Lydia mengikuti Jacob menuju kantor mereka dan mengirim video live IG nya ke email kantor. Mereka segera menontonnya bersama-sama. Dengan perasaan cemburu, Jacob memperhatikan betapa penuh cintanya Levi terhadap Lydia. Dia bahkan membuang muka saat mereka saling tertawa dan bergandengan tangan bercanda di pinggir kolam sebelum mereka sarapan.
"Bisa nggak bagian ini dipercepat, sepertinya terlalu buang-buang waktu." Jacob memerintah kepada Cleon yang ikut senyum melihat betapa manisnya perlakuan Levi terhadap Lydia. Dasar wanita yang beruntung, bisa semudah itu mendapatkan cinta dari pria.
"Oh, bisa pak, sebentar saya edit," guman Cleon terkejut, tapi tangan Lydia menahannya, wanita itu tersenyum licik kepadanya.
"Jangan dipercepat, aku lupa di bagian mana ada orang-orang itu
Saat mereka masuk ke dalam kamar rawat pasangan penipu itu. Ibu yang cerewet sedang tidak ada, hanya ada sang suami yang sibuk menonton TV. Tidak ada kegiatan sebagai pialang yang dia sebutkan kemarin. Jacob mendengus kesal melihatnya. Pria itu sudah terlihat sehat dan bugar, namun langsung berubah saat menyadari kedatangan mereka.“Wah… rombongan hotel sudah datang, maaf saya tidak bisa turun menyambut kalian, tangan saya masih diinfus.” Pria itu langsung bergaya lemah dan mengangkat tangannya untuk memperlihatkan infusan di tangannya dengan bangga.“Semoga cepat sembuh,” gumam Jacob sekilas dengan nada berbahaya karena senyuman pria itu langsung menghilang.“Jadi begini pak, saya akan membawa pengacara hotel untuk melakukan tuntutan kepada Bapak. Karena Bapak dengan sengaja melakukan penipuan untuk menjatuhkan kredibilitas hotel kami. Jadi saya harap Bapak juga menyiapkan peng
“Seharusnya aku bersama pemimpin Grup Schuberg, atau grup lain, tapi malah dijodohkan denganmu. Jangan salah, bagaimana pun kamu tetap karyawanku.” Lydia mendengus sambil mengibaskan rambutnya. Jacob memutar bola matanya, lagi-lagi mengenai ini.“Jadi haruskah aku keluar dari perusahaanmu, dan menjadi CEO perusahaan lain, agar pantas bersanding denganmu, Nona kecil,” ujar Jacob kesal.“Asal kamu tahu, sudah banyak tawaran agar aku pindah dan memimpin perusahaan lain, tapi aku bertahan, bukan karena aku mau menjadi CEO grupmu, namun karena aku menyukai pekerjaanku disini.“ Jacob tak sepenuhnya jujur. Dia tetap akan mengincar pimpinan grup. Namun alasan dia tetap bertahan juga karena dia menyukai etos perusahaan ini.“Kamu mau pindah kerja demi aku?” Lydia malah fokus pada hal lain.“Kenapa? kamu malu berpacaran dengan bos mu sendi
Lydia segera berlari ke kamarnya, dan membanting pintu. Amarahnya sudah melewati ambang batasnya. “Dasar pria brengs*k, dasar pria kurang ajar!” Lydia membanting tubuhnya ke kasur karena kesal. Bisa-bisanya dia berpikir serendah itu kepadanya. Padahal hanya dia, hanya kepada dia Lydia menyerahkan hatinya, namun apa yang dia dapat? “Dasar Lydia bodoh!” pekiknya marah. Dia menangis meraung dia tempat tidurnya. “Setelah apa yang mereka sudah lewati, bisa-bisanya dia berpikir dia semurahan itu? Astaga Jacob!” makinya lagi.Dia sudah bersiap, jika pria itu menghampirinya, bahkan jika dia bersujud di kakinya, dia tak akan memaafkannya semudah itu. “Oh tidak, kali ini dia melakukan kesalahan fatal, dia harus melakukan sesuatu yang hebat, sesuatu yang dapat melelehkan hatinya!” pikir Lydia menyusun kira-kira apa yang akan dibuat Jacob untuk mendapatkan maafnya.Namun setelah setengah jam di
