Beranda / Romansa / Jangan Salahkan Aku Pergi / 58. Tidak Sabar Menunggu

Share

58. Tidak Sabar Menunggu

Penulis: Cucu Suliani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah dipijat oleh istrinya, Arga bisa kembali tertidur dengan pulas. Namun, tidak lama kemudian Arga kembali merasakan perutnya serasa diaduk-aduk, terasa mual dan ingin muntah.

Kepala Arga bahkan terasa begitu sakit, badannya sangat lemas dan membuat Arga kesusahan untuk beraktivitas.

Hal itu bukan terjadi sebentar saja, tetapi hal itu terjadi sampai seharian penuh. Arga terasa begitu tersiksa, bahkan pria itu sampai tidak bisa berangkat bekerja. Pria itu meminta orang kepercayaannya untuk mengurus perusahaan selama beberapa hari.

Waktu sudah hampir malam, karena merasa tidak tega akhirnya Mer menghubungi dokter dan meminta dokter tersebut untuk memeriksa kondisi kesehatan dari suaminya.

Sebenarnya Mer ingin memeriksakan kondisi kesehatan suaminya itu sejak dari pagi, tetapi suaminya bersikukuh jika dia baik-baik saja dan tidak perlu memanggil dokter.

Setelah diselidiki ternyata suaminya itu takut disuntik, maka dari itu Arga tidak mau jika Mer sampai memanggil dokter. Mer sampai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    59. Kado Untuk Mer

    Stelah cukup lama menunggu, Arga dan juga Mer terlihat begitu bahagia sekali karena tidak lama kemudian muncul garis dua berwarna merah pada test pack tersebut.Arga dan Mer langsung berpelukan, karena itu artinya Mer benar-benar positif mengandung benihnya. Arga berkata kepada istrinya jika dia rela mengalami kehamilan simpatik, karena sebentar lagi dia akan memiliki keturunan.Mer sempat bertanya apakah Arga ingin memiliki anak laki-laki atau perempuan, pria itu langsung berkata jika jenis kelamin tidak penting. Yang penting dia memiliki keturunan yang sehat dan tidak kekurangan suatu apa pun.Mer sangat bahagia, karena itu artinya dia tidak takut jika anaknya nanti berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Karena Arga akan menerima apa pun jenis kelamin anaknya."Besok kamu harus periksa ke dokter kandungan pokoknya, aku temani. Aku nggak mau kerja dulu," ucap Arga.Arga bahkan sudah berencana ingin menghubungi ayahnya dan juga mertuanya besok pagi, karena dia benar-benar bahagia

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    60. Mulas

    Mer merasa jika hidupnya benar-benar sempurna dan juga membuat dirinya bahagia, karena kini dia memiliki suami yang begitu mencintai dirinya dan kini dia sedang hamil.Dia juga merasa bahagia karena memiliki keluarga yang begitu menyayangi dirinya, keluarga yang mengerti akan sikapnya.Setelah mengetahui jika Mer tengah hamil, akhirnya Arga membawa Mer ke rumah yang sudah diberikan oleh sang ayah. Rumah baru yang ternyata begitu megah dan juga mewah.Tuan Danu bahkan sudah menyediakan satu pelayan yang akan membersihkan rumah dan mencuci, satu pelayan yang bertugas untuk memasak dan juga tukang kebun beserta satu orang security.Sungguh Mer tidak menyangka jika dia akan diberikan hadiah yang begitu istimewa, walaupun dirasa berlebihan, tetapi dia sangat berterima kasih kepada ayah mertuanya.Ayah mertuanya bahkan berkata jika Mer tidak boleh bekerja lagi, tetapi wanita itu ternyata selalu ingin menempel kepada suaminya. Begitupun dengan Arga.Jika Arga bekerja sendirian, pria itu akan

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    61. Baby Boy

    Arga nampak kebingungan harus melakukan apa, terlebih lagi melihat wajah Mer yang memucat seraya mengelusi punggungnya yang terasa panas, Arga malah salah tingkah."Yang! Mules, ini sakit banget. Pake baju buruan, bawa aku ke rumah sakit. Sepertinya aku akan melahirkan," ujar Mer setengah berteriak.Arga yang sedang kebingungan saya akan tersadar dengan apa yang dikatakan oleh istrinya tersebut, dengan cepat dia menganggukkan kepalanya tanda mengerti.''Ah! Iya, Sayang. Sebentar," ujar Arga.Dengan cepat pria itu mengenakan pakaiannya dan juga celananya, setelah itu dia juga memakaikan istrinya daster dan menggendong tubuh istrinya untuk keluar dari dalam rumah besar itu."Duduk yang tenang, biar aku ngga gugup," ujar Arga.Arga sungguh gugup sekali, karena sebentar lagi Mer akan melahirkan. Dia takut jika wanita itu akan kesusahan dalam melahirkan, karena yang Arga tahu melahirkan itu rasanya sangat sakit."Jangan jalan dulu!" pekik Mer."Kenapa? Bukankah kamu sudah merasakan mulas?

