Setelah itu, dia kemudian pergi dari sana dan hendak untuk pulang ke rumahnya. Sesampainya di dalam rumahnya, Gio langsung duduk di sofa dan kemudian hendak tidur. Selama ini beberapa hal terjadi kepada dirinya dan itu membuatnya merasa seperti berada di suatu tempat yang tidak asing. Selama berada di dalam ingatan yang muncul itu tidak lama setelahnya mulai memenuhi kepalanya. Ke esokan paginya. Semua orang di kota ini telah ramai membicarakan apa yang di temukan pihak kepolisian tadi malam. Beberapa diantara mereka mulai panik dan langsung berniat untuk melarikan diri sebelum semuanya terlambat. Tidak sedikit dari mereka yang tidak akan lama lagi tinggal di kota ini. Terror yang terus bermunculan dan setelah semuanya di selidiki, kenyataanya memang mengerikan. Kerangka manusia yang di temukan di sebuah gudang tua yang letaknya berada di pinggir distrik 45 memang merupakan kerangka manusia dan menurut pernyataan forensik, kerangka itu kira-kira berusia sekitar 26 tahunan. Indentita
Begitu melihat Lilian yang sudah datang, dia langsung menyuruhnya untuk duduk dan mereka berdua terlihat sedang membicarakan sesuatu. Di hari yang penuh dengan kegaduhan ini, mereka terlihat tenang dan justru seakan ini bukanlah urusan yang harus memusingkan mereka untuk saat ini. Selama sesi konseling kemarin, Sola penasaran dengan apa yang terjadi antara dirinya dan guru konseling tersebut yang terlihat saat itu di balik jendela adalah ekspresi wajah guru tersebut yang seakan memperlihatkan sesuatu. “Sebenarnya, saat kau sedang berada di ruangan konseling itu apa yang terjadi?” tanya Sola kepada Lilian yang ada di sampingnya. “Tidak ada yang terjadi.” “Sungguh?” “Benar. tidak ada apa-apa.” ‘Apa dia berbohong?’ batin Sola “Kau yakin itu?” “Tentu saja. Memangnya apa yang kau pikirkan?” “Ah, aku hanya merasa penasaran saja. Apa kau baik-baik saja?” “Begitu rupanya. Iya, aku baik-baik saja.” “Apa kau tidak
Saat ini mereka berdua sudah sampai di depan panti asuhan yang di duga merupakan tempat Eri dahulu di besarkan sebelum akhirnya dia di adopsi oleh keluarganya. Dengan perlahan, mereka berdua memasuki tempat tersebut dan tidak lama kemudian seorang wanita yang berpakaian putih datang ke arah mereka dengan senyuman ramah di wajahnya. Wanita itu kemudian menanyakan maksud dan kedatangan mereka berdua. Dengan sopan, Lilian kemudian mengatakan maksud dan tujuannya datang ke sana. Wanita itu langsung membawa mereka berdua menuju ke sebuah tempat yang ada di sana. Dan sekarang ini, mereka sudah berada di sebuah ruangan yang terlihat seperti ruang tamu. Wanita itu kembali bertanya kepada mereka berdua dengan penuh kelembutan. “Kami hanya ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang Eri Noel,” ucap Lilian kepada wanita tersebut. “Baiklah tunggu sebentar.” Wanita itu pergi ke sebuah ruangan dan meninggalkan mereka berdua yang sedang duduk di kursi yang ada di dalam ruanga
Sola yang hanya melihat mereka berdua dan terdiam. Situasi yang seakan menjadikan tanda tanya baginya. Saat ini, Sola terus merasakan situasi yang menurutnya cukup aneh dan tidak lama kemudian, seorang madam lagi datang menghampiri mereka dan mengajaknya untuk melihat anak-anak yang ada di panti ini. Seketika mereka berdua mengikutinya dan pergi menuju ke sebuah ruangan yang berada di sebelah. Sementara itu, di siang hari yang cukup panas ini. Gio sedang berjalan di sekitar koridor klinik dan terlihat sedang melantunkan sebuah lagu. Ruangan-ruangan yang ada di sampingnya tertutup dan itu membuat suara nyanyiannya semakin bergema. Setelah dia melewati koridor tersebut, dia kemudian bertemu dengan salah satu rekannya dan dia terlihat sedang kesal karena mendengar nyanyiannya. Wajahnya yang tidak bisa memperlihatkan sebuah kebohongan membuatnya semakin bernyanyi dengan keras dan kemudian dia mengatakan sesuatu kepada Gio dengan ekspresinya yang terlihat lucu itu. “Ayolah dokter
