Home / Romansa / JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN! / Ancaman yang Salah Sasaran

Share

Ancaman yang Salah Sasaran

Author: aisakurachan
last update Last Updated: 2024-02-20 06:38:31
Jeritan Ayu terhenti, dan memandang dengan takjub saat Hide menyambar leher Endo, mendorongnya ke belakang dengan satu tangan. Dalam kerumitan itu, Hide masih sempat menangkap tubuh Ayu yang nyaris terjatuh karena hilang keseimbangan.

“Hide…”

Ayu ingin bicara, ingin bertanya, tapi semua tertelan kelegaan. Air mata Ayu menetes tanpa disadarinya, sementara terus memandang Hide dengan tidak percaya.

“Apa…” Pertanyaan Hide terhenti, saat melihat pipi Ayu yang memar dan pakaiannya yang robek. Tidak perlu bertanya apa yang terjadi. Bibir Hide menipis menahan emosi, sambil perlahan berdiri lebih tegak.

“Kau bisa berdiri?” tanya Hide.

Ayu mengangguk, dan menghapus air matanya. Tanpa perlu disuruh, Ayu bergeser ke belakang punggung Hide yang kini menghadap Endo.

Pria itu sedang berdiri, sambil menggosok lehernya. Dorongan tangan Hide membuat lehernya terasa terhantam oleh besi.

“Kau jangan ikut campur! Ini urusanku dengan…Hkk!”

Endo tidak bisa menyelesaikan kalimat, karena Hide sudah ke
aisakurachan

Kangen ya Yu

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
virnaputriberliani
Waduh Endo tamat sudah riwayatmu.. Ayu kangen ojisan nya.. kalian berdua saling rindu..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Pembalasan yang Tidak Salah Sasaran

    “Ini.”Ryu menyerahkan katana yang dibawanya sejak tadi, pada Hide yang baru saja turun dari mobil.“Nanti. Aku ingin bicara dulu.”Ryu mengangguk dan berjalan mengikutinya masuk ke dalam salah satu gedung kosong yang ada di pinggiran Tokyo itu. Gedung itu milik Shingi Fusaya tentunya. Gedung tua bekas pabrik yang telah kosong lima tahun lebih itu, akan dirobohkan bulan depan.“Siapa dia? Apa punya keluarga?” tanya Hide, saat Ryu sudah menjajari langkahnya.“Kouki Endo belum menikah. Anak kedua dari tiga bersaudara. Semua laki-laki. Kedua orang tuanya masih hidup tapi tinggal di Aomori. Mereka sangat jarang berhubungan. Tapi mereka orang biasa.” Ryu menyebut poin informasi yang ingin diketahui Hide.“Bagus. Mereka masih punya anak lain yang menggantikannya.”Nada datar Hide membuat Ryu merinding. Dia sudah berteman lama dengan Hide, tapi jelas masih tidak terbiasa dengan Hide mode berburu seperti ini.Mereka terus melangkah ke dalam, dan akhirnya Ryu yang ada di depan, karena dia yang

    Last Updated : 2024-02-20
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Perpaduan yang Terlihat Salah

    Ayu terbangun, tapi bangkit terlalu cepat.“Aahh…” Ayu meluruskan punggungnya. Ada rasa nyeri saat menunduk. Bantingan Endo masih menyisakan rasa sakit.Dan saat mengeluh itu pun, Ayu juga masih merasakan sakit. Pipinya bergerak saat membuka mulut. Memar itu masih menyakitkan.Ayu menghela napas, bersyukur dalam hati karena ini adalah hari sabtu. Dia tidak perlu memakai make up tebal untuk menutupi memar itu.Ayu mengernyit. Terniat dalam hatinya ingin melaporkan pada polisi apa yang dilakukan Endo, tapi hal itu akan sangat menghebohkan. Ayu tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi dari teman kantornya nanti. Yang terburuk akan ada yang menyebutnya janda gatal penggoda pria. Bayangan itu membuat Ayu tidak yakin jika pilihan melapor polisi itu tepat.Mungkin bukti penganiayaan di wajah dan punggungnya bisa memperberat tuduhan pada Endo—juga saksi dari pamannya, tapi Ayu tidak yakin sanggup menanggung keributan yang diakibatkan laporannya itu.Ayu menghela napas panjang, bingung memutus

