Beranda / Romansa / JODOH TAK TERDUGA / BAB 131 : Main PS

Share

BAB 131 : Main PS

Penulis: Krite
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Kamu ngga beli buah?”

Arin menepuk keningnya, “Aku lupa.”

Setelah memilih sayur, mereka berdua menuju tempat buah-buahan dan memilih beberapa buah apel dan jeruk yang masih bagus. Setelah itu mereka menuju kasir.

Mereka antre di bagian kasir. Masih ada 3 orang lagi di depan mereka, “Lama banget antrenya.”

“Biasain.”

“Ini ngga biasa. Ini sangat luar biasa,” gumam Dariel mendumel sambil geleng-geleng kepala tidak percaya. Dariel baru kali ini berbelanja ke supermarket. Dia tidak menyangka akan selelah ini. Untuk kedepannya dia akan memerhatikan pembantu di rumahnya.

“Apa sih ngedumel terus? Ini baru supermarket. Gimana kalo aku ajak ke pasar coba?”

“Ngga apa-apa.”

Akhirnya giliran mereka. Arin dan Dariel mengeluarkan bahan makanan yang mereka beli di meja kasir.

“Punya member card mbak?” tanya kasir tersebut.

“Ada.” Arin memberikan member card miliknya. Lumayan ada potongan 10% jika menggunakan member card. Apalagi jika Arin, Lili dan Citra belanja bulanan selalu lebih dari 500 ribu, h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 132 : Sosis dan Telur

    “Kalo masih main game aku sama kak Arin pulang sekarang!” ancam Lili pada Joni dan Dariel. Arin sudah beberapa kali menyuruh mereka berdua untuk makan tapi tidak mereka hiraukan. Satu-satunya cara ya mengancam mereka. Dan Lili yang berani mengancam kedua orang itu. Arin segan jika harus mengancam Joni, kalau Dariel sih dia tidak peduli.Joni langsung menekan tombol pause. Dariel ingin protes karena dia sedang dalam posisi menyerang tapi Joni seenak jidat menekan tombol pause. Dariel melotot pada Joni sedang Joni nyengir ke arah Dariel.Tanpa rasa bersalah lagi, Joni bangkit dan menghampiri kedua kakak beradik itu yang sekarang sedang duduk manis di meja makan. Meja makan itu memang tidak penuh dengan makanan mewah tapi cukup banyak potongan sosis dan telur dadar ada juga saus dan sambal sebagai pelengkap.Joni duduk di salah satu kursi di sana. Lili mengambilkan nasi dan lauk pada piring untuk Joni, “Makasih,” ucap Joni sambil menatap dan tersenyum pada Lili. Lili balas senyum, “Sama-

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 133 : Bram

    Hari ini hari pertama Bram mulai bergabung bekerja dengan HS Hotel. Mobil yang dinaiki Bram berhenti tepat di depan pintu utama HS Hotel. Arin sudah menunggu dan saat mobil Bram berhenti di depan hotel, Arin dengan sigap membuka pintu mobil.Beberapa karyawan dan beberapa direktur berdiri tepat di Lobby untuk menyambut kedatangan Bram. Mereka semua penasaran dengan sosok Bram. Salah satu petinggi dari HP Group yang rela menjadi umpan hingga di penjara demi menemukan dalang dari orang yang bermain-main dengan HP Group.Bagaikan penyelamat bagi HP Group, Bram bahkan sampai disambut oleh karyawan HS Hotel. Padahal jika di pikir-pikir sebenarnya yang memiliki masalah itu HP Group tapi yang menyambut meriah kedatangannya justru HS Hotel.Arin tersenyum pada Bram dan menunduk sopan saat Bram turun dari mobil, “Thanks, Rin.”Bram berjalan memasuki hotel. Dia melihat karyawan-karyawan itu menunduk hormat padanya. Fokus Bram teralihkan saat Bani mendekati Bram sopan, “Selamat datang pak Bram d