Panggilan tersebut kemudian berakhir dan sekarang ini tepat di bandara. Seorang pria yang tidak lain adalah temannya itu sedang bersiap untuk keberangkatannya ke luar negeri. Saat ini, Gio yang tengah selesai menelpon itu kemudian dia hendak pergi ke ruangannya dan akan memanggil Ruddy. Namun, beberapa saat kemudian. Ruddy yang saat ini sedang beristirahat dia terlihat sedang memikirkan sesuatu. Ucapan orang tadi yang membuatnya terkejut itu tenyata membuat dirinya merasakan sesuatu yang di sebut dengan ketakutan. Dia terlihat termenung sendirian sebelum akhirnya beranjak dari tempat duduknya dan pergi menuju ke suatu ruangan. Sementara itu, di suatu tempat yang tidak lain adalah sebuah industri hiburan. Di sana, ada beberapa aktor yang sedang bersiap untuk syuting film. Mereka terlihat sibuk bahkan sampai malam harinya. Begitu selesai syuting, salah satu aktor bernama Josse itu pulang larut malam dan dia kemudian mengendarai mobilnya menuju ke sebuah apartemen miliknya. Dia dengan
“Aktor yang mati bukan aktor sembarangan. Melainkan orang yang sudah lama berada di dunia hiburan dan banyak sekali mendapatkan penghargaa. Bukankah ini aneh?”“Ah, aku mengerti. Tapi masalahnya adalah kenapa bajingan itu meletakan jasadnya di salam koper yang terbuka? Seolah dia sengaja agar kita menemukannya.”“Kau benar. Dari petunjuk itu saja sudah sangat aneh.”“Ini merepotkan saja.”“Dan lagi soal kerangka manusia yang sebelumnya di temukan di gudang itu, rasanya aneh juga. Apa ini ada hubungannya dengan kejadian sekarang?”“Terlalu cepat untuk menyimpulkan hal itu. lebih baik kita segera menghubungi keluarganya dan memberitahukan mereka.”“Penyelidikan akan tetap berlanjut,” ucap seorang wakil kapten kepada mereka yang ada di sana“Baiklah.”“Oh iya, kapan ketua akan kembali? Semakin lama banyak sekali kejahatan yang ter
Freya kemudian meninggalkannya di sana dan sekarang dia sedang menuju ke kantornya. Dia terlihat begitu sibuk. Sesampainya di kantor, dengan cepat dia mulai melakukan penulisan untuk penyiaran hari ini setelah siang. Suasananya yang terlihat sibuk dan mereka juga tengah bersiap untuk melakukan persiapan dalam penyiaran berita hari ini. Namun, kali ini di sebuah klinik orang gangguan jiwa. Di sana, Ruddy sedang melakukan pekerjaannya dan tidak lama setelahnya dia melihat berita yang menyiarkan kejadian yang terjadi malam ini. Dirinya yang sedang memegang gelas itu kemudian secara tidak sengaja langsung menjatuhkannya dan wajahnya terlihat pucat. Gio yang melihatnya kemudian dia juga melirik ke arah televisi yang sedang menyiarkan berita tersebut. Dengan penasaran dia langsung mengatakan sesuatu kepada Ruddy yang ada di ruangan tersebut dengan hati-hati.“Apa yang terjadi?” tanya Gio“Ah, dokter.”“Kenapa kau sampai segitunya? Apa ada
