Share

Part 57

Penulis: Manda Azzahra
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-15 14:30:30

Mata itu mulai menatapku sendu. Membuatku lagi-lagi berpikir kalau sikap manisnya akhir-akhir ini hanya sebuah kamuflase untuk menyenangkan hatiku.

"Abang masih belum bisa menerima semua ini, kan?" tanyaku lagi.

Sebesar apa pun rasa percaya yang ingin aku berikan, tetap saja sikap dan perbuatannya membuatku kembali meragu. Aku merasa seperti orang bodoh yang berkhayal mendapatkan cinta dari pria yang aku tak tahu kini hatinya milik siapa.

"Abang benar-benar membuatku bingung. Terserah Abang mau berbuat apa!" Aku mengempaskan tangannya begitu saja.

*

Hari ini suamiku kembali pergi. Tak bilang padaku mau ke mana. Bahkan sarapan yang aku sediakan tak dia sentuh sama sekali.

Lagi-lagi hubungan romantis kami harus berakhir hanya karena statusnya yang masih pengangguran. Selama dia belum mendapatkan pekerjaan, hal seperti ini pasti akan terus-terusan diungkit oleh dia.

Untung saja saat ini Kania masih berada di rumahnya. Kudengar dari tetangga yang menjenguk kemarin, dia masih harus beri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Meyke Sartika
Sdkt thor ceritanya, penasaran terus nih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 58

    "Kalian menungguku?" Suara Bima membuat aku dan Dea mengehela napas, lega. Dari pertanyaannya, dia pasti tak mendengar percakapan kami barusan tadi. Di tangannya tergantung sekotak donat dengan merk terkenal yang sudah tidak asing lagi."Masuklah!" Aku tersenyum kikuk sembari mengusap tengkuk.Bima masuk dan meletakkan camilan beraneka rasa itu ke atas meja. Lalu duduk di atas sofa lembut, pemberian orang tuaku saat aku dan bang Haikal pindah ke rumah ini.Kepalanya berputar mengamati isi rumahku. Menyisir setiap sudut ruangan yang belum pernah dia lihat sejelas ini."Kenapa repot-repot membeli makanan?" Aku berbasa-basi sembari mengintip isi kotak yang dia bawa.Kemudian membukanya lebar agar semua orang bisa memakannya. "Tamu ibuku yang membawa. Sepertinya tidak ada yang memakan."Ou, jadi ini hanya barang bekas yang tidak terpakai? Bodoh sekali aku, sampai berpikir bahwa Bima seperhatian itu saat berkunjung ke rumahku.Tapi baguslah. Setidaknya teman-temanku ini tahu diri. Tak ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-16
  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 59

    Aku terdiam. Mencerna tiap kata-kata yang diucapkan laki-laki ini. Hatiku yang tadi sedikit terhibur dengan kehadiran mereka, nyatanya beralih menjadi rasa sedih. Pemuda yang aku pikir teman ini, ikut membela gadis tak tahu malu itu?Kenapa tak ada seorang pun yang mengerti tentang perasaanku. Menghakimi tanpa tahu alasan di balik semua itu."Kalau kau tidak tahu apa-apa, sebaiknya diam saja!" Suaraku datar tanpa ingin menatap wajahnya.Tak lama Dea kembali, sembari membenahi bajunya yang sedikit berantakan."Kenapa hanya pizza yang kau sisihkan untuk bang Haikal, Dwi?" tanya dia. Mungkin melihat kotak itu tersaji rapi di atas meja. "Donatnya masih banyak. Itu tidak akan habis kita makan. Sebaiknya kau sisihkan saja, tak perlu sungkan. Bima juga tidak akan keberatan. Benar, kan, Bim?" Dea kembali duduk di samping Bima.Aku tak menyahuti. Selain masih kesal mendengar nama Bima, aku juga tahu kalau bang Haikal tidak akan mau menerimanya. Sama halnya denganku yang tak sudi saat dia mem

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-17
  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 60

