Beranda / Romansa / JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN! / Kebenaran yang Akhirnya Diketahui

Share

Kebenaran yang Akhirnya Diketahui

Penulis: aisakurachan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-30 07:00:02

“Ken, jangan dimakan!”

Kaede menoleh saat mendengar seruan itu. Terlihat Karin melesat menghampiri Kenzo yang tengah merayap di atas tatami dan berusaha memasukkan kepingan lego berwarna merah ke mulutnya. Karin mengangkatnya dari lantai, merebut lego yang sudah basah oleh liur dari tangan Kenzo.

“Dia cerdas sekali. Aku baru saja meninggalkannya dan ia sudah berpetualang.” Kaede yang menghampiri asistennya untuk mengambil surat, tersenyum gembira melihat semua itu.

“Ken akan tersedak jika terus begitu.” Karin mengucapkannya dengan nada biasa, tapi itu sebenarnya adalah keluhan.

Kaede yang tadi mengatakan akan menjaga Ken, saat dirinya memasak, tapi dengan mudah meninggalkannya di lantai. Seolah meninggalkan tanggung jawab.

“Apa kau baru saja menegurku?” Kaede menatap K

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Marlyn E. R Moning
ai mantan mertua jgn mati dulu biar dia tau siapa ayumi
goodnovel comment avatar
Wulan Julia
seru juga kalo yg gelut sma² jahat wkwkwk
goodnovel comment avatar
virnaputriberliani
Jahat nya Karin.. ishhh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Obat yang Tidak Benar

    “Apa yang terjadi?!”Kaito berseru sambil menghampiri Karin yang mondar-mandir di hadapan UGD—bersama Kenzo yang tertidur dalam gendongannya. Dan hanya dia. Tidak tampak Kaname didekatnya, atau di kejauhan.“Okaa–san, dia tiba-tiba saja terjatuh. Aku tidak mengerti kenapa. Dia … dia sedang menegurku tentang masakan yang tidak enak. Lalu jatuh.”Karin menjelaskan sementara air matanya mengalir di pipi. Ia terisak sambil menghambur dalam pelukan Kaito, tapi Kaito menahan bahu dan memundurkan tubuh Karin. Dengan dua jari—telunjuk dan jempol. Seolah sedang menyingkirkan barang menjijikkan.“Apa yang kau lakukan? Tak ada siapapun di sini.” Kaito menatap sekitar. Area di depan UGD itu cukup sepi. Mereka tidak perlu bersandiwara untuk orang lain. Kaito tidak akan mau menyen

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-30
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Persiapan yang Benar

    “Kau terlalu tenang untuk ukuran wanita hamil.”Hide tidak menegur, dia sedang sangat heran karena melihat Ayu dengan mudah menjalani kegiatannya yang biasa.Tidak ada mual, atau pusing, apalagi muntah. Ayu menelan semua makanannya dengan baik, tidur dengan tenang, dan sejauh ini belum meminta apapun yang aneh.Hide menyiapkan semua jenis makanan yang pernah disukai Ayu, tapi tidak satupun mendapat sambutan istimewa. Ayu memakannya, tapi tidak pernah berlebihan. Standar makan yang biasa, bukan menghabiskan berkotak-kotak mochi sekali duduk. Keadaan normal yang tentu saja mengherankan Hide karena teringat bagaimana dulu Ayu sering pusing dan mual paling tidak.“Dia tenang karena sangat pintar.” Ayu meletakkan buku yang ada di tangannya ke meja, berpindah mengelus perut yang akhirnya menunjukkan perubahan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-30
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Alasan Benar

    “Kau yakin tidak ingin menyewa orang lain lagi untuk membantu?”Kaito mengajukan pertanyaan itu untuk kesekian kali—setelah ibunya pulang dari rumah sakit sekitar dua minggu lalu—kepada Karin.“Tidak. Aku masih bisa jika hanya memasak untuk Okaa–san, maupun mengurus kebutuhannya yang lain. Aku gembira melakukan ini, karena akhirnya bisa membalas budi atas pertolongannya padaku.” Karin menjawab dengan nada terharu, sambil menyuapkan bubur ke bibir Kaede. Tapi bubur itu kembali meleleh keluar, karena Kaede menyemburkannya lagi.Terus seperti itu, dan Karin akan mengulanginya lagi. Diantara sepuluh sendok bubur mungkin hanya dua yang benar-benar masuk ke tubuh Kaede. Meski terlihat miring, otot bibirnya masih bisa membuat gerakan menyembur. Sayangnya ia hanya bisa membuat suara gumaman&l