Gadis itu kemudian berlari ke arah koridor kiri dan di sana Gio masih berdiri sambil melihat pemandangan luar yang terlihat membosankan. Seorang gadis yang merupakan murid sekolah menengah atas. Dia bernama Maria dan sekarang berusia sekitar 18 tahun. Kehidupan sekolahnya harus terhenti begitu keluarganya mengetahu bahwa anak itu menderita skizofrenia sehingga membuatnya merasa kesulitan dan penyakitnya itu sering kali kambuh. Beberapa orang yang satu kelas dengannya merasa ketakutan dan mereka menjauhinya. Sejak saat itu lah dia tidak memiliki teman dan hanya seorang diri. Kemana pun kapan pun dan bahkan semua yang di lakukannya hanya seorang diri. Guru-guru lain tidak begitu memperhatikan murid-muridnya dan mereka hanya melihatnya sama rata. Di satu sisi dirinya sangat menderita sampai pada akhirnya penyakitnya itu secara tidak sengaja kambuh dan membuat semua orang sangat ketakutan. Dia langsung di bawa ke ruang konseling dan ternyata itu sama sekali tidak mempan. Setelah satu ja
Pria tua tersebut terus mengomel hinga akhirnya pria muda yang di tolongnya itu sadar dan kemudian memuntahkan air yang ada di mulutnya itu. Setelah dia sadar, dia langsung melihat ke arah pria tua tersebut dan ternyata dia langsung bangun dan terdiam untuk sesaat. Pria tua tersebut menghela nafasnya karena sudah berhasil menolong orang tersebut dan tidak lama setelahnya dia mulai mengajaknya berbicara.“Apa yang sebenarnya kau pikirkan? Kenapa kau berani sekali untuk mengakhiri nyawamu begitu saja?” ucap pria tua tersebut.“Kenapa anda menolongku?”“Itu karena kau bisa saja mati. Sungai ini terbilang dalam dan lagi arusnya bisa membawamu ke alam baka jika di biarkan. Apa kau masih ingin mati?”“Seharusnya anda tidak menolong saya.”“Apa? dasar bocah ini.”“Alasanku ingin mati adalah karena aku sudah tidak ingin hidup lagi. seharusnya kau mengerti paman.”“B
Keesokan harinya. Pihak kepolisian yang sedang mengadakan upacara pemakaman Sebastian yang dihadiri oleh banyak orang. Kesedihan yang terpancar di mata mereka semua membuat tangisan yang tidak bisa berhenti. Sementara itu, Gio yang sedang berdiri di depan makamnya Damian dan meletakan bunga. Meskipun dirinya kehilangan hal-hal yang paling berharga dan bahkan kenyataan pahit yang harus ditelannya. Semua itu sudah menjadi bagian dari kehidupannya. Hidup terus berjalan. Tidak ada waktu untuk terus tenggelam dalam kesedihan. Berita yang tersebar di media bahwa kasus pembunuhan berantai yang sudah memakan banyak korban dan bahkan terjadi selama ini membuat semua orang merasa lega. Kasus pembunuhan yang terjadi di 5 tahun yang lalu pun sudah terungkap bahwa pelaku adalah orang yang sama. Mendengar berita yang sangat menggemparkan itu, beberapa dari wartawan sungguh tidak menyangka begitu juga dengan publik. Freya yang saat ini masih dalam perawatan karena luka yang dialaminya sangat parah
Sebastian yang diam-diam membidik kepala Damian namun tidak bisa menembaknya karena orang itu terus bergerak dan kemungkinan hanya akan meleset akhirnya dirinya mengincar jantungnya dan tidak perlu menunggu lama untuk menembaknya. Suara tembakan terdengar dan ternyata mengenai sasaran. Alison yang terkejut akan hal itu kemudian dirinya menghentikan serangannya dan menodong Demian dengan pistolnya lagi. Damian yang sudah terluka kini dirinya tidak bisa lagi menghindari serangan seperti sebelumnya. Sebastian yang keberadaannya sudah diketahui, dirinya mencoba untuk berpindah namun itu terlambat karena Demian dengan cepat menembakan peluru menggunakan pistol tanpa suara ke arahnya dan tepat di kepalanya. Gio yang menyaksikan kematian Sebastian membuat dirinya merasa frustasi dan langsung datang ke arahnya sambil melihat jasadnya.“Pengganggu.”“Keparat! Beraninya kau membunuh Sebastian.”“Ah, aku benci drama.”Meski jantun
