Home / Romansa / JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN! / Kedekatan yang Salah

Share

Kedekatan yang Salah

Author: aisakurachan
last update Last Updated: 2024-02-07 07:08:14

Rasa bersalah memang akan sangat mempengaruhi keberanian dan rasa percaya diri dengan amat mudahnya. Itu yang terjadi pada Ayu. Sejak tadi Ayu tidak bisa mengangkat kepala, dan seluruh tubuhnya terasa sangat rapuh. Ayu sedang merasa gentar karena rasa bersalah.

Jika menghitung mulai hari dimana dia mencoba menemui Kaito, sampai ke pantai dan harus menginap dua malam—karena mualnya masih cukup parah, maka ada total delapan hari Ayu telah absen tanpa alasan jelas. Hari ini Ayu datang yang ke kantor dengan mempersiapkan hatinya. Mempersiapkan hati jika sekiranya akan dipecat. Ayu sudah menetapkan akan mencari kerja hari ini juga malah.

Tapi Ayu berencana memohon pada Watanabe untuk memberinya surat rekomendasi yang akan membuatnya memiliki pengalaman meski beberapa minggu. Berharap akan lebih mudah mencari pekerjaan nantinya.

Ayu meletakkan tasnya di meja, duduk terpekur menunggu nasib. Menunggu Watanabe memanggilnya.

“Nakamura-san?”

Ayu tersentak dan menoleh, terlihat Mori yang baru sa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
aisakurachan
wkwkw bener. bucin akut
goodnovel comment avatar
aisakurachan
emosian sih Hide :`)
goodnovel comment avatar
Aulia Lia
Hide pun gk usah sllu salah paham kasian Ayu..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Salah Penilaian

    Hide menyusul karena menyadari Ayu belum pulang. Kemarahan Hide yang selama beberapa hari kebelakang sedikit mengendur, kembali lagi karena Ayu kembali melanggar perintahnya.Hide mengatakan dengan jelas jika Ayu tidak boleh bekerja lembur. Dia mengizinkan Ayu bekerja, tapi tidak dengan lembur.Tapi saat hari pertama bekerja, Ayu dengan mudahnya melanggar perintah,“Cepat sekali kau datang jika tentang urusan Ayumi.”Ryu menyambutnya di depan lift lantai dua. Dia tentu tahu tentang kedatangan Hide dari security yang mengenalinya. “Jangan berkomentar hal yang tidak perlu, aku malas mendengar.” Hide mendesis.Tidak ingin menerima sindiran, dan langsung berjalan menuju tempat ruangan Ayu berada.“Dia masih di dalam bukan?” tanya Hide.“Ya.” Begitu mendengar security melapor tentang kedatangan Hide, Ryu langsung memastikan Ayu belum keluar dari kantor.“Aku sudah meminta Mori untuk tidak membebankan lembur pada semua tim di bawahnya. Heran, tapi Mori… Oh, tidak!”Ryu membekap mulutnya, k

    Last Updated : 2024-02-07
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Kesalahan yang Membuat Perubahan

    “Apa kau sadar?” tanya Ayu.Tapi Kyoko hanya berdiri sempoyongan sementara menunjuk Ayu yang kebingungan, lalu Kyoko tertawa berderai. Cara tertawa yang belum pernah didengar oleh Ayu. Saat mabuk, Kyoko benar-benar menjadi orang yang sangat jauh berbeda.“Tenang sedikit. Aku tidak bisa membawamu ke dalam taksi.” Ayu mencoba untuk menyadarkan Kyoko dengan menepuk lengannya. Tapi Kyoko sudah benar-benar mabuk.Mereka tadi makan malam bersama—Mori dan kedua timnya, dan diakhiri dengan minum. Ayu tentu saja tidak minum sama sekali. Perasaan Ayu tentang kandungannya masih tidak bisa dijelaskan, tapi Ayu tidak akan melakukan sesuatu yang membahayakan seperti minum alkohol.Sudah cukup sekali beberapa minggu lalu Ayu mabuk saat tidak mengetahui dirinya hamil. Ayu sedikit bergidik saat mengingat dirinya pernah mabuk dalam keadaan hamil. Jelas Ayu tidak akan mengulang kebodohan itu.Ayu tadi berhasil menghindar dengan berbagai macam alasan—paling akhir Ayu berbohong dengan mengatakan tidak se