    Last Updated : 2024-02-20
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Perasaan Salah yang Masih Ada

    “Boneka apa?” Ayu menghindar, dan itu langkah buruk.“Boneka kelinci yang ada di kamarmu. Aku yang membelinya untuk…”Macet. Hide masih tidak bisa membahasnya, dan Ayu juga langsung menyibukkan diri dengan mengunyah, tidak memandang Hide sama sekali. Pembahasan tentang kehilangan itu seperti gajah di dalam ruangan—ada dan terlihat jelas, tapi tidak untuk dibicarakan.“Tidak seharusnya boneka itu ada padamu.” Hide memutar dan hanya membahas hal yang ingin diketahuinya.“Aku membelinya sendiri. Itu bukan milikmu.” Ayu nekat.Ini karena ia tidak bisa menjelaskan proses perpindahan boneka itu. Terlalu salah. Ayu menilai apa yang dilakukannya hari itu terlalu salah, memeluk Hide seperti itu salah, karena perasaannya tidak lagi sama seperti saat mencari penghiburan saat kecil dulu. Saat itu dirinya terlalu lemah, dan ingin melupakannya sekarang.“Kau membelinya di mana?” tanya Hide, jelas akan mengejar sampai Ayu mengaku.“Shibuya.” Ayu menjawab secepat mungkin.“Kapan?”“Mmm… Sebulan lalu.

    Last Updated : 2024-02-21
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Pengakuan Kesalahan yang Mengejutkan

    “Menurutku kau harus lapor polisi! Dan itu saja belum cukup. Bajingan itu pantas untuk di kebiri!” Kyoko tidak berusaha menyaring kalimat, dan tangannya memperagakan gerakan mematahkan sesuatu menjadi dua. Tidak perlu ditanya apa yang ingin dipatahkan oleh Kyoko, terutama setelah ia menyebut kata kebiri.“Rencanaku juga seperti itu, tapi aku malas jika sampai terjadi keributan besar,” kata Ayu, sambil menempelkan name tag ke pintu masuk, setelah mengantri beberapa lama.Hari Senin membuat antrian sedikit lebih panjang. Semua orang memilih jam yang sama untuk datang, yaitu lima menit sebelum jam kerja dimulai.“Tapi jijik sekali jika sampai dia masih berada di kantor ini bersamamu. Entah apa lagi yang dilakukan padamu nanti,” kata Kyoko, sambil bergidik.Ayu menghela nafas. Tentu saja sangat setuju dengan pendapat itu. Ayu tidak tahu bagaimana harus menghadapi pertemuannya dengan Endo setelah ini. Ayu bahkan tidak yakin bisa tahan bertemu dengannya. Membayangkan pertemuan dengan Endo s

    Last Updated : 2024-02-21
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Salah Perhitungan

    “Kouki Endo? Tunggu!”Polisi yang mencatat laporan Ayu, mengernyit dan menatap tulisan tangannya sendiri. Ayu tentu juga ikut bingung.“Aku seperti pernah mendengar nama ini, tapi lupa dimana. Maaf, sebentar.”Ayu mengangguk, menatap bagaimana polisi itu membuka berkas-berkasnya.Ayu berpaling menatap Kyoko, yang tentu juga hanya bisa mengangkat bahu tidak mengerti. Ayu kemarin berencana untuk melaporkan Endo sendiri ke HRD, tapi untuk polisi Ayu meminta Kyoko menemaninya. Meski kantor polisi, tempat ini tetap asing untuknya. Kini baru separuh jalan melaporkan, ternyata ada keanehan lain"Apa yang kau laporkan Kouki Endo yang tercatat bekerja di sini Shingi Fusaya? Perusahaan properti." Polisi itu akhirnya mengambil satu berkas, dan membaca data di sana.Ayu menggaangguk."Ha… ha…" Polisi itu tiba-tiba tersenyum, dan mengangguk-anggukkan kepalanya."Ada apa?" tanya Ayu.Polisi itu tampak puas dan mengerti tentang sesuatu, sementara Ayu tidak mengerti sedikitpun."Rupanya dia takut." P