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-30
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Kecurigaan yang Diharap Tidak Benar

    Kaito menatap pria yang duduk di sampingnya. Tampak ramah, sudah lebih dari setengah baya dengan kepala botak yang licin.Kaito tadi awalnya sempat terkejut saat melihatnya, karena berharap akan menemui pria amat renta atau orang yang berkaki cacat mungkin. Itu bayangan yang terbentuk dalam benaknya saat dua pria yang kini ada di deretan depan mengatakan orang yang mereka layani tidak bisa turun dari mobil.Ucapan salah yang langsung membuatnya waspada, dan setelah berada di samping pria itu, Kaito semakin curiga. Pria itu tampak tersenyum ramah, tapi senyum ramah menyelidik. Ia terus mengamati.“Maaf tapi apa maksudnya ini?!” Kaito sedikit berang. Ia butuh penjelasan bukan pengamatan.“Tidak perlu panik. Aku hanya akan membawa Anda berkeliling sebentar. Tidak akan jauh.” Pria itu menjelaskan sambil tersenyum.Kaito melihat bukti perkataan pria itu, karena ia bisa melihat mobil itu hanya berjalan dan berbelok mengitari area sekolah.“Itu tidak menjelaskan apa tujuanmu membawaku.” Kaito

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-31
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Kebenaran yang Ternyata Diketahui

    “Sandaime, tamu yang Anda tunggu sudah datang.”Kojima menemui Hide di ruang kerjanya, dan melaporkan siapa yang telah datang. Hide membanting dokumen yang ada di tangannya ke atas meja. Berang, karena kedatangan Pria Sampah itu adalah tanda adanya kesalahan. Hide sudah bisa menebak ada sesuatu yang terjadi, sayangnya ia tidak tahu apa.Semenjak mendengar laporan tentang gerakan aneh yang dilakukan oleh Kaito—yang mana sejenak ia menghilang di dalam mobil asing---lalu keluar dan mengunjungi rumahnya yang ada di Tokyo. Laporan itu mengherankan, tapi laporan yang berikutnya membuat Hide marah, karena ternyata Kaito pergi ke Osaka—ke rumah besar milik Kuryugumi.Urutan kunjungan—ke rumah Tanaka di Tokyo dan di Osaka, sudah jelas memperlihatkan pengetahuan Kaito tentang dirinya. Tentang Hideki Tanaka sebagai Sandaime, adalah sama dengan Hideki Tanaka yang tinggal di rumah paman dari Ayu. Masalahnya, Hide merencanakan langkah awal penghancuran Nakamura adalah besok. Sedikit lagi saja.“Di

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-31
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Wajah yang Benar

    Kaito mencoba untuk lari dengan membuka pintu geser, tapi ada orang yang berdiri tepat di depan pintu itu, yang kini tampak terkejut dengan pintu yang terbuka tiba-tiba. Tapi Kaito lega, tentu berharap pertolongan darinya. Kaito mencengkram tangan pria itu.“Tolong … dia …itu…”Tapi sebelum sempat menyelesaikan permintaan tolong, tubuh Kaito kembali terdorong ke dalam ruangan, dan pintu itu tertutup rapat.Tentu saja Kojima tidak akan berani mengganggu apapun yang akan dilakukan oleh Hide. Ia bukan Ryu yang bisa mencegah Hide untuk membunuh. Bisa jadi dirinya yang akan menjadi sasaran jika terlalu ikut campur.Kaito dengan panik berbalik dan jatuh terduduk karena lututnya lemas, saat Hide semakin dekat. Mata Hide hanya terfokus pada dirinya, tidak ada titik yang lain.“Aku tidak tahu awalnya! Sungguh! Aku tidak tahu! Aku hanya mengetahui itu setelah Ayumi pergi. Aku baru melakukan tes itu setelah Ayumi pergi dari rumah!”Kaito mengangkat tangan, mencoba menghalangi tebasan yang akan d

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-31
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Benar Atau Salah

