"Kamu lihat apa, beb?" Martin celingak-celinguk ke arah ember."Dari sini emang gak kelihatan tuh bulan, kirain mata dia sudah burem kurang awas karena, mabok. Ternyata mata dia masih, bagus." batin Martin, ia melirik ke arah nya. "Dari sini aku lihat bayangan bulan beb waktu di situ aku gak lihat, apa-apa. Kok bisa gitu, ya? You're brillian, babe (kamu brilian, sayang)!" Flower dibuat terkesan untuk yang kesekian kali oleh nya. "Akhirnya kamu lihat juga tuh bulan di ember ini, beb. Nah itu dia aku bisa kan ambilkan bulan untuk, kamu? Bisa dong beb apa sih yang aku gak, bisa. Keren kan, aku?" Martin menaik turunkan kedua alis nya, ia begitu percaya diri. Flower tercengang dengan mulut yang menganga."Menyesal aku muji dia he drive me, crazy( dia membuatku, gila)." batin nya, Flower tersenyum lebar "Oh em ji ... Rupa nya ini yang mau kamu tunjukkin ke, aku? Kamu mau buktikan kalau kamu bisa ambilkan bulan, untukku? Wow .. Aku terkesan. Kamu tahu g
"Aduh!" Flower menghentikan langkah nya begitu juga dengan Martin, ia menoleh ke arah nya."Kamu gak pp, beb?" tanya Martin, Flower melirik ke arah wajah nya. "Maaf beb aku belum bisa cerita, lagian aku gak mau bikin kamu watir dan susah hati karena, aku." batin Martin, ia menatap lurus ke depan."Ah, dia ini selain penuh kejutan ternyata sulit ditebak juga. Kalau dia belum mau berbagi kisah nya dengan ku ya sudah aku gak maksa aku bisa, mengerti. Lagi pula Aku bisa apa atau dia ada masalah dengan istri, nya? Atau mungkin masalah, kerjaan? I don't know (aku tidak tahu) ah aku bukan, cenayang." batin Flower, ia melirik ke arah nya dan tersirat pasrah di wajah nya. "Ini botol wine kedua mau dihabisin, beb?" Flower mengangkat botol wine yang masih setengah."Habisin saja beb nanggung apa mau dibawa ke Putri, Duyung? Terserah, kamu!" Martin meraih botol wine dari tangan nya lalu menuang nya ke gelas. "Habisin saja deh nanggung belum tipsy banget kan
"Ya sudah beb jangan terlalu dipikirkan, aku akan menunggu sampai kamu putus dengan nya, aku tidak mau merusak acara malam ini dengan membahas tentang hubungan mu dengan pria, itu! Kemaren di Crown acara kita rusak karena temanku, aku gak mau itu terulang lagi. Btw sudah gak tipsy lagi, beb?" Martin menatap Flower yang sedang meneguk white wine (anggur putih) nya. "Serius kamu mau tunggu aku sampai putus dengan nya, kenapa kamu gak cari yang lain saja beb? Cewek di luar sana masih banyak dan lebih baik dari aku, mungkin! udah hilang tipsy nya beb, maka nya aku buka kaca mobil nya waktu kita ke sini dari, Segara." ia tersenyum lebar."Sejujujur nya aku sudah tidak bisa pindah ke lain hati, sudah mentok sama dirimu. Dari pada kamu yang suruh aku cari cewek yang lain, kenapa gak kamu putusin aja pria itu. Siapa nama pria, itu? Ah sudah lah jangan dijawab kalo kamu tidak mau merusak suasana hatiku, beb!" Martin mengerling malas, Flower nyengir kuda."Oke, aku gak akan jawab
"Ya Allah, masih kecil jalan pikiran nya sudah kaya orang tua saja. Masha Allah, pinter-pinter banget anak-anak majikan saya. Semoga nanti kalau saya nikah dan punya anak, anak-anak saya semua nya seperti mereka berdua." batin nya, ia merasa takjub dengan kedua putri majikan nya."Siapa yang sudah kasih Si Okem cincin, mutiara? Dia lagi deket sama siapa sekarang, dinner romantic with someone (makan malam romantis dengan seseorang) caption nya, itu dinner (makan malam) atau nikahan? Dekorasi nikahan ini, sih! Gak di posting photo cowok nya, berani-berani nya dia deketin Si Okem. Sok romantis nih cowok, si*l!" Andra meninju keras meja kantor nya. Hati nya panas terbakar api cemburu, ia kebakaran jenggot sendiri lihat postingan Flower. "Njiiirr ... Sakit juga tanganku ninju meja, sakit ini tidak ada apa-apa nya jika dibandingkan dengan sakit nya hatiku lihat postingan nya, fu*k (persetan)!" Andra usap-usap punggung tangan kanan nya dan meniup nya berulang kali.Flower ng
