Begitu melihat daftar orang yang dicurigai olehnya itu, dirinya dengan cepat memeriksanya dan melakukan pengintaian kepadanya. Saat ini di sebuah lokasi yang tidak lain adalah perusahaan tempat orang itu bekerja. Di sana Alison dari dalam mobilnya melihat pria itu memasuki perusahaan dengan tenang dan setelahnya langsung pergi lagi keluar menggunakan mobilnya. Seketika Alison langsung mengikutinya dan ternyata dia mendatangi sebuah tempat yang tidak lain adalah kantor penerbit. Mengikutinya ke sini nyatanya tidak ada sesuatu yang mencurigakan sebelum akhirnya dirinya mulai penasaran dan memasuki tempat tersebut. Begitu memasuki tempat itu, rupanya dirinya melihat banyak sekali dokumen yang terlihat berantakan dan ada seorang wanita yang bekerja di sana. Wanita itu merupakan salah satu pekerja yang sedang mengurusi semua dokumen yang ada di sana. Dengan perlahan Alison bertanya kepadanya.”
“Permisi.”
“Iya? Ada yang bisa saya bantu?”
Cuaca siang hari yang cukup terik dan ada beberapa orang yang merasa ketidaknyamanan dalam dirinya muncul begitu berita tersebut disiarkan. Mereka semakin merasa kacau karena kasus mengerikan itu masih belum juga terungkap dan kebahagiaan serta kedamaian yang mereka harapkan tidak kunjung datang. Kota yang indah dan penuh tragedi ini membuat semua orang merasa hidup namun tidak seperti hidup. Kehampaan dan juga rasa frustasi menghantui mereka setiap saat hingga tidak bisa lagi dikendalikan. Di saat yang bersamaan, tepatnya di sebuah cafe. Anak yang itu sedang duduk di sana bersama dengan teman-temannya dan mereka terlihat sedang membicarakan sesuatu. Suasananya lumayan ramai.“Hey, kau tidak belajar? Sebentar lagi akan ujian,” ucap salah satu anak perempuan yang sedang bersama dengan mereka di sana.“Ah, nanti saja.”“Masih lama. Ada beberapa hari lagi.”“Kalian ini tidak berubah.”“Oh iya, baga
Anak itu hanya terdiam dan terlihat murung. Seperti dugaan Gio sebelumnya bahwa dia pasti masih keras kepala dan ternyata benar saja. Tidak lama setelahnya mereka yang saat ini sedang mengobrol, Gio langsung pergi dari sana karena ada hal yang harus segera diselesaikan olehnya. Selama seharian penuh, dirinya sudah bekerja dengan keras hingga sekaranglah saatnya untuk menikmati dirinya yang membutuhkan waktu luang. Namun, rupanya Freya mengirimkan pesan kepada dirinya dan mengatakan apa yang sudah ditemukannya mengenai ketiga dokter tersebut berdasarkan informasi yang didapatnya. Hal itu membuat dirinya merasa harus menemuinya dan ternyata mereka sekarang ini bertemu satu sama lain di sebuah tempat yang tidak jauh dari tempatnya sekarang berdiri. Sesampainya di sana, Gio akhirnya menemui Freya yang sedang duduk sendirian menunggu kedatangannya saat itu juga. Freya yang terlihat melambaikan tangan kepada dirinya dan mereka pun bertemu. Dilihat dari manapun Gio sangat menginginkan info
Tidak terasa hari ini sudah mulai malam. Tepat di daerah distrik bagian barat daya, disana sekelompok remaja sedang asik minum alkohol sambil bernyanyi-nyanyi. Suara mereka sangat keras hingga membuat beberapa orang yang berada di wilayah tersebut merasa terganggu karena ulah mereka. Seorang pria tua kira-kira berusia 50an datang menegur mereka dan rupanya mereka sama sekali tidak mendengarkannya bahkan ada yang sengaja mengejeknya. Akibat dari perbuatannya itu, pria tua tersebut memanggil petugas keamanan setempat karena memang sangat terganggu dengan mereka. Tidak lama setelahnya, pihak keamanan datang ke sana dan mereka dengan cepat langsung kabur. Salah satu orang yang sempat tertinggal dan jatuh terpeleset, membuatnya tertangkap oleh pihak keamanan dan langsung membawa mereka ke kantor polisi karena perbuatannya itu. Sesampainya di kantor polisi, ternyata anak itu memang mengelak dan tidak mau mengakui kesalahannya sehingga membuat polisi yang mengintrogasinya merasa emosi. Per