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 134 : Cerita Bram

    Frans tersenyum meledek pada Dariel. Dariel sudah pernah dimarahi oleh Andrew dan Frans terkait Dariel yang tidak tinggal bersama nenek dulu. Alasan Dariel memang terdengar masuk akal, antara rumah nenek dan SFC cukup jauh dan memakan waktu 2 jam, padahal perjalanan dari rumah nenek ke SFC tidak macet, jadi paham kan sejauh apa antara rumah nenek dan SFC.Lagipula saat Dariel akan menyewa apartemen, Dariel meminta ijin pada nenek dan nenek mengijinkannya, karena dia tidak tega melihat Dariel yang bolak-balik rumah dan SFC berangkat subuh, pulang hampir tengah malam.Dariel memang tidak setiap hari datang ke SFC tapi selalu ada pekerjaan mendadak yang mengharuskannya datang ke SFC. Dan selama itu juga Dariel selain ke SFC, dia selalu mengerjakan pekerjaannya di apartemen.“Om. Waktu di penjara sana perasaan betah banget,” ucap Dariel mengalihkan topik pembicaraan. Dia tidak siap jika harus dicecar lagi.“Bisa banget lo ngalihin topik pembicaraan,” sinis Bram.“Cerita-cerita bisa lah om

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 135 : Berita Bahagia

    Saat ini Frans dan Bram terengah. Mereka berdua bersandar di sofa. Sedangkan Bani dan Dariel sedang berusaha menghentikan tawa mereka.“Kalian emang suka ngga ingat umur,” kekeh Bani geleng-geleng kepala melihat tingkah kedua kakak-adik itu.“Om. Dariel cariin om istri kalo om berani peluk papa,” tawar Dariel menaik turunkan alisnya.“No. Gue masih sayang kalian. Gue ngga mau di depak dari Kartu Keluarga,” Bram bergidik membayangkan dia memeluk Andrew. Sampai kapanpun dia tidak akan memeluk Andrew. Jika dia nekat maka nanti dia hanya akan tinggal nama saja.“Lah? Di Kartu Keluarga kan cuman nenek sama om aja. Kenapa takut di depak? Justru nenek bakalan senang kalo anak-anaknya saling menyayangi,” goda Dariel.“Berisik lo bocil.”“Bocil yang bisa bikin bocil,” cicit Dariel.Bani tertawa keras mendengar ucapan Dariel.“Om, gue mau minta izin ajak sekretaris-sekretaris direksi buat liburan ke Swiss.”“Kalo, sekretaris direktur?” tanya Bani khawatir.Bani cukup khawatir sekretarisnya di a

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 136 : Tidur di Kamar Arin

    Hari ini Citra harus lembur. Alhasil Arin pulang terlebih dahulu. Untung saja Dariel mengajak pulang bersama.“Kamu biasanya pulang malam. Tumben jam 5 udah ajak pulang.”“Kan pengen bareng kamu.”“Ada apa sih, Riel? Kok pengen bareng terus?”“Pengen aja sih.”Saat Arin mengajak bicara Dariel pun dia sama sekali tidak melihat Arin sama sekali, dia fokus menyetir dan melihat ke depan. Bahkan Dariel terlihat menelan ludah dari tadi. Dariel seperti sedang gugup.Saat mobil yang dikendarai Dariel sampai di basement apartemen, Arin mengajak Dariel untuk singgah dulu di apartemen. Arin yakin ada yang mau Dariel bicarakan.Arin melepas seat belt lalu menghadap Dariel.“Makan malam di apartemen aku dulu, ya?”“Iya. Tapi jangan telur sama sosis lagi, ya?” pinta Dariel dengan wajah memelas.“Iya…” kekeh Arin.Arin dan Dariel turun dari mobil. Dariel membuka bagasi dan mengambil paper bag.Arin mengerutkan keningnya, “Itu apa?”“Baju aku. Sekalian mau numpang mandi,” ucap Dariel sambil nyengir.

