"Si Martin juga ngajak jalan malam minggu depan berarti aku harus off periode ini aku baru off sehari sih masih ada tiga hari lagi offnya, lihat nanti deh." ia meneguk birnya diselingi cemilan juga rokoknya. Glek! Glek! Glek!Malam itu dia menghabiskan tiga kaleng bir sisa dari hotel kemaren, sambil menonton film di kamar tidurnya sampai dia tertidur. "Cepetan dede, kita sudah kesiangan nih!" Alana dan bi Minah menunggunya di daun pintu apartemen."Mimi pasti masih bobo." ia melirik ke pintu kamar tidurnya. "Wait (tunggu) kaka!" Alena berlari kecil dari kamar mandi, mereka bertiga langsung berangkat ke sekolah.Kring ... Kring ... Kring ... "Si Okem pasti masih tidur jam segini, masih pagi baru jam sepuluh pasti hpnya disilent dari tadi telepon gak diangkat. Sempurna!" Andra geleng-gelengkan kepalanya."Pengen pipis." Flower ngelilir seketika langsung beranj
"Pesanan? Pesanan apa? Perasaan dia gak bawa apa-apa keluar dari Diamond tadi!" ia melirik ke arahnya dengan wajah bingung. "Au ah, gak tahu dan gak ngerti aku. Tahunya malam ini aku tepatin janji aku jalan sama dia, dah itu saja titik." ia menaikkan kedua pundaknya.Huft! Hela nafas Flower berat. Di Lounge Crown..."Mau pesan minum apa beb? Seperti biasa saja ya, Martel Vsop?" ia melihat-lihat menu. "Iya beb, Martel saja jangan lupa buahnya." ia duduk di sofa sambil menggoyangkan kaki dan kepalanya pelan mengikuti irama yang dimainkan dj.Menunggu pesanan minum dan buahnya datang, dia mengajaknya berdansa lagi. Dia request lagu kesukaannya yang dia persembahkan untuk wanita yang menemaninya malam itu, Flower Violetta. "Beb, mau gak?" ia menaik turunkan alisnya. "Mau apa beb?" dengan wajah bingung. "Nawarin apa dia? Membingungkan!" Flower menyulut rok
"Iya beb, istirahat ya kamu. Aku juga nanti pagi ada acara sama keluargaku." terangnya sambil nyetir, Flower tersenyum."Acara ngedateku sama Si Flower rusak gara-gara cewek Si David, damn (sialan)! Dia sampai bela-belain off kerja buat jalan sama aku, kasihan saja Si Flower. Nanti deh, aku atur ulang waktu untuk ajak jalan dia lagi." batinnya, ia melirik ke arah Flower. "Beb, sudah sampai tempatmu." ia pelan-pelan membangunkannya, ia mengusap tangannya. Flower membuka matanya pelan-pelan. "Matanya merah banget beb, gak salah lihat aku?" ia menyalakan lampu dalam mobil dan mendekatkan wajahnya ke wajah Flower memeriksa matanya. "Serius mataku merah banget, beb?" ia membesarkan bola matanya, Martin anggukkan kepalanya. "Aku ada obat mata kayanya di sini." ia meraih botol kecil yang ada di bawah setirnya lalu memakaikannya pada mata Flower dan matanya. "Thanks(makasih) beb." ia buka tu
"Ke mana ya enaknya kalau ke Ragunan emang sudah kesiangan sih, ke Seaworld Ancol saja yang dekat? Iya lah aku bawa jalan ke Ancol saja, Ragunan besok-besok deh!" Andra melirik ke arah mereka bertiga.Selesai sarapan Alana dan Alena pindah duduk ke sofa dan mulai bercanda lagi dengan Andra, Flower mengambil rokoknya di kamar tidurnya lalu gabung duduk di sofa. "Gimana kalau kita ke Seaworld Ancol saja, mau gak?" ia cengar-cengir."Boleh om, ayo!" ucap Alena dengan semangatnya, Alana angguk-angguk. "Pada mandi dulu gih." Flower sambil menghisap rokoknya."Bi ... Mandi ayo ..." mereka berdua langsung berlari kecil ke kamar mandi, bi Minah berjalan cepat dari dapur menyusul mereka berdua. Andra tersenyum lebar dan bersyukur melihat kedua putri kekasihnya semangat dan senangnya bukan main diajak jalan olehnya."Kamu gak mandi, Okem sayang? Sekarang super duper sibuknya ya ngalahin presiden ditelepon susah, dichat kapan balas kapan." ia mengerlingkan matanya
