Share

JADI TUMBAL

Penulis: Vira Noviyanti
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-17 09:17:31

Suara sirine ambulance datang ke TKP serta beberapa mobil polisi pun datang.

Orang tua Yuni tak hentinya menangis, apalagi ibunya Yuni yang jatuh pingsan berkali-kali.

Saat tubuh Yuni diangkat dan ditaruh di pembungkus mayat berwarna orange, ada bagian anggota tubuh yang jatuh. Ternyata mata Yuni yang jatuh.

Astagfirullah ... begitu tragis sekali kematianmu, Yun. Aku masih nggak nyangka kalau kamu bakalan pergi secepat ini.

"Ayo kita pulang!" ajak Kakek.

Kakek membantuku untuk berdiri, rupanya Kakek dan Paklik datang mengendarai mobil temannya tempo hari.

"Kok pakai mobil, Kek?" tanya Intan.

"Ada teman Paklik mu datang, jadi kami pinjam."

Kami pun langsung masuk ke dalam mobil, aku dan Intan duduk di belakang. Lalu Paklik pun mengendarai mobilnya. Motorku dititipkan di rumah ibu-ibu yang kutumpangi, nanti akan diambil lagi sama Paklik.

"Kok bisa Yuni tertabrak?" Paklik membuka pembicaraan.

"Nggak ngerti aku. Tau-tau dari arah belakang bunyi dentuman dan Yuni langsung terkapar di dekat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • JERITAN MALAM PENGANTIN   JIWA YANG MINTA DIBEBASKAN

    Nanti malam adalah malam tahlilan ke tiga Yuni. Karena dua hari lalu aku dan Intan tidak datang ke sana di karenakan aku masih belum sehat. Maka malam ini aku memutuskan untuk menghadiri tahlilan ke 3 hari Yuni. Aku dan Intan juga akan datang dengan Ayah kami dan juga Kakek dan Paklik."Badan kalian udah benar-benar enakan belum, Nduk? Kalau belum sebaiknya nggak usah ikut," saran Kakek."Udah sehat, Kek. Aku juga ingin bertemu ibunya Yuni. Aku ingin menguatkan beliau," ucapku."Ya udah kalau gitu, ayo kita siap-siap!"Aku dan Intan langsung ke kamar untuk berganti pakaian dan memakai hijab instan.Setelah selesai berganti baju, kami pun kembali ke ruang tamu."Ayo, kami udah siap!" ujar Intan.Kami pun langsung masuk ke mobil ayahku, dan menuju ke rumah Yuni.***Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit, kami pun sampai di pelataran rumah Yuni.Setelah Ayah memarkirkan mobilnya, kami pun turun bersamaan."Assalamu'alaikum," ucap kami."Wa'alaikumsalam,"Kakek, Paklik, Ayah l

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • JERITAN MALAM PENGANTIN   BERMAIN JELANGKUNG

    Pagi ini ponselku terus bergetar, ternyata banyak pesan di WAG yang masuk. Mereka telah merencanakan apa-apa saja untuk nanti malam. Ya, nanti malam adalah malam jum'at. Sesuai kesepakatan, kami akan bermain Jelangkung untuk memanggil para arwah korban tumbal.Hanif sudah mempersiapkan semuanya untuk nanti malam. Mulai dari boneka yang dibuat dari batok kelapa serta bambu, dibuat sedemikian rupa hingga menjadi boneka Jelangkung. Hanif juga sudah mengirim lokasi untuk nanti malam.Aku bingung mencari alasan apa untuk keluar nanti malam. Apalagi keadaan kampung lagi genting seperti ini. Apakah aku dan Intan dibolehkan untuk keluar."Tan ... ki ngoncekno brambang!" pinta ibunya.(Tan ... ini kupasin bawang!)"Nggih, Bu!" jawab Intan.Intan langsung mengupas bawang merah, dan mengirisnya tipis-tipis untuk dijadikan taburan sup ayam nanti. Sedangkan aku sibuk memotong sayurannya.Tring!Tring!Ponselku berdering. Hanif mengirimkan hasil boneka Jelangkung yang ia bikin."Bagaimana?" tanya H

