Zircon yang dingin bisa dibilang jarang sekali berciuman dengan seorang wanita. Dia pun hampir tidak pernah memiliki hubungan romansa dengan wanita mana pun juga. Jadi ciumannya dengan Ruby ini, adalah ciuman pertamanya dengan didasari suatu perasaan.
Kedua lapisan bibir Zircon dan Ruby beradu dengan gerakan yang cukup intens, saling menyambut dan membalas satu sama lain. Kedua napas mereka sama-sama cepat dan memburu sehingga dapat merasakan hembusan napas masing-masing. Detakan jantung kedua anak muda itu pun terdengar bertalu-talu. Terdengar sebagai simfoni indah di telinga mereka berdua.Beberapa putaran waktu pun berlalu, baik Zircon maupun Ruby seakan terdampar dalam taman indah penuh dengan bunga-bunga. Sampai sisa-sisa kesadaran dan kewarasan Zircon mengingatkan dirinya untuk menahan diri dari bertindak brutal yang lebih jauh lagi.'Aku harus menghentikannya sebelum setan jahat semakin merasuki pikiranku.'Dengan gerakan lembut Zircon le"Bagaimana? Cocok?" Opal mengambil salah satu cincin, mencobanya di jari manis kirinya. Kemudian menunjukkan kepada Platina untuk meminta persetujuan darinya. "Cocok. Bagus sekali hehe," Platina tertawa kegirangan sebagai jawaban kepada Opal. Gadis itu mensejajarkan telapak tangan kirinya dengan tangan Opal yang masih terlulur. Mengamati kedua tangan mereka yang memakai cincin sama. Sesekali Opal mencuri pandang kepada Platina. Dia mendapati gadis itu terus saja tersenyum kegirangan, membuat hati pria dua puluh dua tahun pun ikut berbunga-bunga hanya dengan melihatnya. Kemudian tanpa Opal sadari Platina tiba-tiba sudah berjinjit disebelahnya. Tanpa aba-aba, gadis itu mendaratkan bibir di sebelah pipi Opal, memberinya sebuah kecupan ringan di pipi. Light kiss. "Terima kasih kak Opal" Platina berkata sambil memalingkan wajahnya dari Opal karena malu setelah menyelesaikan aksinya. Terlalu malu untuk menatap wajah dari pria dicintainya itu
"Seorang gadis atau jangan-jangan seorang pria lainnya?" Opal kembali bertanya dengan nada semakin mendesak kepada Zircon. "Fvck off!" Umpat Zircon marah kepada Opal. "Kalau kau semarah ini berarti benar ada seorang kekasih baru. Syukurlah ... Akhirnya kau menemukan seseorang untuk melabuhkan hatimu." Opal ikut mengungkapkan kebahagiaan karena akhirnya Zircon dapat menemukan tambatan hatinya yang baru. Tidak lagi terjebak cinta sepihaknya kepada Amethys. "Waaah selamat ya, Kak Zircon. Semoga lancar dan sukses hubungan kalian sampai ke pelaminan." Platina ikut memberikan ucapan selamat dengan polosnya. "Kalian berdua berisik!" Zircon mendengus kesal menanggapi sepasang kekasih di hadapannya. "Aku memanggilmu kesini untuk membantu manteinance Gearku. Bukan untuk bercanda dan menggodaku begini, Opal!" Kali ini Zircon memberikan penekanan pada nada bicaranya sebagai tanda dia tidak ingin membahas masalah itu lebih jauh lagi. "Hahaha, benar juga ya?" Opal tertawa menanggapi protes itu
"Terima kasih karena kau sudah menyelamatkan aku." Diamond mengatakan terimakasihnya kepada Amethys.Sang kolonel muda teringat akan Gear ungu yang muncul di tengah pertandingannya dengan Jade tadi. Leviathan private Gear Amethys, gear itu menggantikan Phoenix menerima serangan energi super besar yang dikerahkan Jade. Serangan yang seharusnya dapat menghancurkan dan membunuhnya seketika. "Tentu saja. Aku tak mau menjadi janda bahkan sebelum menikah," jawab Amethys dengan nada datar dan kalem tanpa emosi. Sementara Diamond yang mendengar perkataannya menjadi ngeri membayangkan nasib gadis itu jadi janda sebelum menikah. Karena dirinya? "Berapa lama aku pingsan?" tanya Diamond mengalihkan pembicraan, sambil mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan untuk mencari orientasi waktu. "Sehari semalam, hampir 24 jam." jawab Amethys yang langsung dibalas dengan kernyitan dahi oleh Diamond.'Astaga, aku pingsan selama dua puluh empat jam hanya kar