    Last Updated : 2024-02-08
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Tantangan yang Tidak Salah

    Kaito menatap Ayu yang terlihat mengelus perutnya. Gerakan yang tidak berarti apapun untuk Kaito.Tapi pikiran Ayu kembali ke kandungannya. Jika saja penawaran dari Kaito itu datang sebelum Ayu mengetahui soal kehamilannya, mungkin Ayu langsung akan menerimanya.Tapi semua terlambat, dan tidak akan bisa diperbaiki lagi. Ayu tidak mungkin kembali kerumah Kaito dalam keadaan hamil—mustahil. Satu hal yang pasti, Kaede tidak akan menyambutnya dengan sukarela maupun dengan senyum bahagia.“Apa ibumu mengetahui apa yang kau lakukan saat ini?” tanya Ayu.Ia sedikit berharap, tapi pandangan mata Kaito yang layu cukup untuk memberitahu Ayu jika apa yang diharapkan adalah kemustahilan.Banyak hal yang berubah dari dirinya saat ini, tapi tidak dengan Kaito. Dia masih menjadi Kaito yang manis dan ingin membuat ibunya puas dengan selalu bersikap sopan tanpa bantahan.“Sakit. Aku merasa sangat sakit,” gumam Ayu, sambil memasukkan gelas kertas miliknya yang sudah kosong ke dalam saku mantelnya. Tida

    Last Updated : 2024-02-08
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Ingatan yang Salah

    Keberanian dan amarah karena Ayu memang benar-benar jengkel dengan apa yang dilakukan Hide. Kaito mengecewakan, tapi menurutnya Hide juga telah bertindak terlalu jauh dengan mengancam Kaito tadi.“Bagaimana mungkin aku tidak ikut campur? Saat ini kau membawa anakku, dan kau akan membawanya ke rumah yang terkutuk itu. Dengan begini kau bisa melihat bukan? Pria idamanmu itu tidak lebih dari betina yang menyamar jadi jantan!” cela Hide dengan seringai ejekan.“Aku sudah berjanji akan menjaga anak ini, dan aku akan menjaganya. Aku tidak akan dengan bodoh membawanya ke keluarga Nakamura! Tapi apa yang aku lakukan setelah itu adalah terserah aku! Terserah aku ingin hidup dengan siapa dan dengan cara apa…”“Kau berpikir untuk kembali bersama dengan Sampah itu setelah melahirkan anakku?!” Desisan Hide semakin rendah. Setelah paham apa keinginan Ayu yang terpendam.“Ya!” Ayu menjawab, tapi mengalihkan pandangan dengan berpura-pura menyibak rambutnya. Ayu tidak yakin dengan rencana itu, tapi me

    Last Updated : 2024-02-08
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Awal Dari Kesalahan

    Ayu tidak bisa menahan senyum, saat menatap benda yang sudah lama diinginkannya. Barang yang sejak kemarin ditunda kepemilikannya, tapi Ayu tidak bisa menundanya lagi, karena Kyoko selalu mendesaknya untuk membeli. Maka Kyoko akan menjadi orang pertama yang melihat benda itu—selain dirinya.Ayu keluar dari lift dan tersenyum semakin lebar, saat melihat Kyoko sudah datang dan sedang menunggu komputernya menyala.“Kyoko-chan…” Ayu memanggil dengan nada manis, dan Kyoko langsung terlihat waspada. Bersiap menghadapi serangan Ayu yang manis manja itu.“Apa yang membuatmu sangat bahagia hari ini? Sudah beberapa lama ini kau biasanya muram.”Kyoko menatap curiga, tapi Ayu malah tertawa geli. Meski pertanyaan tadi terdengar seperti ejekan, Ayu hanya melihat jika Kyoko sebenarnya sangat perhatian, sampai memperhatikan detail emosinya setiap hari.Tentu dengan semua masalah yang dihadapi Ayu, memang tidak akan membuatnya selalu terlihat ceria setiap hari.“Aku membeli ini, dan kau yang pertama