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • JERITAN MALAM PENGANTIN   JELANGKUNG 2

    Makhluk seram itu menggeram seperti marah. Angin terus saja berhembus semakin kencang. Lolongan anjing saling bersahutan. Benar-benar malam jum'at yang mencekam."Gimana ini, Mel?" tanya Intan dan Irma panik."Kita berdoa, semoga semuanya baik-baik aja!" jawabku.Kami semua berdoa, memohon perlindungan kepada Allah. Hanif, Ridwan dan Kak Sarah masih terus memegang boneka Jelangkung itu.Terdengar deru napas yang memburu dari belakangku. Tengkuk leherku meremang kala seperti orang yang meniupkan angin.Allah ... sekita badanku melemas ketika kutengok siapa di belakangku. Yuni ada di belakangku.Lebih tepatnya arwah Yuni ada di belakangku. Dengan kepala yang h4ncur serta bola mata yang menjutai ke bawah."Bebas ... bebaskan jiwa-jiwa yang terbelenggu!" ucapnya lirih.Yuni memandang tajam ke arah kami semua. Tatapannya nyalang seakan penuh dendam, kobaran api kebencian terlihat di rawut wajahnya."Yu--Yuni, siapa yang membunuhmu?" tanya Irma dengan nada gemetar, serta tangis yang tertah

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • JERITAN MALAM PENGANTIN   BERSEKUTU DENGAN IBLIS

    Kami terus berlari tak tentu arah menghindari kepala buntung itu, yang terus mengejar kami."Capek, Mel. Nggak kuat lagi gue," ucap Intan"Sabar, Tan. Terus berdoa dalam hati!" perintahku.Irma terus menoleh ke belakang, mencari tahu apakah setan itu masih membuntuti kami atau tidak."Udah nggak ada, udah ilang," ucap Irma."Alhamdulillah," ucapku dan Intan.Kami berhenti sejenak di atas rerumputan, sinar rembulan begitu terang malam ini. Tak di sangka ternyata kami berlari ke arah sungai kecil."Mel, Tan. Ini kita larinya kejauhan sampai ke sungai," ujar Irma mengok kanan dan kiri."Iya, Ir, kita terlalu jauh larinya. Udah jam berapa ini?" tanyaku."Jam 11 malam. Hp gue batrenya tinggal 15 persen lagi," dengus Irma."Hah! Jam 11? Gila hampir tengah malam kita di sini. Hp gue juga mati lagi," ucapku kesal."Gue malah nggak bawa hp," ujar Intan.Ah, si4l. Kenapa bisa bersamaan seperti ini sih hp pakai acara mati segala. Hanif dan lainnya juga menghilang. Apa mereka sudah pulang duluan?

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • JERITAN MALAM PENGANTIN   KAKEK MURKA

    Intan menjambak dan menampar Irma begitu kencang, hingga menyebabkan kemerahan pada pipi Irma. Irma meringis sambil mengusap pipinya."Kalian keterlaluan!" bentak Irma."Lu yang keterlaluan, ngapain lu jambak-jambak Melly begitu. Gue sebagai saudaranya nggak terima ya lu kaya gitu sama Melly!" jawab Intan tegas."Udah nggak usah berantem. Mending kita cari yang lain, mungkin mereka masih di sekitar sini," ucapku."Cari aja sana berdua!" Irma pergi setelah mengatakan itu pada kami. "S1nting!" teriak Intan pada Irma yang mulai menjauh."Lu nggak papa, Mel?""Nggak papa, kok, ayo cari yang lain!"Kami pun pelan-pelan berjalan mencari yang lainnya. Ku telusuri ke arah sungai kecil ini, namun tidak ada siapa-siapa di sini. Angin malam membuat aku kedinginan berada di luar. Bekas tamparan Irma masih terasa panas di pipiku. Kenapa dia sampai seperti itu."Mel ... udah malam banget nih, pulang aja yuk! Serem tau malem-malem cuma berdua doang kaya gini. Bukan cuma takut setan, tapi gue juga t

