"Ya sudah beb jangan terlalu dipikirkan, aku akan menunggu sampai kamu putus dengan nya, aku tidak mau merusak acara malam ini dengan membahas tentang hubungan mu dengan pria, itu! Kemaren di Crown acara kita rusak karena temanku, aku gak mau itu terulang lagi. Btw sudah gak tipsy lagi, beb?" Martin menatap Flower yang sedang meneguk white wine (anggur putih) nya. "Serius kamu mau tunggu aku sampai putus dengan nya, kenapa kamu gak cari yang lain saja beb? Cewek di luar sana masih banyak dan lebih baik dari aku, mungkin! udah hilang tipsy nya beb, maka nya aku buka kaca mobil nya waktu kita ke sini dari, Segara." ia tersenyum lebar."Sejujujur nya aku sudah tidak bisa pindah ke lain hati, sudah mentok sama dirimu. Dari pada kamu yang suruh aku cari cewek yang lain, kenapa gak kamu putusin aja pria itu. Siapa nama pria, itu? Ah sudah lah jangan dijawab kalo kamu tidak mau merusak suasana hatiku, beb!" Martin mengerling malas, Flower nyengir kuda."Oke, aku gak akan jawab
"Ya Allah, masih kecil jalan pikiran nya sudah kaya orang tua saja. Masha Allah, pinter-pinter banget anak-anak majikan saya. Semoga nanti kalau saya nikah dan punya anak, anak-anak saya semua nya seperti mereka berdua." batin nya, ia merasa takjub dengan kedua putri majikan nya."Siapa yang sudah kasih Si Okem cincin, mutiara? Dia lagi deket sama siapa sekarang, dinner romantic with someone (makan malam romantis dengan seseorang) caption nya, itu dinner (makan malam) atau nikahan? Dekorasi nikahan ini, sih! Gak di posting photo cowok nya, berani-berani nya dia deketin Si Okem. Sok romantis nih cowok, si*l!" Andra meninju keras meja kantor nya. Hati nya panas terbakar api cemburu, ia kebakaran jenggot sendiri lihat postingan Flower. "Njiiirr ... Sakit juga tanganku ninju meja, sakit ini tidak ada apa-apa nya jika dibandingkan dengan sakit nya hatiku lihat postingan nya, fu*k (persetan)!" Andra usap-usap punggung tangan kanan nya dan meniup nya berulang kali.Flower ng
"Emang aku lucu, gemesin, ngangenin, makasih ya, beb!" pipi Flower merona."Absolutely(pasti), beb." Martin mengedipkan sebelah mata nya. "Biar pun kadang dia oneng aku padamu, beb! Wong ndeso kata nya tapi dia bertato, perut sixpack, rambut sambungan di warna, ndeso nya di mana nya coba dia nih? Konon, gak ngeri-ngeri! Mau ndeso, mau kampungan, mau udik, mau dusun, mau norak, itu semua gak akan merubah perasaanku dan gak akan mengurangi rasa cintaku padamu, beb." ia melirik ke arah nya dan tersenyum tipis."Aku gak mampir langsung pulang mau berkemas, gak pp kan beb?" "It's oke, mau aku bantuin beb?" "Ada pembantu yang bantuin beb, aku gak mau repotin kamu. Salam peluk sayang saja buat kedua putrimu ya beb, bilang dari papah baru." Flower tersenyum simpul. "Insha Allah aku sampaikan salamnya beb, istrimu ke mana emangnya beb? Kok, pembantumu yang berkemas?""Dia lagi di rumah orang tuanya, beb." Flower mengerutkan dahinya. "Oh seperti