    “Apa apa yang terjadi ruang depan?” Ayu bertanya dengan heran sambil memasuki ruang kerja Hide, dan menghampirinya yang tengah duduk di kursi dan menatap laptop.Ayu tentu melihat beberapa orang yang sedang memperbaiki pintu shoji yang tadi terbelah oleh katana tumpul.“Tadi ada kucing liar yang masuk, dan ada sedikit drama saat mengusirnya,” kata Hide, sambil menutup laptop dan mengulurkan tangan. Sesuai kebiasaan, Ayu menyambut tangan itu, dan duduk di pangkuan---salah satu paha Hide.“Di mana kucingnya? Apakah lucu?” Setelah nyaman, Ayu menjulurkan leher ke seluruh ruangan.Hide menyesal melihat semangat Ayu dalam membicarakan kucing. Hide memberi alasan yang pertama muncul di otaknya—alasan paling ringan agar pembicaraan itu cepat selesai, lupa tentang Ayu yang selalu tertarik pada kucing dan hewan berbulu.“Sudah pergi, dan kau jangan mencoba mencarinya.” Hide meraih pipi Ayu, agar perhatiannya tidak terbagi.“Kenapa? Mereka lucu!” protes Ayu.“Aku alergi pada bulunya, jadi jangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-31
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Menantu Yang Terlihat Benar

    “Lepaskan!”Semakin dekat, Ayu mulai mendengar pembicaraan yang terjadi antara Shibata dan pria asing itu.Pria itu tampak memberontak, berusaha melepaskan diri dari Shibata. Tangannya terikat di belakang punggung.Ayu dengan otomatis tidak berani mendekat, karena tidak mengerti apa yang terjadi. Ikatan tali itu adalah masalah, tapi tentu Ayu tetap ingin tahu masalah apa yang terjadi.“Shibata–san, apa yang terjadi?” Ayu berseru sedikit keras agar Shibata mendengarnya.Shibata dan juga orang yang yang bertengkar dengannya menoleh bersamaan dengan terkejut. Ayu awalnya hanya berkonsentrasi pada Shibata—pada orang yang lebih dikenalnya, tapi pria yang asing itu lebih menarik perhatiannya.Ini karena Ayu menyadari bagaimana pria itu menatapnya dengan mata tidak berkedip. B

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-01

Bab terbaru

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 19 - Keluarga Kita yang Benar

    “Himawari! Natsu!”Terdengar bocah berumur sekitar sepuluh tahun menegur dengan keras, saat menemukan dua bocah yang lain bersembunyi di balik semak yang ada di bawah pohon.“Kenzo–aniki!”Natsu kaget melihat Kenzo yang tiba-tiba muncul lalu menarik anak perempuan—Himawari yang ada di sampingnya untuk berdiri, akan mengajaknya berlari, tapi tentu saja dicegah oleh Kenzo.“Tidak boleh! Kau membuat Okaa-san khawatir. Kau harus kembali.” Kenzo meraih lengan Natsu.“Tapi Himawari takut. Ia tidak suka sekolah.” Natsu menunjuk Himawari yang kini terisak.“Hima–chan.” Kenzo berlutut, lalu mengelus kepala Himawari yang menunduk.“Sekolah tidak menyeramkan. Kau akan bertemu banyak orang baru, dan teman-teman baru.” Kenzo membujuk lembut, sampai Himawari mendongak menatap mata Kenzo.“Tapi… tapi… aku ingin bersama Natsu. Aku tidak mau sekolah…”“Tapi…” Kenzo mengusap wajahnya. Himawari tentu akan ada di sekolah yang berbeda dengan Natsu. Himawari baru akan masuk taman kanak-kanak hari ini, bukan

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 16 - Rumah Benar Untuknya

    “Tempat ini tidak buruk.” Hide tidak menolak secara langsung, tapi keberatan itu terlihat.“Memang, aku akan memastikan tempat ini tidak akan pernah buruk untuk anak-anak itu. Tapi Kenzo berbeda dengan anak-anak itu. Mereka anak-anak yang benar-benar tidak punya keluarga, terpaksa tinggal di sini. Kenzo punya aku. Aku keluarganya. Aku satu-satunya yang dimiliki oleh Kenzo.”Ayu tidak ingin mengakui hal itu ketika mengingat perbuatan ibunya, tapi Kenzo tetap adalah anak dari adik ibunya—keluarganya. Satu-satunnya keluarga kandung yang pantas dimilikinya saat ini, tidak ada yang lain.“Aku tidak bisa melupakan fakta itu, dan berpura-pura kalau Kenzo adalah orang lain. Hal ini akan menghantuiku saat tidur.” Ayu kembali membujuk.Hide memainkan kunci mobil yang di bawahnya sambil menatap bagian belakang kepala Kenzo yang kini kembali mencoba untuk menggambar sesuatu dengan krayon di kertas yang baru.“Aku tahu kau membenci ibunya—aku juga sama. tapi kau tidak harus membenci Kenzo. Anak it

