keadaan mengkhawatirkan seperti ini." Nefrit menyetujui sebelum lanjut memberikan perintah."Ayo berbaringlah, Diamond. Bibi akan mencoba melakukan sesuatu kepadamu, semoga saja ini bisa sedikit membantu kesembuhanmu.”Sebenarnya Diamond penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh sang ratu kepadanya, tapi dia diam saja tanpa bertanya. Diamond kembali berbaring perlahan ke ranjang, kemudian Nefrit mengambil posisi berdiri di samping kanan ranjangku. Beliau melayangkan kedua tangannya tepat di atas tubuh tubuh bagian atas Diamond.“Paduka jangan terlalu memaksakan diri. Meski anda adalah healer sejati, akan tetapi keadaan Diamond sangat parah. Dan darah solarisnya sangat susah untuk disembuhkan." Topaz mengingatkan kepada paduka Ratu."Jangan khawatir." Nefrit menjawab ringan."Sudah l
Seperti hari-hari sebelumnya, hari ini pun Jasper dan Saphir menghabiskan waktunya dengan berjalan-jalan berkeliling kota Bloody Hell. Beberapa hari yang lalu Zircon sudah mendaftarkan nama mereka untuk mengikuti turnamen. Turnamen yang bertujuan untuk mengetahui kehebatan seseorang. Karena hanya orang kuat yang bisa bertemu dengan jendral besar penguasa kota ini, Obsidian Nightray.Babak penyisihan turnamen akan diadakan besok siang, jadi selama tiga hari ini mereka memiliki waktu senggang. Jasper memanfaatkan waktu untuk berkeliling kota BloodyHell bersama Saphir. Menikmati saat-saat kebebasan tanpa ada segala pengawalan, jadwal dan tata krama istana yang mengikat."Apa yang kau dapatkan di sana Jez?" Saphir bertanya kepada Jasper saat mereka kembali bertemu di titik yang telah dijanjikan. Setelah berpencar untuk mencari petunjuk sebanyak-banyaknya mengenai Obsidian Nightray. "Tidak ada, sepertinya Obsidian adalah orang yang tertutup. Maka jika kita ing
Jasper mendapati dirinya berada dalam sebuah ruangan yang lembab, suram dan gelap. Hanya ada lantai batu yang dingin dan jeruji besi mengelilingi ruangan itu. Sepertinya ruangan itu adalah sebuah sel penjara bawah tanah. Pandangan mata Jasper menangkap dua sosok anak kecil. Anak laki-laki berambut pirang dan anak perempuan berambut coklat meringkuk ketakutan di sudut ruangan. Keduanya mengenakan pakai yang bagus dan terlihat mewah seperti bangsawan kerajaan. Meskipun pakaian itu kini sudah lusuh dan terkena noda tanah dan lumpur dimana-mana.Mungkin keduanya adalah pangeran dan putri kecil dari suatu kerajaan yang sedang ditawan oleh musuh kerajaannya. Karena kepentingan politik atau bahkan persaingan dua kerajaan yang saling menjatuhkan. Memang sudah menjadi resiko bagi para penerus kerajaan disamping segala fasilitas dan kemewahan dunia yang dapat mereka dapatkan.Seorang pria berperawakan kekar, dan bertampang sangat bengis menghampiri mereka. Menanyai
Setelah mengalahkan beberapa Gear musuh dan merasa keadaan cukup aman, pria berambut pirang mengendalikan dan menerbangkan gear merahnya. Nefrit yang duduk di pangkuannya dengan sigap memberikan energi penyembuh heal. Untuk mengobati luka di perut sang pria dengan tenaga dalamnya.Kokpid sebuah Gear memang sangat sempit. Hanya berisi satu kursi untuk pilot dan banyak sekali panel, tombol dan monitor-monitor. Jadi jika ada orang lain yang ikut masuk ke dalam kokpid, maka pilihannya hanya duduk di pangkuan sang pilot. Seperti yang sedang dilakukan oleh kedua orang di dalam Gear Brigandine itu."Ibunda adalah seorang Healer?" Jasper kaget sekali karena baru mengetahui kenyataan tentang kemampuan sang ratu. Bahkan Jasper dapat melihat kemampuan penyembuhan beliau sangat kuat. Yang dapat menutup luka dan menghentikan perdarahan dengan mengerahkan tenaga dalam selama beberapa saat saja.'Apa karena ibunda Ratu ini berdarah Solaris murni?' Jasper menebak alasan k