    Last Updated : 2024-02-09
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Tujuan Mulia tapi Salah

    “Apa maksudmu masih suami Ayumi? Aku sudah menyuruhmu untuk menceraikan Ayumi semenjak dia pergi dari rumah ini, dan tidur dengan pamannya. Kau masih ingin mempertahankan wanita seperti itu?” Kaede yang biasanya menghindari menyebut Ayumi dan apa yang dilakukannya, kini memuntahkan amarah dengan mata melotot memandang Kaito. Kejengkelannya tidak terbendung karena ini adalah pertama kalinya Kaito melawannya. “Tapi itu kesalahan, Ayumi…” “Kau berani membela gadis murahan itu dihadapanku? Gadis mandul yang sampai sekarang tidak bisa memberimu keturunan? Kau masih berani membelanya dihadapanku? Dia tidak berharga!” Hinaan Kaede semakin kasar. “Oka-san! Dia istriku, dan selama ada disini selalu patuh padamu. Aku memilihnya karena mencintainya.” “Tolol! Cinta itu membuatmu buta atau bagaimana? Sudah jelas dia menghianatimu. Dia tidak pantas untuk menjadi anggota keluarga Nakamura! Menjijikkan!” Kaede mendekati Kaito yang berdiri dan menusuk dadanya dengan telunjuk. “Apa kau sudah gila

    Last Updated : 2024-02-09
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Salah Karena Tidak Bertanya

    “Ada apa dengan kau 'membeli tiket pesawat biasa'?”Ryu menghubungi Hide dengan kebingungan, karena ada yang menyebut Hide meminta untuk pemesanan tiket pesawat. Bukan kebiasaan Hide pergi memakai penerbangan komersil meski bukan kelas ekonomi.“Aku hanya tidak ingin membuat kejutan berlebihan.”Hide beralasan sambil memandang Ayu yang kini berdiri di depan kaca untuk memandang kegelapan runaway. Ada beberapa pesawat yang mondar-mandir, dan meski di luar sudah gelap, Ayu masih bisa melihat dengan cukup jelas karena bantuan lampu.“Maksudmu untuk Ayumi? Hmm… Kau aneh. Merepotkan diri sendiri.” Ryu mencela.“Aku hanya ingin hati-hati. Aku tidak ingin Ayu bertanya-tanya tentang Hayato setelahnya. Dan kau tahu bagaimana jika dia sudah bertanya tentang orang tuanya. Aku sudah mengatakannya padamu kemarin.” Hide mendesis, dan Ryu segera mengeluarkan keluhan penyesalan.“Oke…oke. Aku mengerti. Maaf.”Hide tidak akan mengulangi kebodohannya untuk menyebut tentang orang tua Ayu lagi.“Apa aku

    Last Updated : 2024-02-10
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Biasa tapi Rasanya Salah

    Masalahnya, keanehan yang ditunjukkan oleh Hide datang bertubi-tubi. Mulai dari melon Yubari yang berharga, sampai kedatangannya ke toko ini. Hide hanya menyerahkan kartu nama dan pelayan toko tadi langsung memberi perlakuan khusus.Tentu saja Ayu ingin tahu kartu nama apa yang ditunjukkan oleh Hide kepada mereka. Kartu sakti macam apa yang bisa membuat mereka mendapatkan mochi dalam waktu singkat—tidak harus menunggu seminggu. Ayu kembali merasa sedikit konyol karena mochi. Mereka pergi sejauh ini hanya untuk mochi, dan jelas harus meminta perlakuan khusus hanya untuk mochi.“Apa kau bertanya aku siapa?” Hide berpaling menatapnya dan mengernyit.“Aku merawatmu semenjak 12 tahun yang lalu.” Hide mengingatkan.“Maksudku…”“Kau ingin memilih atau tidak?” Hide mengalihkan perhatian Ayu, menunjuk etalase.Ayu mengangguk meneruskan niatnya datang ke toko ini. Ayu tadinya masih ingin bertanya, tapi konsentrasi Ayu dengan cepat berpindah setelah menatap aneka warna kue mochi yang tersaji di

