Kecelakaan yang menyebabkan banyak korban itu semakin lama semakin menutup kasus yang selama ini di selidiki oleh pihak kepolisian. Setelah semua orang berhasil membawa jenazah para korban dan membawanya kepada keluarga masing-masing korban. Saat ini, semuanya menjadi tidak terkendali dan banyak yang merasa di rugikan atas kejadian tersebut. Selama dalam penyelidikan, pihak kepolisian tidak menemukan bukti apa pun yang terkait akan kecelakaan tersebut. Mereka semua memeriksa kamera pengawas dan ternyata semuanya berisi tragedi yang mengerikan itu tanpa adanya campur tangan orang lain. Beberapa orang awalnya terlihat biasa saja dan mereka merasa aman sehingga menaiki bus tersebut. Polisi juga melakukan tes kadar alkohol kepada pengemudi bus tersebut dan ternyata pengemudi itu tidak memiliki kadar alkohol di tubuhanya sehingga membuat pihak kepolisian merasa bingung. Di balik insiden yang mengerikan ini banyak dari orang lain yang mengasumsikan bahwa ini adalah pembunuhan. Mereka meny
Setelah melalui proses diskusi, akhirnya dia di kirim ke klinik dimana Gio bekerja. Klinik ini memang terbilang lebih manusiawi di bandingkan dengan rumah sakit jiwa lainnya yang ada di negara ini. Mereka langsung membawanya dan lagi-lagi keluarganya tidak mempedulikannya sama sekali dan hanya seorang kakek yang peduli padanya. Berdasarkan pengakuan kakek tersebut, sebelum dia menjadi gila dahulu orang itu sering membantunya walau dia bukan keluarganya. Karena itulah dia sekarang membantunya ketika dalam kondisi menyedihkan seperti ini. Kakek tersebut membawanya ke klinik yang sekarang dan dia juga sering mengunjunginya sampai pada akhirnya kakek tersebut meninggal dunia karena serangan jantung. Pria tersebut bernama Edwin. Begitu mendengar kabar mengenai kakek tersebut dia malah mejadi komplikasi. Bukan hanya halusinasi pendengaran saja tapi dia juga menderita depresi akut sehingga harus menjalani pengobatan lebih lama lagi. Gio yang merupakan salah satu psikiater yang menangani ko
Beberapa jam sebelumnya, salah satu psikiater yang bertubuh tinggi dan berkacamata itu bersama dengan psikiater wanita yang berambut pendek sedang berada di sebuah halte dan mereka terlihat mengobrol sebelum akhirnya bus datang dan mereka langsung berangkat. Sementara itu, psikiater yang satunya lagi seorang pria muda lebih tua dua tahun dari Gio sedang duduk di kursi tengah sambil membaca sebuah buku. Orang itu memang sengaja tidak pernah membawa mobil karena dia ingin menjadi warga negara yang baik dengan menaiki kendaraan umum. Mereka bertiga tidak lain adalah Joshua, Christy dan Louis. Mereka bertiga bekerja di kilik yang sama dengan Gio. Dalam perjalanan yang terlihat tenang itu, tiba-tiba membuat mereka berada di alam lain.Tragedi yang sudah seperti mimpi buruk ini terus terjadi dan bahkan sekarang ini mereka sedang di sibukan dalam penyelesaina kasus yang kini terjadi. Selama beberapa waktu, seorang warga mendapati mereka yang merasa panik karena hal ini sehingga memb
“Apa kau baru saja mengatakan bahwa kasus ini berhubungan dengan tragedi pembunuhan itu?”“Yahh, hanya kemungkinan besar.”“Kenapa kau bisa berpikir seperti itu?”“Karena ada beberapa alasan.”“Alasan?”“Tepat sekali. yang pertama adalah jika di lihat dari daftar korban, isinya bukan secara kebetulan. Ada seseorang yang menargetkan salah satu dari mereka secara tidak langsungnya seperti itu.”“Siapa? Untuk apa pelaku menargetkan orang itu?”“Entahlah. Aku belum yakin soal ini. Hanya saja, mengenai pelaku yang kemungkinanya sedang mengincar seseorang ini bukanlah sebuah kebetulan. Ada sesuatu yang janggal dari kematian mereka dan bahkan setelah di telusuri mengenai identitas mereka, ada salah satu orang pernting yang menaiki bus tersebut.”“Jadi, kau yakin soal itu?”“Bisa di bilang seperti itu.”