    "Abang bicara apa? Kapan aku seperti itu?" Aku menantang tatapannya."Lalu yang kulihat itu apa? Kau pikir aku tidak akan pulang lagi, hingga kau berani membawa laki-laki itu masuk ke rumah ini? Kau bahkan sudah tahu kalau aku tak menyukainya, ha!" Dia terdengar begitu meradang.Aku jadi bingung harus mulai dari mana menjelaskannya. Soal makanan yang mereka bawa, tak pernah terpikirkan olehku bisa menimbulkan masalah seperti ini. Aku tak menyangka, gagalnya suamiku mendapatkan pekerjaan, malah membuat dia menjadi begitu sensitif hanya karena masalah sepele."Aku bisa jelaskan." Aku mencoba membuatnya merasa lebih tenang. Detik berikutnya aku menceritakan apa yang terjadi, bagaimana Bima bisa berada di rumah kami. Juga tentang pizza dan donat yang dilihatnya tadi. Tak ada yang salah atau terlalu berlebihan. Bukankah selama ini orang-orang yang datang selalu saja membawa buah tangan untuk kami?Tidak terkecuali keluargaku maupun keluarganya. "Abang masih saja menjadikanku tempat pelam

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-18
  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 61

    Aku yang mendengarkan perbincangan mereka dari balik dapur merasa kata-kata bang Eka terdengar begitu kasar. Aku tahu dia bermaksud baik. Dia hanya tak ingin aku merasa kekurangan dan terlantar. Tapi bagi bang Haikal yang kini masih terlalu sensitif, tentu saja kata-kata seperti itu semakin melukai harga dirinya."Maaf, Ka. Tapi Dwi sekarang isteriku. Aku yang bertanggung jawab penuh atas dirinya. Apa pun yang aku berikan, dia harus terima. Dwi tetap bersamaku." Bang Haikal berucap tegas.Aku menarik sudut bibir. Merasa tersanjung karena suamiku terdengar begitu bertanggung jawab dalam mempertahankanku. Sedikit pun dia tak ingin ada yang merasa lebih peduli padaku selain dirinya.Aku jadi merasa, semakin hari bang Haikal tak lagi bisa hidup tanpa aku."Kau terlalu cepat membawa adikku pergi. Aku jadi tak punya mainan lagi. Kalau begitu cepat berikan aku keponakan sebagai penggantinya." Bang Eka layaknya membuat penawaran.Nampan berisi cangkir teh yang baru saja aku bawa hampir saja

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-19
  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 62

    Aku membuka mata secara perlahan. Melihat sekeliling ruangan yang masih tampak asing. Memegang kepala yang terasa begitu pusing. Lalu merasakan sesuatu menempel di keningku. Perih. Seperti ada luka yang tertutupi. Bau alkohol pun masih begitu menyengat terasa di pangkal hidung.Aku berusaha bangkit dari sofa empuk tanpa sandaran. Namun tak ada seorang pun di sini. Sekujur tubuhku juga kini terasa nyeri, padahal seingatku aku baik-baik saja selama ini."Dwi!" Bang Haikal muncul entah dari mana, lalu bergegas mendekat dan langsung memelukku.Aku terpaku. Tak menyangka suamiku akan bersikap seperti ini. Diciumnya keningku dengan napas yang memburu, membuatku semakin bingung dengan apa yang terjadi."Ini di mana?" tanyaku dengan suara pelan.Dia tak melepaskan dekapannya. Terdengar ada tarikan ingus seperti suara sebuah isakan."Abang?" panggilku lagi.Belum lagi dia menjawab, datang beberapa orang yang tidak aku kenal. Sepertinya mereka sepasang suami isteri. Disusul kemudian Bima yang b

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-20
  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 63

    Aku melirik jam yang menempel di dinding. Ini sudah larut malam. Padahal sepertinya aku ke minimarket sehabis salat maghrib tadi.Sebentar, sebentar. Apa tadi aku terjatuh hingga tak sadarkan diri?"Tunggulah di sini. Jangan kemana-mana!" perintahnya. Lalu turun dari ranjang dan keluar dari kamar.Aku kembali mengingat apa yang terjadi sebelum aku pingsan. Sepertinya ada benda keras yang menghantam bagian belakang kepalaku. Aku langsung terjatuh dan tak sadarkan diri.Luka di keningku mungkin saja akibat terbentur aspal jalan. Tapi rasa nyeri di tubuh ini?Aku kembali meneliti tiap inci tubuhku. Baru kusadari ada beberapa luka lecet seperti tergesek benda kasar. Apa ini juga akibat berbenturan dengan permukaan jalan?Oh, Tuhan. Tiba-tiba aku teringat akan Kania. Pasti dia yang melakukan semua ini. Lalu Bima....Ah, yang datang tadi pasti Bima. Ayahnya menyuruh mengantar obat tadi. Aku tak boleh membiarkan mereka lama-lama bertemu.Dengan masih menahan rasa ngilu, aku beranjak turun.