    Last Updated : 2024-02-10

Latest chapter

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 19 - Keluarga Kita yang Benar

    “Himawari! Natsu!”Terdengar bocah berumur sekitar sepuluh tahun menegur dengan keras, saat menemukan dua bocah yang lain bersembunyi di balik semak yang ada di bawah pohon.“Kenzo–aniki!”Natsu kaget melihat Kenzo yang tiba-tiba muncul lalu menarik anak perempuan—Himawari yang ada di sampingnya untuk berdiri, akan mengajaknya berlari, tapi tentu saja dicegah oleh Kenzo.“Tidak boleh! Kau membuat Okaa-san khawatir. Kau harus kembali.” Kenzo meraih lengan Natsu.“Tapi Himawari takut. Ia tidak suka sekolah.” Natsu menunjuk Himawari yang kini terisak.“Hima–chan.” Kenzo berlutut, lalu mengelus kepala Himawari yang menunduk.“Sekolah tidak menyeramkan. Kau akan bertemu banyak orang baru, dan teman-teman baru.” Kenzo membujuk lembut, sampai Himawari mendongak menatap mata Kenzo.“Tapi… tapi… aku ingin bersama Natsu. Aku tidak mau sekolah…”“Tapi…” Kenzo mengusap wajahnya. Himawari tentu akan ada di sekolah yang berbeda dengan Natsu. Himawari baru akan masuk taman kanak-kanak hari ini, bukan

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 16 - Rumah Benar Untuknya

    “Tempat ini tidak buruk.” Hide tidak menolak secara langsung, tapi keberatan itu terlihat.“Memang, aku akan memastikan tempat ini tidak akan pernah buruk untuk anak-anak itu. Tapi Kenzo berbeda dengan anak-anak itu. Mereka anak-anak yang benar-benar tidak punya keluarga, terpaksa tinggal di sini. Kenzo punya aku. Aku keluarganya. Aku satu-satunya yang dimiliki oleh Kenzo.”Ayu tidak ingin mengakui hal itu ketika mengingat perbuatan ibunya, tapi Kenzo tetap adalah anak dari adik ibunya—keluarganya. Satu-satunnya keluarga kandung yang pantas dimilikinya saat ini, tidak ada yang lain.“Aku tidak bisa melupakan fakta itu, dan berpura-pura kalau Kenzo adalah orang lain. Hal ini akan menghantuiku saat tidur.” Ayu kembali membujuk.Hide memainkan kunci mobil yang di bawahnya sambil menatap bagian belakang kepala Kenzo yang kini kembali mencoba untuk menggambar sesuatu dengan krayon di kertas yang baru.“Aku tahu kau membenci ibunya—aku juga sama. tapi kau tidak harus membenci Kenzo. Anak it

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 17 - Lingkungan yang Benar

    “Aku masih tidak ingin melakukannya.” Hide menggerutu.“Aku tahu, tapi aku yakin kau juga tahu kalau ini yang paling benar.” Ayu menatap suaminya yang kini sedang melepaskan sabuk pengamannya. Sudah sekitar dua menit lalu mereka sampai, tapi belum ada yang mencoba turun.Keputusan yang mereka—Ayu ambil, memang sangat besar. Ayu perlu menenangkan diri. Dan Hide sudah menyerahkan pilihan pada Ayu, tapi tetap menjalaninya dengan setengah hati.“Sudah, ayo.” Ayu akhirnya membuka pintu dan turun.Anak-anak yang tadi bermain di halaman, berhamburan mendekat saat melihatnya.“Tanaka–san! Apa yang kau bawa hari ini? Gula-gula? Buku cerita?”Aneka suara bersahutan menyambut Ayu. Ia memang sudah sering mengunjungi panti asuhan itu dengan membawa hadiah, tentu mereka berharap Ayu akan membawa sesuatu.“Aku membawa sesuatu di mobil untuk kalian, tapi rahasia. Kalian bisa…”Ayu tidak bisa menyelesaikan kalimatnya, karena rombongan anak yang megerubunginya langsung berlarian meninggalkannya menuju