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    62. Buka Puasa

    Setelah tiga hari dirawat di rumah sakit, Mer diperbolehkan untuk pulang ke kediamannya. Wanita itu terlihat begitu senang sekali karena akhirnya bisa pulang.Tentu saja tempat yang begitu nyaman itu adalah rumahnya sendiri, bukan di rumah sakit atau di mana pun juga.Saat tiba di kediamannya, Mer langsung masuk ke dalam kamar utama. Dia tersenyum kalau melihat ada box bayi yang sudah disediakan di samping tempat tidurnya.Sesuai dengan permintaan wanita itu, Mer tidak akan menggunakan jasa pengasuh sampai umur putranya dua tahun. Mer ingin mengurus putranya sendiri.Nanti setelah putranya berusia dua tahun, setelah dia menyapih putranya, barulah dia akan mencari pengasuh untuk membantu dirinya mengasuh putranya tersebut.Mer juga berencana akan memberikan kamar untuk putranya setelah putranya berusia dua tahun, beruntung Arga selalu menyetujui apa pun yang direncanakan oleh istrinya tersebut."Apakah kamu bahagia, Sayang?" tanya Arga.Mer menidurkan baby boy di dalam box babynya, lal

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    63. Niatan Johan

    Mer menjalani kehidupannya dengan penuh kebahagiaan, terlebih lagi setelah dia memiliki seorang putra. Arga bukannya semakin tidak memperhatikan dirinya, justru Arga semakin perhatian dan juga pengertian.Kini usia Arya sudah menginjak dua tahun, anak itu sudah disapih dan sudah memiliki kamar sendiri. Bahkan, Arga sudah mencarikan pengasuh untuk Arya.Lebih tepatnya tuan Danu yang mencarikan pengasuh, wanita paruh baya yang dia bawa dari kampung halamannya sendiri. Seminggu sekali tuan Danu akan datang untuk menemui anak, cucu serta menantunya tersebut. Sedangkan Johan dan pak Adan hampir tiap hari datang untuk menemui Arya.Setelah melahirkan Mer menjadi ibu rumah tangga yang baik, maka dari itu Arga meminta Johan untuk bekerja di perusahaannya dan menggantikan Mer.Maka dari itu Johan dan juga pak Adan tinggal di ibu kota, mereka tinggal di apartemen yang dulu dihuni oleh Mer.Tentunya dengan senang hati Johan menuruti keinginan dari kakak iparnya tersebut, selama dua tahun bekerj

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    64. Cemburu Karena Mantan

    Sepertinya Mer memang sudah melupakan masa lalunya bersama dengan Adi, karena tidak ada kecanggungan sama sekali saat dia berbicara dengan Meira dan juga Adi.Bahkan, Mer juga terlihat biasa saja ketika Adi menggendong putra tampannya, Arya. Mer juga nampak biasa saja ketika Meira nampak begitu manja kepada dirinya.Padahal, seharusnya wanita itu merasa benci kepada Meira. Karena walau bagaimanapun juga gadis kecil itu adalah buah cinta dari Adi dan juga Hanum.Namun, Mer sudah mengikhlaskan apa yang terjadi di masa lalu. Dia sudah tidak mau mengungkit-ungkit lagi apa yang sudah pernah dia lalui di masa lalu.Baginya, masa lalu kelam itu hanya bagian dari pembelajaran yang Tuhan berikan kepada dirinya. Itu semua hanya ujian yang harus diselesaikan dengan baik oleh Mer.Karena jika Mer bisa menjalani ujian tersebut dengan baik, maka Tuhan akan menjanjikan kelulusan untuk Mer. Hanya itu yang sekarang ada di dalam pikiran Mer.Tiga tahun tidak bertemu dengan Adi, membuat dia sadar jika h