Pria itu masih terduduk diam sambil menatap ke jendela. Lydia tanpa sadar menghela napas saat melihatnya diam duduk sambil merenung. ”Dia seperti model di majalah, tampan sekali, mengapa malah dia yang marah, bukankah seharusnya Lydia yang masih marah padanya,” pikir Lydia mengamati Jacob.“Aku dari tadi berpikir, berbagai macam cara untuk menyampaikan hal ini padamu, Lyd. Tapi aku tidak tahu bagaimana caranya. Karena semuanya juga terlalu mendadak bagiku.” Jacob tiba-tiba menatapnya dengan serius.Hati Lydia mencelos, jemarinya menjadi basah karena dia gugup, Jacob hampir tak pernah seserius itu kepadanya. “Apakah dia akan meninggalkanku? pikir Lydia seketika takut.“Apa? apa yang mau kamu bicarakan,” tanya Lydia takut-takut.“Ah… seharusnya papa tidak masuk, dia melarikan diri, cih!” Tawa sinis tersungging di bibir Jacob. Perasaan L
Saat selesai memesan cincin idamannya, dengan senyum yang lebar, wanita itu duduk di samping Jacob. Dia langsung bergelayut manja sambil mengaitkan tangannya. "Keputusanku sepertinya tepat, Lydia sudah lupa dengan kemarahannya," pikir Jacob dalam hati."Senang?" Senyum simpul muncul tanpa sengaja di wajah Jacob. Lydia menatapnya dengan bingung, kata-kata serius yang tadi dia ucapkan masuk ke dalam hatinya."Menikah bukan mainan, pernikahan hanya sekali," pikirnya lagi mengulang kata-kata Jacob."Seumur hidupku, aku tahu aku pasti akan dijodohkan, entah sama siapa, kami anak-anak yang lahir dengan sendok perak di mulut, tidak akan bisa memilih dengan siapa bisa menikah," ujarnya menatap Jacob, senyum tipis itu menghilang."Dia akan menolakku, sudah pasti dia akan menolakku, lagipula, siapakah aku sampai dia mau menikahi diriku?" ucap Jacob memarahi dirinya sendiri dalam hati karena dengan bodohn
"Ish, laki-laki itu selalu begitu, pergi saat aku belum selesai bicara, dasar brengs*k!" maki Lydia dalam hati, lalu segera berlari keluar menyusul calon suaminya yang sudah menunggu di mobil."Dengerin aku dulu kenapa? Aku kan lagi mau cerita!" seru Lydia dengan kesal, merajuk lalu memajukan bibirnya yang kemerahan. Jacob sambil menahan rasa gelinya mendekati Lydia, dan wanita itu segera terkesiap. Dia menutup matanya, berpikir akan dihadiahi ciuman lagi, namun ternyata Jacob hanya memasangkan sabuk pengaman.“Buka matamu, dasar mes*m, memang kamu pikir aku mau apa?” Lydia membuka matanya dengan perlahan, dan menatap Jacob dengan kesal. “Aish dasar menyebalkan!” sesalnya dalam hati, lagi-lagi dia tertipu. Dia mendengus dengan kasar lalu segera membuang pandangannya ke sisi lain. Dia kesal dan gengsi. Bagaimana seorang Lydia Kurnia, mengemis ciuman dari seorang Jacob? “Ish, memalukan,” batiny
"Coba sini aku lihat cincinmu." Dia mengambil cincin itu dan membaca namanya di dalam cincin itu. "Lydia K diurnia." Dia segera menatap puas kepada calon suaminya dan tersenyum."Namaku juga sudah sempurna," ucapnya lalu tersenyum konyol.“Simpan dulu buat hari Sabtu,” guman Lydia dengan senyum penuh arti ke Jacob. Pria itu membalas senyumannya dengan memegang jemarinya."Jadi cincin sudah fix ya, apalagi?" tanya Pak Kurnia cepat, membuat Jacob segera melepaskan tangan Lydia.Jacob memperhatikan wanita yang akan dinikahinya hari sabtu nanti. Dia merenggut, tersenyum dan mencibir, wajahnya terus berubah-ubah dan Jacob menyukai tiap
Tatapan Jacob begitu lembut, dan hangat, sangat berbeda dengan biasanya. Dia telah menyiapkan ini semua cincin, gaun, kue pengantin, "Yah ini hanya miniaturnya," pikirnya saat melihat miniatur kue pengantinnya yang cantik. Namun, ternyata Jacob sudah menyiapkan semuanya. Sepertinya dia benar-benar akan menikah sabtu ini.Lydia Kurnia akan segera menikah dengan Jacob Isaac. Oh, dia harus mempersiapkan banyak sekali, bunga, buket, oh… apa lagi ya? Seketika Lydia menjadi panik dan calon suaminya menyadari itu, karena tiba-tiba dia datang dan menggenggam tangannya.Saat merasakan kehangatan tangan Jacob, Lydia baru menyadari selama panik tangannya berubah menjadi dingin dan basah. Dia menatap bola mata berwarna coklat gelap Jacob yang sedang tersenyum kepadanya."Ev