"Calon kedua putrinya katanya, semoga. Eh, tapi gimana sama bininya? Duh pusing pala Ebi, urusan sama Si Andra saja belum kelar masa sudah jatuh hati sama, Si Martin juga. Kenapa aku bermain hati dengan yang telah beristri, ada apa denganku? Ah entah lah, aku bingung. Aku serahin saja sama pencipta alam semesta ini, biar saja Allah SWT yang urus." ia bersandar lalu menengadahkan kepalanya di sofa menatap langit-langit, ia usap-usap wajahnya dan menarik nafas dalam-dalam.Huft! Hela nafasnya berat. Kedua putrinya menghabiskan ayam Recheesenya dan hanya menyisakan yang level lima. Martin tidur cepat, Andra senang chatnya dibalas dan tidak sabar menunggu hari pertemuannya dengan Flower."Dia kan off kerjanya hari minggu, cepet lah datang minggu. Aku tidak sabar ingin bertemu dengannya, kangen berat." Andra senyum-senyum sendiri. Istri Andra melirik ke arahnya, "kayanya dia lagi seneng banget, dari tadi kuperhatiin senyum-senyum sendiri. Apa dia masih berhubungan denga
"Aku di Surabaya, sekarang lagi ketemu sama klien beb, nanti aku kabarin kalau sudah selesai ya sayang, love you(cinta kamu)." pesan terkirim. Martin kembali meeting lagi dengan kliennya."Aku tahu pasti dia lagi sibuk," gumamnya. "Oke beb take your time, love you more (Oke beb ambil waktumu, lebih mencintaimu)." balasnya cepat. Flower berangkat kerja, seperti biasa make up ke salon Yudi terlebih dahulu sehabis magrib.Di tempat kerja... "Beda ya yang habis dinner romantis (makan malam romantis) mukanya berseri-seri, dapet hadiahnya wah lagi, bikin iri saja." Ani melirik ke cincin mutiara di jari manisnya, Flower tersenyum lebar."Sama siapa Flo, Si Botak apa koh Martin yang gondrong? Gak diposting photo cowoknya, jadi kan kepo kita orang." Dewi penasaran. "Kita panggilnya Si Botak sama Si Gondrong saja Flo, lucu juga." Murti tertawa kecil."Iya juga ya, yang satu botak yang satu gondrong. Jadi, botak vs gondrong." Leny pun tertawa kecil.
Kemudian mereka berdua masuk ke mobil, Flower menyalakan musik dan gps."Silahkan Oppa sendiri yang simpan lokasinya di gps, kita mau ke mana?" "Kamu rumahnya, di mana?" "Masih Jakarta Utara di Sunter," "Oh i know (saya tahu), kalau gitu kita buka kamar yang dekat dengan rumah kamu saja," ia mengetik nama hotelnya."Kenapa gak buka dekat kantor, atau tempat tinggal Oppa saja? Jadi nanti dekat pulangnya," Flower melirik ke gps. "Nanti saya naek taksi saja pulangnya, kasihan kamu pulangnya kalau buka hotelnya dekat tempat saya, jauh. Kamu kan nyetir sendiri," ia menoleh ke arahnya, mengusap pelan tangan atas kanannya."Oh gitu, jadi mau buka di hotel Sunlake?" Oppa anggukkan kepalanya. "Iya, deket gak sama Sunlake?" Flower angguk-angguk."Deket banget, ayo kita berangkat." Oppa mengedipkan sebelah matanya. Flower pakai sabuk pengamannya, begitu pun dengannya. Oppa melaju dengan santai sambil menceritakan suka duka, kesan-kes
"Ah, sampe gak ngeh aku kalau kopi sudah di meja." batinnya, ia melirik kopinya sambil buka kemasan kentang laysnya.Kemudian ia duduk santai menikmati cemilan lays dan kopinya sambil menonton tv. Dia memikirkan dan mempertimbangkan hubungannya dengan Andra, apakah akan dilanjutkan atau diakhiri? Di sisi lain ia mulai mencintai pria lain, Martin. Pria yang rela dan setia menunggunya sampai berpisah dengan Andra.Bimbang, gundah gulana, gelisah, menyelimuti hatinya saat ini. Menonton tv tapi pandangannya kosong, konon.Begitu juga dengan Andra, timbangan badannya turun dan wajahnya menjadi tirus memikirkan hubungannya dengan Flower."Sudah lah jangan terlalu dipikirin Flo, kita lihat saja nanti seperti apa hasil pertemuan dengan Si Andra. Lebih baik sekarang aku workout, sudah lama tidak bakar kalori dan hempas lemak. Workout di balkon, ah." ucapnya pada dirinya sendiri, ia mengganti baju dengan baju olah raganya. Flower mulai workout selama satu jam di ba