    Last Updated : 2024-02-21
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Kabar yang Salah

    Ryu mondar-mandir di depan ruang UGD, sementara tangannya terus saling meremas. Hide sudah masuk ke ruang UGD sejak satu jam lalu, dan sampai sekarang tidak ada kabar apapun yang datang padanya.“Ini.” Inoue yang datang sepuluh menit lalu, menyerahkan ponsel kepada Ryu.“Siapa namanya?” tanya Ryu.“Yato Maeda,” kata Inoue.“Maeda-san?” Ryu menempelkan ponsel ke telinga.“Kau siapa? Kenapa menghubungiku malam begini?”Terdengar jawaban sedikit kasar. Saat ini pukul sepuluh. Terpaksa menerima panggilan dari orang yang tidak dikenal tentu menyebalkan.“Ryusuke Sato. Kuryugumi.”“Siapa… Oh?” Terdengar keributan di seberang dan Ryu mendecak dengan tidak sabar. Tidak tersisa kesabaran dalam tubuh Ryu saat ini.“Sato-san, maaf tidak mengenali Anda. Apa yang bisa saya bantu?” Maeda memperbaiki kalimatnya menjadi sangat sopan.“Ada kejadian, dan saat ini Sandaime sedang berada di ruang UGD Saiseikai. Milikmu.”“Oh, astaga! Sandaime… Apa…”“Diam!” Ryu tidak ingin melayani seruan kepanikan saat

    Last Updated : 2024-02-21
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Kesendirian yang Akan Salah

    “Apa kau baru saja mengatakan apa yang terjadi pada Ayumi?!”Ryu mendesis dan melotot, saat mendengar bagaimana Inoue mengakhiri panggilan dengan menyebut nama rumah sakit tempat mereka berada.“I..iya..” Inoue tergagap. Ia memutuskan sendiri tadi. Dia patuh, tapi perintah Ryu bebannya tidak seberat perintah Hide.“Kau gila! Bagaimana kau akan menjelaskan kepadanya apa yang terjadi?! Kau akan jujur mengatakan semuanya? Kau ingin mati di tangan Hide?” Ryu mengingatkan Inoue tentang apa yang akan terjadi jika sampai keputusan yang menyangkut Ayu ternyata salah. Ayu terlalu berbahaya untuk disentuh tanpa izin Hide.“Tapi… dia harus tahu keadaan Sandaime. Mereka tadi mengatakan bersiap untuk keadaan terburuk. Ayu-san adalah…”“DIAM! Dia akan hidup! Jangan mengatakan seolah Hide akan mati!” bentak Ryu.Dia jarang terdengar maupun terlihat marah, tapi keadaan ini mendorongnya sampai ke titik dimana ia merasa putus asa.Ryu kembali harus mengusap wajah, menenangkan diri. Ia bisa memahami das

    Last Updated : 2024-02-22
  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Penjelasan yang Terasa Salah

    Ryu memandang kaki langit yang menampakan fajar musim semi dengan muram. Pemandangan itu, tentu tidak mampu menghiburnya. Terutama setelah ia hampir tidak tidur semalaman. Lelah dan penat.Ryu sibuk membuat alasan yang menyebut Hide akan berada di luar negeri selama beberapa saat, untuk memundurkan seluruh jadwal—termasuk sopir yang ditunjuk olehnya, agar tidak membuat Masaki curiga. Menyembunyikan sesuatu dari pria tua berinsting tajam tidaklah mudah.Dan tujuannya untuk mencari udara segar di atap rumah sakit untuk membantu menyegarkan dan menenangkan pikirannya telah gagal. Kepalanya tetap berisi kegelisahan.“Bagaimana keadaannya?” tanya Ryu, berbalik saat mendengar langkah kaki dari arah belakang punggungnya. Ia memanggil Inoue tadi.“Lebih stabil, sudah tidak lagi ada dalam masa kritis, tapi masih tetap harus menunggu perkembangan sampai sadar. Asalkan sadar maka Sandaime akan baik-baik saja setelahnya.” Inoue mengulang semua yang didengarnya dari dokter tentang keadaan terakhir