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    65. Cemburuan

    Beberapa hari ini sikap Arga sangatlah aneh, lebih manja, lebih cepat sedih dan gampang tersinggung. Bahkan, Arga sangat cemburuan. Mer menjadi pusing dengan tingkah dari suaminya tersebut.Sepertinya halnya hari ini, Mer sengaja datang ke kantor untuk membawakan makan siang. Karena Arga berkata jika dia sangatlah sibuk, sepertinya untuk makan siang saja akan telat.Maka dari itu Mer sengaja datang untuk membawakan makanan kesukaan Arga, sekalian dia juga membawakan makanan kesukaan sang adik, Johan."Kok bawanya dua porsi, Yang? Untuk siapa makanan yang satu porsinya?" tanya Arga."Buat Johan, Yang. Kasihan dia," jawab Mer."Ck! Kalau gitu, kamu datang ke sini bukan hanya untuk aku. Kamu datang buat Jo, kan?" ujar Arga dengan bibirnya yang sudah mengerucut.Tingkah Arga benar-benar dirasa sangat aneh, Arga lebih sering marah seperti anak perempuan saja. Mer terkadang kebingungan harus bersikap seperti apa kepada suaminya tersebut."Ya nggak dong, Yang. Kamu tetap nomor satu, aku data

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    66. Panik

    Setelah dijanjikan akan diberikan kenikmatan sebanyak dua kali, Arga bekerja dengan begitu bersemangat. Dia tidak merengek sama sekali kepada istrinya, sangat sigap dalam bekerja walaupun sesekali dia mengeluh lemas.Terkadang Arga mengeluh kalau dirinya merasa sakit kepala, apalagi saat mencium bau pengharum ruangan yang biasa dipakai, dia terus saja mengeluh mual dan rasanya ingin muntah.Alhasil Mer terpaksa pergi ke swalayan untuk membeli pengharum ruangan yang baru, Arga meminta kepada Mer untuk dibelikan pengharum ruangan dengan wangi lemon.Pokoknya, makanan pun Arga inginnya yang berbau lemon. Mer sampai menggelengkan kepalanya karena tingkat suaminya itu benar-benar di luar nalar."Cape banget, Yang. Pulang yuk?" ajak Arga ketika waktu sudah menunjukkan pukul empat sore.''Boleh, tapi sebelum pulang kita shalat di sini aja dulu. Takutnya malah ngga keburu," usul Mer."Boleh, Yang," jawab Arga.Pada akhirnya Mer dan juga Arga melaksanakan salat ashar terlebih dahulu, setelah i

Bab terbaru

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    Liburan Yang Menyenangkan

    Pada kesempatan yang ada, Mer membicarakan tentang rencana liburan yang sudah dia atur untuk kepentingan Anggi dan juga Johan. Dia mengatakan kepada Arga kalau liburan juga penting untuk mereka berdua dan kedua anaknya.Arga awalnya merasa keberatan karena perusahaan miliknya kini sedang berada di atas kejayaan, dia sedang begitu sibuk mengerjakan pekerjaannya. Namun, di satu sisi dia juga tidak ingin mengecewakan istrinya, anaknya dan juga adik iparnya. Lagi pula, untuk masalah pekerjaan bisa dia kerjakan di Bali sambil liburan.Akhirnya Arga memutuskan untuk pergi berlibur ke Bali, tentunya setelah dia menekankan kepada Johan Kalau pria itu juga harus tetap bekerja walaupun lewat laptop. Jika ada meeting penting, mereka harus melakukan zoom meeting melalui layar laptop. Agar perusahaan mereka tetap berjaya, karena itu penting adanya."Yes! Kalau gitu kita harus pesan Villa aja, biar lebih leluasa saat berlibur. Jangan pesan kamar hotel, Yang. Kurang asik," ujar Mer.Mer merasa jik

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    73. Rencana Berlibur

    Sesuai dengan apa yang sudah direncanakan, Johan dan juga Anggi benar-benar mengadopsi Meira. Karena mereka merasa kasihan terhadap gadis kecil malang itu.Mereka benar-benar merasa iba karena di usianya yang masih sangat kecil, dia justru malah mendapati nasib yang sangat malang.Ayahnya kini divonis jika usianya tidak akan lama lagi, sedangkan ibunya sama sekali tidak mencari keberadaan putrinya tersebut. Ibunya seolah tidak peduli dengan perkembangan anaknya dan seolah tidak ingin menoleh ke belakang lagi.Padahal, jika memang Hanum begitu membenci Adi, itu tidak masalah jika dia tidak mau menemui pria itu. Namun, masalahnya Meira adalah putri kandungnya, setidaknya wanita itu harus ingat untuk mengurus putrinya tersebut.Anggi sangat sedih karena sudah cukup lama menikah dengan Johan, tetapi belum memiliki keturunan. Padahal, dia begitu menginginkan keturunan, tetapi yang sudah memiliki keturunan malah seolah tidak mau mengurusi keturunannya.Saat Anggi dan juga Johan membawa Meir