"Ayahanda? Ayahanda kenapa?" Jasper tak sanggup bereaksi melihat pemandangan yang memilukan di hadapannya.Saat Nefrit berhasil menangkap tubuh suaminya yang hampir jatuh karena gagal mendarat di lantai. Dia memeluk tubuh pria itu dengan sangat erat, menahannya agar tetap bisa berdiri. Nefrit berusaha mengerahkan tenaga dalamnya untuk mengeluarkan energi penyembuh sekuat tenaga. Air mata berlinang jatuh membasahi kedua pipi wanita itu demi menyadari betapa parahnya keadaan sang suami. Sebagai seorang healer tentu dia tahu apa artinya itu ... Tidak ada harapan."Jasper! Kamu harus bertahan!" Nefrit berkata dengan panik karena tenaganya bahkan tidak mau keluar. Tenaganya telah terkuras habis karena semalaman dia gunakan untuk mengobati banyak sekali prajurit yang terluka.Tak ada respon atau jawaban dari sang suami yang sepertinya telah kehabisan darah. Jasper sudah kehilangan kesadaran."Tidak! Tidak boleh, kamu tidak boleh pergi meningga
Hari yang sudah dinantikan oleh Jasper, Saphir dan Zircon pun tiba. Hari di mana l turnamen BloddyHell akan dilaksanakan. Turnamen yang diadakan setahun sekali untuk memilih orang-orang terkuat, serta akan mendapatkan banyak hadiah dan segala keistimewaan. Bagi ketiga anak muda pelarian itu, harta dan hadiah tentunya bukan tujuan utama. Yang mereka inginkan adalah keistimewaan untuk dapat masuk ke wilayah middle part. Untuk bisa menemui Obsidian Nightray."Apa kalian sudah siap?" Zircon sekali lagi memeriksa persiapan kedua rekannya. Sebagai tim leader dadakan, dia yang selalu bertanggung jawab atas keselamatan Jasper dan Saphir."Sudah." Jasper menunjukkan pedang yang tersampir di pinggangnya."Aku juga sudah siap." Saphir menjawab bersemangat memasang dua belati pendek di bagian ikat pinggangnya. Gadis itu tersenyum sendiri melihat gagang pedang milik Jasper. Dimana tersemat goodluck charm yang dia berikan kepada pria itu.'Ternyata ka
"BRENGSEK! APA-APAAN INI" Tiba-tiba terdengar seorang pria berteriak marah, dari arah tak jauh dari layar lebar. Teriakan itu mampu membuatnya menjadi pusat perhatian seketika. Tidak terkecuali Jasper, Saphir dan Zircon yang juga melihat ke arah sana.Saphir bahkan sudah melupakan kekesalannya kepada Jasper dan Zircon yang terpesona dengan kecantikan Ruby. Terkalahkan oleh rasa penasaran karena adanya keributan di sana."Kau tak bisa seenaknya sendiri, Ruby!" Pria bermata hijau itu mengerutu kesal. Tidak memperdulikan pandangan semua orang yang tertuju kepadanya. "Akan aku gagalkan niatmu, bahkan juga turnamen sialan ini!" Pria itu menyerbu ke bagian pendaftaran. Tak menghiraukan antrian panjang yang masih mengular. Dia menyerobot begitu saja."Daftarkan aku juga!" Perintah pria itu kepada bagian pendaftaran turnamen."Tapi ... Tapi tuan Jade. Nona Ruby pasti akan marah jika anda ikut juga." Sang petugas pendaftaran tidak beran
Akhirnya buku pertama dari petualangan Jasper dapat selesai juga. Seneng banget rasanya aku bisa namatin novel bergenre fantasy pertamaku ini. Genre yang sangat berbeda dengan beberapa novelku lainnya, yang biasanya bergenre romance modern.Terima kasih banyak buat yang sudah mengikuti, membaca, memakai koin, bahkan memberikan vote untuk buku ini. I Love you all!Oiya kalian juga bisa baca novel karyaku di aplikasi ini dengan judul 'Menjadi istri Milyuner'. Serta beberapa novel lainnya yang tersebar di berbagai platform yang lain. Nama penaku tetap sama kok di aplikasi manapun, Die-din.Sebagai masukan, aku kepengen banget dengerin pendapat kalian tentang novel pertama Jasper ini. Apakah kalian sudah puas dengan endingnya? Apa masih penasaran dengan buku keduanya? Karena masih banyak misteri yang belum terpecahkan dari petualangan ini. Dan buku pertama memang hanya fokus untuk mengungkap tentang misteri sang raja kerajaan Almekia.Untuk buku kedua masih menjadi wacana, tapi aku sudah b