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 16 - Tangan yang Benar

    “Aku tidak ingin tidur denganmu.” Ryu mengulang pertanyaan itu sebagai bentuk ketidakpercayaan, karena terlalu absurd. Ia lalu menggelengkan kepala sambil mengusap wajahnya.“Aku rasa kemampuanmu untuk menyimpulkan sesuatu sedang tidak amat tajam saat ini,” kata Ryu.“Tidak!” Kyoko tersinggung tentunya. Meski tidak langsung, Ryu kurang lebih menyebutnya bodoh.“Jangan marah, aku maklum malah. Aku akan kecewa kalau keadaan pikiranmu amat tenang saat ini.” Ryu tersenyum puas.“Aku bukan tidak tenang!” Kyoko menyanggah.“Kau baru saja bertanya tentang keinginanku tidur denganmu. Aku rasa hal itu termasuk gangguan yang membuatmu tidak tenang.” Ryu meninggalkan koper, dan mendekati Kyoko, yang mendadak panik, mundur menjauh.“Jangan mengingkari. Kau tidak akan berhasil membuatku berpikir sebaliknya.” Ryu terkekeh pelan melihat kepanikan itu.“Aku tidak…” Kyoko menggigit bibir, tidak punya balasan pintar karena tentu paham juga kalau sikap Ryu yang menjauh memang mengganggu untuknya.“Kemar

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 15 - Mendengar Nasehat yang Benar

    “Jangan membukanya sekarang. Kau akan basah.” Ryu menaikkan hoodie jas hujan yang dipakai Kyoko pada saat yang tepat, karena detik berikutnya, air dalam jumlah banyak, menghambur ke arah tempat mereka duduk. Seperti ada yang menyiramkan ember raksasa ke arah mereka. Ini karena pertunjukkan yang mereka lihat, melibatkan paus orca yang melompat keluar dari air. Tentu saat terjatuh akan menghempaskan air dalam jumlah banyak ke arah penonton. Ryu bertepuk tangan seperti yang lain, menghargai kerja keras mamalia raksasa itu, tapi Kyoko tidak bertepuk tangan sekalipun—bahkan sampai pertunjukan itu selesai. “Apa kau tidak menyukainya?” Ryu bertanya saat mereka berjalan keluar dan melepaskan jas hujan yang telah basah kuyup. Ryu meraih handuk kecil yang dibagikan petugas, lalu memakainya untuk mengeringkan rambut dan leher Kyoko. Meski Ryu menutup hoodie pada saat yang tepat, tapi masih ada bagian rambut dan leher Kyoko yang basah. “Kau tidak suka akuarium. Aku akan mencatatnya.” Ryu ters

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 14 - Kebutuhan yang Benar

    “Aku ingin pulang.”Kyoko menyahut dengan tiba-tiba, saat Ayu baru saja mengoleskan lipstik berwarna pink di bibirnya.“Hah? Kenapa? Apa ada yang tertinggal?” Ayu menegakkan tubuhnya dengan kebingungan. Ayu sejenak memandang perlengkapan kimono yang akan dipakai Kyoko.Seharusnya tidak ada, karena memang kimono Kyoko lebih sederhana—tidak banyak pernik kecuali hiasan rambut. Tidak seperti yang dipakai Ayu saat menikah di Utoro.Rencana Ryu, mereka akan melakukan pernikahan yang sama seperti Ayu, tapi mau berkompromi, dan menjadi lebih sederhana, yaitu menikah di balai kota. Ryu tidak mungkin berani memaksa, karena tahu benar bagaimana sejarah Kyoko dengan bangunan kuil. Lagi pula pestanya akan tetap ada, hanya upacaranya saja yang berubah.Keputusan itu tentu saja tidak ada yang memperm

