Share

naik taksi

Author: Ria Abdullah
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Bismillah

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali aku dan anak-anak naik taksi untuk mencari setiap perumahan yang ada di peta kota ini untuk menemukan adikku. Tapi baru saja kamu sampai di depan gerbang hotel, tiba-tiba Rika menelpon.

Betapa bahagianya kami karena akhirnya, aku bisa menghubungi adik iparku itu.

"Halo, Mbak."

"Iya,

Alhamdulillah akhirnya aku bisa menelpon kamu. Tadinya aku pikir kami akan tersesat di kota ini, kanu di mana?"

"Lho, emangnya Mbak udah sampai?"

"Udah Dik, kami menginap di hotel Berlian."

"Oh, jaraknya memang lumayan jauh, dan kebetulan aku dan Mas Yanto lagi ada di luar kota, karena ada satu kerabatku yang menikah," balasnya.

"Jadi, kami harus bagaimana Dik? Aku khawatir berlama-lama di tempat ini membuat kami kehabisan biaya," jawabku.

"Begini aja, Mbak ... Mbak cari kost-kostan aja dulu, bayar untuk seminggu, soalnya Kamis depan kami baru pulang, Mbak."

Ah, agak resah aku mendengarnya, tak nyaman juga harus memberi tahu kabar ini pada Erwin dan Vito, ditam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Idih jelas2 mencurigakan bgt lu malah percaya bloon
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jangan Beri Aku Uang Lagi    agak curiga

    Karena merasa ada firasat yang tidak enak aku tetap memaksa untuk ikut dan melakukan akad sewa, namun, setelah berkendara dan menemui pemilik lapak, ternyata oleh istrinya kami diberi tahu bahwa dia sedang tidak di rumah."Makanya, saya bilang besok aja, Mbak, tahunya saya bereskan semuanya," ucap Yanto."Hhm, kurasa iya, juga, Mbak juga lelah," balasku."Yuk, ah, pulang," ajaknya menjauh."Oh iya, Mbak, mulailah berbelanja bahan dan kebutuhan untuk jualan agar tidak terlalu banyak membuang waktu," usulnya."Baik, insya allah besok."Keesokan harinya.Ketika jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi aku dan adikku berpencar. Anak-anak pergi ke sekolah mereka, sementara Yanto dan istrinya menemui pemilik lapak untuk menyerahkan uang.Aku sendiri pergi ke pasar untuk berbelanja dan melihat alat-alat dapur yang kubutuhkan. Sembari menentukan akan menjual menu apa saja.Hari bergulir beranjak siang lalu menuju petang, Yanto dan Rika belum juga pulang mungkin mereka langsung menjenguk anaknya. A

    Last Updated : 2024-10-29
  • Jangan Beri Aku Uang Lagi    pertolongan

    Mungkin karena melihatku menangis dan berpelukan di pinggir jalan sebuah mobil berhenti dan pintunya terbuka. Seorang pria berpakaian putih dengan padua celana kain hitam turun dan menghampiri kami. Pria itu nampak baru saja pulang dari masjid."Permisi, assalamualaikum, apa terjadi sesuatu?"Mendapatkan perhatian dari orang asing membuat aku malu dan langsung mengusap air mata kemudian bangkit dan berpura-pura baik-baik saja."Tidak Pak, kami baik-baik saja," balasku."Hmm, ada apa dengan tasnya, Ibu mau kemana?" Tanya pria itu sambil memperhatikan anakku dan tas yang tadi ditendang oleh Vito."Kami mendapatkan musibah yang beruntun Pak," jawab Erwin.Aku memberinya kode agar dia tidak memberi tahu pria itu namun entah kenapa, Si bapak yang kutaksir masih muda dan berumur empat puluh tahunan itu tersenyum dan merangkul bahu anakku lalu mengajaknya duduk di bangku pinggir trotoar."Coba ceritakan pada saya dengan runut," ucapnya lembut.Dalam hati aku ingin mencegah karena perbuatan i

