Beranda / Pendekar / Jalan Pendekar / Orang Kuat di Ujian Pendekar (2)

Share

Orang Kuat di Ujian Pendekar (2)

Penulis: Bangaw
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-22 17:05:11

"Se.. sepertinya kita sedikit terlambat masuk ke dalam ruangan ini," gumam Sekar gugup melihat para pendekar itu yang terus menatap tajam kepada mereka.

Giri tidak terintimidasi sama sekali dengan tatapan itu. Sementara Abimana sangat bersemangat karena ia melihat teman-temannya yang pendekar tingkat pemula pun sudah hadir disana. 

"Oey Kaloka! Kau sudah sampai duluan ternyata," sapa Abimana semangat. 

"Haha lihat siapa yang datang. Pendekar yang berkhayal menjadi Raja!" balas Kaloka. 

Di dekat Kaloka terdapat pendekar pemula yang lain yang tentu saja satu regu dengannya. Sakta dan Lika. 

"A..abimana.." sapa Lika, pendekar perempuan yang sangat pemalu tersebut. Padahal ia sangat manis. 

"Hah? Lika kau mengatakan sesuatu? Suaramu tidak berubah sejak dulu," balas Abimana. 

Kaloka Asuga, Sakta Sarangga, Lika Kusuma adalah Regu 3. Mereka direkomendasikan oleh Djani. Pendekar tingkat tinggi yang menjadi pengaw

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jalan Pendekar   Ujian Pendekar Tahap Pertama

    Seluruh peserta ujian pendekar telah memasuki ruangan ujian tahap pertama. Di ruangan berbeda, beberapa pendekar tingkat tinggi yang menjadi pembimbing sedang berkumpul membicarakan murid-murid mereka yang sedang mengikuti ujian. "Kupikir, tiga muridku tidak akan ada masalah pada ujian tahap pertama ini. Atau pun tahap kedua nanti. Dari seluruh regu pendekar pemula Asoka, aku pikir regu mereka yang memiliki gabungan terbaik," celetuk Djani percaya diri. "Hmm, aku juga setuju. Kaloka dengan serigalanya. Lika berasal dari keluarga Kusuma yang terpandang. Dan Sakta, dia memiliki ajian diri yang luar biasa," balas Rumi, salah seorang pendekar perempuan tingkat tinggi yang membimbing Regu 2 pendekar pemula. Ia memiliki mata yang indah dan rambut hitam panjang sepunggung. "Kau sendiri bagaimana Rumi? Bukankah muridmu termasuk Regu yang paling terkenal di antara para pendekar Asoka? karena gabungan mereka adalah generasi Regu 2 terdahulu yaitu orangtua mereka

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-24
  • Jalan Pendekar   Ujian Pendekar Tahap Pertama (2)

    "Ehem.""Ehem, Abimana."Abimana tersentak seperti ada seseorang yang terus memanggilnya. Ketika ia menoleh ke sisi kiri benar saja ternyata Lika yang sejak tadi memanggilnya. Ia juga baru sadar gadis itu mendapatkan posisi duduk tepat di sampingnya."Abimana, jika kau ingin melihat gulunganku katakan saja," bisik Lika dengan sangat malu. Abimana pun terkaget. Terlebih saat ia menangkap gulungan Lika sudah terisi separuh. Ia tidak tahu Lika sepintar itu ternyata.Lika berasal dari keluarga Kusuma, keluarga terpandang selain Mahasura. Sejak kecil para anggota keluarganya sudah didik di lingkungan keluarga tentang apa itu sopan santun, ilmu-ilmu dasar beladiri, hingga ilmu duniawi lainnya. Sehingga ketika memasuki perguruan setiap orang Kusuma pasti tidak pernah kesulitan sama sekali.Di beberapa kesempatan seorang Kusuma sering bersaing dengan seorang Mahasura dalam bidang apapun itu.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-24
  • Jalan Pendekar   Ujian Pendekar Tahap Dua