“Aku melihat sesuatu yang mengerikan dan hampir setiap saat seakan ingin sekali mengambil nyawaku. Tapi di sini berbeda. Semuanya tidak seperti waktu itu.”“Benarkah? Memangnya apa yang menjadi perbedaannya?”“Tidak terlalu menyeramkan. Meski kadang aku melihatnya lagi, rasanya sudah tidak sesering itu. aku merasa tenang.”“Syukurlah. Oh iya, bagaimana dengan buku yang kemarin ku rekomendasikan? Apa kau menyukainya?”“Oh iya. Buku itu. aku hampir lupa mengatakannya, sangat bagus ceritanya aku suka.”“Kau tahu kenapa aku merekondasikannya padamu?”“Tidak, memangnya kenapa?”“Karena bisanya itu adalah buku yang membuat pembacanya merasakan emosi yang ada di dalam ceritanya.”“Iya, kadang aku juga merasa senang dan bahkan sedih.”“Kalau begitu, apa kau sudah meminum obatnya?”“Iya, sudah.&rdqu
Sementara saat ini di tempat Gio berada. Sekarang dia sedang bersama dengan orang-orang yang menghadiri pemakaman rekannya itu. Mereka yang datang terlihat banyak dan sangat bersedih. Kesedihannya terlihat dari air mata yang mereka tuangkan dan itu membuat dirinya juga sangat terluka. Gio pun kemudian melihat beberapa orang yang datang dan tidak lain adalah mereka yang mengenalnnya. Setelah dirinya berziarah ke pemakaman salah satu rekannya itu, sekarang dia juga menuju ke dua tempat berikutnya. Perjalanan yang di tempuh oleh dirinya lumayan lama sehingga ketika dia tiba di tempat ke dua dirinya hanya bisa sebentar saja mengunjunginya. Kali ini dia berjalan ke pemakamannya perempuan itu dan ternyata keluarganya masih tidak terima akan kematiannya yang teragis tersebut. Mereka terlihat begitu terpukul bahkan sebelumnya ada yang pinsan. Gio hanya bisa memberikan dukungan untuk tidak lagi berlarut dalam kesedihan dan setelah itu dia langsung pergi ke tempat ketiga. Dalam perjalanannya
Polisi masih melakukan investigasi di lokasi kejadian dan itu membuat semua pihak menunggu hasil dari mereka. Ketika semua orang sedang di sibukan dengan kasus ini, sementara itu di sebuah tempat yang tidak jauh dari klinik gangguan jiwa terdapat seorang pria tua yang membawa wanita tua bersamanya memasuki sebuah ruangan yang berada di dalan gedung kantor. Mereka terlihat sedang kebingungan dan tidak lama setelahnya langsung bertemu dengan orang yang di carinya. Orang tersebut merupakan pekerja di sana dan mereka sedang menanyakan seseorang kepadanya. Orang itu hanya menggelengakan kepalanya dan kedua orang itu langsung pergi dari sana. Mereka berdua yang terlihat cemas mencari orang yang selama ini menghilang tidak tahu kemana. Mereka berdua dengan tekun mencarinya sampai pada akhirnya mereka menyerah dan langsung pergi lagi ke kantor polisi. Saat itu, di sana situasinya sedang sibuk dan mereka berdua belum mendapatkan informasi mengenai orang yang mereka cari.“Permis
“Saya paham apa maksudmu Gio. Ngomong-ngomong, apa yang ingin anda tanyakan?”“Selama ini saya merasa ada sesuatu yang aneh dengan pasien yang berada di ruang isolasi nomor 13. Apakah anda juga merasakan hal yang sama ketika masih bekerja di tempat saya bekerja saat ini? Atau ini hanya perasaan saya saja?”“Pasien itu ya, saya ingat.”“Apa yang terjadi sebenarnya?”“Oh iya, saya belum sempat mengatakannya padamu rupanya.”“Apa?”“Pasien itu memang aneh. Terlebih lagi dia tidak terlihat seperti mengalami gangguan jiwa dan hanya terdiam seolah dirinya memikirkan suatu hal. Apakah anda datang kemari untuk menyelidikinya?”“Bisa di bilang seperti itu. karena ada sesuatu yang menurut saya mengerikan.”“Pasien memang selalu aneh-aneh, kau tidak perlu khawatir.”“Masalahnya adalah bukan di situ saja. Apakah dia sung