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • JERITAN MALAM PENGANTIN   SAJEN PENCARI TUMBAL

    Setelah aku dan Intan selesai mandi, kami sudah ditunggu di ruang tamu untuk di sidang."Motor Paklik-mu mana?" tanya Ayah."Ada di rumah, Panjul, temannya Hanif," jawabku kikuk."Lah, ngapain kalian taruh di sana, Mel, Tan?" tanya Ayah sambil menatapku lekat.Aku menjelaskan apa yang terjadi dengan kami barusan. Aku jelaskan dengan sejelas-jelasnya. Tidak ada lagi yang aku tutup-tutupi, aku menyesal telah berbohong pada keluarga. Aku juga menceritakan tentang perkataan arwah Yuni, yang bilang aku harus berhati-hati dengan orang-orang yanga ada di sekitarku. Kakek dan Ayah sepertinya tahu bagaimana kebingunganku saat ini, untuk mencaritahu siapa pelaku sebenarnya. Aku pun menceritakan soal Ridwan yang bersekutu dengan iblis. Soal cinta segitiga, Ridwan terluka dan segalanya aku ceritakan pada keluargaku di ruang tamu ini.Mereka mendengarkanku tanpa memotong ucapanku sama sekali, Ayah manggut-manggut mendengarkan semua ceritaku. Intan pun menceritakan soal kami melihat Pak Cipto dan k

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • JERITAN MALAM PENGANTIN   RIDWAN BERSIMPUH

    Hanif langsung melempar sesajen itu, setelah ada suara ancaman dari makhluk tak kasat mata. Semuanya langsung berlari dan meninggalkan tempat di mana sajen itu diletakkan."Ya Allah, kaget gue. Setan semprul!" Maki Hanif."Itu anak kecil kasian lho jadi korban selanjutnya," ucap Intan dengan napas yang tersengal."Ya ... mau gimana lagi, kita nggak bisa berbuat apa-apa," sahut Panjul."Tuh bocah juga anaknya siapa, sih, cepet banget ngilangnya abis ngambil makanan," sambung Panjul lagi."Ya udahlah, sekarang mending lanjutin pergi ke rumah Ridwan. Keburu sore, nanti diomelin sama keluarga lu, Mel," ucap Ridwan sambil memakai helmnya.Akhirnya kami semua memutuskan untuk melanjutkan pergi ke rumah Ridwan. Jika besok ada kabar anak kecil meninggal, mungkin itu anak kecil yang kami cegah tadi. Tapi semoga saja mereka tidak kenapa-napa, semoga Allah melindungi mereka. Jujur aku sangat takut jika anak kecil itu sampai jadi korban selanjutnya. Apalagi sajen masih ada di sana, bagaimana jika

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • JERITAN MALAM PENGANTIN   SIAPA DALANG SEBENARNYA?

    Orang tua Ridwan bingung melihat anaknya bersimpuh di kakiku. Aku segera mensejajarkan diri dengan Ridwan."Bangun, jangan kaya gini. Gue nggak enak sama orang tua lu!" Bisikku."Gue nggak akan bangun sebelum lu mau maafin gue!" ucapnya dengan terus bersimpuh.Mau tak mau aku harus berkata 'Iya' biar Ridwan mau berdiri dari sujudnya di kakiku."Serius lu mau maafin gue, Mel?" tanyanya lagi."Iya," balasku singkat.Orang tua Ridwan langsung menatapku seolah meminta jawaban atas tingkah laku anaknya."Sekarang coba jelasin ke orang tua lu, Wan. Jangan ada yang disembunyiin lagi dari kita semua. Biar semuanya cepat clear," ucapku.Ridwan mengangguk dan menatap ke dua orang tuanya. Lalu memeluk ibunya dengan haru, kemudian bergantian bersujud di kaki orang tuanya.Ridwan menceritakan semuanya bagaimana ia dengan bodohnya mempelet Mbak Wuri, agar bisa jatuh cinta dengannya.Kemudian berkata jujur jika luka yang didapatkannya bukan karena jatuh dari motor, tapi karena terbentur pohon berin