Lydia menatap perutnya yang datar lalu menatap foto hitam yang dokter itu berikan kepadanya. Dokter itu malah menatap Jacob dan Lydia dengan bingung.“Lho, kenapa? Kalian tidak mau anak ini, usianya sudah 6 minggu, sudah 1 bulan 2 minggu umurnya. Dia bayi yang sehat, walau mungil.” Lydia menatap Jacob dengan tidak percaya. “Dia hamil. Dia sungguh hamil!” pikirnya dalam hati.Jacob segera menarik Lydia dan menciumnya di seluruh wajahnya, sampai dokter ikut tertawa.“Saya pikir kalian sudah tahu?” ujarnya tertawa melihat reaksi Jacob.“Bayinya perempuan kan dok ?” Dokter tertawa lagi,“Tunggu ya, di bulan ke-4 bar
"Papa terus menunggu kalian kembali bersama, tapi kalian tak pernah kembali, karena itu, papa harus membuat ini.""Ini apa?" Lydia bingung."ANZ tidak mengalami penipuan pajak, semua itu hanya buatan," jawab Adam pelan, sambil menunduk meminta maaf pada Jacob.Lydia dan Jacob segera berpandangan dengan bingung."Maksudnya bagaimana, Adam?" tanya Jacob meminta penjelasan. Papa Kurnia kembali menepuk pundak Jacob."Papa yang meminta Adam melakukan ini semua,— semua penggelapan pajak, itu hanya rekayasa, penangkapan papa semua itu hanya buatan, agar Lydia kembali ke Jakarta. Sebenarnya, papa pikir papa haru
“Kenapa, mau coba lagi?” tanya Jacob bersemangat, yang langsung ditimpuk bantal oleh istrinya. Jacob tertawa menangkap bantal itu lalu menarik Lydia dalam pelukannya.“Kenapa, kamu tidak mau?” Jacob kembali memainkan jarinya di perut Lydia yang rata. Wanita itu bangkit miring ke arah suaminya, rambutnya yang panjang jatuh cantik di pundaknya sebelah kanan. Jacob kembali terpesona akan kecantikan alami istrinya.“Walau badanmu berubah aku akan tetap mencintaimu,” guman Jacob mendongak dan mengecup ujung hidung istrinya. Wanita itu mendengus kesal, “Apakah dia serius berpikir aku sedangkal itu?” sungut Lydia dalam hati.“Bukannya tak mau, tapi apakah aku bisa menjadi ibu yang baik, mengurus anak, membesa
Mata Lydia dan Jacob serempak membulat karena kaget. Papa Kurnia segera melenggang keluar dari pintu tahanan dengan seenaknya. Dia hanya melambai pada penjaga dan pria itu membuka pintu sehingga pria tua itu bisa mendekati anaknya. Dia menarik Lydia dalam pelukannya. Lalu Jacob juga. Karena terlalu bingung mereka hanya bisa terdiam dalam pelukan pria itu. “Ah papa kangen sekali dengan kalian,” ucapnya sambil menatap Lydia lalu Jacob. “Mana salad roll papa? Papa mau makan.” Lydia dengan bingung memberikan kantong plastik itu ke papanya, dan pria itu segera mengeluarkan salad rollnya dan membuka bungkusnya. “Ayo kita ke ruangan Pak Rangga,” ucapnya dengan mulut penuh salad. Pria itu berjalan dengan santai seakan kantor
Lydia tidak dapat menahan amarahnya lagi, dia bukan lagi menampar mulut tidak beradab itu tapi mengepalkan tangannya dan menonjok wajah jelek di hadapannya dengan sekuat tenaga. "TUTUP MULUTMU JELEK!" jeritnya dengan sekuat tenaga, Ava terpelanting tersungkur jatuh di kaki Lydia, dia kembali maju dan saat Lydia mau menendang Ava, Cleon masuk dan menahannya. "Biarkan aku, Cleon, mulutnya mau aku kasih sabun!" teriaknya memberontak. Tapi Cleon menariknya segera dan membawanya ke keluar dari toilet. Jacob berlari keluar saat mendengar suara istrinya memekik. Dengan panik dia mencari Lydia yang sedang memberontak dalam pelukan Cleon.