Pembicaraan mereka berlangsung lama dan bahkan hampir seharian penuh. Reuni antar sesama psikiater yang dahulu bekerja bersama dengannya dan Gio saat itu masih menjadi junior di klinik tersebut. Beberapa kali memang selalu di sebutkan bahwa dokter Louitser memang orang yang sangat kompeten dan dia juga mencintai pekerjaanya itu hingga dia di pindahkan tugas dari tempat sebelumnya. Gio yang memang merupakan junior yang paling dekat dengannya, tidak heran jika mereka sangat akrab dan bahkan sudah seperti keluarga. Selama beberapa waktu, tuan Louitser mengetahui suatu hal yang membuatnya harus waspada. Pembunuhan yang terjadi saat ini merupakan salah satunya. Karena itulah dia memang selalu bersikap waspada di setiap kondisi apa pun. Tidak heran jika dia memang seperti itu karena merupakan orang yang berpengaruh di dalam suatu hal. Saat ini, mereka tengah mengobrol dan terus mengobrol hingga akhirnya Gio memutuskan untuk kembali ke pusat kota. Selama dirinya berbicara dalam waktu yang
Keesokan harinya. Pihak kepolisian yang sedang mengadakan upacara pemakaman Sebastian yang dihadiri oleh banyak orang. Kesedihan yang terpancar di mata mereka semua membuat tangisan yang tidak bisa berhenti. Sementara itu, Gio yang sedang berdiri di depan makamnya Damian dan meletakan bunga. Meskipun dirinya kehilangan hal-hal yang paling berharga dan bahkan kenyataan pahit yang harus ditelannya. Semua itu sudah menjadi bagian dari kehidupannya. Hidup terus berjalan. Tidak ada waktu untuk terus tenggelam dalam kesedihan. Berita yang tersebar di media bahwa kasus pembunuhan berantai yang sudah memakan banyak korban dan bahkan terjadi selama ini membuat semua orang merasa lega. Kasus pembunuhan yang terjadi di 5 tahun yang lalu pun sudah terungkap bahwa pelaku adalah orang yang sama. Mendengar berita yang sangat menggemparkan itu, beberapa dari wartawan sungguh tidak menyangka begitu juga dengan publik. Freya yang saat ini masih dalam perawatan karena luka yang dialaminya sangat parah
Sebastian yang diam-diam membidik kepala Damian namun tidak bisa menembaknya karena orang itu terus bergerak dan kemungkinan hanya akan meleset akhirnya dirinya mengincar jantungnya dan tidak perlu menunggu lama untuk menembaknya. Suara tembakan terdengar dan ternyata mengenai sasaran. Alison yang terkejut akan hal itu kemudian dirinya menghentikan serangannya dan menodong Demian dengan pistolnya lagi. Damian yang sudah terluka kini dirinya tidak bisa lagi menghindari serangan seperti sebelumnya. Sebastian yang keberadaannya sudah diketahui, dirinya mencoba untuk berpindah namun itu terlambat karena Demian dengan cepat menembakan peluru menggunakan pistol tanpa suara ke arahnya dan tepat di kepalanya. Gio yang menyaksikan kematian Sebastian membuat dirinya merasa frustasi dan langsung datang ke arahnya sambil melihat jasadnya.“Pengganggu.”“Keparat! Beraninya kau membunuh Sebastian.”“Ah, aku benci drama.”Meski jantun