"Ujian apalagi ini? Sudah kaya sekolah saja ya pake acara ada ujian segala nih hidup, ampun gusti ... Bisa gila lama-lama aku." ia berjalan santai ke arah kedai ice cream sambil memandangi mereka bertiga.Huft! Hela nafasnya berat berulang kali. Andra sudah memesan ice cream untuk Flower dan bi Minah, ia memperlihatkan hasil photo-photonya pada Alana dan Alena. "Jalannya santai sekali Si Okem, apa masih ngantuk dia? Emang semalem dia pulang jam berapa kerja? Jangan-jangan pulang pagi!" ia memandanginya dari kedai sambil menikmati ice cream coklat durennya dengan Alana dan Alena. "Mimi lama banget jalannya, suruh cepetan kak. Enak banget ini ice creamnya ya om?" celotehnya sambil memakan ice creamnya, Alana berjalan ke pintu kedai. Andra angguk-angguk."Mimi ... Cepetan jalannya ih! Keburu cair ice cream mimi sama bibi ..." teriaknya sambil melambaikan tangannya ke arahnya, Flower tersenyum lebar dan berjalan cepat dengan pembantunya.
"Nanti ya sayang mimi cetak, tapi photo yang ada omnya jangan dulu ya." sambil utak-atik ponselnya, ia memposting dan membalas chat di linenya."Kenapa emangnya photo yang ada omnya mih kok gak boleh? Kan om baik!" raut wajah mereka berdua heran dan bingung. "Om Andra kan belum jadi papah kalian, kalau om sama mimi sudah menikah berarti om sudah jadi papah kalian, baru boleh pajang photonya di rumah. Mengerti maksud mimi?" ia melirik ke arah kedua putrinya, mereka berdua tergugu lalu anggukkan kepalanya."Oh iya, om kan belum nikah sama mimi ... Ribet ya jadi orang dewasa." Alana mengerlingkan matanya, Alena mengerucutkan bibirnya. "Anak-anak kalau sudah nanya kaya detektif, aku harus hati-hati jawabnya." ia menaikkan alisnya sebelah.Huft! Hela nafas Flower berat. Tiba-tiba masuk comment dari Martin di postingannya di line, ia sontak kaget lalu tersenyum tipis.Deg!
Usai makan siang Alana berjalan ke kamar tidurnya langsung tidur siang Alena bermain sebentar di ruang tv sampai ketiduran. Flower memeriksa buku-buku belajar mereka berdua."Tolong pindahin Si Dede ke kamar tidurnya, bi." ia membuka tas kedua putrinya, bi Minah langsung memindahkannya. "Si Kaka sama Si Dede nilainya bagus-bagus, syukurlah. Mereka nakal gak di sekolahnya bi terus ngajinya sudah banyak kemajuan? Kalau mereka nakal di sekolah dimarahi saja tapi jangan sampai kamu maen tangan, ngerti bi?" ia melirik sinis ke arahnya, bi Minah mendengarkan sambil angguk-angguk."Saya bersyukur banget dapet anak majikan seperti mereka berdua tidak merepotkan saya, tidak nakal di sekolahnya. Ngajinya juga lancar, cepet ngertinya. Saya tidak berani maen tangan marahin mereka saja saya gak pernah, karena mereka tidak nakal kaya anak-anak yang lain, bu bos." ia tersenyum simpul. "Syukurlah kalau begitu, tapi nant