Martin seorang pengusaha di bidang entertainment, kuliner, travel, properti. Dia pemegang saham tertinggi di tempat hiburan malam yang cukup besar di kota-kota besar, restoran-restoran besar dan masih banyak lagi. Flower hanya tahu dia business man dan pria yang penuh dengan kejutan. "Kita mau ketemu di mana minggu nanti, Okem? Gak sabar plus rindu berat sama kamu, aku boleh maen ke rumah?" Andra mengerlingkan matanya. "Kirim jangan ya, boleh maen ke rumah kalau gak boleh gimana? Malu aku!" Andra goyang-goyangkan jempol kaki kanannya, terdiam sejenak. "Ah, boleh apa enggaknya gimana nanti yang penting aku sudah bilang kangen pengen maen, ke rumahnya." dikliknya send. Huft! Hela nafasnya berat.Andra berdebar-debar menunggu pesan linenya dibaca dan dibalas Flower. "Jam setengah sepuluh, pasti Si Okem lagi kerja." ia melirik jam di layar ponselnya. Andra kumpul dengan istri dan ke empat anak lelakinya nonton tv, namun hati dan pikirannya tidak tenang menun
"Mau mandi, gak bebeb? Kalo mau aku ambilin handuknya, silahkan masuk dan anggap saja rumah sendiri." Flower merapihkan sendal mereka berdua ke lemari sendalnya."Mandi dong aku udah bobo kan tadi di mobil biar pun sebentar jadi bisa mandi, assalamualaikum." Martin masuk ke dalam. "Aku ikut rebaban bentar ya di sofa sayang, lurusin pinggang nih pada sakit pinggang aku tidur di jok mobil.” ijinnya, ia kretegin pinggang, tangan dan lehernya.Kreteg! Kreteg! Kreteg!Flower anggukkan kepalanya tersenyum lebar. "Wa'alaikumsalam, eh iya lupa kan ada kamar tamu rebahan di kamar tamu aja, ntar aku anterin handuknya ke kamar. Aku juga pada sakit nih pinggang, untung joknya kamu ke belakangin punya aku kalo gak leher aku juga pasti sakit." ia pun kretegin badannya seperti yang dilakukan kekasihnya, Martin anggukkan kepalanya.Kreteg! Kreteg! Kreteg!Flower berjalan duluan ke arah kamar tamu yang terletak tidak jauh dari kamarnya dan kamar anak-anaknya, Martin mengikuti di belakangnya. "Aroma h
"Ya ampun, apa-apaan sih Si Andra? Setel musik kenceng banget masih pagi gini, berisik! Bukannya bantuin bini dikit kek, anter anak-anak gitu sekolah ini mah boro-boro malah sibuk sama Si Jablay Flower aja, najis! Gue yakin dia masih suka berhubungan sama Si Jablay, biar pun dua bulan ini dia anteng-anteng aja di rumah!" dumel Sari dalam hati. "Tunggu aja ntar pasti ada apesnya dia ketahuan sama gue chattingannya sama Si Jablay, serapih-rapihnya ditutupin tuh bangke pasti kecium juga. Gue sangat menantikan moment itu, biar pun hati gue sakit dan perih bagai disayat-sayat silet, kita tunggu saja!" ultimatumnya, ia tersenyum sinis melengos ke luar mengantar kedua anaknya sekolah sedangkan yang paling kecil masih terlelap.Kecurigaan dan feeling Puspitasari sebagai istri Andra sangat kuat, dia begitu yakin kalo suaminya masih menjalin hubungan dengan wanita yang berhasil membuat Andra berpaling darinya, Flower. "Bi, mamih belom pulang ya tadi Dede lihat kamar mamih masih kosong?" tanya