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    72. Mempersiapkan Semuanya

    Setelah mendapatkan perawatan selama tiga hari, akhirnya Mer diperbolehkan untuk pulang membawa baby cantiknya.Saat Mer pulang, Arya terlihat begitu bahagia sekali bertemu dengan ibunya. Karena selama Mer di rumah sakit, anak itu tidak pernah sekalipun diajak ke rumah sakit.Arya juga begitu senang saat bertemu dengan adik perempuannya, adik perempuan yang terlihat begitu cantik sekali.Di sana juga ada tuan Danu, pak Adan, Johan dan juga Anggi. Mereka nampak berada di sana untuk menyambut kedatangan dari baby cantik milik Mer.Mereka bahkan menyulap ruang tamu milik Mer layaknya ruangan untuk berulang tahun, penuh dengan balon dan juga foto-foto baby kecil Mer yang selalu Arga kirimkan kepada tuan Danu dan juga Johan."Uuhh! Keponakan aku cantik sekali, siapa namanya?" tanya Johan yang langsung mengambil alih baby cantik dari pangkuan Mer.Mer menolehkan wajahnya ke arah suaminya, wanita itu seolah berharap jika yang akan menjawab pertanyaan dari adiknya itu adalah suaminya tersebut

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    71. Baby Girl

    Arga merasa begitu bangga karena selalu bisa memuaskan istrinya, dia merasa begitu berharga sebagai seorang pria. Melihat wajah penuh kepuasan dari istrinya, dia merasa sangat puas."Balik, Yang!" pinta Arga.Mer paham dengan apa yang diminta oleh suaminya tersebut, wanita itu nampak merangkak seperti bayi. Karena itu adalah posisi yang paling difavoritkan oleh suaminya tersebut.Tidak lama kemudian, Arga nampak memompa tubuh istrinya dari belakang. Dia maju mundurkan pinggulnya dengan penuh perasaan."Enak, Yang. Sangat enak," ujar Arga seraya menekan pinggang istrinya.Tidak lama kemudian Arga merasa seperti ada gejolak hasrat yang hendak keluar, tentu saja dia langsung mempercepat goyangan pinggulnya. Lalu, dia memperdalam miliknya dan memuntahkan cairan cintanya."Ouch! Yang, sangat enak." Arga memejamkan matanya karena mencapai klimaksnya.Kini Mer yang nampak tersenyum puas mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya tersebut, dia merasa senang karena Arga selalu bisa mencapai pu

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    70..Sebentar Lagi

    Semakin buncit perut Mer, wanita itu semakin kesulitan untuk bergerak. Karena bukan hanya perut wanita itu saja yang semakin membesar, tetapi badannya juga semakin membengkak.Beruntung kaki wanita itu tidak ikut membengkak, karena dengan seperti itu Mer masih bisa bergerak dengan begitu bebas. Walaupun memang dalam berjalan lebih lambat.Mer juga merasa beruntung karena Arga semakin perhatian saja kepada wanita itu, bahkan Arga lebih sering menemani wanita itu dalam kesehariannya.Awalnya Mer sempat ilfil karena tubuhnya yang membengkak, dia takut jika suaminya akan berselingkuh dan akan meninggalkan dirinya.Namun, dugaannya sangat salah. Karena Arga justru semakin memberikan perhatian kepada dirinya dan juga memberikan pujian.Arga berkata jika istrinya kini semakin gemoy, semakin enak saja kalau mereka melakukan percintaan panas seperti biasanya. Arga juga begitu pandai memuji dirinya.Tentunya hal itu membuat Mer percaya diri, tetapi walaupun dalam keadaan hamil wanita itu tidak