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 137 : Diskusi Nikah

    Dewa mendapat lemparan bantal.“Bos!”“Gue lagi tidur. Beraninya lo bangunin gue?” teriak Dariel.Bagai singa yang tertidur dan dipaksa bangun. Begitulah Dariel sekarang.Arin, Lili dan Joni kaget mendengar teriakan Dariel dari dalam kamar. Mereka bertiga berbondong menuju kamar Arin.“Apa-apaan ini?” sentak Arin dari pintu kamar. Dia menggeleng melihat bantal tidur miliknya ada di lantai.Arin lihat Dewa hanya diam saja. Begitu juga Dariel. Dariel masih tiduran di atas ranjang Arin.“Wa,” panggil Joni.Dewa melirik ke belakang tubuhnya. Dewa mendekati Arin dan berdiri di belakang Arin.“Bos Dariel lempar bantal ke gue. Padahal gue cuman bangunin dia,” rajuk Dewa dengan wajah memelas. Dewa mengadu pada Arin agar terhindar dari amukan Dariel.“Mas Dewa aku suruh bangunin kamu. Kita makan bareng sekarang,” titah Arin. Setelah mengucapkan itu, Arin melengos dan kembali ke meja makan. Dewa tersenyum pongah ke hadapan Dariel.Sumpah. Dariel kesal setengah mati melihat wajah menyebalkan Dew

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 138 : Perjalanan ke Rumah Arin-Lili

    Seperti permintaan Dariel 2 hari lalu, akhirnya Arin, Lili, Dariel dan Joni pergi berangkat ke kampung halaman Arin dan Lili. Dalam keadaan lelah sepulang kerja, Arin dan Lili langsung terlelap tidur di kursi belakang, sedangkan Dariel dan Joni duduk di depan, mata mereka masih melek.Dariel memang sengaja tadi hanya masuk kerja setengah hari. Setelah istirahat makan siang, dia pulang ke rumah untuk istirahat dan tidur. Begitu pula dengan Joni. Dia sudah tidak menjadi seorang pemadam kebakaran lagi, tapi dia membantu toko milik keluarganya jadi waktu yang dia miliki juga cukup luang.“Rencana mau lamar Lili kapan?” tanya Dariel pada Joni yang sedang menyetir.“Sudah saya lamar. Kedua orang tua saya sudah melamar Lili pada Arin untuk saya. Jadi sekarang Lili itu tunangan saya, bukan pacar saya.”“Kapan?”“Sudah lama. Bahkan mama yang ngebet ingin Lili jadi istri saya. Dia yang suruh buru-buru.”“Kan sudah dapat lampu hijau buat nikah. Kenapa ngga langsung nikah aja?”“Lili ingin Arin y

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 139 : Ziarah dan Perihal kakek-nenek

    Bab 139 : Ziarah dan perihal kakek-nenekSetelah Arin memijat punggung dan pundak Dariel semalam menggunakan alat pijat lumba-lumba, kondisi tubuh Dariel cukup membaik dari yang awalnya pegal-pegal karena kelelahan menyetir sekarang sudah tidak terlalu pegal. Meskipun masih terasa pegal, tapi tidak seburuk semalam.Jam 7 pagi sekarang. Keadaan rumah Arin cukup ramai. Bukan hanya di dalam rumah, tapi diluar rumah juga sangat ramai. Yup, diluar rumah Arin ada beberapa tetangga yang penasaran dengan siapa yang datang ke rumah Arin, secara disana terparkir mobil mewah dan elegan. Sangat jarang ada mobil mewah yang datang ke desa mereka. Memang beberapa kali Arin dan Lili menggunakan mobil Joni atau Citra saat akan berziarah, tapi mobil Joni dan Citra tidak semewah mobil Dariel.Banyak ibu-ibu yang sengaja nongkrong di sebrang rumah Arin karena saking penasarannya.Lili mengintip dari jendela, "Kak, ngga ada kerjaan banget deh itu ibu-ibu ngeliatin rumah kita," ucap Lili kesalArin yang s

