Steven kemudian meninggalkan mereka yang sedang mencari seseorang itu. Dirinya kini memasuki rumahnya yang ada di depan sana. Dengan perlahan memasukinya. Selama dalam perjalanan ke rumahnya itu, ternyata ada beberapa alasan kenapa dirinya merasa tidak tenang dan justru ingin sekali pergi dari dunia ini. Begitu dirinya sedang sendirian, tidak lama setelahnya suara itu muncul kembali dan nyaris membuatnya gila. Dengan cepat, dirinya langsung mengambil obat yang diberikan oleh Gio dan langsung meminumnya. Beberapa menit setelahnya, suara itu perlahan menghilang dan dirinya mulai merasa rileks karena efek samping dari obat yang baru saja di konsumsi olehnya. Perasaan yang semakin membuatnya merasa jauh lebih baik hingga akhirnya dirinya memutuskan untuk tidur sebentar. Pikirannya yang masih berada di dalam kebingungan membuatnya semakin tidak bisa menerima kenyataan akan apa yang sebenarnya terjadi kepada dirinya yang malang itu. Steven mulai teringat di saat itu. Saat-saat dimana diri
Dokter kepala langsung mematikan panggilannya dan ternyata saat ini dirinya sedang bersama dengan seseorang di suatu tempat. Mereka terlihat sedang rapat dan itu sepertinya cukup penting. Gio yang masih sibuk dengan dokumentasi pasien membuat dirinya merasa pusing untuk beberapa saat hingga membuatnya tidak sengaja mengumpat dan untungnya tidak ada yang mendengarnya. Ruddy sedang berada di lantai dua dan dirinya sedang memberikan obat kepada beberapa pasien yang ada di sana. Dengan penuh semangat dirinya melaksanakan pekerjaannya itu hingga secara tidak sengaja dirinya melihat salah satu pasien yang tidak lain berada di ruangan nomor 13. Pasien itu kedapatan memiliki sebuah gelang yang unik. Ruddy yang merasa tidak terganggu akan hal itu membuatnya malah membiarkannya saja tanpa berkomentar apa pun. Tidak lama kemudian, pasien itu mengatakan sesuatu kepada dirinya yang sedang memberikannya obat.“Larilah.”“Apa?”“Lari.”
Semakin lama semakin ramai, atmosfer yang masih terlihat sama saja dan tidak ada bedanya. Malam hari pun mulai datang. Di tempat ini mereka berdua tengah membicarakan banyak hal termasuk pekerjaan dan rupanya memang selalu saja sama. Hal-hal yang membuat ini terasa menyakitkan adalah banyaknya orang yang meninggal tragis meninggalkan luka yang mendalam. Mereka tidak akan pernah tinggal diam dan terus mencari keberadaan pelaku yang selama ini membuat banyak orang merasa terancam. Mike yang sedang bekerja di klinik, tiba-tiba saja dirinya mendapat sebuah pesan dari salah satu kenalannya dan mengajaknya untuk bertemu. Tidak lama setelahnya, dirinya langsung membalasnya dan menolak ajakan tersebut karena dirinya harus bekerja. Rupanya orang yang mengajaknya bertemu itu tidak lain adalah seorang model yang memang sudah mengenalnya sejak lama. Hanya saja dirinya memang tidak tertarik dengan orang tersebut dan lagi-lagi lebih memilih pekerjaannya dibandingkan dengan bertemu orang seperti d
Begitu rekan detektifnya itu memberikan sebuah laporan kepadanya yang berisikan informasi yang sangat penting. Alison langsung terkejut dan juga rekan tim yang lainnya. Mereka semua tidak percaya dengan apa yang ada di depan matanya itu. Di tempat yang berbeda, sekarang ini Freya yang bersama dengan temannya sedang sibuk berbicara mengenai pekerjaanya hingga mereka juga membicarakan hal yang lain. Freya mengerti akan posisinya yang mengandalkan informasi dari pihak kepolisian, karena itulah dirinya beberapa kali menghubungi salah satu dari mereka yang tidak lain adalah Roma. Ponsel Roma berbunyi, namun dirinya tidak bisa membaca pesan yang dikirimkan oleh Freya karena memang dirinya meninggalkan ponselnya di meja kerja.“Apa dia tidak membalas pesanmu?” tanya teman Freya“Benar. sepertinya sedang sibuk.”“Biarkan saja. Nanti juga akan dibalas.”“Oh iya, apa kau sudah mengumpulkan informasinya?”&ldquo