Berdasarkan keterangan dari pihak panti asuhan yang sebelumnya menampung Gio dan Damian. Ibu pengurus panti asuhan tersebut seringkali melihat Damian yang masih berumur 6 tahun pada waktu itu. Dirinya terus menerus membunuh serangga dan bahkan hewan-hewan yang dipeliharanya pada saat itu. Melihat apa yang dilakukannya, ibu panti terkejut setengah mati namun Damian mampu memanipulasi orang dewasa tersebut seakan itu adalah kecelakaan. Semenjak saat itu, dirinya tidak dicurigai apa pun dan dinyatakan sehat secara jasmani dan rohani seperti anak-anak yang lainnya tidak terkecuali dengan Gio. Perbedaan mereka berdua yang cukup berbanding terbalik. Namun, seakan Damian sangat terobsesi kepada kakak kandungnya tersebut. Mereka ditemukan pengurus panti di balik pintu dan sampai detik ini tidak diketahui siapa orang tua kandungnya. Di sana hanya tertulis nama dari kedua bayi yang ada di dalam keranjang penuh dengan selimut. Sampai suatu ketika, Gio sudah berusia 10 tahun sedangkan Damian 9
Kenyataan yang menyakitkan. Harapan yang tidak pernah terwujud bahkan semua itu berputar seperti lingkaran setan. Gio yang sudah menyetujui rencana mereka, kini dirinya mencoba kembali ke apartemennya. Namun, beberapa saat kemudian secara tidak terduga dirinya mendapatkan sebuah pesan peringatan dari nomor yang tidak dikenal dan memuluskan kata-kata seolah itu adalah kutukan. Dirinya yang mendadak terdiam masih membacanya dengan serius hingga sampai pada suatu kesimpulan yang membuatnya nyaris tidak percaya. Gio mengemudikan mobilnya dengan cepat menuju ke apartemennya. Sedangkan, ditempat lain Freya tertangkap orang asing dan tidak sadarkan diri.“Kenapa firasatku tidak enak,” gumam GioAlison yang dari tadi terus berada di depan monitor komputer dan terus memperhatikan radar. Tiba-tiba Freya berpindah dengan cepat dan kini berada di koordinat yang tidak termasuk ke dalam lingkungan yang biasanya dikunjunginya. Wilayah yang berada di perbatasan kota
Freya yang sangat terkejut dengan kenyataanya membuat dirinya tidak bisa berkata-kata. Orang yang ada di hadapannya merupakan salah satu orang yang memang pernah bertemu dengannya ketika dirinya masih kuliah. Kabar yang sempat tidak pernah terdengar lagi membuat dirinya merasakan sesuatu yang tidak beres dari orang tersebut. Beberapa saat kemudian, darah terciprat dari tubuh Freya dan membuat dirinya nyaris kehilangan kesadaran untuk yang kedua kalinya. Rintihan terus terdengar dibalik alunan musik klasik yang diputarnya. Suara tawa yang semakin lama semakin keras membuat Freya ketakutan. Tidak lama kemudian, suara tembakan terdengar dari luar dan membuat pria yang ada dihadapan Freya saat ini sangat terkejut.“Apa-apaan ini? Kau memanggil bantuan? Sejak kapan?” ucap pria tersebut dengan tatapan yang mengerikan.Dengan cepat orang-orang yang datang pada saat itu langsung menggeledah setiap ruangan dan rupanya tibalah Alison di dalam ruangan remang-remang da