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17

Bab terbaru

  • JERITAN MALAM PENGANTIN   Extra part 2

    ARWAH PENASARAN MBAK ASIH extra part 2Ridwan langsung membalas WA dari Melly dan mengiyakan untuk mencarikan yang disuruh oleh MellySebelumnya Ridwan terlebih dahulu bertanya pada kakek dan ayah Tasya. Setelah mendapatkan informasi di mana ia bisa mendapatkan barang-barang yang diperlukan Melly, lantas Ridwan dan Hanif pergi untuk mencarinya.Mereka mencari di dekat hutan lokasi tempat kejadian semalam, tak butuh waktu lama Ridwan dan Hanif menemukan yang disuruh oleh Melly.Saat Ridwan dan Hanif ingin pergi tiba-tiba Hanif menunjuk ke arah rumput yang berwarna merah sepertinya itu darah Luna namun ada perasan jeruk nipis di sekitar darah tersebut."Siapa yang ngucurin jeruk nipis ke darah ya?" tanya Hanif pada Ridwan"Ini bekas darahnya si Luna kan sama Bram, bukannya darah kalau dikucurin jeruk nipis arwahnya kesakitan ya?" tanyanya lagi"Udahlah ayo langsung balik aja Melly pasti udah nunggu kita di rumah!" ajak Ridwan.Ridwan tak mau ambil pusing apa yang ditunjukkan oleh Hanif,

  • JERITAN MALAM PENGANTIN   ARWAH PENASARAN MBAK ASIH extra part 1

    ARWAH PENASARAN MBAK ASIH extra partSelesai Ustaz mengajak salat taubatan nasuha warga pun kembali pulang ke rumah masing-masing.Melly dan yang lainnya menginap di rumah Thasya, Ridwan dan Hanif akan tidur bersama dengan kakek Thasya di ruang televisi.Berkali-kali Melly mengembuskan napasnya kasar dan memijit keningnya. Raut wajahnya terlihat cemas memikirkan sesuatu hal."Kenapa, Mel?" tanya Dinda mendekati Melly."Nggak papa," kilah Melly tersenyum simpul.Hanya Melly dan Dinda yang masih terjaga sampai larut malam, yang lainnya sudah tertidur dengan sangat pulas karena kelelahan dengan kejadian yang menggemparkan desa."Tapi mukamu tidak menujukkan kamu sedang baik-baik aja, Mel. Cerita aja sama aku, kali aja bisa sedikit lebih plong hatimu," bujuk Dinda."Huh!" Lagi Melly membuat napasnya."Teror Mbak Asih udah nggak ada, tapi sekarang rasanya ada sosok lain yang dendamnya masih membuat dirinya gentayangan sekarang," keluh Melly."Siapa? Apa si Luna dan Bram itu?" sahut Dinda m

  • JERITAN MALAM PENGANTIN   NYAWA DIBAYAR NYAWA!

    ARWAH PENASARAN MBAK ASIH part 18"Allahu Akbar. Mas Riski!" teriak Asih menangis.Asih mencoba untuk memberontak dari tahanan warga, tetapi tak bisa. Tangannya dicekal dengan sangat kuat.Plak!"Diam kamu pencuri!" bentak Luna menampar pipi Asih dengan keras.Asih terhuyung--tubuhnya terperosot ke bawah. Air matanya terus membasahi pipinya. Kini matanya mulai sembab, wajahnya memerah menahan sakit di pipi juga di hati."Demi Allah, aku nggak mencuri kotak amal. Aku tau dosa, aku masih takut siksa kubur," lirihnya."Halaah, maling mana ada yang mau ngaku! Bakar aja, bakar! Jangan sampai kampung kita dikotori oleh pencuri seperti dia!" tunjuk Ucup mempropokasi warga."Hei! Jangan main hakim sendiri, kamu kira Asih apaan main bakar-bakar aja. Dijaga ucapanmu!" bentak Ayah dan kakeknya Thasya saat tiba di rumah Asih.Banyak sudah warga yang termakan dengan hasutan setan Ucup, Luna dan juga Bram.Warga tak mau mendengar ocehan siapapun, hasutan setan sudah ditelan mentah-mentah. Asih dia