"Emang aku lucu, gemesin, ngangenin, makasih ya, beb!" pipi Flower merona."Absolutely(pasti), beb." Martin mengedipkan sebelah mata nya. "Biar pun kadang dia oneng aku padamu, beb! Wong ndeso kata nya tapi dia bertato, perut sixpack, rambut sambungan di warna, ndeso nya di mana nya coba dia nih? Konon, gak ngeri-ngeri! Mau ndeso, mau kampungan, mau udik, mau dusun, mau norak, itu semua gak akan merubah perasaanku dan gak akan mengurangi rasa cintaku padamu, beb." ia melirik ke arah nya dan tersenyum tipis."Aku gak mampir langsung pulang mau berkemas, gak pp kan beb?" "It's oke, mau aku bantuin beb?" "Ada pembantu yang bantuin beb, aku gak mau repotin kamu. Salam peluk sayang saja buat kedua putrimu ya beb, bilang dari papah baru." Flower tersenyum simpul. "Insha Allah aku sampaikan salamnya beb, istrimu ke mana emangnya beb? Kok, pembantumu yang berkemas?""Dia lagi di rumah orang tuanya, beb." Flower mengerutkan dahinya. "Oh seperti
"Calon kedua putrinya katanya, semoga. Eh, tapi gimana sama bininya? Duh pusing pala Ebi, urusan sama Si Andra saja belum kelar masa sudah jatuh hati sama, Si Martin juga. Kenapa aku bermain hati dengan yang telah beristri, ada apa denganku? Ah entah lah, aku bingung. Aku serahin saja sama pencipta alam semesta ini, biar saja Allah SWT yang urus." ia bersandar lalu menengadahkan kepalanya di sofa menatap langit-langit, ia usap-usap wajahnya dan menarik nafas dalam-dalam.Huft! Hela nafasnya berat. Kedua putrinya menghabiskan ayam Recheesenya dan hanya menyisakan yang level lima. Martin tidur cepat, Andra senang chatnya dibalas dan tidak sabar menunggu hari pertemuannya dengan Flower."Dia kan off kerjanya hari minggu, cepet lah datang minggu. Aku tidak sabar ingin bertemu dengannya, kangen berat." Andra senyum-senyum sendiri. Istri Andra melirik ke arahnya, "kayanya dia lagi seneng banget, dari tadi kuperhatiin senyum-senyum sendiri. Apa dia masih berhubungan denga
"Aku di Surabaya, sekarang lagi ketemu sama klien beb, nanti aku kabarin kalau sudah selesai ya sayang, love you(cinta kamu)." pesan terkirim. Martin kembali meeting lagi dengan kliennya."Aku tahu pasti dia lagi sibuk," gumamnya. "Oke beb take your time, love you more (Oke beb ambil waktumu, lebih mencintaimu)." balasnya cepat. Flower berangkat kerja, seperti biasa make up ke salon Yudi terlebih dahulu sehabis magrib.Di tempat kerja... "Beda ya yang habis dinner romantis (makan malam romantis) mukanya berseri-seri, dapet hadiahnya wah lagi, bikin iri saja." Ani melirik ke cincin mutiara di jari manisnya, Flower tersenyum lebar."Sama siapa Flo, Si Botak apa koh Martin yang gondrong? Gak diposting photo cowoknya, jadi kan kepo kita orang." Dewi penasaran. "Kita panggilnya Si Botak sama Si Gondrong saja Flo, lucu juga." Murti tertawa kecil."Iya juga ya, yang satu botak yang satu gondrong. Jadi, botak vs gondrong." Leny pun tertawa kecil.
Kemudian mereka berdua masuk ke mobil, Flower menyalakan musik dan gps."Silahkan Oppa sendiri yang simpan lokasinya di gps, kita mau ke mana?" "Kamu rumahnya, di mana?" "Masih Jakarta Utara di Sunter," "Oh i know (saya tahu), kalau gitu kita buka kamar yang dekat dengan rumah kamu saja," ia mengetik nama hotelnya."Kenapa gak buka dekat kantor, atau tempat tinggal Oppa saja? Jadi nanti dekat pulangnya," Flower melirik ke gps. "Nanti saya naek taksi saja pulangnya, kasihan kamu pulangnya kalau buka hotelnya dekat tempat saya, jauh. Kamu kan nyetir sendiri," ia menoleh ke arahnya, mengusap pelan tangan atas kanannya."Oh gitu, jadi mau buka di hotel Sunlake?" Oppa anggukkan kepalanya. "Iya, deket gak sama Sunlake?" Flower angguk-angguk."Deket banget, ayo kita berangkat." Oppa mengedipkan sebelah matanya. Flower pakai sabuk pengamannya, begitu pun dengannya. Oppa melaju dengan santai sambil menceritakan suka duka, kesan-kes