Tepat setelah matahari tenggelam dan malam mulai menjelang, pesta pertunangan antara Zircon dan Ruby resmi dilaksanakan. Pesta yang cukup meriah dan dihadiri oleh cukup banyak orang. Sebagian besar tamu yang hadir adalah para peserta turnamen, terutama mereka yang berhasil memasuki babak kedua, babak Gear battle. Dan sebagian lainnya tentu saja panitia turnamen dan warga kota middle part ini. Keseruan pesta pertunangan diawali dengan Pesta keakraban. Acara ngobrol santai dengan para tamu dan makan-makan segala hidangan yang telah disiapkan oleh panitia acara. Konsep Private party yang dipakai dalam pesta kali ini begitu rapi serta sangat manis. Dekorasi rumah kemenangan dihiasi dengan berbagai pernak pernik yang bernuansa pink. Bebungaan segar ditata indah di seluruh ruangan. Pita-pita dan kain sutra pun ikut mempercantik suasana.Background musik pun tak ketinggalan telah dipilih sesuai dengan nuansa Padang pasir. Serta sajian makanan dan minuman melimpah untuk menjamu para tamu und
Sudah semingguan Diamond dan kawan-kawannya berada dan tinggal di kawasan middle part kota Bloody Hell ini. Wilayah yang sebenarnya sangat menyenangkan dan damai untuk memulai hidup baru. Kegiatan yang di lakukan bersama para pemenang turnamen selama seminggu ini cukup sibuk. Hampir setiap hari mereka menghadiri pertemuan dengan beberapa tetua di kota BloodyHell ini untuk menyapa, beramah-tamah atau sekedar mengenalkan kepada seluruh penduduk kota. Para pemenang turnamen dianggap seperti pahlawan di kota ini. Kota yang lebih menghargai kekuatan dibandingkan apapun, yang kuat lah yang berkuasa di kota ini. Persiapan pernikahan Ruby dan Zircon sedikit tertunda. Karena para panitia dan anak buah Ruby gagal untuk menemukan keberadaan Jade dan Obsidian Nightray. Hal ini membuat Ruby jadi tidak memiliki wali untuk memberikan restu pada pernikahannya. Dan sesuai adat di daerah ini pernikahan mereka tak bisa dianggap sah tanpa adanya seorang wali. Alhasil sebagai alternatif, Ruby dan pani
Saphir mengambil beberapa lembar foto yang sedang dipegang erat di tangan Jasper. Dia mengamati foto-foto itu satu persatu. Sama halnya dengan Jasper, tangan gadis itu sedikit bergetar karena tidak percaya dengan apa yang sedang dilihantya saat ini. "Ini? Ini adalah foto pernikahan paduka raja dan ratu?" Saphir bertanya dengan nada dan pandangan tak percaya. Dan jasper hanya mengangguk sebagai jawaban kepada gadis itu."Jadi ini wajah mendiang paduka raja?...""Wajah beliau mirip sekali denganmu, Jez!" Saphir melemparkan pandangannya ke arah Jasper dan ke foto-foto itu bergantian. Seakan ingin mencari persamaan dan perbedaan di antara wajah Jasper dan wajah mendiang raja."Tidak hanya mirip. Kalian malah hampir sama persis, kau memang benar putra mereka Jez." Saphir sekali lagi memberikan komentar dengan takjub.Jasper sekali lagi hanya bisa mengangguk dan tersenyum menanggapi ucapan Saphir. Jasper memnag sudah tidak kaget lagi dengan wajah me
*Dengan segala cinta dan kejayaan yang semoga selalu melingkupi kerajaan Almekia.Atas nama cinta abadi yang mengalir dalam aliran darah dan mengiringi setiap hembusan napas, kami putra putri Kerajaan Almekia berjanji akan mengikat janji pernikahan yang suci :Jasper Soltnse DurchlaucthdanNefrit Mesyats MountbattenHope our love will last forever. Happily ever after ... For the glory of Almekia Kingdom.*Di bagian bawah untaian kata-kata indah itu, kedua mempelai membubuhkan tanda tangannya. Tanda tangan sang ratu yang sangat Jasper kenal dan satu lagi tanda tangan milik ayahandanya. Tak ketinggalan kedua mempelai juga membubuhkan cap jarinya, cap jempol dengan tinta emas yang berdampingan."Ibunda ... Ayahanda ..." Jasper bergumam lirih sambil membaca lagi, lagi dan sekali lagi. Menghayati se