Akhirnya Gio membuka kota pizza itu dan mulai menikmati makanannya sambil beristirahat sejenak. Situasi yang cukup sulit bagi dirinya adalah ketika melakukan terapi kepada pasien pribadinya itu yang bernama Nancy. Orang itu sama sekali tidak mengalami perkembangan bahkan meskipun hanya 0.001%. Dirinya yang merasa terkadang memang tidak cocok menjadi dokternya sering kali berpikir seperti itu. Bahkan, pikiran itu memenuhi isi kepalanya. Dokter kepala yang sebelumnya sudah mempercayakannya kepada dirinya seolah itu adalah beban berat yang baru saja diterima olehnya dengan suka rela. Kali ini dirinya mulai lagi mengalami hal yang sama karenanya mencoba untuk melupakannya dengan makan yang banyak. Akhir-akhir ini, Gio juga sering bermimpi aneh dan dirinya merasa tidak percaya bahwa semua yang tidak ingin di ingatnya dan itu adalah alasannya menjadi dokter jiwa. Kini perlahan ingatan itu muncul kembali dan menjadikannya berada di dalam ruangan mimpi buruk setiap kali memejamkan mata.
Gio terus mendengarkan apa yang saat ini sedang dikatakan oleh anak itu. semua yang dialaminya memang sudah diketahui oleh Gio. Namun, sekarang ini secara tidak langsung dirinya sedang melakukan anamnesa. Apa yang disampaikan oleh Gio rupanya perlahan-lahan meruntuhkan dinding keras kepalanya hingga akhirnya anak itu mau berbicara walau tidak semua yang dikatakannya itu berkaitan dengan penyakitnya. Dirinya masih menolak kenyataan dan juga masih tidak bisa mempercayai apa yang sebenarnya terjadi kepada dirinya bahkan sudah dua jam lamanya dirinya berada di depan Gio. Isi kepala anak ini lumayan rumit jika dibandingkan dengan apa yang terjadi kepada anak seusianya pada umumnya. Setelah mereka berdua terus berbincang hingga akhirnya anak itu memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Gio kemudian mempersilahkannya dan mengatakan sesuatu kepada anak itu sebelum dirinya meninggalkan pintu rumah Gio.“Untuk saat ini sebaiknya kau melakukan apa yang sudah ku katakan dan beristiraha
Orang tersebut dengan asiknya memotong-motong tubuh pria tersebut sambil mendengarkan musik Gloomy Sunday dengan sangat keras. Tubuh yang sudah tidak utuh lagi, sekarang berada di atas meja yang mirip dengan meja operasi. Orang itu seketika meletakan sarung tangannya dan kemudian pergi ke ruangan lain. Di tempat yang berbeda, sekarang ini polisi sedang bertugas dan mereka masih menyelidiki kasus tersebut hingga membuatnya merasa pusing.“Roma. Kau belum pulang?” tanya salah satu rekannya kepada dirinya yang masih duduk di depan meja kerjanya.“Masih ada yang harus kulakukan.”“Kau ini rajin sekali. apa kau tidak memperdulikan kesehatanmu?”“Aku baik-baik saja, jangan cemas.”“Sekarang mungkin kau mengatakan seperti itu, bagaimana dengan hari-hari kedepannya.”“Ayolah, anda terlalu mencemaskan saya.”“Bukan itu masalahnya. Jika kau tidak sehat, kasus