    "Heh? Benarkah kami sudah dinyatakan lulus tahap ini? Bahkan tidak penting apa isi dari yang kami tulis di gulungan ini?" celetuk Sadana kesal. "Ya, kalian semua yang ada disini aku nyatakan lulus," jawab Suro. "Cih. Lebih baik tadi aku tidur saja," gerutu Sadana. "Yihaaaa! Aku lulus tahap pertama!" teriak Abimana memecahkan keheningan. Ia sangat senang karena telah dinyatakan lulus oleh Suro. "Ketika pertama kali aku masuk ruangan ini, aku langsung menseleksi orang-orang yang tidak tahu sopan-santun. Karena seorang pendekar harus tahu dimana ia berada dan bagaimana ia bersikap," "Setelahnya, kalian dikejutkan dengan persoalan di dalam gulungan yang sangat sulit. Hal ini untuk kalian sadari betapa pentingnya kecerdasan itu," "Tidak lama kemudian, kalian yang merasa tidak dapat menjawab gulungan memakai segala cara dengan kemampuan kalian. Sampai sini, kecerdikan kalian telah terbukti, selama kalian melakukannya

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-24
  • Jalan Pendekar   Ujian Pendekar Tahap Dua (2)

    Ujian pendekar tahap kedua telah dimulai, beberapa regu tampak sangat bersemangat tapi tidak sedikit juga yang sedikit santai dengan menyusun siasat lain. "Kalau bisa jangan sampai kita berhadapan dengan musuh saat mencari dua gulungan itu," celetuk Sadana malas. "Sadana... Bagaimana ini, apakah ada makanan di hutan ini?" Inge sungguh kesal dengan dua teman seregunya itu. Mereka sama sekali tidak ada niat untuk mengikuti ujian pendekar ini. Di gerbang lain, Kaloka dan Arka meloncat dari satu dahan ke dahan lainnya. Mereka sangat lincah, bahkan Kaloka yang manusia berlari dan meloncat seolah dia serigala. "Yuhuuuuu!" teriak Kaloka girang saat meloncat. "Kaloka, pelan-pelan saja," ujar Lika yang berada di belakangnya. "Tidak perlu pelan-pelan Lika, bukankah regu kita sudah terbiasa dengan hutan seperti ini? Aku dan Sakta bisa mencium dimana gulungan itu bahkan tanpa peta. Bukankah begitu Sakta?

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-25
  • Jalan Pendekar   Ujian Pendekar Tahap Dua (3)

    Sekar berusaha mencerna apa yang terjadi sekarang. Ada apa dengan pendekar yang ada di hadapan mereka sekarang. Ia mengatakan tidak membutuhkan gulungan, sepertinya dia hanya ingin bermain-main dengan mereka. "Apa ini karena Abimana yang memancing ketika saat di ruangan ujian pendekar tahap pertama? Sepertinya bukan itu juga," pikir Sekar. "Jawab pertanyaanku! Siapa kau sebenarnya! Kenapa kau bisa mengetahui namaku! Apa kau yang telah membantai keluarga Mahasura di masa lalu!" jerit Giri tiba-tiba. Saat ini dirinya sangat tidak tenang. Hanya satu benang merah yang ada di kepalanya jika ia mendapatkan musuh tiba-tiba yang kekuatannya sangat besar dan mengetahui nama dirinya. "Hahahaha! Miris sekali! Kau tidak tahu siapa pembunuh seluruh Mahasura yang terdapat di Asoka? Padahal kau sendiri Mahasura?" "Jadi benar kau?" Giri sontak berdiri dengan tatapan tajam melupakan perbedaan kekuatan mereka yang cukup besar. Sudah lama ia mencari-cari pem

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-25
  • Jalan Pendekar   Perjuangan Sekar

    Tyas bersama dua pasukan gagak hitam baru saja tiba di Hutan Terlarang. Segera mereka menyusuri hutan untuk menangkap Birawa yang mereka pikir masih ada disana. Birawa, bukan pendekar sembarang. Ia adalah salah satu murid Batara, Kepala Desa Asoka. Birawa bukan pendekar tingkat tinggi, tetapi pendekar lain menyebutnya sebagai pendekar tingkat legenda. Pendekar yang memiliki kekuatan di atas pendekar tingkat tinggi. Selain karena kekuatan, Birawa mendapatkan julukan itu bukan tanpa sebab. Birawa termasuk salah satu pahlawan dari perang besar lima kerajaan terakhir. Sehingga itulah mengapa ia disebut sebagai pendekar legenda. "Birawa, pasti sedang mengincar salah satu pendekar yang sedang mengikuti ujian pendekar kali ini!" celetuk Tyas sambil terus menyusuri hutan. "Mengapa? Apa bagusnya pendekar tingkat pemula seperti mereka?" balas salah satu pendekar gagak hitam. "Ketika Birawa sudah mencari pendekar lain, itu b