Flower menyeka bulir-bulir bening yang membasahi kedua pipinya dengan telapak tangannya, dadanya terasa sangat sesak menahan tangis yang tertahan. Martin terdiam seribu bahasa karena tidak ingin memperbesar masalah mencoba mengalah pada wanitanya walau pun banyak yang ingin dia katakan. "Sayang, mau mampir dulu gak ke Alfamart? Mana tahu ada yang mau kamu beli, untuk kamu dan anak-anak." ucap Martin mencairkan suasana yang tegang membuatnya tidak nyaman. "Gak usah mampir ke Alfamart, masih banyak jajanan anak-anak di kulkas. Aku mau cepet sampe rumah aku mau istirahat, capek!" timpal Flower, suaranya jadi parau dan bergetar."Oh gitu, baiklah nyonya besar. Tapi kenapa suaramu kedengaran serak ya kaya orang habis nangis, aku gak salah denger kan?" tanya Martin, ia menoleh ke arah Flower. "Mana ada, kupingmu salah denger kali!" sahutnya, ia menutup mulutnya dengan sebelah tangannya."Coba nengok sini aku mau lihat, kamu jangan bohongin aku ya aku ini bukan
Martin mulai mengetik pesan untuk Andra, Flower memicingkan matanya ke arahnya. Perasaan Flower udah campur aduk semua jadi satu was-was, watir, marah, bimbang dan pasrah. Jantungnya berdetak kencang!"Apa yang dia ketik ya, serius bener mukanya? Waduh gak tahu deh, bodo amatan ah gak mau pusing! Aku lagi ngambek karena dia belom jawab pertanyaan yang soal serius, eh dia malah nanyain Si Andra bukannya jawab pertanyaan aku, capedeh! Sampe males bahasnya takut ribut malah dia bahas Si Andra, ampun dah!" batinnya, ia mengalihkan pandangannya ke luar kaca di samping kirinya. Huft! Hela nafas Martin berat berulang kali.Flower menoleh ke arahnya, "Apa balesannya bebeb, kenapa kamu sampe tarik nafasnya berat banget seperti orang yang sedang menghadapi masalah besar aja?" tanya Flower, ia begitu penasaran dengan isi chat mereka berdua. Martin menoleh ke arahnya, "Dia gak mau diputusin, dia ngajak ketemu lagi tuh. Aku suruh dia ke apartment aja besok minggu, aku
"Janji yang mana, ya? Kalo aku sebutin takut salah, secara ya kan bukan sama dia aja bikin janji sama Si Andra juga bikin janji. Pucing pala inces, mana masih berasa ini inek. Dah ah gak mau pucing, maunya enak aja ha-ha-ha menggila!" batinnya, ia cengar-cengir merasa lucu sendiri.Martin mengerutkan keningnya, "Kenapa kamu cengar-cengir sendiri, ada yang lucu? Jangan bikin aku watir ya, sayang!" selidik Martin, Flower nyengir kuda. "Gak pp bebeb, aku cuma lagi ketawain diri sendiri aja. Boleh ganti lagunya gak, bebeb?" pintanya, ia melirik ke arah Martin dan vcdnya."Boleh sayang mau ganti lagu apa, ajep-ajep?" goda Martin lagi, Flower mencubit kecil tangannya. "Nakal ya kamu, godain aku terus ih bebeb ..." ucap Flower manja, ia mengerucutkan bibirnya seraya ganti lagunya. "Tapi serius aku nanya, tadi kenapa ketawain diri sendiri?" tanya Martin, ia penasaran. "Oh, jadi selama ini kamu gak serius gitu sama aku?" timpalnya cepat. "Nah ini baru
"Kalo yang lain mungkin udah bilang Si Jhon kepo kali ya soalnya nanyain hal-hal kecil, jaman sekarang banyak nanya dibilangnya kepo sampe kadang jadi males banyak nanya semenjak ada kata KEPO, kan horor beud!" Flower menghisap rokoknya.Setelah beberapa jam dan efek ineknya mulai drop Jhon menghampiri Flower yang sedang berada di toilet. "Beb!" seru Jhon ketika masuk ke toilet seraya membuka pintu, Flower menoleh ke arah nya."Ya, ada apa Jhon?" timpal Flower, ia merapihkan bajunya. "Udah bab-beb bab-beb aja dia, barang bagus!" batin Flower.Jhon memeluk Flower dari belakang, "Masih mau gak, beb?" bisik Jhon. "Mau apaan, inek?" Jhon geleng-geleng. "Terus, apa dong? Flower mengerutkan dahinya. "Ngamar, yuk!" bisik Jhon lagi."Serius, emang bisa?" tanya Flower memastikan, ia merasa tak percaya apa yang didengarnya. "Wah, ngeledek! Bisa lah masa gak bisa, makanya ayo biar tahu!" jawab Jhon dengan sangat percaya diri, semangat 45 mamen."Dih, siapa yang ngeledek orang nanya. Kalo b