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 17 - Lingkungan yang Benar

    “Aku masih tidak ingin melakukannya.” Hide menggerutu.“Aku tahu, tapi aku yakin kau juga tahu kalau ini yang paling benar.” Ayu menatap suaminya yang kini sedang melepaskan sabuk pengamannya. Sudah sekitar dua menit lalu mereka sampai, tapi belum ada yang mencoba turun.Keputusan yang mereka—Ayu ambil, memang sangat besar. Ayu perlu menenangkan diri. Dan Hide sudah menyerahkan pilihan pada Ayu, tapi tetap menjalaninya dengan setengah hati.“Sudah, ayo.” Ayu akhirnya membuka pintu dan turun.Anak-anak yang tadi bermain di halaman, berhamburan mendekat saat melihatnya.“Tanaka–san! Apa yang kau bawa hari ini? Gula-gula? Buku cerita?”Aneka suara bersahutan menyambut Ayu. Ia memang sudah sering mengunjungi panti asuhan itu dengan membawa hadiah, tentu mereka berharap Ayu akan membawa sesuatu.“Aku membawa sesuatu di mobil untuk kalian, tapi rahasia. Kalian bisa…”Ayu tidak bisa menyelesaikan kalimatnya, karena rombongan anak yang megerubunginya langsung berlarian meninggalkannya menuju

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 16 - Tangan yang Benar

    “Aku tidak ingin tidur denganmu.” Ryu mengulang pertanyaan itu sebagai bentuk ketidakpercayaan, karena terlalu absurd. Ia lalu menggelengkan kepala sambil mengusap wajahnya.“Aku rasa kemampuanmu untuk menyimpulkan sesuatu sedang tidak amat tajam saat ini,” kata Ryu.“Tidak!” Kyoko tersinggung tentunya. Meski tidak langsung, Ryu kurang lebih menyebutnya bodoh.“Jangan marah, aku maklum malah. Aku akan kecewa kalau keadaan pikiranmu amat tenang saat ini.” Ryu tersenyum puas.“Aku bukan tidak tenang!” Kyoko menyanggah.“Kau baru saja bertanya tentang keinginanku tidur denganmu. Aku rasa hal itu termasuk gangguan yang membuatmu tidak tenang.” Ryu meninggalkan koper, dan mendekati Kyoko, yang mendadak panik, mundur menjauh.“Jangan mengingkari. Kau tidak akan berhasil membuatku berpikir sebaliknya.” Ryu terkekeh pelan melihat kepanikan itu.“Aku tidak…” Kyoko menggigit bibir, tidak punya balasan pintar karena tentu paham juga kalau sikap Ryu yang menjauh memang mengganggu untuknya.“Kemar

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 15 - Mendengar Nasehat yang Benar

    “Jangan membukanya sekarang. Kau akan basah.” Ryu menaikkan hoodie jas hujan yang dipakai Kyoko pada saat yang tepat, karena detik berikutnya, air dalam jumlah banyak, menghambur ke arah tempat mereka duduk. Seperti ada yang menyiramkan ember raksasa ke arah mereka. Ini karena pertunjukkan yang mereka lihat, melibatkan paus orca yang melompat keluar dari air. Tentu saat terjatuh akan menghempaskan air dalam jumlah banyak ke arah penonton. Ryu bertepuk tangan seperti yang lain, menghargai kerja keras mamalia raksasa itu, tapi Kyoko tidak bertepuk tangan sekalipun—bahkan sampai pertunjukan itu selesai. “Apa kau tidak menyukainya?” Ryu bertanya saat mereka berjalan keluar dan melepaskan jas hujan yang telah basah kuyup. Ryu meraih handuk kecil yang dibagikan petugas, lalu memakainya untuk mengeringkan rambut dan leher Kyoko. Meski Ryu menutup hoodie pada saat yang tepat, tapi masih ada bagian rambut dan leher Kyoko yang basah. “Kau tidak suka akuarium. Aku akan mencatatnya.” Ryu ters