Setelah orang itu sadar, Roma langsung membawanya ke kantor polisi dan langsung memasukkannya ke dalam penjara. Kejahatan yang dilakukannya tidak lain adalah perdagangan ilegal dan perjudian. Orang itu bukan pembunuh yang selama ini dicari oleh pihak kepolisian. Berdasarkan pengakuan dirinya, ternyata alasan dia berada di dalam apartemen itu dan tertangkap polisi tidak lain adalah karena dirinya sedang melakukan transaksi dengan seorang pria yang saat ini juga sudah ditangkap oleh polisi karena membeli dan menggunakan obat terlarang itu. Keduanya menjalani interogasi dan mereka sama sekali tidak mengetahui siapa orang yang selama ini meneror kota. Mereka hanya penjual dan pembeli. Mendengar pernyataan dari keduanya dan itu memang membuat detektif merasa frustasi karena masih saja salah. Roma yang terlihat selesai mengintrogasinya dan juga sekarang ini dirinya mulai menanyakan sesuatu kepada salah satu dari mereka mengenai bukti yang ditemukan di lokasi pembunuhan yang tidak la
Dalam perjalanannya menuju ke kantor polisi, rupanya Alison seketika mendapatkan panggilan dari kepala kepolisian dan menyuruhnya untuk bertemu dengan dirinya sekarang juga. Di saat yang bersamaan, dirinya merasa kesal karena terlambat menyadari sesuatu. Sesampainya di depan gedung kepolisian kota ini, dirinya perlahan keluar dari mobilnya dan hendak menuju ke suatu tempat. Kakinya yang di perban itu memang sudah tidak terasa sakit lagi karena itulah dirinya dengan cepat bergegas menuju ke sana. Sesampainya dirinya di dalam ruangan kepala kepolisian, Alison bertemu dengan tuan David. Tatapannya yang terlihat seolah sedang marah membuatnya merasa terkejut. Alison kemudian dipersilahkan untuk duduk di kursi dan mereka terlihat sedang berbicara. Selama pembicaraan berlangsung, Alison merasa tidak terima dengan keputusan dari kepala. Dirinya tentu saja tidak akan setuju karena itu memang sudah kewajiban mereka dalam menangkap penjahat. Kasus yang sekarang ini sangat rumit dan meme
Keesokan harinya. Pihak kepolisian yang sedang mengadakan upacara pemakaman Sebastian yang dihadiri oleh banyak orang. Kesedihan yang terpancar di mata mereka semua membuat tangisan yang tidak bisa berhenti. Sementara itu, Gio yang sedang berdiri di depan makamnya Damian dan meletakan bunga. Meskipun dirinya kehilangan hal-hal yang paling berharga dan bahkan kenyataan pahit yang harus ditelannya. Semua itu sudah menjadi bagian dari kehidupannya. Hidup terus berjalan. Tidak ada waktu untuk terus tenggelam dalam kesedihan. Berita yang tersebar di media bahwa kasus pembunuhan berantai yang sudah memakan banyak korban dan bahkan terjadi selama ini membuat semua orang merasa lega. Kasus pembunuhan yang terjadi di 5 tahun yang lalu pun sudah terungkap bahwa pelaku adalah orang yang sama. Mendengar berita yang sangat menggemparkan itu, beberapa dari wartawan sungguh tidak menyangka begitu juga dengan publik. Freya yang saat ini masih dalam perawatan karena luka yang dialaminya sangat parah
Sebastian yang diam-diam membidik kepala Damian namun tidak bisa menembaknya karena orang itu terus bergerak dan kemungkinan hanya akan meleset akhirnya dirinya mengincar jantungnya dan tidak perlu menunggu lama untuk menembaknya. Suara tembakan terdengar dan ternyata mengenai sasaran. Alison yang terkejut akan hal itu kemudian dirinya menghentikan serangannya dan menodong Demian dengan pistolnya lagi. Damian yang sudah terluka kini dirinya tidak bisa lagi menghindari serangan seperti sebelumnya. Sebastian yang keberadaannya sudah diketahui, dirinya mencoba untuk berpindah namun itu terlambat karena Demian dengan cepat menembakan peluru menggunakan pistol tanpa suara ke arahnya dan tepat di kepalanya. Gio yang menyaksikan kematian Sebastian membuat dirinya merasa frustasi dan langsung datang ke arahnya sambil melihat jasadnya.“Pengganggu.”“Keparat! Beraninya kau membunuh Sebastian.”“Ah, aku benci drama.”Meski jantun