    Last Updated : 2024-02-22

Latest chapter

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 19 - Keluarga Kita yang Benar

    “Himawari! Natsu!”Terdengar bocah berumur sekitar sepuluh tahun menegur dengan keras, saat menemukan dua bocah yang lain bersembunyi di balik semak yang ada di bawah pohon.“Kenzo–aniki!”Natsu kaget melihat Kenzo yang tiba-tiba muncul lalu menarik anak perempuan—Himawari yang ada di sampingnya untuk berdiri, akan mengajaknya berlari, tapi tentu saja dicegah oleh Kenzo.“Tidak boleh! Kau membuat Okaa-san khawatir. Kau harus kembali.” Kenzo meraih lengan Natsu.“Tapi Himawari takut. Ia tidak suka sekolah.” Natsu menunjuk Himawari yang kini terisak.“Hima–chan.” Kenzo berlutut, lalu mengelus kepala Himawari yang menunduk.“Sekolah tidak menyeramkan. Kau akan bertemu banyak orang baru, dan teman-teman baru.” Kenzo membujuk lembut, sampai Himawari mendongak menatap mata Kenzo.“Tapi… tapi… aku ingin bersama Natsu. Aku tidak mau sekolah…”“Tapi…” Kenzo mengusap wajahnya. Himawari tentu akan ada di sekolah yang berbeda dengan Natsu. Himawari baru akan masuk taman kanak-kanak hari ini, bukan

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 16 - Rumah Benar Untuknya

    “Tempat ini tidak buruk.” Hide tidak menolak secara langsung, tapi keberatan itu terlihat.“Memang, aku akan memastikan tempat ini tidak akan pernah buruk untuk anak-anak itu. Tapi Kenzo berbeda dengan anak-anak itu. Mereka anak-anak yang benar-benar tidak punya keluarga, terpaksa tinggal di sini. Kenzo punya aku. Aku keluarganya. Aku satu-satunya yang dimiliki oleh Kenzo.”Ayu tidak ingin mengakui hal itu ketika mengingat perbuatan ibunya, tapi Kenzo tetap adalah anak dari adik ibunya—keluarganya. Satu-satunnya keluarga kandung yang pantas dimilikinya saat ini, tidak ada yang lain.“Aku tidak bisa melupakan fakta itu, dan berpura-pura kalau Kenzo adalah orang lain. Hal ini akan menghantuiku saat tidur.” Ayu kembali membujuk.Hide memainkan kunci mobil yang di bawahnya sambil menatap bagian belakang kepala Kenzo yang kini kembali mencoba untuk menggambar sesuatu dengan krayon di kertas yang baru.“Aku tahu kau membenci ibunya—aku juga sama. tapi kau tidak harus membenci Kenzo. Anak it

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 17 - Lingkungan yang Benar

    “Aku masih tidak ingin melakukannya.” Hide menggerutu.“Aku tahu, tapi aku yakin kau juga tahu kalau ini yang paling benar.” Ayu menatap suaminya yang kini sedang melepaskan sabuk pengamannya. Sudah sekitar dua menit lalu mereka sampai, tapi belum ada yang mencoba turun.Keputusan yang mereka—Ayu ambil, memang sangat besar. Ayu perlu menenangkan diri. Dan Hide sudah menyerahkan pilihan pada Ayu, tapi tetap menjalaninya dengan setengah hati.“Sudah, ayo.” Ayu akhirnya membuka pintu dan turun.Anak-anak yang tadi bermain di halaman, berhamburan mendekat saat melihatnya.“Tanaka–san! Apa yang kau bawa hari ini? Gula-gula? Buku cerita?”Aneka suara bersahutan menyambut Ayu. Ia memang sudah sering mengunjungi panti asuhan itu dengan membawa hadiah, tentu mereka berharap Ayu akan membawa sesuatu.“Aku membawa sesuatu di mobil untuk kalian, tapi rahasia. Kalian bisa…”Ayu tidak bisa menyelesaikan kalimatnya, karena rombongan anak yang megerubunginya langsung berlarian meninggalkannya menuju