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-26
  • Jalan Pendekar   Perjuangan Sekar (2)

    "Hehehe. Habislah kau sekarang," ujar Jaku dengan cekikikan saat merasa sudah membongkar semua perangkap Sekar. Perangkap petasan hingga perangkap jaring semuanya telah berserakan di sekitar gua. Semuanya telah hancur karena Jaku."Jangan mendekat!" jerit Sekar.Jaku tidak peduli, ia terus berjalan ke arah Sekar dengan mengendalikan angin di tangannya. Sekar sangat merinding dengan pisau di tangannya. Saat sudah merasa cukup dekat, segera Jaku hendak menembakkan anginnya kepada Sekar.Tapi sebelum Jaku menembak, Sekar memotong sebuah tali yang terdapat di gua. Dar! Dar!Sekar menyeringai, tali tersebut adalah perangkap Sekar terakhir. Ia meletakkan beberapa petasan di atas gua tersebut. Akibatnya beberapa batu besar pun menggelinding hendak jatuh ke bawah."Sial!" Jaku langsung lari ke belakang tidak ingin dirinya tertindih batu-batu besar tersebut."Itulah akibat dari keras kepalamu Jaku," ujar Darya.&nbs

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-26
  • Jalan Pendekar   Perjuangan Sekar (3)

    "Sekar, jangan khawatirkan aku. Aku akan melindungimu hingga sampai tetes darah terakhir," ucap Laksmana lagi mantab sambil menoleh sedikit kepada Sekar yang ada di belakangnya.Darya melihat Jaku, ini sudah ke sekian kalinya ia terhempas. Pasti ia sudah sangat lelah. Yuwana pun tidak akan banyak membantunya ia tahu betul kemampuannya yang di bawah Jaku. Darya pun berniat menyelesaikan pertarungan itu sendiri.Darya menaikkan kembali lengan pakaiannya yang sebelumnya sempat jatuh. "Matilah kau!" Darya menyerang kembali.Laksmana yang kakinya sempat diremukkan oleh Darya tidak secepat sebelumnya. Tapi ia tetap lebih cepat dari pada pendekar umumnya.Sebelumnya Darya dapat membaca serangan Laksmana karena ia mempunyai ajian diri yang istimewa. Darya dapat mendengar suara yang tidak bisa didengar oleh manusia. Suara ini biasanya hanya dapat di dengar oleh hewan tertentu seperti kalelawar.Dengan kemampuan Darya tersebut,

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-27

Bab terbaru

  • Jalan Pendekar   Yodha vs Lika

    Lika maju ke arena dengan perasaan yang sangat takut. Sementara Yodha tampak biasa saja dan terlihat yakin dapat mengalahkan Lika."Mereka berdua dari keluarga yang sama? Tapi berbeda desa?" celetuk Abimana polos."Ya begitulah, keluarga Kusuma tidak hanya ada di Asoka. Mereka juga ada di tempat lain yang masih kekuasaan Kerajaan Geni, tapi Desa Alamanda jumlah anggota keluarga Kusumanya hampir sama banyak seperti Desa Asoka," jelas Sadana.Abimana pun termangu-mangu mengerti."Nona Lika, aku tidak akan menahan diri. Aku akan menghabisimu disini," ujar Yodha, pendekar dengan rambut dikepang tersebut."Ba..iklah," balas Lika masih takut."Djani, kali ini muridmu akan tidak baik-baik saja," celetuk Rumi yang melihat pertarungan tersebut."Cih. Aku sudah tahu itu, Yodha, pendekar pemula terbaik asal Desa Alamanda pasti akan menyulitkan Lika," balas Djani.

  • Jalan Pendekar   Kamayan vs Tikta

    Para pendekar yang lain cukup kaget dengan hasil imbang tersebut. Beberapa dari mereka juga baru tahu ternyata jika kedua pendekar tidak dapat melanjutkan pertandingan maka keduanya akan dianggap gugur."Sekar! Kau sudah melakukan yang terbaik!" jerit Abimana.Sekar yang mendengar Abimana berteriak tidak marah lagi kepadanya. Sekar hanya melemparkan senyum saat beberapa pengawas menggotongnya dengan tandu, di pertarungannya dengan Inge barusan jika Abimana tidak berteriak ketika Inge melakukan jurus pemindah jiwa, mungkin ia akan kalah saat itu.Sekar walau telah dianggap gugur pada ujian pendekar. Ia sangat senang dengan hasil pertandingannya terakhir, dulu ia pikir ia tidak bisa melampaui Inge, tapi ternyata tidak. Sekar bisa menyeimbangi Inge.Sementara Inge yang setengah sadar saat digotong oleh beberapa pengawas. Ia sangat kesal tidak bisa mengalahkan Sekar pada saat itu."Uhuk...baiklah aku akan mengambil kertas untuk