Fuih! Fuih!Ayu mengeluarkan tisu dari mulutnya, "Dih, iseng beud kak Flower masa tisu sih duit dong!" dumelnya, Flower tertawa terbahak-bahak. "Ha-ha-ha sorry dek, abis nyerocos aja tuh mulut udah kaya mercon!" Ayu mengerucutkan bibirnya."Nanti bareng ke dalemnya ya, kan aku dandannya abis kakak jadi tungguin ya kak. Tapi Ayu udah direserve nih sama tamu mami Lucky, gimana kalo Ayu duluan yang dandan?" pinta Ayu, ia mulai memakai serangkaian perawatan wajahnya. "Oke!" timpal Flower singkat."Maaci kakak Flower yang cantik dan baik hati, tapi nanti jadi ya barengan ke dalemnya kak tenang ayu tungguin kok." celotehnya sambil cengar-cengir. "Gak usah ditungguin nanti telat, katanya direserve!" tolak Flower."Iya direserve, tamunya datengnya jam sepuluh masih lama!" jelas Ayu, Flower hanya acungkan jempol ke arahnya. "Kocak nih, bocah!" batin Flower.Salon tambah ramai jika ada Si Ayu Chubby Ceriwis yang selalu ada saja bahan obrolannya,
"Akhirnya ketemu juga tuh senyuman manis dari wajah wanitaku yang macan (manis dan cantik), aku di rumah saja tunggu kamu sampai pulang, kabarin aku ya kalau sudah pulang beb." Martin mengedipkan sebelah matanya seraya tersenyum simpul, genit!"Bisa aja Si Bebeb, aku tutup dulu ya udah telat nih kerja. See you soon, baby(sampai jumpa lagi, sayang)." Flower melayangkan ciuman ke arahnya, kissbye(ciuman selamat tinggal). Martin membalasnya. Habis rokok beberapa batang dan secangkir kopi di balkon sambil video call dengan Martin dan chattingan dengan sahabat-sahabatnya, Flower langsung mandi dan jalan ke salon Yudi.Hari-harinya dengan Martin hanya penuh kejutan yang romantis dan canda tawa tanpa rasa was-was sedikit pun, berbeda saat dengan Andra yang penuh dengan canda tawa namun diselimuti rasa bimbang dan gelisah karena cinta terlarangnya dan teror dari istrinya, Puspitasari. "Halo hati apa kabar bagaimana kabarmu, apakah kau masih baik-baik saja? Semoga kau
"Dede juga bosan sarapannya itu lagi itu lagi, roti bakar, sandwich, oatmeal, sereal, nanti kita bilang mimi ganti menu sarapannya kak." Alena memajukan bibir mungilnya, Alana angguk-angguk. "Bi, di sekolah suka ada yang bawa bekal nasi tapi nasinya wangi dede cium, nasi duk ... Duk ..." Alena mengingat-ngingat, matanya lirik kanan kiri. "Nasi uduk, maksudnya nona kecil?" timpal bi Minah."Iya itu, oh nasi uduk namanya, enak gak itu bi? Terus apa itu namanya bi, nasi-nasi yang ada kacang, ada aernya dikit sama kerupuknya?" tanya Alena dengan wajah serius, seperti orang dewasa. "Enak banget non nasi uduk, pasti nona kecil suka. Kalau yang ada kacangnya, bubur nasi atau bubur ayam namanya orang sering bilangnya bubur ayam," bi Minah tersenyum lebar."Kalau enak, kok mimi gak pernah beli nasi uduk? Oh bubur ayam, kok beda bubur ayamnya sama yang kadang dede makan?" Alena mencecar pembantunya dengan banyak pertanyaan. "Bubur ayam yang sering bibi bua