Malam itu tempat kerja Flower cukup ramai karena tanggal muda semua yang di loker tidak ada yang sadar, antara tipsy atau gigi ngancing. They said (mereka bilang), "Pulang sadar itu menyakitkan, guys!" "Masih pusing banget gimana mau nyetir, atau aku numpang istirahat dulu di mess? Dari pada kenapa-napa di jalan. Sekalian nanti makan somay dulu di perapatan, enak nih makan yang pedes-pedes lagi pusing gini." ia berjalan gontai ke mess yang tidak jauh dari kantornya. "Babeh ... Mau somaynya seperti biasa, pedes mampus ya." ia duduk di kursi. "Oke." ia langsung membuatkan pesanan somaynya, Flower makan dengan lahapnya."Doyan apa laper, ini? Sampe bersih nih piring!" ia tertawa terbahak-bahak lalu membakar dan menghisap rokoknya, Babeh tertawa kecil. "Berapa semua, Beh?" "lima belas ribu, Non." Flower mengambil satu lembar kertas berwarna biru dari dalam dompetnya lalu
"Mau mandi, gak bebeb? Kalo mau aku ambilin handuknya, silahkan masuk dan anggap saja rumah sendiri." Flower merapihkan sendal mereka berdua ke lemari sendalnya."Mandi dong aku udah bobo kan tadi di mobil biar pun sebentar jadi bisa mandi, assalamualaikum." Martin masuk ke dalam. "Aku ikut rebaban bentar ya di sofa sayang, lurusin pinggang nih pada sakit pinggang aku tidur di jok mobil.” ijinnya, ia kretegin pinggang, tangan dan lehernya.Kreteg! Kreteg! Kreteg!Flower anggukkan kepalanya tersenyum lebar. "Wa'alaikumsalam, eh iya lupa kan ada kamar tamu rebahan di kamar tamu aja, ntar aku anterin handuknya ke kamar. Aku juga pada sakit nih pinggang, untung joknya kamu ke belakangin punya aku kalo gak leher aku juga pasti sakit." ia pun kretegin badannya seperti yang dilakukan kekasihnya, Martin anggukkan kepalanya.Kreteg! Kreteg! Kreteg!Flower berjalan duluan ke arah kamar tamu yang terletak tidak jauh dari kamarnya dan kamar anak-anaknya, Martin mengikuti di belakangnya. "Aroma h
"Ya ampun, apa-apaan sih Si Andra? Setel musik kenceng banget masih pagi gini, berisik! Bukannya bantuin bini dikit kek, anter anak-anak gitu sekolah ini mah boro-boro malah sibuk sama Si Jablay Flower aja, najis! Gue yakin dia masih suka berhubungan sama Si Jablay, biar pun dua bulan ini dia anteng-anteng aja di rumah!" dumel Sari dalam hati. "Tunggu aja ntar pasti ada apesnya dia ketahuan sama gue chattingannya sama Si Jablay, serapih-rapihnya ditutupin tuh bangke pasti kecium juga. Gue sangat menantikan moment itu, biar pun hati gue sakit dan perih bagai disayat-sayat silet, kita tunggu saja!" ultimatumnya, ia tersenyum sinis melengos ke luar mengantar kedua anaknya sekolah sedangkan yang paling kecil masih terlelap.Kecurigaan dan feeling Puspitasari sebagai istri Andra sangat kuat, dia begitu yakin kalo suaminya masih menjalin hubungan dengan wanita yang berhasil membuat Andra berpaling darinya, Flower. "Bi, mamih belom pulang ya tadi Dede lihat kamar mamih masih kosong?" tanya