Suara seorang pria terdengar dari balik kegelapan. Tepat di depan matanya, banyak sekali bekas darah yang sudah mengering dan bahkan ada beberapa potong tubuh manusia. Dirinya yang menyaksikan itu semua membuat keringat dingin menetes di keningnya. Rasa takut bahkan putus asa menghampiri Freya. Suara itu semakin lama semakin terdengar jelas.‘Sial, kenapa aku berada di tempat mengerikan seperti ini,’ batin Freya.Kali ini langkah kakinya terdengar dekat. Tubuhnya tidak bisa digerakan. Tali-tali yang melilit dirinya semakin membuatnya menderita. Saat ini pria tersebut sudah berada di depan Freya. Tubuh tinggi dan pakaian serba hitam seperti malaikat kematian.“Siapa kau? Lepaskan aku sekarang juga!” ucap Freya sambil menatap orang tersebut dengan tatapan dingin.“Kau akan mati. Untuk apa aku melepaskanmu.”“Keparat! Jangan-jangan kau?”Pria tersebut berbalik dan kemudian mengambil be
Tiga hari sebelumnya tepatnya di kediaman Gio. Saat ini dirinya yang sedang berpikir keras mengenai kasus yang terjadi baru-baru ini dan sampai sekarang masih belum terungkap. Pandangannya yang seakan menjelaskan keanehan yang terasa nyata. Gio secara tidak sengaja membuka sebuah artikel yang berisikan berita kasus kecelakaan yang sangat tidak masuk akal sebelumnya. Kemudian dirinya teringat akan beberapa dokumen yang belum sempat diserahkan kepada dirinya oleh senior karena suatu alasan. Namun, tidak lama kemudian pada saat itu mereka bertiga dinyatakan meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Hal itu membuatnya merasa sedih dan bahkan nyaris melupakan dokumen yang sebelumnya dijanjikan oleh salah satu dari mereka. Kali ini dirinya mencoba untuk mencarinya dari beberapa loker yang ada di ruang kerja. Setelah dirinya mencari ke beberapa lemari. Sayangnya tidak ditemukan apa-apa dan justru terlihat berantakan. Dengan penasaran, dirinya memeriksa kamera pengawas dan ternyata tid
Tiba-tiba saja dirinya merasakan firasat buruk. Dominic mencoba untuk tetap tenang seperti dirinya biasanya. Namun, sekali lagi tatapan dan ucapan Gio seakan nyaris membunuhnya. Dominic terdiam sambil memegang kertas yang ada di mejanya dengan tangan yang terlihat gemetar. Hal itu juga terlihat jelas oleh Gio yang memang meja kerjanya berhadapan dengan dirinya. Gio yang sudah mengetahui bahwa ada beberapa pasien yang dirawat di klinik tersebut dan sudah dinyatakan meninggal. Semua itu terlihat tidak masuk akal. Kamera pengawas yang selalu aktif, rupanya setelah dilihat dari rekamannya tidak ada yang mencurigakan. Sampai pada akhirnya dirinya menarik kesimpulan bahwa itu hanyalah bunuh diri.“Ada yang ingin kutanyakan padamu.”“Ah, iya?”“Apa yang kau lakukan di malam itu?”“Apa yang anda bicarakan?”“Malam ketika kau dinas malam bersama dengan Mike. Apa yang kau lakukan?”“Juj
Panggilan tersebut kemudian terputus. Saat ini tepatnya di dalam ruangan pemeriksaan jenazah di tempat tim forensik. Mereka dengan kerja keras berhasil menyelesaikan pemeriksaan dan memang seperti yang sudah diduga sebelumnya bahwa jasad yang berada di dalam rumah sakit tersebut memang orang-orang yang bekerja di sana dan anehnya tidak ada pasien yang menjadi korban.“Bagaimana? Sudah kau hubungi kapten Alison?” tanya salah satu dokter forensik kepada rekannya.“Iya, sudah ku hubungi. Sepertinya akan datang beberapa saat lagi. Tunggu saja.”“Oke.”“Ngomong-ngomong, apa ini tidak terlalu mencurigakan?”“Apa yang menurutmu mencurigakan?”“Diantara semua jasad yang ditemukan meninggal di sana, tidak ada pasien. Mereka ini hanya petugas medis dan dokter psikiater. Apa maksudnya ini? Tidak mungkin di sana tidak ada pasien satu pun?”“Astaga. Kau benar. Aku