Ava tidak percaya kalau Jacob sudah dipecat dengan semudah itu. Dan menurut informannya, pria itu bahkan tidak melakukan perlawanan. Ava akan membantunya, Dia akan membantu Jacob kembali menjadi CEO, dengan itu akhirnya pria itu menyadari betapa besarnya cintanya kepada pria itu dan mereka akhirnya bisa kembali bersatu.Tapi betapa kagetnya saat pintu lift terbuka, dia melihat wanita brengsek itu ada lagi di hadapannya, bukankah wanita itu sudah disingkirkan kemarin, kenapa dia bisa muncul kembali? Ava mendesis kesal dalam hatinya.“Ah Ava, apa kabar? Kamu terlihat cantik,” puji Lydia menatap Ava yang mengenakan baju persis Lydia dulu. Wanita itu mengkopi bajunya persis. Sejak kembali ke Korea lalu kembali ke Jakarta sekarang, gaya Lydia berubah. Dia lebih dewasa dan bijaksana memilih baju. Dia menghilangkan kegilaannya a
“Sayang? Lydia?” panggilnya lagi, kembali masuk ke dalam kamar tidurnya. Dia teringat akan teleponnya, tapi saat dia memanggil telepon Lydia, deringnya terdengar di kamar mandi. Dengan heran dia langsung menuju kamar mandi. Istrinya dengan bingung menatapnya. Wanita itu berdiri hendak mengangkat handphonenya yang berdering.“Kamu ngapain telepon aku?” tanyanya bingung, badannya masih penuh sabun. Wanita itu kembali meletakkan handphonenya di lemari handuk lalu dia segera kembali berjalan ke arah Jacuzzi. Tapi Jacob segera menariknya dan memeluknya erat-erat.“Aku pikir aku kehilanganmu!” ucapnya dengan penuh emosi, dia memeluk tubuh Lydia yang basah tanpa peduli lalu menciumnya dengan sepenuh hati.“Jacob, ada apa sih?&rd
Jacob tiba-tiba saja sudah kembali di atas Lydia, menidihnya sehingga Lydia memekik kegirangan. Hanya 1 hari Lydia dapat bertahan, konyol sekali, Dia memandang wajah tampan suaminya dengan susah payah, karena hentakan demi hentakan yang Jacob berikan membuat Lydia tidak dapat berkonsentrasi, dia tadi sedang berpikir apa? Tapi inti tubuhnya terus memberikannya sensasi yang luar biasa, entahlah apa yang dia pikirkan tadi, dia hanya ingin selalu bersama suaminya, setelah mendengar pengakuannya tadi, Lydia tidak mau lagi berpura-pura. “Aku mencintai pria ini, sangat mencintainya,” pikirnya sambil menggigit bibir bawahnya, menahan desahan yang mau keluar, tapi dia tak dapat menahannya lagi.“Ja...cob,” pekiknya saat Jacob menyentuh bagian atas dirinya dan memuntirnya dengan tanpa ampun.“Sakit? Ta
“Kamu luar biasa sayang, aku merindukanmu, sangat merindukanmu,” ucap Jacob mendesah sambil mulai mengelusnya di sana. Lydia terkesiap dan membuka matanya. Mereka kembali bertatapan, Jacob mengelus pipi Lydia lagi sambil menundukan wajahnya. Saat bibir mereka bertemu, erangan yang dari tadi Lydia coba tahan akhirnya terlepas. Mereka terjatuh di atas tempat tidur di belakang mereka. Jacob langsung mengambil posisi dan melepaskan bra yang sudah terbuka tadi ke lantai.Lydia tersenyum manja lalu mulai melepaskan kancing demi kancing kemeja suaminya, dasinya entah di mana, dia kah yang membukanya? Atau suaminya kah? Dia sudah tidak ingat, karena kecupan pria itu sangat nyata membuat tubuhnya menggeliat dengan nikmat di atas tempat tidur. Jemarinya dengan susah payah melepaskan kemeja itu dari tubuh suaminya. Saat akhirnya terlepas, Lydia meletakkan tangannya di perut suaminya ya