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 16 - Tangan yang Benar

    “Aku tidak ingin tidur denganmu.” Ryu mengulang pertanyaan itu sebagai bentuk ketidakpercayaan, karena terlalu absurd. Ia lalu menggelengkan kepala sambil mengusap wajahnya.“Aku rasa kemampuanmu untuk menyimpulkan sesuatu sedang tidak amat tajam saat ini,” kata Ryu.“Tidak!” Kyoko tersinggung tentunya. Meski tidak langsung, Ryu kurang lebih menyebutnya bodoh.“Jangan marah, aku maklum malah. Aku akan kecewa kalau keadaan pikiranmu amat tenang saat ini.” Ryu tersenyum puas.“Aku bukan tidak tenang!” Kyoko menyanggah.“Kau baru saja bertanya tentang keinginanku tidur denganmu. Aku rasa hal itu termasuk gangguan yang membuatmu tidak tenang.” Ryu meninggalkan koper, dan mendekati Kyoko, yang mendadak panik, mundur menjauh.“Jangan mengingkari. Kau tidak akan berhasil membuatku berpikir sebaliknya.” Ryu terkekeh pelan melihat kepanikan itu.“Aku tidak…” Kyoko menggigit bibir, tidak punya balasan pintar karena tentu paham juga kalau sikap Ryu yang menjauh memang mengganggu untuknya.“Kemar

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 15 - Mendengar Nasehat yang Benar

    “Jangan membukanya sekarang. Kau akan basah.” Ryu menaikkan hoodie jas hujan yang dipakai Kyoko pada saat yang tepat, karena detik berikutnya, air dalam jumlah banyak, menghambur ke arah tempat mereka duduk. Seperti ada yang menyiramkan ember raksasa ke arah mereka. Ini karena pertunjukkan yang mereka lihat, melibatkan paus orca yang melompat keluar dari air. Tentu saat terjatuh akan menghempaskan air dalam jumlah banyak ke arah penonton. Ryu bertepuk tangan seperti yang lain, menghargai kerja keras mamalia raksasa itu, tapi Kyoko tidak bertepuk tangan sekalipun—bahkan sampai pertunjukan itu selesai. “Apa kau tidak menyukainya?” Ryu bertanya saat mereka berjalan keluar dan melepaskan jas hujan yang telah basah kuyup. Ryu meraih handuk kecil yang dibagikan petugas, lalu memakainya untuk mengeringkan rambut dan leher Kyoko. Meski Ryu menutup hoodie pada saat yang tepat, tapi masih ada bagian rambut dan leher Kyoko yang basah. “Kau tidak suka akuarium. Aku akan mencatatnya.” Ryu ters

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 14 - Kebutuhan yang Benar

    “Aku ingin pulang.”Kyoko menyahut dengan tiba-tiba, saat Ayu baru saja mengoleskan lipstik berwarna pink di bibirnya.“Hah? Kenapa? Apa ada yang tertinggal?” Ayu menegakkan tubuhnya dengan kebingungan. Ayu sejenak memandang perlengkapan kimono yang akan dipakai Kyoko.Seharusnya tidak ada, karena memang kimono Kyoko lebih sederhana—tidak banyak pernik kecuali hiasan rambut. Tidak seperti yang dipakai Ayu saat menikah di Utoro.Rencana Ryu, mereka akan melakukan pernikahan yang sama seperti Ayu, tapi mau berkompromi, dan menjadi lebih sederhana, yaitu menikah di balai kota. Ryu tidak mungkin berani memaksa, karena tahu benar bagaimana sejarah Kyoko dengan bangunan kuil. Lagi pula pestanya akan tetap ada, hanya upacaranya saja yang berubah.Keputusan itu tentu saja tidak ada yang memperm