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 13 - Keinginanmu yang Paling Benar

    “Kau pasti gila!” Kyoko berdiri dan berjalan mondar-mandir di ruang tengah. Sementara kepalanya mengingat-ingat apakah ada sedikit saja tanda Ryu tidak serius.Tapi semuanya serius. Ryu bahkan mengirim foto contoh kimono yang akan dipakainya pada hari pernikahan. Saat melihatnya, Kyoko mengira Ryu gila karena kebohongan mereka akan menjadi sangat sangat extra kalau sampai menyebut soal corak kimono.Namun, pada akhirnya Kyoko memilih, karena ingin mengakhiri pembahasan tidak penting itu. Pembahasan itu penting ternyata.“Apa kau akan diam saja?!” Kyoko membentak marah, melihat Ryu yang malah dengan santai menyesap bir dan memakan kacang yang juga dibawanya tadi.“Kau ingin aku melakukan apa?” Ryu mengernyit.“Ya batalkan itu semua! Hubungi mereka semua! Batalkan!” Kyoko duduk kembali di samping Ryu kemudian menyerangnya. Meraba pinggang Ryu.“Eh, tunggu! Jangan tiba-tiba menjadi agresif begini.” Ryu tentu saja kaget.“Agresif apa?! Ini! Hubungi mereka!" Kyoko hanya mengambil ponsel Ry

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 12 - Misi yang Benar

    Ryu menggelengkan kepala saat kembali dengan mudahnya bisa membuka pintu apartemen Kyoko setelah memasukkan tanggal ulang tahunnya—dan akan datang lusa.Ryu sudah berpuluh kali mengingatkan Kyoko untuk pengganti password yang terlalu mudah ditebak itu. Bukan hanya sekali—saat dulu ia berhasil masuk untuk mencari alat penyadap, tapi beberapa kali setelahnya juga sama.Saat ini Kyoko sudah tidak lagi tinggal di Tokyo. Ia pindah ke Osaka karena memang pekerjaannya lebih banyak di daerah Osaka, setelah benar-benar aktif menjadi bagian dari Kuryugumi yang membantu Hide dan Ryu.Hanya Kyoko belum rajin bekerja setelah kunjungan ke rumah orang tuanya, dan tidak ada yang memaksa juga. Hide tidak menyuruh apapun, tergantung Ryu.Keamanan apartemen itu benar-benar lemah, terutama karena masih tidak ada suara apapun meski Ryu sudah berjalan memasuki ruangan selama beberapa saat. Sudah jelas Kyoko tertidur karena memang hari sudah cukup malam. Ryu memang langsung pergi ke apartemen itu setelah kem

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 11 - Permintaan yang Benar

    Ayu mematut dirinya di cermin, menatap kimono baru yang akan dipakainya lusa. Kimoni itu dipesan khusus untuknya, jadi tentu semua pas. Tapi Ayu ingin melihat apakah warnanya cocok sesuai bayangan. Dan memang semua cocok. Jatuh dengan pas di tubuhnya, tidak berat dan panas. Itu yang penting, karena saat ini masih musim panas. Kimono modern dengan warna dasar putih itu, dihiasi oleh bunga sakura pink. Ayu bahkan menyiapkan hiasan rambut yang juga penuh dengan hiasan bunga sakura juga untuk melengkapinya. Ayu tidak memakai hiasan bunga itu sekarang, tapi saat mencoba untuk menempelkannya di kepala, warna pink itu juga cocok dengan rambut hitamnya. Semua beres kalau begitu. Ia sudah menyiapkan baju untuk Natsu, juga Hide. BRAK! Ayu tersentak dan menjatuhkan hiasan rambut di tangannya. Suara keras pintu geser yang tertutup itu, tentu membuatnya kaget. Untung saja Natsu ada di kamar sebelah, jadi tidak akan terganggu. Tidak terdengar suara tangis, bahkan saat suara langkah Hide saat m

DMCA.com Protection Status