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 14 - Kebutuhan yang Benar

    “Aku ingin pulang.”Kyoko menyahut dengan tiba-tiba, saat Ayu baru saja mengoleskan lipstik berwarna pink di bibirnya.“Hah? Kenapa? Apa ada yang tertinggal?” Ayu menegakkan tubuhnya dengan kebingungan. Ayu sejenak memandang perlengkapan kimono yang akan dipakai Kyoko.Seharusnya tidak ada, karena memang kimono Kyoko lebih sederhana—tidak banyak pernik kecuali hiasan rambut. Tidak seperti yang dipakai Ayu saat menikah di Utoro.Rencana Ryu, mereka akan melakukan pernikahan yang sama seperti Ayu, tapi mau berkompromi, dan menjadi lebih sederhana, yaitu menikah di balai kota. Ryu tidak mungkin berani memaksa, karena tahu benar bagaimana sejarah Kyoko dengan bangunan kuil. Lagi pula pestanya akan tetap ada, hanya upacaranya saja yang berubah.Keputusan itu tentu saja tidak ada yang memperm

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 13 - Keinginanmu yang Paling Benar

    “Kau pasti gila!” Kyoko berdiri dan berjalan mondar-mandir di ruang tengah. Sementara kepalanya mengingat-ingat apakah ada sedikit saja tanda Ryu tidak serius.Tapi semuanya serius. Ryu bahkan mengirim foto contoh kimono yang akan dipakainya pada hari pernikahan. Saat melihatnya, Kyoko mengira Ryu gila karena kebohongan mereka akan menjadi sangat sangat extra kalau sampai menyebut soal corak kimono.Namun, pada akhirnya Kyoko memilih, karena ingin mengakhiri pembahasan tidak penting itu. Pembahasan itu penting ternyata.“Apa kau akan diam saja?!” Kyoko membentak marah, melihat Ryu yang malah dengan santai menyesap bir dan memakan kacang yang juga dibawanya tadi.“Kau ingin aku melakukan apa?” Ryu mengernyit.“Ya batalkan itu semua! Hubungi mereka semua! Batalkan!” Kyoko duduk kembali di samping Ryu kemudian menyerangnya. Meraba pinggang Ryu.“Eh, tunggu! Jangan tiba-tiba menjadi agresif begini.” Ryu tentu saja kaget.“Agresif apa?! Ini! Hubungi mereka!" Kyoko hanya mengambil ponsel Ry

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 12 - Misi yang Benar

    Ryu menggelengkan kepala saat kembali dengan mudahnya bisa membuka pintu apartemen Kyoko setelah memasukkan tanggal ulang tahunnya—dan akan datang lusa.Ryu sudah berpuluh kali mengingatkan Kyoko untuk pengganti password yang terlalu mudah ditebak itu. Bukan hanya sekali—saat dulu ia berhasil masuk untuk mencari alat penyadap, tapi beberapa kali setelahnya juga sama.Saat ini Kyoko sudah tidak lagi tinggal di Tokyo. Ia pindah ke Osaka karena memang pekerjaannya lebih banyak di daerah Osaka, setelah benar-benar aktif menjadi bagian dari Kuryugumi yang membantu Hide dan Ryu.Hanya Kyoko belum rajin bekerja setelah kunjungan ke rumah orang tuanya, dan tidak ada yang memaksa juga. Hide tidak menyuruh apapun, tergantung Ryu.Keamanan apartemen itu benar-benar lemah, terutama karena masih tidak ada suara apapun meski Ryu sudah berjalan memasuki ruangan selama beberapa saat. Sudah jelas Kyoko tertidur karena memang hari sudah cukup malam. Ryu memang langsung pergi ke apartemen itu setelah kem

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 11 - Permintaan yang Benar

    Ayu mematut dirinya di cermin, menatap kimono baru yang akan dipakainya lusa. Kimoni itu dipesan khusus untuknya, jadi tentu semua pas. Tapi Ayu ingin melihat apakah warnanya cocok sesuai bayangan. Dan memang semua cocok. Jatuh dengan pas di tubuhnya, tidak berat dan panas. Itu yang penting, karena saat ini masih musim panas. Kimono modern dengan warna dasar putih itu, dihiasi oleh bunga sakura pink. Ayu bahkan menyiapkan hiasan rambut yang juga penuh dengan hiasan bunga sakura juga untuk melengkapinya. Ayu tidak memakai hiasan bunga itu sekarang, tapi saat mencoba untuk menempelkannya di kepala, warna pink itu juga cocok dengan rambut hitamnya. Semua beres kalau begitu. Ia sudah menyiapkan baju untuk Natsu, juga Hide. BRAK! Ayu tersentak dan menjatuhkan hiasan rambut di tangannya. Suara keras pintu geser yang tertutup itu, tentu membuatnya kaget. Untung saja Natsu ada di kamar sebelah, jadi tidak akan terganggu. Tidak terdengar suara tangis, bahkan saat suara langkah Hide saat m

DMCA.com Protection Status