Jasper mengajak Saphir berjalan menyusuri kuil, mengamati setiap sudutnya lekat-lekat. Bentuk dan desain bangunan kuil ini sama persis dengan yang ada di mimpinya. Semakin membuat Jasper yakin bahwa ini adalah kuil itu, kuil sakral tempat pernikahan kedua orang tuanya. Seorang biarawati wanita keluar dari salah satu ruangan kuil dan menghampiri kedua anak muda itu Biarawati itu masih cukup muda, tetapi wajahnya sudah dapat menunjukkan ketenangan spiritual yang dimilikinya. Orang suci yang tidak memikirkan tentang segala hal duniawi, hanya mengabdikan dirinya kepada Tuhan atau Dewa yang dia percayai. Sang biarawati sedikit heran melihat kedatangan Jasper dan Saphir. Sehingga dia bertanya dengan sopan kepada mereka. "Mohon maaf Tuan dan Nona, kalau boleh tahu kalian berdua datang kemari untuk apa? Apakah ingin mendaftarakan pernikahan kalian?" Baik Jasper maupun Saphir kontan terkejut mendengar pertanyaan tak terduga itu. Saphir bahkan sudah salah tingkah
Sudah beberapa hari berlalu sejak turnamen Bloody Hell berakhir. Jasper dan teman-temannya semua telah pindah dari daerah perifer kota BloodyHell yang kumuh menuju daerah middle part kota BloodyHell yang lebih bersih, tertata dan teratur.Setelah kemenangan Zircon dan Diamond, mereka mendapatkan fasilitas dua buah rumah yang dapat ditempati bersama. Mereka pun membagi penghuni rumah itu agar dapat tinggal dengan nyaman. Jasper dan Amethys ikut menetap di rumah Diamond. Sementara Opal, Saphir dan Platina tinggal di rumah Zircon yang lebih besar.Pembagian ini berdasarkan jumlah kamar yang hanya ada dua per rumah. Jadi mereka mengatur agar dapat berpasang-pasangan tidurnya untuk keamanan dan kenyaman semua pihak. Jasper mendapat kamar bersama Diamond, sementara Amethys sendirian. Saphir akan tidur bersama Platina sementra Opal akan tidur sekamar dengan Zircon.Untuk para pemenang turnamen masih diharuskan mengikuti beberapa kegiatan ramah tamah atau pertemuan-pertemuan yang tidak jelas
Dengan sangat amat dongkol Zircon berjalan perlahan memenuhi panggilan pembawa acara itu, ke tengah arena dan menaiki podium penghargaan. Dia memasang pocket face untuk tidak menghiraukan segala respon dan sambutan di sekelilingnya. Menempati mimbar paling tinggi untuk juara satu, dan berdiri tegak di sana. "Baiklah, terakhir mari kita panggilkan Nona Ruby Nightray yang merupakan ketua penyelenggara turnamen BloodyHell sekaligus menjadi hadiah utama turnamen tahun ini." Sang pembawa acara kali ini memanggil Ruby untuk ikut bergabung ke tengah arena. "Nona Ruby adalah putri dari Jendral Obsidian Nightray. Nona Ruby memiliki wajah yang sangat cantik ditambah lagi beliau juga ahli beladiri dan mengendalikan Gear. Sungguh beruntung sekali pria yang bisa mendapatkannya. Tetapi tentu saja tak mudah, karena harus memenangkan dulu turnamen BloodyHell tahun ini." Tiba-tiba suasana arena menjadi heboh karena teriakan dan pekikan bersemangat dari segala penjuru. T
Panitia turnamen sudah berlarian ke sana ke mari mengatur segala keperluan dan peralatan untuk membuat podium penghargan di arena. Arena pertandingan Gear yang tadinya polos dengan hanya mimbar persegi dari bahan beton yang tidak menyenangkan. Kini telah disulap seketika menjadi lebih hidup dan meriah. Dengan berbagai pernak pernik podium. Mimbar penghargaan tiga tingkat telah berdiri di tengah arena pertandingan. Back drop setinggi dua meter yang dikelilingi vas berisi bebungaan kering pun telah ada di sana. Bertuliskan tentang acara turnamen dan berbagai macam brand yang mendukung dan mensuponsori jalannya turnamen.Seluruh juara tiga besar turnamen telah hadir pula di sudut arena pertandingan. Zircon sebagai juara pertama, Jade sebagai runner up, serta Diamond dan Simone yang menjadi juara tiga berdua sekaligus. Mereka semua dikumpulkan sambil menunggu jalannya prosesi penghargaan dan pembagian hadiah. "Hei ganteng, tak kusangka kau bisa mengalahkan Tuan Jade." sapa Simone kepada