Berdasarkan keterangan dari pihak panti asuhan yang sebelumnya menampung Gio dan Damian. Ibu pengurus panti asuhan tersebut seringkali melihat Damian yang masih berumur 6 tahun pada waktu itu. Dirinya terus menerus membunuh serangga dan bahkan hewan-hewan yang dipeliharanya pada saat itu. Melihat apa yang dilakukannya, ibu panti terkejut setengah mati namun Damian mampu memanipulasi orang dewasa tersebut seakan itu adalah kecelakaan. Semenjak saat itu, dirinya tidak dicurigai apa pun dan dinyatakan sehat secara jasmani dan rohani seperti anak-anak yang lainnya tidak terkecuali dengan Gio. Perbedaan mereka berdua yang cukup berbanding terbalik. Namun, seakan Damian sangat terobsesi kepada kakak kandungnya tersebut. Mereka ditemukan pengurus panti di balik pintu dan sampai detik ini tidak diketahui siapa orang tua kandungnya. Di sana hanya tertulis nama dari kedua bayi yang ada di dalam keranjang penuh dengan selimut. Sampai suatu ketika, Gio sudah berusia 10 tahun sedangkan Damian 9
Kenyataan yang menyakitkan. Harapan yang tidak pernah terwujud bahkan semua itu berputar seperti lingkaran setan. Gio yang sudah menyetujui rencana mereka, kini dirinya mencoba kembali ke apartemennya. Namun, beberapa saat kemudian secara tidak terduga dirinya mendapatkan sebuah pesan peringatan dari nomor yang tidak dikenal dan memuluskan kata-kata seolah itu adalah kutukan. Dirinya yang mendadak terdiam masih membacanya dengan serius hingga sampai pada suatu kesimpulan yang membuatnya nyaris tidak percaya. Gio mengemudikan mobilnya dengan cepat menuju ke apartemennya. Sedangkan, ditempat lain Freya tertangkap orang asing dan tidak sadarkan diri.“Kenapa firasatku tidak enak,” gumam GioAlison yang dari tadi terus berada di depan monitor komputer dan terus memperhatikan radar. Tiba-tiba Freya berpindah dengan cepat dan kini berada di koordinat yang tidak termasuk ke dalam lingkungan yang biasanya dikunjunginya. Wilayah yang berada di perbatasan kota
Freya yang sangat terkejut dengan kenyataanya membuat dirinya tidak bisa berkata-kata. Orang yang ada di hadapannya merupakan salah satu orang yang memang pernah bertemu dengannya ketika dirinya masih kuliah. Kabar yang sempat tidak pernah terdengar lagi membuat dirinya merasakan sesuatu yang tidak beres dari orang tersebut. Beberapa saat kemudian, darah terciprat dari tubuh Freya dan membuat dirinya nyaris kehilangan kesadaran untuk yang kedua kalinya. Rintihan terus terdengar dibalik alunan musik klasik yang diputarnya. Suara tawa yang semakin lama semakin keras membuat Freya ketakutan. Tidak lama kemudian, suara tembakan terdengar dari luar dan membuat pria yang ada dihadapan Freya saat ini sangat terkejut.“Apa-apaan ini? Kau memanggil bantuan? Sejak kapan?” ucap pria tersebut dengan tatapan yang mengerikan.Dengan cepat orang-orang yang datang pada saat itu langsung menggeledah setiap ruangan dan rupanya tibalah Alison di dalam ruangan remang-remang da