    Last Updated : 2024-10-29
  • Jangan Beri Aku Uang Lagi    sudah

    Sudah seminggu berlalu sejak pertama kali datang ke rumah ini dan bekerja dengan tekun sebagai seorang asisten rumah tangga. Tak butuh waktu lama untuk bisa dekat dengan anak Pak Hamdan yang bernama Nisa, gadis yang kini duduk di bangku kelas empat SD itu sudah dekat denganku. Begitu juga ibunya Pak Hamdan, dia mulai memberi kepercayaan dan suka dengan cara kerjaku yang rapi dan teratur, dia memberiku kepercayaan untuk belanja sendiri ke supermarket dan menyerahkan kunci pintu rumah untuk ditutup buka pada waktu tertentu."Saya percaya denganmu, mudah-mudahan kepercayaan saya tidak luntur," ucapnya."Insya Allah Bu, saya akan menjaganya," balasku. Begitu yang diucapkan ibunda Pak Hamdan ketika menyerahkan kunci. Benda yang kugenggam di tangan saat itu adalah titik balik yang harus kumanfaatkan sebisa mungkin. "Jika aku bisa mendapatkan kepercayaan ibu dan anaknya, maka aku harus bisa merebut hati pria itu. Hidupku sudah begitu lama menderita dan terus-menerus ditimpa kemalangan, kali

    Last Updated : 2024-10-29
  • Jangan Beri Aku Uang Lagi    dia makin suka

    Percakapanku dengan Pak Hamdan terhenti ketika Mas Imam menelpon. Pak Hamdan yag sedikit tidak sudah mengetahui kisah hidupku, terlihat mundur ketika membaca nama Mas Imam di layar ponselku."Bu Yanti bicara aja dulu," ujarnya."Enggak, penting kok, silakan lanjutkan apa yang ingin Bapak katakan," ucapku yang hendak mendengar kembali ucapannya yang tertahan tadi."Gak ada, kok, saya tak mengatakan sesuatu yang penting."Aku hanya bisa tersenyum kecut kecewa karena sedikit lagi momen penting harus tertunda oleh panggilan telepon yang tak kuinginkan. "Bentar ya Pak, saya ingin bicara," ujarku dan dia pun mengangguk.Kualihkan diri pada ponsel dan menjawab panggilan yang terus berdering gencar. Andai berdekatan, ingin sekali kulempar gawai ini ke muka Mas Imam, betapa ia sudah sangat menyebalkan bagiku."Halo ....""Ya, Allah, akhirnya kamu jawab ponselku. Sudha satu bulan aku berusaha menghubungi kamu. Di mana kamu Bund?""Kenapa mencariku, kita tak punya hubungan apa apa lagi, Imam!

    Last Updated : 2024-10-29
  • Jangan Beri Aku Uang Lagi    karena

    Karena sudah bosan terus berbaring di kamar aku memutuskan untuk besok pagi melakukan aktivitas seperti biasa.Kadang kalau kupikir lebih dalam, ternyata, tak kusangka sudah hampir 2 bulan aku berada dirumah Pak Hamdan. Tadinya aku berencana untuk membuat usaha sampingan dan segera pergi dari tempat namun tiba-tiba aku merasa nyaman dan terus bertahan pada tugas menjadi asisten rumah tangga.Ketika suasana pagi sudah mulai terang, aku langsung menuju ke dapur untuk menanak nasi, dilanjutkan menyapu rumah dan membersihkan kamar mandi ruang depan. Ketika sedang sibuk membersihkan wastafel, aku melihat Mas Hamdan berjalan menuju pintu dan hendak membukanya. Kupikir mungkin dia akan pergi berolah raga.Kulanjutkan dengan menyabun wastafel lalu mengelap kaca. Terkejut sekali diri ini ketika melihat pria yang memakai setelan training warna biru langit itu sudah menyandar di sisi dinding dan memperhatikan kegiatanku.Aku membalikkan badan dan membalas tatapannya. Dia nampak menyukaiku, meski