Sesampainya Freya di depan pintu rumah wanita tua tersebut, dirinya langsung pulang ke rumah. Awal yang cukup membuatnya merasakan detak jantung yang sangat cepat. Tidak hanya sampai disitu saja, dirinya mulai berkeringat dingin dan ketakutan muncul di dalam dirinya. Kasus pembunuhan yang seringkali terjadi membuatnya ikut merasakan rasa takut yang luar biasa. Di dalam perjalanannya itu, sekali lagi Freya terus waspada akan apa yang mungkin terjadi kepada dirinya hingga akhirnya sampai tepat di rumahnya. Setelah itu, Freya menyalakan lampu dan langsung duduk di sofa. Pikirannya yang sudah tidak lagi sehat membuat dirinya merasa tidak tenang dan terus terpikir apa yang sebelumnya terjadi kepada temannya yang sangat tragis. Di samping itu, Freya melihat beberapa pesan yang masuk ke ponselnya dan itu ternyata dari Chris. Ada beberapa informasi yang didapatkan olehnya dan Freya langsung membacanya hingga selesai. Informasi yang didapat oleh Chris sejauh ini cukup untuk membantunya mengu
Tidak disangka, ternyata pria tersebut dengan mudahnya mengakui perbuatannya dan sekarang dirinya memberitahukan kepada pihak berwajib mengenai situs internet yang menjual obat terlarang itu. Polisi yang langsung menjatuhi hukuman penjara serta rehabilitasi membuat pria tersebut rupanya harus berakhir di sebuah rumah sakit jiwa. Rumah sakit yang berada di wilayah barat kota ini dan terkenal dengan banyaknya pasien yang memilih untuk mengakhiri hidupnya karena tidak kuat menjalani pengobatan di tempat itu. Namun, rupanya pria tersebut tidak seperti mereka dan seakan dirinya sengaja memasuki tempat itu dan menjadikannya percobaan untuk bertahan hidup. Mereka yang sudah membawanya kesana, sekarang ini langsung mempercayakannya kepada pihak yang ada di sana mengenai orang ini. Ruangan yang menjadi tempat rehabilitasinya tidak lain berada di lantai dua. Berdasarkan hasil pemeriksaan, pria itu memang memiliki gangguan kecemasan sehingga membuatnya harus mengkonsumsi banyak sekali obat dan
Tidak lama kemudian, Alison langsung pergi dari sana dan benar saja. Orang yang dari tadi memperhatikannya sekarang mengikutinya kemana dirinya pergi bahkan sampai mengikuti ke sebuah gang kecil yang tidak jauh berada di sana. Perlahan, dirinya pura-pura tidak menyadarinya sebelum akhirnya orang itu berhasil ditumbangkan oleh Alison. Seketika membuatnya merasa kesakitan karena sudah dilumpuhkan. Alison yang dengan tenang sekali lagi bertanya kepadanya dan rupanya orang tersebut masih keras kepala tidak mau mengatakan apapun kepada dirinya sampai Alison menggunakan cara yang kasar berharap agar orang yang ada di hadapannya itu buka mulut. Wajah dan tubuhnya sudah babak belur dan tidak memungkinkan untuk dirinya melarikan diri. Alison sengaja membuat orang tersebut seperti itu dengan tujuan agar tidak kabur. Selama beberapa pertanyaan dilontarkan, ternyata Roma memberikan laporan kepadanya bahwa mereka sudah menemukan sesuatu yang mengerikan dan sangat tidak disangka sebelumnya.