"Aku akan membawa pulang Saphir dan Platina bersamaku kembali ke istana," Amethys membantu Diamond menjelaskan maksud mereka. "Di sini terlalu berbahaya. Biarkan saja para pria berjuang sesuai keyakinan mereka dan kita para wanita sebaiknya menantikan kepulangan kalian di istana yang aman." "Dengan begitu para pria juga akan merasa tenang tanpa memikirkan keselamatan para wanita." Diamond memberi kesimpulan. "Aku sudah berbicara dengan Opal dan dia setuju untuk memulangkan Platina. sekarang tinggal kalian berdua, kalian mau pulang atau tetap di sini dengan segala resikonya?" tanya Amethys dengan sedikit mendesak pada Saphir dan Jasper. "Biar aku saja yang pulang. Jasper akan tetap di sini melanjutkan segala perjuangan kami." Saphir akhirnya membuat keputusan.Baik Diamond maupun Amethys kontan tersenyum mendengar keputusan Saphir. Rupanya Saphir juga sudah tumbuh dewasa. Dia bukan lagi gadis manja yang mengedepankan egoisme tanpa memiki
"Zircon!" Diamond terlihat sangat senang dengan kehadiran Zircon tanpa ditutup-tutupi. "Rasanya sudah seabad gak ketemu," lanjutnya sambil menyuapkan sendok terakhir makanannya. Dia kemudian menyerahkan nampan makanannya kepada Amethys. Wanita itu meletakkan apel yang telah selesai dia kupas di tangannya ke piring di atas meja tepat disebelah ranjang Diamond. Kemudian menerima nampan yang berisi bekas makanan Diamond tadi. Lalu membawa nampan itu pergi, berlalu meninggalkan kami berdua di dalam ruangan. Amethys tersenyum manis saat melewati Zircon, terlihat sekali sengaja memberikan waktu untuk dia dan Diamond berduaan saja. "Kau nampak lebih baik." Zircon berkata mendekati sahabatnya itu. Dengan melihat sepintas saja sudah dapat diketahui bahwa keadaan Diamond sudah jauh lebih baik daripada saat terakhir dia melihatnya di rumah sakit pusat istana. Warna kulitnya sudah kembali merona berisi darah, bukan sepucat mayat seperti waktu it
“Sekarang akan saya perkenalkan sekali lagi dua orang gearmaster hebat yang telah berhasil melaju sampai ke babak final ini." "Di sebelah kanan dengan gear birunya Fenrir, adalah Tuan Zircon. Dia adalah pemuda tampan misterius yang baru pertama kali mengikuti turnamen." Sang wasit mengenalkan Zircon dan disambut dengan meriah. Berbagai tepuk tangan riuh, teriakan, pekikan, siulan dan segala macam kegaduhan dari seluruh arena. "Di hadapannya telah siap menantang dengan Gear hijaunya Grock, Tuan Jade Nightray putra dari Jendral Obsidian Nightray. Tuan Jade adalah pemenang turnamen tiga kali berturut-turut sebelumnya." Sekali lagi tepuk tangan dan dukungan-dukungan membahana di seluruh arena. Dukungan yang tentu saja jauh lebih meriah daripada yang diberikan pada Zircon. Cukup wajar karena Jade sudah terkenal dan memiliki nama disini. Sementara Zircon hanya dikenalkan sebagi pemuda misterius yang baru pertama kali mengikuti turnamen. Benar-benar kalah pamo