    Last Updated : 2024-10-29
  • Jangan Beri Aku Uang Lagi    jangan tolak

    Sepertinya wanita itu tahu tentang hubunganku dan Mas Hamdan yang sudah mulai dekat nyatanya sikapnya dari tadi terus berusaha menyindirku."Permisi saya masuk ke dalam dulu," ucapku sambil tetap memaksa tersenyum dan membawa nampan itu."Seorang asisten harusnya menjaga batasan dirinya untuk tetap berada di koridor asisten, tidak perlu bersikap berlebihan," kritiknya."Apa maksudnya, sih," tanya ibu Syaimah penasaran."Tahu gak Bu, Mas handam di kantor sering membicarakan dia dan memuji-muji nya seolah-olah bahwa ....""Oh, itu ... Itu hanya pujian biasa, kenyataannya, memang Mbak Yanti ini sangat baik kepada cucu dan saya sendiri," puji Nyonya rumah sebelum wanita selesai menghujatku.Wanita tadi terlihat mendesak dan memutar bola matanya tidak suka, sementara aku hanya membungkuk hormat lalu pergi dari tempat itu.Tiba-tiba lenganku ditahan oleh Mas Hamdan, dia menggenggam tangan ini dan mengajakku pergi ke depan semua orang. Aku yang gugup menolak dan takut, berusaha untuk melep

    Last Updated : 2024-10-29
  • Jangan Beri Aku Uang Lagi    dipanggil

    Pukul 08.00 ibunya Mas Hamdan memanggilku ke kamarnya, dia memanggilku dengan tatapan tegas dan menyuruhku untuk segera mengikutinya."Duduklah kamu di kursi itu," ucapnya."Iya Bu," ucapku lirih."Kamu masih punya waktu untuk menyelamatkan reputasi keluarga kami silakan, itupun jika kamu peduli, tolong pergi aku akan memberikanmu uang gaji dan tunjanganmu, aku minta tolong," ucap Wanita itu mengangsurkan sebuah amplop coklat tebal."Maaf tapi apa itu, Ibu?""Uang 50 juta, pergi dan selamatkan masa depan Hamdan, tolong bantu aku untuk menjaga kehormatannya, dia tidak cocok denganmu karena kamu lebih dewasa darinya, dan anakku masih membutuhkan wanita yang bisa membahagiakannya," jaabmya."Tapi dia sendiri yang menegaskan bahwa dia menginginkan saya, saya pribadi tidak pernah memaksanya, Bu, malah saya menolak.""Itu karena dia hanya kasihan padamu dan karena kau memperhatikan anaknya. Tapi aku paham bahwa semua itu hanya bentuk tanggung jawabmu sebagai asisten, jadi tolong jangan b

    Last Updated : 2024-10-29
  • Jangan Beri Aku Uang Lagi    tanpa banyak hambatan

    Keesokan hari,Tanpa banyak hambatan dan penolakan Ibu, Mas Hamdan lantas mengajakku pergi ke rumah Tante dan Omnya, dia bilang ingin memperkenalkan calon istri kepada anggota keluarga dan kerabat ibu-bapaknya.Tadinya takut dan ragu namun setelah diyakinkan dan menerima sikap baik serta keramahan keluarganya, perlahan rasa ragu yang tadinya menggununh di hatiku meleleh seketika."Oh, ini toh, calon istrimu, dia terlihat baik dan sopan," ucap sang Tante."Iya, Tan, Alhamdulillah, yang paling penting dia menyayangi anak saya," jawabnya, seraya melirikkundan putrinya yang duduk di pangkuanku."Bagaimana Nisa Apakah Ibu Yanti baik padamu?"Gadis yang rambutnya aku kuncir dua itu mengangguk dengan senyum bahagia."Alhamdulillah jika kamu dan anakmu cocok dengan wanita ini kami sebagai keluarga akan selalu mendukung kebahagiaan kalian," jawab Omnya Mas Hamdan.Begitupun ketika kami beralih ke rumah lain, keluarga mereka juga menyambut kami dengan hangat, malah, aku diperlakukan begitu mul