Melihat kesibukan yang terjadi di sana, Freya langsung pergi dan dirinya juga melihat beberapa orang datang ke kantor tersebut dan mereka membawa banyak sekali barang. Suasana yang terlihat sangat sibuk itu membuatnya merasa bingung hingga akhirnya memutuskan untuk pergi saja dari sana. Freya masih mengumpulkan banyak informasi dan bahkan sebelumnya juga dirinya sempat meminta bantuan kepada pihak lain untuk membantunya dalam menemukan pelaku. Selama ini sudah banyak korban dan kemungkinannya akan memperbanyak korban lagi jika terus dibiarkan begitu saja. Setelah dirinya selesai dengan urusannya di kantor polisi, tiba-tiba saja Gio menghubunginya dan itu membuatnya merasa terkejut karena belum lama ini dia tidak pernah menghubunginya lagi.“Halo Gio?”“Freya, aku butuh bantuanmu.”“Iya? Ada apa? apa yang harus ku lakukan?”“Tolong kau cari tahu informasi mengenai kasus hari ini.”“Ah, aku sudah
Di hari ini, pihak keluarga dari gadis bernama Diana sedang melangsungkan pemakaman yang menghadirkan banyak sekali orang. Tidak sedikit dari mereka yang merupakan kerabat dan kenalannya. Mereka yang hadir merasakan kesedihan yang luar biasa hingga membuat terasa sangat menyakitkan. Polisi juga ada yang datang ke acara pemakaman tersebut yang tidak lain adalah Alison. Melihat apa yang terjadi di sana, Alison merasakan kesedihan karena memang tidak ada yang bisa dilakukan selain melakukan pemakamannya. Kepolisian yang saat ini sedang dalam misi pengawasan dan bahkan penyelidikan lebih lanjut mengenai kasus yang sering terjadi di kota ini dan itu cukup membuat mereka merasa lelah. Alison yang sudah menghadiri pemakaman tersebut, sekarang dirinya bergerak menuju sebuah tempat yang rupanya dikatakan oleh pria yang diduga anggota jaringan gelap. Sesampainya di sebuah tempat yang terlihat terpencil di pinggiran distrik bagian tenggara. Di sana, ada sebuah bangunan yang lumayan tinggi dan
Keesokan harinya. Pihak kepolisian yang sedang mengadakan upacara pemakaman Sebastian yang dihadiri oleh banyak orang. Kesedihan yang terpancar di mata mereka semua membuat tangisan yang tidak bisa berhenti. Sementara itu, Gio yang sedang berdiri di depan makamnya Damian dan meletakan bunga. Meskipun dirinya kehilangan hal-hal yang paling berharga dan bahkan kenyataan pahit yang harus ditelannya. Semua itu sudah menjadi bagian dari kehidupannya. Hidup terus berjalan. Tidak ada waktu untuk terus tenggelam dalam kesedihan. Berita yang tersebar di media bahwa kasus pembunuhan berantai yang sudah memakan banyak korban dan bahkan terjadi selama ini membuat semua orang merasa lega. Kasus pembunuhan yang terjadi di 5 tahun yang lalu pun sudah terungkap bahwa pelaku adalah orang yang sama. Mendengar berita yang sangat menggemparkan itu, beberapa dari wartawan sungguh tidak menyangka begitu juga dengan publik. Freya yang saat ini masih dalam perawatan karena luka yang dialaminya sangat parah
Sebastian yang diam-diam membidik kepala Damian namun tidak bisa menembaknya karena orang itu terus bergerak dan kemungkinan hanya akan meleset akhirnya dirinya mengincar jantungnya dan tidak perlu menunggu lama untuk menembaknya. Suara tembakan terdengar dan ternyata mengenai sasaran. Alison yang terkejut akan hal itu kemudian dirinya menghentikan serangannya dan menodong Demian dengan pistolnya lagi. Damian yang sudah terluka kini dirinya tidak bisa lagi menghindari serangan seperti sebelumnya. Sebastian yang keberadaannya sudah diketahui, dirinya mencoba untuk berpindah namun itu terlambat karena Demian dengan cepat menembakan peluru menggunakan pistol tanpa suara ke arahnya dan tepat di kepalanya. Gio yang menyaksikan kematian Sebastian membuat dirinya merasa frustasi dan langsung datang ke arahnya sambil melihat jasadnya.“Pengganggu.”“Keparat! Beraninya kau membunuh Sebastian.”“Ah, aku benci drama.”Meski jantun