"PLAAAANK!" Suara keras terdengar saat kedua gear itu beradu dan bertemu, bertabrakan dengan keras. Senapan keduanya beradu, saling menghunus, dan menekan satu sama lain. Gerakan kedua gear itu terhenti, karena saling mendorong dan mengerahkan kekuatan pada senapan-senapan yang tersilang berhadapan di depan dada mereka. Untuk beberapa saat kedua Gear itu saling berpandangan, saling mengancam satu sama lain. Beberapa saat berlalu sampai akhirnya kedua Gear itu melompat menjauh dan kembali mengatur posisi. Mangatur kuda-kuda sebelum melanjutkan serangan dan pertempuran. Zircon terlihat lebih unggul dalam menggunakan senapan. Senjata spesialisasi yang selalu digunakan Zircon sejak mengenal Fenrir. Jade mungkin bisa memakai senapan dengan sama baiknya. Dia bisa memakai semua jenis senjata untuk bertarung. Namun tetap saja ada perbedaan yang nyata jika harus berhadapan dengan ahlinya. Jade sepertinya adalah pengguna pedang, sehingga dalam pertandin
Untuk beberapa saat keadaan menjadi sunyi. Sampai cahaya benderang ledakan tadi berubah menjadi asap yang mengepul di seluruh penjuru arena. Bagaimana keadaan kedua finalis turnamen yang sedang bertarung? Sekuat apapun mereka tak akan selamat jika terkena dampak ledakan dahsyat itu secara langsung. Ledakan yang bahkan mampu membakar dan meledakkan gear serta membunuh pilot yang berada di dalam kokpidnya. Asap di arena semakin menipis dan perlahan menghilang sampai dapat terlihat sesosok gear yang sedang melayang di udara, diatas arena pertandingan. Rupanya gear itu berhasil menghindari dahsyatnya ledakan dengan terbang ke atas arena pertandingan. Gear itu terlihat sedang mengangkat gear lainnya di dadanya. Dan setelah diamati lebih lekat, detail gear itu, siluet gear itu mulai terlihat jelas, Fenrir. "Fenrir! Fenrir masih bisa berdiri tegak sementara Grock sudah tak berdaya." Seseorang memekik girang."Zircon menang!" pekikan lain ikut terdengar di segala penjuru ruangan. "Zircon ak
Akhirnya buku pertama dari petualangan Jasper dapat selesai juga. Seneng banget rasanya aku bisa namatin novel bergenre fantasy pertamaku ini. Genre yang sangat berbeda dengan beberapa novelku lainnya, yang biasanya bergenre romance modern.Terima kasih banyak buat yang sudah mengikuti, membaca, memakai koin, bahkan memberikan vote untuk buku ini. I Love you all!Oiya kalian juga bisa baca novel karyaku di aplikasi ini dengan judul 'Menjadi istri Milyuner'. Serta beberapa novel lainnya yang tersebar di berbagai platform yang lain. Nama penaku tetap sama kok di aplikasi manapun, Die-din.Sebagai masukan, aku kepengen banget dengerin pendapat kalian tentang novel pertama Jasper ini. Apakah kalian sudah puas dengan endingnya? Apa masih penasaran dengan buku keduanya? Karena masih banyak misteri yang belum terpecahkan dari petualangan ini. Dan buku pertama memang hanya fokus untuk mengungkap tentang misteri sang raja kerajaan Almekia.Untuk buku kedua masih menjadi wacana, tapi aku sudah b
Tepat setelah matahari tenggelam dan malam mulai menjelang, pesta pertunangan antara Zircon dan Ruby resmi dilaksanakan. Pesta yang cukup meriah dan dihadiri oleh cukup banyak orang. Sebagian besar tamu yang hadir adalah para peserta turnamen, terutama mereka yang berhasil memasuki babak kedua, babak Gear battle. Dan sebagian lainnya tentu saja panitia turnamen dan warga kota middle part ini. Keseruan pesta pertunangan diawali dengan Pesta keakraban. Acara ngobrol santai dengan para tamu dan makan-makan segala hidangan yang telah disiapkan oleh panitia acara. Konsep Private party yang dipakai dalam pesta kali ini begitu rapi serta sangat manis. Dekorasi rumah kemenangan dihiasi dengan berbagai pernak pernik yang bernuansa pink. Bebungaan segar ditata indah di seluruh ruangan. Pita-pita dan kain sutra pun ikut mempercantik suasana.Background musik pun tak ketinggalan telah dipilih sesuai dengan nuansa Padang pasir. Serta sajian makanan dan minuman melimpah untuk menjamu para tamu und