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Jangan Beri Aku Uang Lagi    ending 2

    Mendengar ucapan Mas Hamdan yang sangat lugas tentu saja ibu mertua merasa tidak enak kepada calon menantunya yang kini menangis tersedu dan putus asa ibu mertua segera bangkit dan mencegah mas hamdan melanjutkan perkataannya sambil mendekati Haifa dan merangkul wanita itu."Cukup Hamdan, cukup!""Ibu, biarlah Haifa tahu kenyataan sebenarnya agar dia tersadarkan dan bisa membuka hatinya untuk cinta yang baru. Wanita itu adalah wanita yang cantik dan sukses, dia bisa dapatkan laki-laki manapun yang dia inginkan.""Sudah cukup Mas, Kamu sudah menikah jantungku dengan kalimat-kalimatmu ucap wanita itu sambil merangkum tangisannya yang melolong sedih kedua anak kami yang baru saja pulang sekolah juga kaget melihat drama yang terjadi di ruang tamu. Mereka memandang kami dengan kernyitan dahi yang begitu heran."Ada apa Bunda?""Pergilah ke dalam.""Gak bisa Bund, kami juga berhak tahu," jawab Erwin."Ini masalah kami berempat, pergilah ke dalam," tegasku.Setelah memastikan anak-anak be

  • Jangan Beri Aku Uang Lagi    ending

    “Mas, aku sungguh minta maaaf atas apa yang terjadi Mas, situasinya memanas, Yanti mulai melawan ibu dan menyerang mental beliau, Yanti mulai menunjukkan taring dan keberaniannya untuk mendominasi di dalam rumah ini. Aku sungguh tidak menyangkanya Mas," ujar Haifa yang segera saja ingin mendapatkan pembelaan, dengan panik dan memasang wajah polos dia berusaha untuk mendapatkan kepercayaan Mas Hamdan.Dia pikir suamiku akan percaya semudah itu padanya. "Aku dengar percakaan kalian dari luar.'“Tapi itu hanya sebagian kan Mas? kau pasti tidak dengar dengan detil dari awal?” ucap haifa yang terus be rusaha meracuni pikiran suamiku.Sekuat apapun dia berusaha untuk meyakinkan mas hamdan wanita itu tetap dijauhi, jangankan mau disentuh, dihampiri daja suamiku langsung menjauh menjaga jaraknya.“Mas kamu kok hindarin aku?”“Kita ini bukan mahram! jaga sikapmu, kau bersikap seperti anak kecil di hadapan ibu dan istriku, apa kautak sadar?”“Saya masih tunangannya Mas…" Ada bola bening yang t

  • Jangan Beri Aku Uang Lagi    murka

    "Apa?!"Kedua wanita itu kompak berteriak dengan mata terbelalak Haifa sendiri sampai berdiri dari tempat duduknya sambil menatapku dengan tatapan melotot.""Apa kau yang menghasut Hamdan untuk memutuskan semua ini, Yanti?""Sudah ku bilang aku tidak berminat ikut campur, tapi aku hanya akan berdiri sesuai dengan batasan dan tugasku. Aku mengikuti apa saja kehendak mertua dan suami .... tapi semenjak mengetahui bahwa suamiku sendiri tidak setuju dengan sandiwara yang kalian buat dan pernikahan settingan ini, aku jadi punya kekuatan untuk membela Mas Hamdan," jawabku."Kau pikir kau hebat? kau pikir pengaruhmu telah mengubah Hamdan sepenuhnya dan membuat dia tidak akan mendengarkan orang tuanya, hah?" Ibu berteriak, tapi setelahnya Dia terpaksa mendudukkan diri karena akhirnya wanita itu tersengal-sengal capek dengan emosinya sendiri.Sebenarnya aku sama sekali tidak mempengaruhi Mas Hamdan tapi prinsip dan kemampuan lelaki itulah yang membuat dia akhirnya mengambil keputusan untuk men