  • Jalan Pendekar   Sekar vs Inge

    Sekar dan Inge sudah berdiri di tengah arena. Inge tampak tersenyum menyeringai, Sekar sendiri tampak terintimidasi karena senyuman Inge tersebut."Sekar berjuanglah!!! Jangan kalah dari nenek lampir itu!" teriak Abimana berusaha memberi semangat Sekar."Diam kau Abimana!!" jerit Sekar kemudian. Abimana pun menjadi ciut. Bukannya tambah semangat, teriakan Abimana di ruangan justru membuatnya tertekan sangat malu."Sekar belahan jiwaku! Berjuanglah!" teriak seseorang lagi, dan ternyata itu adalah Laksmana."Kau juga diam!!!" Sekar sungguh naik pitam."Sekar, masih ada waktu untuk menyerah. Seperti yang kau tahu, kau tidak akan bisa mengalahkan aku," ucap Inge dengan nada provokasi."Diam kau Inge pesek! Aku tidak akan menyerah darimu!""Apa kau bilang? Pesek? Dasar dada rata!""Apa!!!"Eka terlihat jengah, padahal pertarungan belum dimulai, tapi keduanya sudah sangat berisik di arena pertarungan.&n

  • Jalan Pendekar   Jaku vs Sakta

    "Mungkin lebih baik kau menyerah daripada menyesal selanjutnya," ucap Sakta serius."Heeeeh? Kenapa pendekar-pendekar Asoka begitu menyebalkan?" balas Jaku kesal."Aku serius," ucap Sakta lagi."Brengsek kau!""Mulai!" seru Eka.Sakta hanya berdiri begitu santai di tempatnya sementara Jaku langsung menyerang membabi buta. Ia terus menyerang Sakta dengan pukulan dan tendangan. Tapi Sakta tampak santai seolah dia sedang berlatih."Sialan kau! Kau tidak menganggap serius pertarungan ini hah!" ucap Jaku geram."Tembakan angin!" Bush!! Sakta kemudian terdorong saat menerima jurus dari Jaku."Hehe, mampus kau.""Apa hanya ini kemampuanmu? Angin memang sesuatu yang berbahaya. Tapi jika itu anginnya cukup kencang. Jika hanya sebatas ini, bukankah kau hanya akan membuat diriku lebih nyaman dari gerahnya ruangan ini?""Apa kau bilang!!!!" Jaku terpancing saat Sakta memprovokas

  • Jalan Pendekar   Giri vs Yada (2)

    Para pendekar Asoka tampak terbelalak, terlebih Abimana dan Sekar.Pembimbing pendekar Swara tampak sangat senang melihat Giri terdesak seperti itu. Tapi tiba-tiba ia mengucapkan beberapa mantra yang hanya dirinya sendiri yang mendengar.Giri melihat Eka hendak menghentikan pertarungan."Aku belum menyerah," ucap Giri dengan leher tercekik. Langsung saja Eka mengurungkan niatnya."Menyerahlah!" ucap Yada semakin kuat menyekik leher Giri."Arrrrg..""Arrrrgghhhhh!" tiba-tiba Giri menjerit hingga terdengar menggelegar satu ruangan."Hey Eka kenapa kau tidak menghentikan pertarungannya! Giri temanku terdesak!" jerit Abimana.Tapi Eka tahu Giri menjerit bukan karena dicekik, tapi karena suatu hal lain."Wuarghhhh!!!!" Giri menjerit menggelegar lagi. Bahkan Yada sendiri tahu itu bukan karena dirinya.Giri dengan sekuat tenaga berdiri, membuat Yada tergendong di belakang Giri.&n

