Share

Bab 33

Jangan Ajari Aku Kata Sabar! (33)

"Kamu bicara dengan siapa?"

Gadis itu terkejut.

"Ibu, em … ini. Adik saya di kampung."

Aku menatapnya dengan seksama, lalu tersadar, bahwa dandanannya terlalu sempurna untuk seorang office girl yang mengaku baru datang dari kampung. Pipi dan keseluruhan wajahnya mulus sekali, dihiasi setitik tahi lalat hitam pekat di sebelum kiri. Bola matanya berwarna kecoklatan. Alisnya rapi, berbentuk tajam dan sedikit mencuat, khas wanita yang sudah pandai berdandan. Dia memakai lipstik warna merah yang terlalu mencolok dan leher yang menyembul dari balik kerah bajunya amat putih dan mulus.

Aku meletakkan gelas yang masih penuh di atas wastafel dan beranjak mendekatinya.

"Siapa kamu?"

"Eh, apa?"

Dia terkejut.

"Kamu tidak mirip seorang gadis yang baru datang dari kampung. Kamu pandai berdandan, dan langkahmu luwes serta gemulai."

"Saya dulu di kampung pernah kerja di salon, Bu. Jadi saya memang bisa dandan. Maaf, saya tidak tahu kalau disini cleaning servis tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status