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    69. Bersedia

    Dulu Mer memang sempat merasa kecewa dan juga sakit hati karena dibohongi oleh Adi, padahal dia begitu mencintai pria itu, tetapi nyatanya pria itu hanya ingin memanfaatkan dirinya untuk mencetak bayi.Adi bekerjasama dengan istrinya sendiri untuk menipu dirinya, satu hal yang membuat Mer merasa begitu lebih sakit hati. Hanum meminta Adi untuk meninggalkan dirinya setelah dia melahirkan.Sungguh itu adalah hal kejam yang tidak bisa dimaafkan begitu saja, karena menurut Mer, rencana Hanum benar-benar tidak manusiawi.Namun, kini setelah melihat Adi yang nampak begitu sengsara setelah ditinggalkan oleh Hanum, Mer merasa kasihan terhadap pria itu. Terlebih lagi terhadap Meira, anak itu tidak berdosa.Rasanya Mer ingin menangis ketika mendengar Adi menderita penyakit kanker hati stadium akhir, bahkan Adi berkata jika umurnya tidak akan lama lagi."Kata dokter, aku hanya akan bertahan selama 6 bulan. Aku--aku takut jika aku mati, Meira tidak ada yang mengurus, karena Hanum sama sekali tida

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    68. Kanker Hati

    Semenjak mengetahui jika istrinya hamil, Arga bukan hanya mengalami mual dan lemas saja. Namun, jika pagi hari tiba dia akan mengalami mual dan juga muntah yang hebat.Pria itu akan terlihat begitu lemas sekali, dia akan merasa lebih baik jika sudah terkena cahaya matahari. Namun, Arga tidak pernah mengeluh. Dia menjalani hari-harinya dengan begitu sabar, karena dia tahu jika ini adalah efek dari kehamilan istrinya.Justru Arga sangat bersyukur karena dirinya yang mengalami ngidam dan juga mual muntah, karena dengan seperti itu dia merasa bisa meringankan beban Mer. Arga sering membaca tentang artikel kehamilan, wanita yang hamil itu sangat repot dan tentunya pasti akan ada perubahan mood pada wanita hamil itu.Setidaknya jika dia tidak bisa menggantikan Mer untuk melahirkan, dia bisa merasakan bagaimana tersiksanya saat wanita hamil."Hari ini kamu pucet banget deh, Yang. Apa ngga usah kerja saja?" tanya Mer seraya mengelusi perutnya yang sudah besar.Kini usia kehamilan Mer sudah m

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    67. Baik-baik Saja

    Malam ini Arga dan juga Mer bercinta dengan begitu penuh gairah, keduanya berlomba-lomba untuk saling memuaskan. Mer juga malam ini terlihat tidak mau diam sama sekali, dia selalu mengimbangi goyangan pinggul dari suaminya.Bahkan, setelah istirahat beberapa waktu karena mendapatkan pelepasannya, Mer naik ke atas tubuh Arga dan mencoba untuk menjadi pengendali.Alhasil setelah Mer dan juga Arga sudah merasa begitu puas, Mer merasa jika perut bagian bawahnya terasa begitu sakit. Arga tentunya begitu panik ketika melihat istrinya mengaduh kesakitan."Yang? Kamu nggak apa-apa, kan?" tanya Arga panik karena wajah istrinya begitu pucat.Kalau saja Arga tahu jika bercinta dengan istrinya bisa membuat wanita itu kesakitan, Arga tidak akan mau melakukannya. Karena Arga masih bisa menahannya."Sakit banget, Yang. Tolong bawa aku ke dokter," ujar Mer karena rasa sakitnya datang dengan begitu kuat.Bahkan kini dia merasa jika perutnya keram, Mer takut terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. M

  • Jangan Salahkan Aku Pergi    66. Panik

    Setelah dijanjikan akan diberikan kenikmatan sebanyak dua kali, Arga bekerja dengan begitu bersemangat. Dia tidak merengek sama sekali kepada istrinya, sangat sigap dalam bekerja walaupun sesekali dia mengeluh lemas.Terkadang Arga mengeluh kalau dirinya merasa sakit kepala, apalagi saat mencium bau pengharum ruangan yang biasa dipakai, dia terus saja mengeluh mual dan rasanya ingin muntah.Alhasil Mer terpaksa pergi ke swalayan untuk membeli pengharum ruangan yang baru, Arga meminta kepada Mer untuk dibelikan pengharum ruangan dengan wangi lemon.Pokoknya, makanan pun Arga inginnya yang berbau lemon. Mer sampai menggelengkan kepalanya karena tingkat suaminya itu benar-benar di luar nalar."Cape banget, Yang. Pulang yuk?" ajak Arga ketika waktu sudah menunjukkan pukul empat sore.''Boleh, tapi sebelum pulang kita shalat di sini aja dulu. Takutnya malah ngga keburu," usul Mer."Boleh, Yang," jawab Arga.Pada akhirnya Mer dan juga Arga melaksanakan salat ashar terlebih dahulu, setelah i

DMCA.com Protection Status