Bab terbaru

  • JODOH TAK TERDUGA   Bab 145 : Berkumpul semua

    Fatma dan Saskia menatap Dewa dan Citra yang cukup diam malam ini. Terlihat jika Citra memang tenang, tapi Dewa kebalikannya, Dewa sangat gugup. "Mas? Kok masih belum dimakan?" tanya Citra pada Dewa. Piring Dewa masih penuh dengan makanan. Biasanya Dewa sangat lahap memakan santapan makan malam dimana menu utama di resto hotel ini adalah steak. Citra sangat tahu jika Dewa sangat menyukai makanan yang berbahan protein itu. "Iya, yang," patuh Dewa. Dewa akhirnya memakan steak itu dengan lahap. "Oh ya Fatma, Saskia nanti anter ke supermarket, yuk. Ada yang mau mbak beli," ajak Citra pada Fatma dan Saskia. "Ok, mbak," Pikiran kotor Fatma dan Saskia berkelana kemana-mana. Apa mbak Citra mau beli kondom, ya? Testpack, mungkin? Ngga mungkin deh, masa ngelakuin sekali langsung buncit. Sehari juga belum. Mungkin mbak Citra mau beli obat kuat buat mas Dewa, tapi emang ada di Swiss? Itulah pikiran-pikiran kotor yang keluar dari kepala Fatma dan Saskia. "Mas, mau ikut, ngga?" tanya Cit

  • JODOH TAK TERDUGA   Bab 144 : Dewa bosan

    "Sudah 2 hari kita di hotel. Aku bosen, yang...." keluh Dewa pada Citra.Dewa saat ini berada di kamar hotel Citra. Dewa tiduran di kasur dan Citra sedang memainkan ponselnya di sofa.Fatma dan Saskia sedang berada di kamar Fatma. Mereka berdua hanya diam di kamar dan menonton drakor secara marathon."Sabar. Arin kirim chat satu jam yang lalu, dia bilang kalo dia lagi di bandara dan akan boarding satu jam lagi,""Chicago-Swiss berapa jam penerbangan, sih?""Mas cek google aja coba,"Dewa menuruti perintah Citra untuk cek di google. Dia mengambil ponselnya yang dia simpan diatas nakas"WHAT??? 9 JAM????" teriak Dewa dan duduk tiba-tiba.Citra terkejut mendengar teriakan Dewa, dia mengusap dadanya. "Ya ampun, mas. Jangan teriak-teriak gitu. Aku kaget.""Ini 9 jam loh, yang. Iya kalo 9 jam kita langsung jalan-jalan, kalo ngga?" ucap Dewa cemberut.Citra melirik jam yang ada di dinding, "Ya ngga bakalan bisa langsung jalan-jalan. Orang mereka bakalan nyampe hotel tengah malem,""Arrggggh

  • JODOH TAK TERDUGA   Bab 143 : Pesta (2)

    Andrew berjalan keatas panggung. Suasana ballroom yang awalnya penuh dengan suara berbincang dari para pengusaha itu seketika senyap. Mereka fokus melihat Andrew yang ada disana."Good evening everyone. Thank you for coming to this party that I have organized. Everyone here must be very familiar with the state of HP Group in the past year...." Andrew terdiam dan melihat orang-orang yang ada di ballroom sebelum melanjutkan pidatonya. "Yes, as you all know we were at a low point in our company, but we are grateful that we were able to get through it and still survive. I can say that this is one of our best achievements. Speaking of achievements .... I'm not talking about being ranked as the world's number 1 entrepreneur or anything, but an achievement where we can survive the downturn and even we can still hope to continue to grow. There is no such thing as getting tired and giving up. Cheers." Andrew mengangkat gelas yang berisi red wine yang daritadi dia pegang dan meminumnya sedikit,

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 142 : Pesta (1)