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-21
  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 64

    Pernah suatu ketika aku menangis dengan tiada henti. Membaca novel fiksi karangan Tere Liye dengan judul 'Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin'. Kisah tentang dua orang insan yang saling jatuh cinta, namun masing-masing memendam rasa. Danar, si pria yang mencintai dengan setulus hati, nyatanya menutup rapat perasaannya yang dia anggap sungguh tak lazim.Mencintai gadis kecil berkepang dua dengan jarak umur yang begitu jauh darinya. Bahkan hingga dewasa dia mengubur dalam perasaan itu dengan berpura-pura jatuh cinta, bahkan menikahi wanita lain. Miris.Aku pikir kisah itu begitu naif. Di mana tokoh utama pria terlihat bodoh dan tidak bersungguh-sungguh. Bukannya memperjuangkan, malah berlari dan selalu menghindar. Tidak masuk akal dan hanya menyiksa diri sendiri.Tanpa kusadari, kini aku pun bernasib serupa seperi Tania, gadis berkepang dua yang selama bertahun-tahun dibohongi oleh Danar dengan perasaannya sendiri. Suamiku juga menutup rapat isi hatinya padaku, hanya karena perb

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-22
  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 65

    "Makanlah! Setelah itu minum obatmu." Suamiku menyediakan semangkuk bubur untuk sarapan.Aku mengangguk dengan senyum yang masih tersipu.Dia pun salah tingkah dan terlihat malu-malu. Rambutnya yang masih basah dengan wangi shampo yang begitu memikat, membuatku kembali teringat apa yang terjadi malam tadi. Sakit yang kurasa semakin bercampur aduk entah dari area mana saja. Namun anehnya tubuhku sama sekali tak menolak. Membiarkan dia dengan segala gerakannya menguasai tubuh dan juga pikiranku. Mengakhiri semuanya dengan sebuah bisikan yang membuat aku melayang sebelum terkulai."Aku mencintaimu, Sayang. Bahkan sebelum kau menyadari apa itu jatuh cinta." Detik berikutnya dia menjatuhkan diri di sisiku. Memelukku hingga terlelap.Malam tadi, berkat kegilaan Kania, bang Haikal telah menyempurnakan pernikahan kami.."DWI! HAIKAL!" Suara bang Eka berteriak dari arah luar dengan suara gedoran pintu yang dipukul keras-keras.Aku dan suamiku saling memandang."Bukankah sudah kubilang jangan

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-22

Bab terbaru

  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 83 (Ending)

    "Sudah kubilang itu bukan urusanmu. Kau semakin lancang, Bim. Aku tak mau punya teman sepertimu!" Kubuang muka, tanda tak terima dengan sikapnya."Aku mendengar pembicaraanmu saat di toko buku. Kenapa tak menurut saja? Suamimu bahkan ingin menjauh dengan kembali menyekolahkanmu." Ucapannya kini tak lagi kasar. Terkesan seperti memohon pengertian.Aku menelan ludah. Lalu beralih kembali menatap wajahnya. Begitukah cara dia mengungkapkan perasaannya? Sama sekali tak ada bedanya denganku. Egois dan selalu menggunakan berbagai cara."Kau mengikuti kami?" Aku langsung menebak.Dia sama sekali tidak menyangkal. Malah memandangku dengan sorot mata yang... mungkin meminta pengertian."Sikapmu sama sekali tidak mencerminkan mahasiswa terpelajar, Bim. Kau seperti....""Ya! Aku terlihat seperti orang gila, kan?!" Menggeram dia menebak ucapanku yang terhenti. "Aku sama sepertimu. Jatuh cinta pada orang yang salah."Mata itu kini

  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 82

    Setelah menjalani proses yang memakan waktu cukup lama, akhirnya pengadilan memutuskan Kania bersalah. Dia dijatuhi hukuman dua tahun kurungan.Aku merasa lega, bukan hanya karena tindakan kekerasan yang dia lakukan terhadapku. Namun juga karena sikapnya yang selama ini terus menerus meneror batinku. Membuatku merasa tak layak dicintai oleh suamiku sendiri. Juga membuat bang Haikal selalu merasa rendah diri dan takut mencintai wanita sepertiku, meski telah sah menjadi isterinya.Masih kuingat dengan jelas wajah terakhir gadis itu sebelum petugas membawanya. Tak ada penyesalan terlihat di sana. Seolah apa yang dia lakukan bukanlah sesuatu yang salah. Di sidang-sidang sebelumnya pun dia selalu mengumpat jika sedang berpapasan denganku. Mengatakan kalau dia belum kalah, dan akan merebut kembali miliknya yang telah aku curi.Matanya jelas masih begitu berharap agar bisa bertemu lagi dengan suamiku. Memang selama sidang berlangsung, hanya sekali mantan kekasihnya itu