  • JERITAN MALAM PENGANTIN   FLASH BACK

    ARWAH PENASARAN MBAK ASIH part 17Luna tak hanya membual, ia benar-benar memikirkan bagaimana caranya menghancurkan hubungan Asih dan Riski. Luna tak ingin Riski bahagia dengan Asih. Rencana licik Luna tersusun rapih. Ia sudah memikirkan segala resikonya. Dan jelas ia meminta bantuan pada Bram dan Mbak Sumarno."Kalau kamu benar-benar cinta sama aku. Turuti segala kemauan dan perintahku. Aku tak ikhlas jika Riski bahagia dengan Asih, biar bagaimanapun aku pernah mencintainya," tegasnya. Dalam hati terdalamnya, rasa cinta itu masih ada sampai sekarang. Luna wanita rakus, ia pintar memutar balikkan fakta dan bersilat lidah."Apa rencanamu untuk menghancurkan mereka?" tanya Bram serius."Fitnah Asih! Buat dia sampai mati dihabisin massa!" geramnya."Maksudmu?"Luna menjelaskan tentang rencana jahatnya pada Bram. Luna menyediakan satu lelaki suruhan untuk berpura-pura menjadi simpanan Asih agar Riski benci dengan Asih, setelahnya Luna menyuruh Bram mengambil kotak amal di musala secara di

  • JERITAN MALAM PENGANTIN   MAYAT ASIH

    ARWAH PENASARAN MBAK ASIH part 16Melly mengambil alih menggendong Denia dalam gendongan Intan. Suara lolongan anjing terdengar memekakkan telinga."Ayo pergi. Ada hal yang nggak beres akan terjadi lagi!" titah Melly.Intan dan Thasya menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Mereka gegas berjalan meninggalkan daerah hutan.Setiap mereka berjalan seakan dipantau oleh seseorang dari tempat lain.Mata Melly dan Thasya terus mengawasi sekitar, takut jika ada serangan dari makhluk jahat itu lagi."Nggak habis pikir gue sama yang bawa Denia ke dekat hutan! Nggak ada otaknya!" maki Intan sambil terus mempercepat jalannya."Sampai gue tau siapa orangnya, gue patah*n tulangnya!" ocehnya lagi."Udah nggak usah ngedumel, ngedumelnya nanti kalau udah ketahuan siapa orangnya!" tegas Melly.Mereka bertiga semakin mempercepat langkah kakinya menuju ke desa.Dalam gendongan Melly--Denia tertidur dengan tenang.Selama berjalan mereka terus melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an.Tung! Tung!Bunyi pukulan

  • JERITAN MALAM PENGANTIN   DENIA MENGHILANG

    ARWAH PENASARAN MBAK ASIH part 15Intan yang melihat Melly gemetar segera membuat teh manis hangat untuknya. Ia juga sangat terkejut dengan apa yang diucapkan Melly.Siapa orang yang tega mengambil jasad Mbak Asih dan nemfitnah Mbak Asih."Nih, Mel, minum dulu biar tenang. Eh, gue lupa cuma bikin satu doang, Tha, hehe. Maaf, ya, lu kalau mau bikin sendiri aja. Lagian ini kan rumah lu," celetoh Intan."Iya, santai aja. Aku kalau mau nanti bikin sendiri kok. Ya udah mending sekarang kita masuk ke kamar, nanti anak-anak nyariin dan curiga terus malah jadi heboh malam-malam gini," ujar Thasya.Sebelum masuk ke kamar mereka bertiga mengatur napasnya dulu agar Dinda dan Dea tak curiga dan panik."Jangan diceritain dulu ya, Tha. Takutnya nanti malah mereka pada ketakutan," jelas Melly."Siap," sahut Thasya dan bergegas ke kamarnya.Baru saja mau masuk ke dalam kamar, diluar rumah terdengar suara teriakan orang yang tengah ketakutan.Belum lagi suara pentungan pos ronda yang sangat nyaring un

  • JERITAN MALAM PENGANTIN   SIAPA YANG DIKUBURKAN?