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 13 - Keinginanmu yang Paling Benar

    “Kau pasti gila!” Kyoko berdiri dan berjalan mondar-mandir di ruang tengah. Sementara kepalanya mengingat-ingat apakah ada sedikit saja tanda Ryu tidak serius.Tapi semuanya serius. Ryu bahkan mengirim foto contoh kimono yang akan dipakainya pada hari pernikahan. Saat melihatnya, Kyoko mengira Ryu gila karena kebohongan mereka akan menjadi sangat sangat extra kalau sampai menyebut soal corak kimono.Namun, pada akhirnya Kyoko memilih, karena ingin mengakhiri pembahasan tidak penting itu. Pembahasan itu penting ternyata.“Apa kau akan diam saja?!” Kyoko membentak marah, melihat Ryu yang malah dengan santai menyesap bir dan memakan kacang yang juga dibawanya tadi.“Kau ingin aku melakukan apa?” Ryu mengernyit.“Ya batalkan itu semua! Hubungi mereka semua! Batalkan!” Kyoko duduk kembali di samping Ryu kemudian menyerangnya. Meraba pinggang Ryu.“Eh, tunggu! Jangan tiba-tiba menjadi agresif begini.” Ryu tentu saja kaget.“Agresif apa?! Ini! Hubungi mereka!" Kyoko hanya mengambil ponsel Ry

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 12 - Misi yang Benar

    Ryu menggelengkan kepala saat kembali dengan mudahnya bisa membuka pintu apartemen Kyoko setelah memasukkan tanggal ulang tahunnya—dan akan datang lusa.Ryu sudah berpuluh kali mengingatkan Kyoko untuk pengganti password yang terlalu mudah ditebak itu. Bukan hanya sekali—saat dulu ia berhasil masuk untuk mencari alat penyadap, tapi beberapa kali setelahnya juga sama.Saat ini Kyoko sudah tidak lagi tinggal di Tokyo. Ia pindah ke Osaka karena memang pekerjaannya lebih banyak di daerah Osaka, setelah benar-benar aktif menjadi bagian dari Kuryugumi yang membantu Hide dan Ryu.Hanya Kyoko belum rajin bekerja setelah kunjungan ke rumah orang tuanya, dan tidak ada yang memaksa juga. Hide tidak menyuruh apapun, tergantung Ryu.Keamanan apartemen itu benar-benar lemah, terutama karena masih tidak ada suara apapun meski Ryu sudah berjalan memasuki ruangan selama beberapa saat. Sudah jelas Kyoko tertidur karena memang hari sudah cukup malam. Ryu memang langsung pergi ke apartemen itu setelah kem

  • JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!   Extra 11 - Permintaan yang Benar

    Ayu mematut dirinya di cermin, menatap kimono baru yang akan dipakainya lusa. Kimoni itu dipesan khusus untuknya, jadi tentu semua pas. Tapi Ayu ingin melihat apakah warnanya cocok sesuai bayangan. Dan memang semua cocok. Jatuh dengan pas di tubuhnya, tidak berat dan panas. Itu yang penting, karena saat ini masih musim panas. Kimono modern dengan warna dasar putih itu, dihiasi oleh bunga sakura pink. Ayu bahkan menyiapkan hiasan rambut yang juga penuh dengan hiasan bunga sakura juga untuk melengkapinya. Ayu tidak memakai hiasan bunga itu sekarang, tapi saat mencoba untuk menempelkannya di kepala, warna pink itu juga cocok dengan rambut hitamnya. Semua beres kalau begitu. Ia sudah menyiapkan baju untuk Natsu, juga Hide. BRAK! Ayu tersentak dan menjatuhkan hiasan rambut di tangannya. Suara keras pintu geser yang tertutup itu, tentu membuatnya kaget. Untung saja Natsu ada di kamar sebelah, jadi tidak akan terganggu. Tidak terdengar suara tangis, bahkan saat suara langkah Hide saat m

DMCA.com Protection Status