  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 81

    "Jangan pedulikan ucapan mereka, Bang." Aku mulai merayu saat mendatangi suamiku di kamarnya. Aku membantu melepaskan kemeja yang tadi dia pakai.Entahlah. Masih canggung rasanya bagi kami untuk bersatu dan menempati kamar yang sama. Hingga kami masih harus saling menghampiri jika ada yang ingin dibicarakan."Sudah kubilang aku tak apa-apa." Bang Haikal tersenyum sembari memakai kaos oblong tipis untuk tidur. Lalu seenaknya membuka kancing dan resleting celana panjang, lalu menurunkannya tanpa pemberitahuan."Ish, Abang!" Tubuhku refleks berbalik memunggunginya. Malu jika melihat sesuatu yang sebenarnya sudah pernah aku rasakan."Kau kenapa?" Dia berjalan dengan suara yang kian mendekat."Kenapa buka celana di hadapanku?" Aku merengek."Kau ini aneh. Seperti tidak pernah melihatnya saja." Bang Haikal berjalan mendekati pintu dan menggantung celana panjang tadi. Kini dia sudah terlihat memakai celana pendek di bawah lutut."Tapi

  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 80

    Bima tampak masih sangat tenang meski semua orang menatapnya. Ingin sekali rasanya aku mencekik lehernya karena telah membuat suamiku kembali memikirkan hal yang bukan-bukan tentang aku dan dia.Bang Haikal pasti berpikir kalau Bima masih menaruh perhatian dan mencari cara agar bisa mendekatkan diri denganku. Tanpa dia tahu, kini aku dan Bima terlibat selisih paham karena kekurang ajaran mahasiswa psikologi itu.Jika malam ini sampai terjadi masalah lagi di antara kami karena Bima, aku bersumpah akan melempar kaca jendelanya hingga pecah. Aku lelah dengan semua masalah yang seperti tidak ada habisnya."Wah, Bima baik sekali. Kau dengar itu, Dwi?" Ibu tampak lebih mengagumi pemuda itu dari sebelumnya. "Harusnya kau juga bersemangat seperti Bima. Bukannya kalian seumuran? Kau bisa mengejar ketertinggalan jika belajar bersama Bima."Aku mendesis pelan. Ibu seolah-olah masih menaruh harapan agar aku juga memiliki antusias seperti Bima. Menjadi anak perempuan

  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 79

    Aku rasa sikapku selama ini terlalu kasar menghadapinya. Dari caranya menatapku tadi, seperti ingin menyapa dan menanyakan kabarku. Namun hal itu urung dia lakukan, karena Kania langsung menarik tangannya, dan menyeretnya menjauh dari kami.Tak lama kulihat sebuah mobil Daihatsu Sigra berhenti menghampiri mereka. Lalu gadis yang masih menatapku dengan penuh kebencian itu menghilang bersama ibunya saat mobil itu melintasi dan meninggalkan tempat."Singgah ke rumah, ya, Dwi. Biar nanti Haikal suruh menjemputmu di rumah." Ibu merangkulku hendak menuju mobil.Aku melirik Bima sekilas."Iya, Bu. Bang Haikal pasti akan bergegas menjemput jika tahu aku tidak di rumah." Sengaja aku bicara berlebihan agar Bima tahu bahwa hubungan rumah tanggaku tak seperti yang dia pikirkan.Dia hanya menatapku tajam tanpa mengucap sepatah kata pun.*[Norak!] Sebuah pesan whatsapp masuk atas nama Bima.Mataku membesar saat membacanya. Aku yang duduk di bangku belakang mobil milik ayah langsung membalasnya.[K