    Arin berdiri di depan cermin di kamar hotelnya. Gaun yang dia kenakan saat ini adalah gaun dengan model off shoulder berwarna ungu tua dengan gradasi hitam. Rambut Arin hanya disanggul sederhana.Cantik. -- batin Arin tersenyum dengan percaya diri untuk menutupi kegugupan yang sedang dia alami sekarang. Berkali-kali Arin menghembuskan napasnya.Tiba-tiba saja Lili datang dan merangkul pundak Arin. Lili menumpukan kepalanya ka pundak Arin, "Kakak tegang, ya?" tanya Lili terkekeh melihat kegugupan Arin.Arin mengangguk sambil meringis."Tenang aja, kak. Kakak kan udah sering ketemu sama ayah sama om-om nya kak Dariel," tenang Lili beberapa kali mengusap punggung Arin."Kondisinya beda, Li. Meskipun kakak itu sekretarisnya pak Bram, terus kenal pak Frans sama pak Andrew juga tapi ya tetap aja beda. Apalagi pak Andrew yang notabenenya ayah Dariel, bahkan pak Andrew jarang nyapa kakak di hotel. Kalo pak Frans sama pak Bram sih udah sering," keluh Arin.Lili memutar tubuh Arin menghadapnya,

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 141 : Pesawat

    Bandara hari ini cukup ramai, terutama hari ini adalah weekend."Kamu udah coba telpon Saskia?" Tanya Dariel pada Arin. Beberapa kali Dariel cek jam tangan miliknya. Satu jam lagi pesawat akan lepas landas. Memang masih ada waktu, tapi jika datang lebih awal akan lebih baik.Tidak henti-hentinya Arin bertukar pesan dengan Saskia di aplikasi hijau, "Udah, aku lagi chat-an sama Saskia. 15 menit lagi dia nyampe," jawab Arin masih dengan berbalas chat dengan Saskia.Hari ini mereka akan berangkat ke Swiss dan Chicago.Arin, Dariel, Lili, Joni dan Sean akan pergi ke Chicago. Sedangkan Dewa, Citra, Fatma, dan Saskia akan berangkat ke Swiss. Sesuai dengan rencana jika rombongan Chicago akan datang ke Swiss setelahnya.Awalnya Sean akan berangkat bersama keluarga Frans dan Bram, tapi dia akhirnya membatalkannya, karena akan sangat kikuk jika pergi bersama mereka.15 menit berlalu, tapi belum terlihat tanda-tanda kedatangan Saskia.Mereka masih menunggu Saskia di ruang tunggu keberangkatan pes

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 140 : Ijin pak RT

    "Cukup meresahkan mendengar aduan dari tetangga-tetangga disini. Apalagi kalian bukan mahrom," ucap pak RT.Sekarang Arin, Lili, Dariel dan Joni berada di rumah pak RT. Ini merupakan ide Arin untuk mendatangi rumah pak RT, yakni meminta ijin agar Joni dan Dariel bisa menginap di rumah mereka. Awalnya Arin sudah mencoba untuk tidak memikirkan gunjingan-gunjingan para tetangga pagi ini, tapi tetap saja dia merasa salah bagaimanapun Dariel dan Joni bukanlah warga disana."Iya pak, saya mau minta maaf. Saya ingin melakukan ijin tapi karena kami baru sampai jam 2 malam, lalu tadi pagi kami langsung ziarah, jadi baru bisa sekarang untuk melakukan ijin kesini," ringis Arin menyadari kesalahannya."Jika sebelumnya kalian tidak sampai menginap jadi tidak terlalu membuat khawatir warga disini, tapi jika sekarang kalian menginap jadi ya banyak gunjingan sana-sini. Saya pribadi tidak mempermasalahkan jika kalian menginap disini, dengan datangnya kalian meminta ijin pada saya setidaknya saya jadi t

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 139 : Ziarah dan Perihal kakek-nenek