Sudah semingguan Diamond dan kawan-kawannya berada dan tinggal di kawasan middle part kota Bloody Hell ini. Wilayah yang sebenarnya sangat menyenangkan dan damai untuk memulai hidup baru. Kegiatan yang di lakukan bersama para pemenang turnamen selama seminggu ini cukup sibuk. Hampir setiap hari mereka menghadiri pertemuan dengan beberapa tetua di kota BloodyHell ini untuk menyapa, beramah-tamah atau sekedar mengenalkan kepada seluruh penduduk kota. Para pemenang turnamen dianggap seperti pahlawan di kota ini. Kota yang lebih menghargai kekuatan dibandingkan apapun, yang kuat lah yang berkuasa di kota ini. Persiapan pernikahan Ruby dan Zircon sedikit tertunda. Karena para panitia dan anak buah Ruby gagal untuk menemukan keberadaan Jade dan Obsidian Nightray. Hal ini membuat Ruby jadi tidak memiliki wali untuk memberikan restu pada pernikahannya. Dan sesuai adat di daerah ini pernikahan mereka tak bisa dianggap sah tanpa adanya seorang wali. Alhasil sebagai alternatif, Ruby dan pani
Saphir mengambil beberapa lembar foto yang sedang dipegang erat di tangan Jasper. Dia mengamati foto-foto itu satu persatu. Sama halnya dengan Jasper, tangan gadis itu sedikit bergetar karena tidak percaya dengan apa yang sedang dilihantya saat ini. "Ini? Ini adalah foto pernikahan paduka raja dan ratu?" Saphir bertanya dengan nada dan pandangan tak percaya. Dan jasper hanya mengangguk sebagai jawaban kepada gadis itu."Jadi ini wajah mendiang paduka raja?...""Wajah beliau mirip sekali denganmu, Jez!" Saphir melemparkan pandangannya ke arah Jasper dan ke foto-foto itu bergantian. Seakan ingin mencari persamaan dan perbedaan di antara wajah Jasper dan wajah mendiang raja."Tidak hanya mirip. Kalian malah hampir sama persis, kau memang benar putra mereka Jez." Saphir sekali lagi memberikan komentar dengan takjub.Jasper sekali lagi hanya bisa mengangguk dan tersenyum menanggapi ucapan Saphir. Jasper memnag sudah tidak kaget lagi dengan wajah me
*Dengan segala cinta dan kejayaan yang semoga selalu melingkupi kerajaan Almekia.Atas nama cinta abadi yang mengalir dalam aliran darah dan mengiringi setiap hembusan napas, kami putra putri Kerajaan Almekia berjanji akan mengikat janji pernikahan yang suci :Jasper Soltnse DurchlaucthdanNefrit Mesyats MountbattenHope our love will last forever. Happily ever after ... For the glory of Almekia Kingdom.*Di bagian bawah untaian kata-kata indah itu, kedua mempelai membubuhkan tanda tangannya. Tanda tangan sang ratu yang sangat Jasper kenal dan satu lagi tanda tangan milik ayahandanya. Tak ketinggalan kedua mempelai juga membubuhkan cap jarinya, cap jempol dengan tinta emas yang berdampingan."Ibunda ... Ayahanda ..." Jasper bergumam lirih sambil membaca lagi, lagi dan sekali lagi. Menghayati se