  • Jalan Pendekar   Giri vs Yada

    Batara duduk di kursinya, di dekatnya banyak sekali pendekar tingkat tinggi yang berasal dari kerajaan Geni. Baik dari desanya maupun desa lain. Dan terdapat pula dua pendekar tingkat tinggi yang diluar kerajaan Geni.Seorang bernama Biki, ia adalah guru pembimbing tiga pendekar bersaudara Wedhi. Dan satu yang lain tidak diketahui namanya, beliau adalah guru pembimbing dari pendekar asal Desa Swara.Batara tampak senang dari kursinya, karena dalam ujian pendekar kali ini Kerajaan Geni tampak unggul. Tiga regu berasal dari Desa Asoka dan dua regu berasal dari Desa Alamanda.Dari lima kerajaan besar, hanya pendekar Wedhi yang berhasil sampai ke tahap tiga. Sungguh memalukan bagi tiga kerajaan besar lainnya. Banyu, Kilat, Hawa. Pasti mereka gugur pada tahap dua yang memang terkenal paling menyeramkan.Malah Desa Swara yang berhasil maju sampai ke tahap tiga, sebuah tempat yang sangat jauh dari kekuasaan lima

  • Jalan Pendekar   Ujian Pendekar Tahap Tiga Dimulai

    Di Tugu Batu, tidak jauh dari tugu tersebut terdapat bangunan satu lantai yang cukup luas. Bangunan tersebut adalah satu-satunya bangunan yang terdapat di Hutan Terlarang. Bangunan itu sebelumnya berfungsi sebagai tempat peristirahatan untuk para pendekar yang sedang melakukan latihan di hutan tersebut.Tapi kali ini, tempat itu menjadi tempat berkumpulnya para pendekar yang sedang melaksanakan ujian pendekar tahap dua. Tentunya yang sudah berhasil membawa dua gulungan, hitam dan putih.Semua regu yang sudah dinyatakan lolos tahap dua ujian pendekar ada disana. Beberapa regu tampak mengasingkan diri memencar diri dari regu lainnya. Hanya para pendekar Kerajaan Geni yang berkumpul dan bercengkrama satu sama lain."Haha Abimana, aku pikir kau tidak akan lolos pada tahap dua ini," sindir Kaloka."Hey Kaloka, apa kau lupa apa yang sering aku katakan? Aku ini calon Raja. Tentu saja tidak akan begitu saja gugur pada ujian rendahan sepert

  • Jalan Pendekar   Hari Terakhir, Gulungan Terakhir (2)

    Regu 1 bersama Fusena segera bergegas menuju daerah tengah hutan. Ternyata rencana Fusena cukup sederhana, yaitu hanya sebatas pergi ke tengah hutan. Karena menurut pengalamannya yang telah berulang kali mengikuti ujian pendekar, di saat hari terakhir seperti ini akan banyak regu disana yang akan saling menunggu dan bertarung.Jadi Fusena berniat membantu Regu 1 agar kesempatan menang dalam pertarungan tengah hutan tersebut semakin besar. Hal itu juga menguntungkan Fusena sendiri, sehingga dirinya bisa pergi ke Tugu Batu dengan selamat. Karena jika ia sendiri ke tengah hutan tentu itu sangat berbahaya."Baiklah! Ayo kita rebut gulungan milik mereka!" ucap Abimana semangat yang berlari paling depan.Suatu ketika mereka berempat beristirahat sejenak di sebuah bongkahan kayu untuk menegak sedikit air demi mengisi tenaga."Tugu Batu sudah terlihat," tunjuk Fusena. Benar saja yang disebut Tugu Batu itu sangat mudah dikenali. Karena batu

  • Jalan Pendekar   Hari Terakhir, Gulungan Terakhir

    Kaloka sontak langsung menutup mulut Arka yang sejak tadi ia gendong. Sakta pun memberi isyarat jangan berisik dengan jari di bibirnya. Kaloka dan Lika pun sontak saling mengangguk tidak bergerak."Tidak ada siapapun disana," ujar Ranti."Benar, ayo kita segera Tugu Batu," tambah Kamayan.Ranti dan Kamayan sebenarnya juga menyadari ada tiga orang yang sedang bersembunyi di pepohonan tersebut. Tapi mereka ingin mencegah Darsana untuk membunuh orang lagi, mereka sangat tidak bisa mengatasi jika sesuatu yang di dalam diri Darsana keluar."Jangan bodoh, jelas aku merasakan ada tiga orang bersembunyi disana," ucap Darsana dingin.Deg. Darsana tidak bisa didustai, ia bukan pendekar kemarin sore yang tidak bisa merasakan kanuragan milik orang lain.Ranti dan Kamayan pun pasrah, mereka pun kali ini tidak bisa mencegah Darsana. Jika mereka bersikeras, Darsana tidak akan peduli ia akan membunuh mereka berdua walaupun kedu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status