    Bab 139 : Ziarah dan perihal kakek-nenekSetelah Arin memijat punggung dan pundak Dariel semalam menggunakan alat pijat lumba-lumba, kondisi tubuh Dariel cukup membaik dari yang awalnya pegal-pegal karena kelelahan menyetir sekarang sudah tidak terlalu pegal. Meskipun masih terasa pegal, tapi tidak seburuk semalam.Jam 7 pagi sekarang. Keadaan rumah Arin cukup ramai. Bukan hanya di dalam rumah, tapi diluar rumah juga sangat ramai. Yup, diluar rumah Arin ada beberapa tetangga yang penasaran dengan siapa yang datang ke rumah Arin, secara disana terparkir mobil mewah dan elegan. Sangat jarang ada mobil mewah yang datang ke desa mereka. Memang beberapa kali Arin dan Lili menggunakan mobil Joni atau Citra saat akan berziarah, tapi mobil Joni dan Citra tidak semewah mobil Dariel.Banyak ibu-ibu yang sengaja nongkrong di sebrang rumah Arin karena saking penasarannya.Lili mengintip dari jendela, "Kak, ngga ada kerjaan banget deh itu ibu-ibu ngeliatin rumah kita," ucap Lili kesalArin yang s

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 138 : Perjalanan ke Rumah Arin-Lili

    Seperti permintaan Dariel 2 hari lalu, akhirnya Arin, Lili, Dariel dan Joni pergi berangkat ke kampung halaman Arin dan Lili. Dalam keadaan lelah sepulang kerja, Arin dan Lili langsung terlelap tidur di kursi belakang, sedangkan Dariel dan Joni duduk di depan, mata mereka masih melek.Dariel memang sengaja tadi hanya masuk kerja setengah hari. Setelah istirahat makan siang, dia pulang ke rumah untuk istirahat dan tidur. Begitu pula dengan Joni. Dia sudah tidak menjadi seorang pemadam kebakaran lagi, tapi dia membantu toko milik keluarganya jadi waktu yang dia miliki juga cukup luang.“Rencana mau lamar Lili kapan?” tanya Dariel pada Joni yang sedang menyetir.“Sudah saya lamar. Kedua orang tua saya sudah melamar Lili pada Arin untuk saya. Jadi sekarang Lili itu tunangan saya, bukan pacar saya.”“Kapan?”“Sudah lama. Bahkan mama yang ngebet ingin Lili jadi istri saya. Dia yang suruh buru-buru.”“Kan sudah dapat lampu hijau buat nikah. Kenapa ngga langsung nikah aja?”“Lili ingin Arin y

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 137 : Diskusi Nikah

    Dewa mendapat lemparan bantal.“Bos!”“Gue lagi tidur. Beraninya lo bangunin gue?” teriak Dariel.Bagai singa yang tertidur dan dipaksa bangun. Begitulah Dariel sekarang.Arin, Lili dan Joni kaget mendengar teriakan Dariel dari dalam kamar. Mereka bertiga berbondong menuju kamar Arin.“Apa-apaan ini?” sentak Arin dari pintu kamar. Dia menggeleng melihat bantal tidur miliknya ada di lantai.Arin lihat Dewa hanya diam saja. Begitu juga Dariel. Dariel masih tiduran di atas ranjang Arin.“Wa,” panggil Joni.Dewa melirik ke belakang tubuhnya. Dewa mendekati Arin dan berdiri di belakang Arin.“Bos Dariel lempar bantal ke gue. Padahal gue cuman bangunin dia,” rajuk Dewa dengan wajah memelas. Dewa mengadu pada Arin agar terhindar dari amukan Dariel.“Mas Dewa aku suruh bangunin kamu. Kita makan bareng sekarang,” titah Arin. Setelah mengucapkan itu, Arin melengos dan kembali ke meja makan. Dewa tersenyum pongah ke hadapan Dariel.Sumpah. Dariel kesal setengah mati melihat wajah menyebalkan Dew

DMCA.com Protection Status