Jasper mengajak Saphir berjalan menyusuri kuil, mengamati setiap sudutnya lekat-lekat. Bentuk dan desain bangunan kuil ini sama persis dengan yang ada di mimpinya. Semakin membuat Jasper yakin bahwa ini adalah kuil itu, kuil sakral tempat pernikahan kedua orang tuanya. Seorang biarawati wanita keluar dari salah satu ruangan kuil dan menghampiri kedua anak muda itu Biarawati itu masih cukup muda, tetapi wajahnya sudah dapat menunjukkan ketenangan spiritual yang dimilikinya. Orang suci yang tidak memikirkan tentang segala hal duniawi, hanya mengabdikan dirinya kepada Tuhan atau Dewa yang dia percayai. Sang biarawati sedikit heran melihat kedatangan Jasper dan Saphir. Sehingga dia bertanya dengan sopan kepada mereka. "Mohon maaf Tuan dan Nona, kalau boleh tahu kalian berdua datang kemari untuk apa? Apakah ingin mendaftarakan pernikahan kalian?" Baik Jasper maupun Saphir kontan terkejut mendengar pertanyaan tak terduga itu. Saphir bahkan sudah salah tingkah
Sudah beberapa hari berlalu sejak turnamen Bloody Hell berakhir. Jasper dan teman-temannya semua telah pindah dari daerah perifer kota BloodyHell yang kumuh menuju daerah middle part kota BloodyHell yang lebih bersih, tertata dan teratur.Setelah kemenangan Zircon dan Diamond, mereka mendapatkan fasilitas dua buah rumah yang dapat ditempati bersama. Mereka pun membagi penghuni rumah itu agar dapat tinggal dengan nyaman. Jasper dan Amethys ikut menetap di rumah Diamond. Sementara Opal, Saphir dan Platina tinggal di rumah Zircon yang lebih besar.Pembagian ini berdasarkan jumlah kamar yang hanya ada dua per rumah. Jadi mereka mengatur agar dapat berpasang-pasangan tidurnya untuk keamanan dan kenyaman semua pihak. Jasper mendapat kamar bersama Diamond, sementara Amethys sendirian. Saphir akan tidur bersama Platina sementra Opal akan tidur sekamar dengan Zircon.Untuk para pemenang turnamen masih diharuskan mengikuti beberapa kegiatan ramah tamah atau pertemuan-pertemuan yang tidak jelas
Dengan sangat amat dongkol Zircon berjalan perlahan memenuhi panggilan pembawa acara itu, ke tengah arena dan menaiki podium penghargaan. Dia memasang pocket face untuk tidak menghiraukan segala respon dan sambutan di sekelilingnya. Menempati mimbar paling tinggi untuk juara satu, dan berdiri tegak di sana. "Baiklah, terakhir mari kita panggilkan Nona Ruby Nightray yang merupakan ketua penyelenggara turnamen BloodyHell sekaligus menjadi hadiah utama turnamen tahun ini." Sang pembawa acara kali ini memanggil Ruby untuk ikut bergabung ke tengah arena. "Nona Ruby adalah putri dari Jendral Obsidian Nightray. Nona Ruby memiliki wajah yang sangat cantik ditambah lagi beliau juga ahli beladiri dan mengendalikan Gear. Sungguh beruntung sekali pria yang bisa mendapatkannya. Tetapi tentu saja tak mudah, karena harus memenangkan dulu turnamen BloodyHell tahun ini." Tiba-tiba suasana arena menjadi heboh karena teriakan dan pekikan bersemangat dari segala penjuru. T
Panitia turnamen sudah berlarian ke sana ke mari mengatur segala keperluan dan peralatan untuk membuat podium penghargan di arena. Arena pertandingan Gear yang tadinya polos dengan hanya mimbar persegi dari bahan beton yang tidak menyenangkan. Kini telah disulap seketika menjadi lebih hidup dan meriah. Dengan berbagai pernak pernik podium. Mimbar penghargaan tiga tingkat telah berdiri di tengah arena pertandingan. Back drop setinggi dua meter yang dikelilingi vas berisi bebungaan kering pun telah ada di sana. Bertuliskan tentang acara turnamen dan berbagai macam brand yang mendukung dan mensuponsori jalannya turnamen.Seluruh juara tiga besar turnamen telah hadir pula di sudut arena pertandingan. Zircon sebagai juara pertama, Jade sebagai runner up, serta Diamond dan Simone yang menjadi juara tiga berdua sekaligus. Mereka semua dikumpulkan sambil menunggu jalannya prosesi penghargaan dan pembagian hadiah. "Hei ganteng, tak kusangka kau bisa mengalahkan Tuan Jade." sapa Simone kepada