  • Jangan Beri Aku Uang Lagi    bertengkar dengan dua wanita

    "Oh iya? sok jago sekali kamu ingin menunjukkan dominasi dan betapa hebatnya kau di rumah ini, padahal kamu hanya orang datangan yang tidak pernah tahu apa-apa," ucap Ibu Syaimah sambil mengacungkan jemarinya ke wajahku."Saya memang orang datang dengan ibu namun saya terikat secara emosional dan secara hukum dengan keluarga ibu. Hamdan adalah suamiku dan ibu adalah mertuaku di mana aku harus memperlakukannya dengan pantas sebagai orang tua. Jadi harusnya Ibu pun memperlakukan aku seperti anak.""Dirimu jadi anakku? Sejak kapan? Sejak kapan kau punya pemikiran seperti itu. Selama ini hanya aku yang bersikap baik padamu, sementara kau, acuh tak acuh saja, kadang aku melihat bahwa kau tidak pernah tulus dalam mengurusiku!"Astagfirullah, tega-teganya Ibu mengatakan hal demikian padahal aku selalu tulus mengurusnya, penuh cinta kasih menyiapkan makanannya dan selalu memberinya perhatian yang pantas ia dapatkan. Tega-teganya Ibu mengatakan itu di hadapan Haifa dan mempermalukanku."Jadi

  • Jangan Beri Aku Uang Lagi    lalu yg terjadi

    "Saya pergi dulu, permisi ya Pak, Bu, saya minta maaf dan memohon perngertiannya."Klik.Akhirnya ponsel pun di matikan, dan aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Aku paham betul posisi mas Hamdan yang telah dengan sekuat tenaga mengumpulkan keberanian dan ketenangan dirinya untuk bicara pada keluarga yang emosional itu. Nampaknya mereka semua sangat tidak terima dengan keputusan Mas Hamdan dan merasa kecewa sekali serta tidak mampu menyembunyikan kemarahannya.Sekarang setelah suamiku mengumpulkan keberanian untuk menemui keluarga Haifa maka aku sendiri juga akan bertindak untuk menyelesaikan masalah yang ada di rumah ini. Masalah itu harus diperselesaikan bersama tidak boleh hanya di bebankan pada satu bahu saja.Segera kurapikan diriku dan jilbabku lalu turun ke ruang tamu di mana Ibu dan Haifa masih sibuk berbincang dan membicarakan masa depan mereka.Aku ketuk pintu sambil mengumpulkan nafas, aku tarik dalam-dalam nafas lalu membuangnya, kemudian mendorong pintu dan masuk

  • Jangan Beri Aku Uang Lagi    murka

    "Tapi Nak Hamdan, sudah terlanjur bahagia dengan pertunangan itu, semua keluarga juga sama, terutama Nenek Haifa yang kini sakit sakitan, kami khawatir mengetahuinya cucu dicampakkan Ibuku akan sangat syok dan kena serangan jantung.""Saya bisa memaklumi itu, tapi tidak bisa memaksakan keadaan, kalaupun saya tetap berpura-pura jadi tunangan Haifa maka itu akan melahirkan kebohongan demi kebohongan berikutnya. Saya bukan tipe orang yang suka berbohong dan bersandiwara."Tiba-tiba dari seberang sana aku bisa mendengar ibunda Haifa menangis terisak dengan kesedihannya. Di sisi lain di rumah ini Haikal dan ibu mertua sedang tertawa-tawa di ruang tamu khusus wanita. Mereka bersenda gurau layaknya ibu dan anak, sementara diri ini dan Mas Hamdan berada di tengah-tengah kegalauan dan kebingungan itu."Ibu tolong maafkan saya ya, saya mau pergi dulu," ucap Mas Hamdan."Baiklah, Nak Hamdan. Jika itu keputusanmu, maka kami akan pasrah, tapi tolong, jika ibumu mengharapkan Haifa jadi menantunya,