Berdasarkan keterangan dari pihak panti asuhan yang sebelumnya menampung Gio dan Damian. Ibu pengurus panti asuhan tersebut seringkali melihat Damian yang masih berumur 6 tahun pada waktu itu. Dirinya terus menerus membunuh serangga dan bahkan hewan-hewan yang dipeliharanya pada saat itu. Melihat apa yang dilakukannya, ibu panti terkejut setengah mati namun Damian mampu memanipulasi orang dewasa tersebut seakan itu adalah kecelakaan. Semenjak saat itu, dirinya tidak dicurigai apa pun dan dinyatakan sehat secara jasmani dan rohani seperti anak-anak yang lainnya tidak terkecuali dengan Gio. Perbedaan mereka berdua yang cukup berbanding terbalik. Namun, seakan Damian sangat terobsesi kepada kakak kandungnya tersebut. Mereka ditemukan pengurus panti di balik pintu dan sampai detik ini tidak diketahui siapa orang tua kandungnya. Di sana hanya tertulis nama dari kedua bayi yang ada di dalam keranjang penuh dengan selimut. Sampai suatu ketika, Gio sudah berusia 10 tahun sedangkan Damian 9
Kenyataan yang menyakitkan. Harapan yang tidak pernah terwujud bahkan semua itu berputar seperti lingkaran setan. Gio yang sudah menyetujui rencana mereka, kini dirinya mencoba kembali ke apartemennya. Namun, beberapa saat kemudian secara tidak terduga dirinya mendapatkan sebuah pesan peringatan dari nomor yang tidak dikenal dan memuluskan kata-kata seolah itu adalah kutukan. Dirinya yang mendadak terdiam masih membacanya dengan serius hingga sampai pada suatu kesimpulan yang membuatnya nyaris tidak percaya. Gio mengemudikan mobilnya dengan cepat menuju ke apartemennya. Sedangkan, ditempat lain Freya tertangkap orang asing dan tidak sadarkan diri.“Kenapa firasatku tidak enak,” gumam GioAlison yang dari tadi terus berada di depan monitor komputer dan terus memperhatikan radar. Tiba-tiba Freya berpindah dengan cepat dan kini berada di koordinat yang tidak termasuk ke dalam lingkungan yang biasanya dikunjunginya. Wilayah yang berada di perbatasan kota
Freya yang sangat terkejut dengan kenyataanya membuat dirinya tidak bisa berkata-kata. Orang yang ada di hadapannya merupakan salah satu orang yang memang pernah bertemu dengannya ketika dirinya masih kuliah. Kabar yang sempat tidak pernah terdengar lagi membuat dirinya merasakan sesuatu yang tidak beres dari orang tersebut. Beberapa saat kemudian, darah terciprat dari tubuh Freya dan membuat dirinya nyaris kehilangan kesadaran untuk yang kedua kalinya. Rintihan terus terdengar dibalik alunan musik klasik yang diputarnya. Suara tawa yang semakin lama semakin keras membuat Freya ketakutan. Tidak lama kemudian, suara tembakan terdengar dari luar dan membuat pria yang ada dihadapan Freya saat ini sangat terkejut.“Apa-apaan ini? Kau memanggil bantuan? Sejak kapan?” ucap pria tersebut dengan tatapan yang mengerikan.Dengan cepat orang-orang yang datang pada saat itu langsung menggeledah setiap ruangan dan rupanya tibalah Alison di dalam ruangan remang-remang da