Berdasarkan keterangan dari pihak panti asuhan yang sebelumnya menampung Gio dan Damian. Ibu pengurus panti asuhan tersebut seringkali melihat Damian yang masih berumur 6 tahun pada waktu itu. Dirinya terus menerus membunuh serangga dan bahkan hewan-hewan yang dipeliharanya pada saat itu. Melihat apa yang dilakukannya, ibu panti terkejut setengah mati namun Damian mampu memanipulasi orang dewasa tersebut seakan itu adalah kecelakaan. Semenjak saat itu, dirinya tidak dicurigai apa pun dan dinyatakan sehat secara jasmani dan rohani seperti anak-anak yang lainnya tidak terkecuali dengan Gio. Perbedaan mereka berdua yang cukup berbanding terbalik. Namun, seakan Damian sangat terobsesi kepada kakak kandungnya tersebut. Mereka ditemukan pengurus panti di balik pintu dan sampai detik ini tidak diketahui siapa orang tua kandungnya. Di sana hanya tertulis nama dari kedua bayi yang ada di dalam keranjang penuh dengan selimut. Sampai suatu ketika, Gio sudah berusia 10 tahun sedangkan Damian 9
Kenyataan yang menyakitkan. Harapan yang tidak pernah terwujud bahkan semua itu berputar seperti lingkaran setan. Gio yang sudah menyetujui rencana mereka, kini dirinya mencoba kembali ke apartemennya. Namun, beberapa saat kemudian secara tidak terduga dirinya mendapatkan sebuah pesan peringatan dari nomor yang tidak dikenal dan memuluskan kata-kata seolah itu adalah kutukan. Dirinya yang mendadak terdiam masih membacanya dengan serius hingga sampai pada suatu kesimpulan yang membuatnya nyaris tidak percaya. Gio mengemudikan mobilnya dengan cepat menuju ke apartemennya. Sedangkan, ditempat lain Freya tertangkap orang asing dan tidak sadarkan diri.“Kenapa firasatku tidak enak,” gumam GioAlison yang dari tadi terus berada di depan monitor komputer dan terus memperhatikan radar. Tiba-tiba Freya berpindah dengan cepat dan kini berada di koordinat yang tidak termasuk ke dalam lingkungan yang biasanya dikunjunginya. Wilayah yang berada di perbatasan kota
Freya yang sangat terkejut dengan kenyataanya membuat dirinya tidak bisa berkata-kata. Orang yang ada di hadapannya merupakan salah satu orang yang memang pernah bertemu dengannya ketika dirinya masih kuliah. Kabar yang sempat tidak pernah terdengar lagi membuat dirinya merasakan sesuatu yang tidak beres dari orang tersebut. Beberapa saat kemudian, darah terciprat dari tubuh Freya dan membuat dirinya nyaris kehilangan kesadaran untuk yang kedua kalinya. Rintihan terus terdengar dibalik alunan musik klasik yang diputarnya. Suara tawa yang semakin lama semakin keras membuat Freya ketakutan. Tidak lama kemudian, suara tembakan terdengar dari luar dan membuat pria yang ada dihadapan Freya saat ini sangat terkejut.“Apa-apaan ini? Kau memanggil bantuan? Sejak kapan?” ucap pria tersebut dengan tatapan yang mengerikan.Dengan cepat orang-orang yang datang pada saat itu langsung menggeledah setiap ruangan dan rupanya tibalah Alison di dalam ruangan remang-remang da