Suara seorang pria terdengar dari balik kegelapan. Tepat di depan matanya, banyak sekali bekas darah yang sudah mengering dan bahkan ada beberapa potong tubuh manusia. Dirinya yang menyaksikan itu semua membuat keringat dingin menetes di keningnya. Rasa takut bahkan putus asa menghampiri Freya. Suara itu semakin lama semakin terdengar jelas.‘Sial, kenapa aku berada di tempat mengerikan seperti ini,’ batin Freya.Kali ini langkah kakinya terdengar dekat. Tubuhnya tidak bisa digerakan. Tali-tali yang melilit dirinya semakin membuatnya menderita. Saat ini pria tersebut sudah berada di depan Freya. Tubuh tinggi dan pakaian serba hitam seperti malaikat kematian.“Siapa kau? Lepaskan aku sekarang juga!” ucap Freya sambil menatap orang tersebut dengan tatapan dingin.“Kau akan mati. Untuk apa aku melepaskanmu.”“Keparat! Jangan-jangan kau?”Pria tersebut berbalik dan kemudian mengambil be
Tiga hari sebelumnya tepatnya di kediaman Gio. Saat ini dirinya yang sedang berpikir keras mengenai kasus yang terjadi baru-baru ini dan sampai sekarang masih belum terungkap. Pandangannya yang seakan menjelaskan keanehan yang terasa nyata. Gio secara tidak sengaja membuka sebuah artikel yang berisikan berita kasus kecelakaan yang sangat tidak masuk akal sebelumnya. Kemudian dirinya teringat akan beberapa dokumen yang belum sempat diserahkan kepada dirinya oleh senior karena suatu alasan. Namun, tidak lama kemudian pada saat itu mereka bertiga dinyatakan meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Hal itu membuatnya merasa sedih dan bahkan nyaris melupakan dokumen yang sebelumnya dijanjikan oleh salah satu dari mereka. Kali ini dirinya mencoba untuk mencarinya dari beberapa loker yang ada di ruang kerja. Setelah dirinya mencari ke beberapa lemari. Sayangnya tidak ditemukan apa-apa dan justru terlihat berantakan. Dengan penasaran, dirinya memeriksa kamera pengawas dan ternyata tid
Tiba-tiba saja dirinya merasakan firasat buruk. Dominic mencoba untuk tetap tenang seperti dirinya biasanya. Namun, sekali lagi tatapan dan ucapan Gio seakan nyaris membunuhnya. Dominic terdiam sambil memegang kertas yang ada di mejanya dengan tangan yang terlihat gemetar. Hal itu juga terlihat jelas oleh Gio yang memang meja kerjanya berhadapan dengan dirinya. Gio yang sudah mengetahui bahwa ada beberapa pasien yang dirawat di klinik tersebut dan sudah dinyatakan meninggal. Semua itu terlihat tidak masuk akal. Kamera pengawas yang selalu aktif, rupanya setelah dilihat dari rekamannya tidak ada yang mencurigakan. Sampai pada akhirnya dirinya menarik kesimpulan bahwa itu hanyalah bunuh diri.“Ada yang ingin kutanyakan padamu.”“Ah, iya?”“Apa yang kau lakukan di malam itu?”“Apa yang anda bicarakan?”“Malam ketika kau dinas malam bersama dengan Mike. Apa yang kau lakukan?”“Juj
Panggilan tersebut kemudian terputus. Saat ini tepatnya di dalam ruangan pemeriksaan jenazah di tempat tim forensik. Mereka dengan kerja keras berhasil menyelesaikan pemeriksaan dan memang seperti yang sudah diduga sebelumnya bahwa jasad yang berada di dalam rumah sakit tersebut memang orang-orang yang bekerja di sana dan anehnya tidak ada pasien yang menjadi korban.“Bagaimana? Sudah kau hubungi kapten Alison?” tanya salah satu dokter forensik kepada rekannya.“Iya, sudah ku hubungi. Sepertinya akan datang beberapa saat lagi. Tunggu saja.”“Oke.”“Ngomong-ngomong, apa ini tidak terlalu mencurigakan?”“Apa yang menurutmu mencurigakan?”“Diantara semua jasad yang ditemukan meninggal di sana, tidak ada pasien. Mereka ini hanya petugas medis dan dokter psikiater. Apa maksudnya ini? Tidak mungkin di sana tidak ada pasien satu pun?”“Astaga. Kau benar. Aku