Suara seorang pria terdengar dari balik kegelapan. Tepat di depan matanya, banyak sekali bekas darah yang sudah mengering dan bahkan ada beberapa potong tubuh manusia. Dirinya yang menyaksikan itu semua membuat keringat dingin menetes di keningnya. Rasa takut bahkan putus asa menghampiri Freya. Suara itu semakin lama semakin terdengar jelas.‘Sial, kenapa aku berada di tempat mengerikan seperti ini,’ batin Freya.Kali ini langkah kakinya terdengar dekat. Tubuhnya tidak bisa digerakan. Tali-tali yang melilit dirinya semakin membuatnya menderita. Saat ini pria tersebut sudah berada di depan Freya. Tubuh tinggi dan pakaian serba hitam seperti malaikat kematian.“Siapa kau? Lepaskan aku sekarang juga!” ucap Freya sambil menatap orang tersebut dengan tatapan dingin.“Kau akan mati. Untuk apa aku melepaskanmu.”“Keparat! Jangan-jangan kau?”Pria tersebut berbalik dan kemudian mengambil be
Tiga hari sebelumnya tepatnya di kediaman Gio. Saat ini dirinya yang sedang berpikir keras mengenai kasus yang terjadi baru-baru ini dan sampai sekarang masih belum terungkap. Pandangannya yang seakan menjelaskan keanehan yang terasa nyata. Gio secara tidak sengaja membuka sebuah artikel yang berisikan berita kasus kecelakaan yang sangat tidak masuk akal sebelumnya. Kemudian dirinya teringat akan beberapa dokumen yang belum sempat diserahkan kepada dirinya oleh senior karena suatu alasan. Namun, tidak lama kemudian pada saat itu mereka bertiga dinyatakan meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Hal itu membuatnya merasa sedih dan bahkan nyaris melupakan dokumen yang sebelumnya dijanjikan oleh salah satu dari mereka. Kali ini dirinya mencoba untuk mencarinya dari beberapa loker yang ada di ruang kerja. Setelah dirinya mencari ke beberapa lemari. Sayangnya tidak ditemukan apa-apa dan justru terlihat berantakan. Dengan penasaran, dirinya memeriksa kamera pengawas dan ternyata tid
Tiba-tiba saja dirinya merasakan firasat buruk. Dominic mencoba untuk tetap tenang seperti dirinya biasanya. Namun, sekali lagi tatapan dan ucapan Gio seakan nyaris membunuhnya. Dominic terdiam sambil memegang kertas yang ada di mejanya dengan tangan yang terlihat gemetar. Hal itu juga terlihat jelas oleh Gio yang memang meja kerjanya berhadapan dengan dirinya. Gio yang sudah mengetahui bahwa ada beberapa pasien yang dirawat di klinik tersebut dan sudah dinyatakan meninggal. Semua itu terlihat tidak masuk akal. Kamera pengawas yang selalu aktif, rupanya setelah dilihat dari rekamannya tidak ada yang mencurigakan. Sampai pada akhirnya dirinya menarik kesimpulan bahwa itu hanyalah bunuh diri.“Ada yang ingin kutanyakan padamu.”“Ah, iya?”“Apa yang kau lakukan di malam itu?”“Apa yang anda bicarakan?”“Malam ketika kau dinas malam bersama dengan Mike. Apa yang kau lakukan?”“Juj
Panggilan tersebut kemudian terputus. Saat ini tepatnya di dalam ruangan pemeriksaan jenazah di tempat tim forensik. Mereka dengan kerja keras berhasil menyelesaikan pemeriksaan dan memang seperti yang sudah diduga sebelumnya bahwa jasad yang berada di dalam rumah sakit tersebut memang orang-orang yang bekerja di sana dan anehnya tidak ada pasien yang menjadi korban.“Bagaimana? Sudah kau hubungi kapten Alison?” tanya salah satu dokter forensik kepada rekannya.“Iya, sudah ku hubungi. Sepertinya akan datang beberapa saat lagi. Tunggu saja.”“Oke.”“Ngomong-ngomong, apa ini tidak terlalu mencurigakan?”“Apa yang menurutmu mencurigakan?”“Diantara semua jasad yang ditemukan meninggal di sana, tidak ada pasien. Mereka ini hanya petugas medis dan dokter psikiater. Apa maksudnya ini? Tidak mungkin di sana tidak ada pasien satu pun?”“Astaga. Kau benar. Aku