Flower menyeka bulir-bulir bening yang membasahi kedua pipinya dengan telapak tangannya, dadanya terasa sangat sesak menahan tangis yang tertahan. Martin terdiam seribu bahasa karena tidak ingin memperbesar masalah mencoba mengalah pada wanitanya walau pun banyak yang ingin dia katakan. "Sayang, mau mampir dulu gak ke Alfamart? Mana tahu ada yang mau kamu beli, untuk kamu dan anak-anak." ucap Martin mencairkan suasana yang tegang membuatnya tidak nyaman. "Gak usah mampir ke Alfamart, masih banyak jajanan anak-anak di kulkas. Aku mau cepet sampe rumah aku mau istirahat, capek!" timpal Flower, suaranya jadi parau dan bergetar."Oh gitu, baiklah nyonya besar. Tapi kenapa suaramu kedengaran serak ya kaya orang habis nangis, aku gak salah denger kan?" tanya Martin, ia menoleh ke arah Flower. "Mana ada, kupingmu salah denger kali!" sahutnya, ia menutup mulutnya dengan sebelah tangannya."Coba nengok sini aku mau lihat, kamu jangan bohongin aku ya aku ini bukan
Martin mulai mengetik pesan untuk Andra, Flower memicingkan matanya ke arahnya. Perasaan Flower udah campur aduk semua jadi satu was-was, watir, marah, bimbang dan pasrah. Jantungnya berdetak kencang!"Apa yang dia ketik ya, serius bener mukanya? Waduh gak tahu deh, bodo amatan ah gak mau pusing! Aku lagi ngambek karena dia belom jawab pertanyaan yang soal serius, eh dia malah nanyain Si Andra bukannya jawab pertanyaan aku, capedeh! Sampe males bahasnya takut ribut malah dia bahas Si Andra, ampun dah!" batinnya, ia mengalihkan pandangannya ke luar kaca di samping kirinya. Huft! Hela nafas Martin berat berulang kali.Flower menoleh ke arahnya, "Apa balesannya bebeb, kenapa kamu sampe tarik nafasnya berat banget seperti orang yang sedang menghadapi masalah besar aja?" tanya Flower, ia begitu penasaran dengan isi chat mereka berdua. Martin menoleh ke arahnya, "Dia gak mau diputusin, dia ngajak ketemu lagi tuh. Aku suruh dia ke apartment aja besok minggu, aku
"Janji yang mana, ya? Kalo aku sebutin takut salah, secara ya kan bukan sama dia aja bikin janji sama Si Andra juga bikin janji. Pucing pala inces, mana masih berasa ini inek. Dah ah gak mau pucing, maunya enak aja ha-ha-ha menggila!" batinnya, ia cengar-cengir merasa lucu sendiri.Martin mengerutkan keningnya, "Kenapa kamu cengar-cengir sendiri, ada yang lucu? Jangan bikin aku watir ya, sayang!" selidik Martin, Flower nyengir kuda. "Gak pp bebeb, aku cuma lagi ketawain diri sendiri aja. Boleh ganti lagunya gak, bebeb?" pintanya, ia melirik ke arah Martin dan vcdnya."Boleh sayang mau ganti lagu apa, ajep-ajep?" goda Martin lagi, Flower mencubit kecil tangannya. "Nakal ya kamu, godain aku terus ih bebeb ..." ucap Flower manja, ia mengerucutkan bibirnya seraya ganti lagunya. "Tapi serius aku nanya, tadi kenapa ketawain diri sendiri?" tanya Martin, ia penasaran. "Oh, jadi selama ini kamu gak serius gitu sama aku?" timpalnya cepat. "Nah ini baru
"Kalo yang lain mungkin udah bilang Si Jhon kepo kali ya soalnya nanyain hal-hal kecil, jaman sekarang banyak nanya dibilangnya kepo sampe kadang jadi males banyak nanya semenjak ada kata KEPO, kan horor beud!" Flower menghisap rokoknya.Setelah beberapa jam dan efek ineknya mulai drop Jhon menghampiri Flower yang sedang berada di toilet. "Beb!" seru Jhon ketika masuk ke toilet seraya membuka pintu, Flower menoleh ke arah nya."Ya, ada apa Jhon?" timpal Flower, ia merapihkan bajunya. "Udah bab-beb bab-beb aja dia, barang bagus!" batin Flower.Jhon memeluk Flower dari belakang, "Masih mau gak, beb?" bisik Jhon. "Mau apaan, inek?" Jhon geleng-geleng. "Terus, apa dong? Flower mengerutkan dahinya. "Ngamar, yuk!" bisik Jhon lagi."Serius, emang bisa?" tanya Flower memastikan, ia merasa tak percaya apa yang didengarnya. "Wah, ngeledek! Bisa lah masa gak bisa, makanya ayo biar tahu!" jawab Jhon dengan sangat percaya diri, semangat 45 mamen."Dih, siapa yang ngeledek orang nanya. Kalo b