  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 78

    "Sudah mulai nakal kau rupanya, ya." Bang Haikal menyentil keningku dengan jemarinya. Membuat bibirku mengerucut dibuatnya."Makanya jangan menyuruhku yang bukan-bukan. Lebih baik aku mengurus sepuluh anak daripada memegang buku pelajaran," protesku.Dia tertawa kecil. "Kalau soal membantah, kau memang juaranya." Bang Haikal mengacak-acak rambutku.Aku tersenyum malu. Menganggap bahwa hal itu adalah suatu pujian, bukan lagi sebuah sindiran yang dia alamatkan untuk mengejekku seperti biasanya.*Siang ini aku menemani Dea ke toko buku. Tadi aku menghampirinya di kampus, lalu pergi bersama dengan Honda Brio merah-nya. Hal rutin yang sering kami lakukan saat bahan bacaan di rumah sudah habis.Dea terkikik geli saat aku menceritakan ide bang Haikal yang ingin kembali menyekolahkanku. Aku mencubit bahunya karena terus-terusan meledek, bahwa suamiku mungkin amnesia dan tak lagi mengenalku. Si bodoh yang ingin cepat-cepat lulus SMA agar bisa menikah dengan pria impiannya."Wanita yang baik

  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 77

    "Abang bicara apa? Kalau mau punya mainan, ya menikah saja. Abang bisa membuat anak sebanyak-banyaknya." Aku menggantikan suamiku menjawab permintaannya. "Aku masih kecil. Belum siap menjadi seorang ibu." Aku memasang wajah merengut.Ini kali kedua abangku meminta hal yang bukan-bukan pada kami. Hanya karena aku sudah jarang mengganggunya, dia jadi meminta penggantiku sebagai tumbal keisengannya.Bang Haikal mengamati wajahku, kemudian menunduk. Masih mengusap-usap dadanya yang mungkin masih merasa sakit akibat tersedak tadi.*Aku dan bang Haikal kembali melintasi malam dengan motor matic kesayangannya. Masih dengan pelukanku yang mesra melingkari pinggangnya. Kami tak ubahnya seperti pasangan remaja yang sedang dimabuk cinta. Dia juga tak lagi canggung saat menunjukkan perhatiannya padaku di depan keluarga kami. Baik di hadapan orang tuaku, terlebih lagi pada ayah dan ibunya. Tak seperti saat awal-awal pernikahan dulu. Selalu saja kaku, bahkan hanya untuk merangkul bahuku."Dwi?" B

  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 76

    Di pagi hari aku kembali menyiapkan sarapan dan juga bekal untuk suamiku. Bang Haikal keluar dari kamar sudah dalam keadaan rapi, lengkap dengan rambutnya yang masih basah dan juga wangi.Aroma shampo menyeruak menerobos indera penciuman. Membuatku merasa nyaman seperti menghirup aroma terapi.Dia duduk di kursi makan. Memerhatikan aku yang meletakkan secangkir teh di hadapannya. "Wajahmu memerah. Apa kau demam?" tegur pria dengan kemeja lengan panjang itu.Sontak aku memegang kedua pipiku. Lalu melotot ke arahnya. Tahu Kalau dia sedang meledekku. Padahal wajahnya sendiri tak berbeda jauh dari apa yang dia katakan tentang aku. Merah dan juga merona di bagian pipinya.Dia tertawa kecil. Lalu menarikku agar berdiri merapat ke tubuhnya. Wajahnya yang kini hanya setinggi perutku dia dongakkan untuk menatapku. Memandang dengan tatapan penuh cinta. Membuatku semakin terpesona dibuatnya."Terima kasih." Setengah berbisik dia ucapkan kata itu. Aku mengulum senyum. Mengingat sikap manisnya m

  • JODOH HASIL RAMPASAN   Part 75

    "Kau tahu aku tidak suka berbasa-basi, kan?" Dia tak lagi terlihat santai. "Lalu sekarang kau mau apa? Kau ingin aku mengakui semuanya dan bertanggung jawab atas pelecehan yang aku lakukan padamu? Aku akan bertanggung jawab. Akan kukatakan semuanya pada suamimu.""Hentikan, Bima! Kau lepas kendali. Aku sudah bersuami dan kau tidak pantas mengatakan semua itu padaku.""Kau sendiri yang memaksaku mengaku. Aku bisa menyelamatkanmu dari pernikahan palsu itu. Sadarlah. Hubungan kalian tidak akan pernah berhasil.""Kau benar-benar kelewatan. Aku membencimu. Aku tak mau lagi bicara padamu!" Aku berlari masuk dan membanting pintu dengan keras. Duduk bersimpuh di balik pintu dengan meremas kerah bajuku sendiri.*Aku baru saja selesai mandi. Terkejut saat melihat bang Haikal sudah berdiri di depan pintu kamarnya yang berhadapan langsung dengan kamar mandi. Sontak aku menutup tubuh bagian atas yang hanya berbalut handuk sampai sebatas dada."Kenapa ditutup? Aku sudah pernah melihat semuanya." B

DMCA.com Protection Status