  • Jangan Beri Aku Uang Lagi    lalu yang terjadi

    “Halo, Mas.”Tidak ada jawaban, tapi terdengar suara percakapan antara beberapa orang pria dan wanita. Sepertinya Mas Hamdan sengaja menghubungiku agar aku bisa mendengar percakapan mereka."Saya datang kemari untuk menjelaskan yang sebenarnya, bahwa saya dan Haifa tidak benar benar bertunangan,' ujar Mas hamdan memulai pembicaraaan. "Lho, kok bisa Nak Hamdan, tolong, kami tidak mengerti, bisa kamu jelaskan dari awal ?""Baiklah, awalnya, saya dan dia pergi untuk bertemu klien bisnis, usai deal kesepatakan, aku dan Haifa ngopi di sebuah cafe dan tiba tiba saya lupa segalanya. Aku sadar saat kutemukan diri ini di klinik. Tapi entah kenapa para perawat dan dokter yang ada di sana tidak memberi tahu apa yang terjadi. Pada akhirnya aku ingat semuanya, aku tidak meniduri Haifa, aku hanya kehilangan kesadaran dan tertidur. Belakangan aku tahu alamat klinik tempatku dirawat kemarin, dan setelah kutelusuri ternyata aku kelebihan obat tidur dan dosis obat perangsang.""Apa?""Ya, Haifa mela

  • Jangan Beri Aku Uang Lagi    gimana

    'Gimana ini Mas, ibu bersikeras untuk menjadikan haifa menantunya, kita harus bagaimana?"Mas hamdan yang aku ajak bicara hanya terdim sambil menggengam erat kotak cincin yang ibu berikan. Kuguncang bahunya untuk menyadarkan dirinya, suamiku tersentak dan menatap diri ini dengan tatapan penuh makna, dia seakan memintaku untuk memberinya waktu.“Aku akan pergi sebentar,” ucapnya.“Kemana?”“Ke rumah keluarga Haifa, kau tunggu disini saja, aku akan membereskan kesalahpahaman ini, aku akan beritahu keluuarga Haifa bahwa pertunangan kami tempo hari hanya settingan, aku akan jelaskan semuanya bahwa haifa sudah menjebak diri ini agar mau menikah dengannya dengan cara apa saja,” balas Mas Hamdan sambil membuang napasnya.Kuantar suamiku ke depan pintu rumah, dia naik ke mobilnya sedang aku mengiringi kepergiannya dengan doa, berharap bahwa semua masalah ini akan selesai secepatnya. Kuharap suamiku bisa kembali ke pelukanku tanpa gangguan wanita lain.Aku kembali ke dalam rumah tepat saat s

  • Jangan Beri Aku Uang Lagi    Haifa senang

    "Hamdan, yang terjadi di belakang kami tidaklah penting karena yang diketahui orang lain adalah kalian sudah bertunangan dan sebentar lagi akan menikah. Yang diketahui orang adalah kau lelaki baik yang akan meminang Haifa sementara Haifa adalah wanita cantik berprestasi yang akan menjadi madu dari istrimu yang berhati mulia. Itu yang terlihat. Aku tidak mau citra yang kita bangun hancur dan mempermalukan semua orang, karena itu, aku ingin kalian melanjutkan pertunangan."Mendengar ucapan ibu tentu saja Mas Hamdan langsung berdiri dari tempat duduknya memandang dengan satu tarikan nafas dalam di dadanya. "Ibu, Kenapa Ibu tega mengambil keputusan sepihak seperti ini?""Membatalkan pertunangan tanpa persetujuan kedua belah pihak adalah perbuatan yang zalim Hamdan, lagi pula apakah kau tidak menimbang perasaan haifa yang kemudian akan mendapatkan penghakiman jika orang-orang tahu bahwa kau dan dia hanya bertunangan dengan palsu?!""Tapi apakah ibu tahu apa masalahnya, hingga aku memutus

DMCA.com Protection Status