Fuih! Fuih!Ayu mengeluarkan tisu dari mulutnya, "Dih, iseng beud kak Flower masa tisu sih duit dong!" dumelnya, Flower tertawa terbahak-bahak. "Ha-ha-ha sorry dek, abis nyerocos aja tuh mulut udah kaya mercon!" Ayu mengerucutkan bibirnya."Nanti bareng ke dalemnya ya, kan aku dandannya abis kakak jadi tungguin ya kak. Tapi Ayu udah direserve nih sama tamu mami Lucky, gimana kalo Ayu duluan yang dandan?" pinta Ayu, ia mulai memakai serangkaian perawatan wajahnya. "Oke!" timpal Flower singkat."Maaci kakak Flower yang cantik dan baik hati, tapi nanti jadi ya barengan ke dalemnya kak tenang ayu tungguin kok." celotehnya sambil cengar-cengir. "Gak usah ditungguin nanti telat, katanya direserve!" tolak Flower."Iya direserve, tamunya datengnya jam sepuluh masih lama!" jelas Ayu, Flower hanya acungkan jempol ke arahnya. "Kocak nih, bocah!" batin Flower.Salon tambah ramai jika ada Si Ayu Chubby Ceriwis yang selalu ada saja bahan obrolannya,
"Akhirnya ketemu juga tuh senyuman manis dari wajah wanitaku yang macan (manis dan cantik), aku di rumah saja tunggu kamu sampai pulang, kabarin aku ya kalau sudah pulang beb." Martin mengedipkan sebelah matanya seraya tersenyum simpul, genit!"Bisa aja Si Bebeb, aku tutup dulu ya udah telat nih kerja. See you soon, baby(sampai jumpa lagi, sayang)." Flower melayangkan ciuman ke arahnya, kissbye(ciuman selamat tinggal). Martin membalasnya. Habis rokok beberapa batang dan secangkir kopi di balkon sambil video call dengan Martin dan chattingan dengan sahabat-sahabatnya, Flower langsung mandi dan jalan ke salon Yudi.Hari-harinya dengan Martin hanya penuh kejutan yang romantis dan canda tawa tanpa rasa was-was sedikit pun, berbeda saat dengan Andra yang penuh dengan canda tawa namun diselimuti rasa bimbang dan gelisah karena cinta terlarangnya dan teror dari istrinya, Puspitasari. "Halo hati apa kabar bagaimana kabarmu, apakah kau masih baik-baik saja? Semoga kau
"Dede juga bosan sarapannya itu lagi itu lagi, roti bakar, sandwich, oatmeal, sereal, nanti kita bilang mimi ganti menu sarapannya kak." Alena memajukan bibir mungilnya, Alana angguk-angguk. "Bi, di sekolah suka ada yang bawa bekal nasi tapi nasinya wangi dede cium, nasi duk ... Duk ..." Alena mengingat-ngingat, matanya lirik kanan kiri. "Nasi uduk, maksudnya nona kecil?" timpal bi Minah."Iya itu, oh nasi uduk namanya, enak gak itu bi? Terus apa itu namanya bi, nasi-nasi yang ada kacang, ada aernya dikit sama kerupuknya?" tanya Alena dengan wajah serius, seperti orang dewasa. "Enak banget non nasi uduk, pasti nona kecil suka. Kalau yang ada kacangnya, bubur nasi atau bubur ayam namanya orang sering bilangnya bubur ayam," bi Minah tersenyum lebar."Kalau enak, kok mimi gak pernah beli nasi uduk? Oh bubur ayam, kok beda bubur ayamnya sama yang kadang dede makan?" Alena mencecar pembantunya dengan banyak pertanyaan. "Bubur ayam yang sering bibi bua