Suara seorang pria terdengar dari balik kegelapan. Tepat di depan matanya, banyak sekali bekas darah yang sudah mengering dan bahkan ada beberapa potong tubuh manusia. Dirinya yang menyaksikan itu semua membuat keringat dingin menetes di keningnya. Rasa takut bahkan putus asa menghampiri Freya. Suara itu semakin lama semakin terdengar jelas.‘Sial, kenapa aku berada di tempat mengerikan seperti ini,’ batin Freya.Kali ini langkah kakinya terdengar dekat. Tubuhnya tidak bisa digerakan. Tali-tali yang melilit dirinya semakin membuatnya menderita. Saat ini pria tersebut sudah berada di depan Freya. Tubuh tinggi dan pakaian serba hitam seperti malaikat kematian.“Siapa kau? Lepaskan aku sekarang juga!” ucap Freya sambil menatap orang tersebut dengan tatapan dingin.“Kau akan mati. Untuk apa aku melepaskanmu.”“Keparat! Jangan-jangan kau?”Pria tersebut berbalik dan kemudian mengambil be
Tiga hari sebelumnya tepatnya di kediaman Gio. Saat ini dirinya yang sedang berpikir keras mengenai kasus yang terjadi baru-baru ini dan sampai sekarang masih belum terungkap. Pandangannya yang seakan menjelaskan keanehan yang terasa nyata. Gio secara tidak sengaja membuka sebuah artikel yang berisikan berita kasus kecelakaan yang sangat tidak masuk akal sebelumnya. Kemudian dirinya teringat akan beberapa dokumen yang belum sempat diserahkan kepada dirinya oleh senior karena suatu alasan. Namun, tidak lama kemudian pada saat itu mereka bertiga dinyatakan meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas. Hal itu membuatnya merasa sedih dan bahkan nyaris melupakan dokumen yang sebelumnya dijanjikan oleh salah satu dari mereka. Kali ini dirinya mencoba untuk mencarinya dari beberapa loker yang ada di ruang kerja. Setelah dirinya mencari ke beberapa lemari. Sayangnya tidak ditemukan apa-apa dan justru terlihat berantakan. Dengan penasaran, dirinya memeriksa kamera pengawas dan ternyata tid
Tiba-tiba saja dirinya merasakan firasat buruk. Dominic mencoba untuk tetap tenang seperti dirinya biasanya. Namun, sekali lagi tatapan dan ucapan Gio seakan nyaris membunuhnya. Dominic terdiam sambil memegang kertas yang ada di mejanya dengan tangan yang terlihat gemetar. Hal itu juga terlihat jelas oleh Gio yang memang meja kerjanya berhadapan dengan dirinya. Gio yang sudah mengetahui bahwa ada beberapa pasien yang dirawat di klinik tersebut dan sudah dinyatakan meninggal. Semua itu terlihat tidak masuk akal. Kamera pengawas yang selalu aktif, rupanya setelah dilihat dari rekamannya tidak ada yang mencurigakan. Sampai pada akhirnya dirinya menarik kesimpulan bahwa itu hanyalah bunuh diri.“Ada yang ingin kutanyakan padamu.”“Ah, iya?”“Apa yang kau lakukan di malam itu?”“Apa yang anda bicarakan?”“Malam ketika kau dinas malam bersama dengan Mike. Apa yang kau lakukan?”“Juj
Panggilan tersebut kemudian terputus. Saat ini tepatnya di dalam ruangan pemeriksaan jenazah di tempat tim forensik. Mereka dengan kerja keras berhasil menyelesaikan pemeriksaan dan memang seperti yang sudah diduga sebelumnya bahwa jasad yang berada di dalam rumah sakit tersebut memang orang-orang yang bekerja di sana dan anehnya tidak ada pasien yang menjadi korban.“Bagaimana? Sudah kau hubungi kapten Alison?” tanya salah satu dokter forensik kepada rekannya.“Iya, sudah ku hubungi. Sepertinya akan datang beberapa saat lagi. Tunggu saja.”“Oke.”“Ngomong-ngomong, apa ini tidak terlalu mencurigakan?”“Apa yang menurutmu mencurigakan?”“Diantara semua jasad yang ditemukan meninggal di sana, tidak ada pasien. Mereka ini hanya petugas medis dan dokter psikiater. Apa maksudnya ini? Tidak mungkin di sana tidak ada pasien satu pun?”“Astaga. Kau benar. Aku