    ARWAH PENASARAN MBAK ASIH part 14"Hati-hati, Mel, jangan ngebut." Intan meneriaki Melly."Iya, tenang aja!" sahut Melly berteriak juga.Buluk kuduknya meremang saat melewati sosok Mbak Asih yang melayang di udara."Astaghfirullah." Melly menepuk dadanya pelan dan berhenti mendadak di dekat kebun singkong.Begitupun dengan Intan yang ikut memberhentikan laju motornya. Ia paham apa yang dilakukan Melly, karena sekarang Intan pun peka dan sensitif dengan ghaib. Perlahan batinnya terbuka dengan sendiri."Pasti kamu abis melihat Mbak Asih di sekitar sini, ya?" bisik Thasya pada Melly.Mau tak mau Melly pun menganggukan kepalanya dan membenarkan pertanyaan Thasya. Thasya langsung merapat, memeluk tubuh Melly."Tenang. Bantu doa aja, sekarang gue mau fokus lagi bawa motor," ujarnya dengan membuang napas kasar."Bismillah ya Allah ... lindungi kami semua." Doa Thasya memejamkan matanya.Melly dan Intan kembali melajukan motornya, Dea tertidur diboncengan Intan. Dea berada di tengah antara In

  • JERITAN MALAM PENGANTIN   MELLY DAN INTAN DATANG

    ARWAH PENASARAN MBAK ASIH part 13"Mbak A--Asih." Mereka begitu gemetar menyebutkan nama Mbak Asih yang kini tepat berada di hadapannya.Tubuh Dea merosot ke tanah, ia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan. Sementara Dinda dan Thasya diam di tempat, tubuhnya tak bisa digerakkan. Hanya lelehan air matanya saja yang keluar dari matanya."Thasya!" teriak seorang wanita.Perlahan sosok Mbak Asih menghilang dari hadapan mereka. Tubuh Thasya limbung, ia juga terjatuh ke tanah."Lu nggak apa-apa?" Ternyata yang memanggil dirinya adalah Melly, Melly datang bersama dengan Intan. Melly langsung memeluk Thasya dan mencoba menenangkannya. Sementara Intan mengambil sebotol air minum dari dalam tas gembloknya."Ini minum dulu." Intan menyodorkan sebotol air pada Thasya.Thasya meminumnya setelah itu ia berikan air minum itu pada teman-temannya. Melly dan Intan membantu Thasya dan Dea untuk berdiri."Kok kamu tau aku ada di sini?" Thasya heran dengan Melly dan Intan yang tahu keberadaannya

  • JERITAN MALAM PENGANTIN   WANITA MISTERIUS

    ARWAH PENASARAN MBAK ASIH part 12💞💞💞POV Author"Maaf nih, Bu, Pak. Kami nggak bisa lama-lama mainnya. Soalnya abis ini mau ketemu sama teman," ujar Dinda pada semuanya. Dinda merasa suasana sudah tak kondusif lagi maka ia mencari alasan untuk segera pulang."Owalah, ya sudah kalau begitu. Padahal Denia masih mau main kayanya, anteng dia digendong sama Thasya," jawab Pak Yahya."Ayo kita pulang!" ajak Dinda pada teman-temannya.Sedangkan rawut wajah Riski terlihat kecewa dengan ajakan Dinda mengajak Thasya untuk pulang."Ya udah kalau gitu, kami pamit pulang ya. Assalamualaikum." Dinda--Dea--Thasya mencium tangan orang tua Mbak Asih dan berpamitan pada Sekar serta Riski.Saat berpamitan pada Sekar ia hanya menujukkan wajah datarnya saja, tak ada senyuman menghiasi kepergian mereka.Dinda buru-buru menarik tangan Thasya dan juga Dea untuk menuju ke motornya.***"Keluar nggak bilang-bilang dulu sama orang tua, bikin panik aja!" omel Ibu dan Ayah berbarengan saat Thasya memarkirkan

DMCA.com Protection Status