Share

33. Kekhawatiran

Penulis: Lusia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Presdir Dhika maju dua langkah, menghadap mereka bertiga, Liana, Evan dan Nova. "Jangan bilang kepada Ibumu kalau aku menendang pantat kamu, paham?" kata Presdir Dhika meminta Evan tidak mengadukan pada ibu Evan kalau dia menendangnya.

LOL. 

Evan mengangguk. 

Dan interogasi masih berlanjut. Nova dan Evan memang berkelahi memperebutkan Liana, tetapi mereka tetap melindungi Liana. Jadi mereka berbohong, perkelahian itu karena pekerjaan.

"Apa kalian berdua berkelahi?" tanya Presdir Dhika menyelidiki. Nova dan Evan mengangguk saja. "Ya! Kalau benar kalian berkelahi sangat memalukan. Jelaskan apa yang terjadi, cepat katakan!"

"Hanya karena masalah pekerjaan, ayah." Nova menjawab.

Tapi Presdir Dhika tidak percaya. Tatapan tajam kemba

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   34. Penyebab Pertengkaran

    "Tidak hanya aku, sebagai orang tua pasti mengkhawatirkan anaknya setelah bertengkar, memukul dan menjambak rambut." Presdir Dhika berkilah kalau memang seperti itulah perasaan orang tua pada anaknya. "Anak nakal sekarang kamu boleh keluar dari ruang kerja ayah dan Sekretaris Li tetap di sini untuk beberapa saat."

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   35. Mengobati Luka

    "Apa kamu tidak ingin mengoleskan obat luka untukku?" tanya Nova polos saat Liana meletakan kotak obat di meja. "Tanganku sakit, tidak bisa banyak bergerak." Nova mengadu dan berpura-pura tangannya sakit.Sebenarnya Nova menggunakan kesempatan ini supaya Liana mau mengoleskan obat ke lukanya dengan dalih tangannya sekarang sakit karena perkelahian tadi. Berbohong.Liana tersenyum sinis, walaupun tidak mau mengoleskan obat ke kulit Nova yang terluka, akhirnya Liana melakukannya juga. Dengan telaten mengoles obat luka ke wajah Nova, mulai dari sudut bibir yang berdarah.Suasana mendadak hening, hanya ada suara napas beradu.Nova kemudian melancarkan provokasinya dengan mengatakan. "Mungkin kamu tidak menyadari kalau mungkin kamu sudah menentukan perasaannya," kata Nova.Tapi Liana tidak jatuh dalam provokasinya. Dia bertanya balik, "Perasaannya kepada siapa? Kepada Direktur yang ada di depanku atau Di

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   36. Sebuah Pilihan

    Sepulang dari kantor, Liana curhat pada Sally's tentang pengakuan Evan yang menyukainya. "Dia menyukaiku, walaupun aku suka kepada Direktur Evan, tetapi aku rasa hanya rasa kagum dan terpesona bukan cinta."Sally mengambil bantal untuk dilekatan di atas kaki yang bersila. Dia memandang Liana tidak berkedip, dalam pikiran berkecamuk-seharusnya Liana bersyukur-dua Direktur tampan dan kaya raya, menyukai Liana."Kamu beruntung sekali, Vita. Aku ingin menjadi diri kamu." Sally's menjadi heboh karena curhatan dari Liana. Dia merasa iri dengan kehidupan cinta Liana. Dua direktur kaya menyukai Liana? Hell! Itu bagaimana mimpi!Liana mencibir dan memajukan bibirnya mendengar respon dari Sally's.Melihat wajah Liana yang masam. Sally bertanya, "Lalu, siapa yang akan kamu pilih menjadi kesalahanmu? Direktur Evan atau Direktur Nova?" Serly merespon serius dengan curhatan Liana.Namun saat Liana ditanya siapa y

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   37. Mungkin Ini Cinta

    Liana tidak tahu, hari ini merasa sangat lelah sekali. Satu hari penuh bersama Nova rasanya puas sekali. Hidupnya tidak pernah seperti ini sebelumnya, dulu saking sibuknya sampai tidak ada waktu luang dan sekarang bisa sedikit untuk mengistirahatkan otaknya, walaupun bersama Nova. Itu lebih dari kata cukup, bisa tertawa bersama dan melakukan hal yang tidak pernah mereka lakukan.Di sinilah Liana, berdiri manatap mobil Nova yang mulai menjauh dari penglihatannya. Wanita mengembangkan senyuman tipis dari bibir cantiknya yang lipstick sudah agak hilang, ada secercah perasaan lega karena sedikit demi sedikit akan membuat Nova sembuh dari phobianya.Bagi Liana terpenting pertama melakukan hal agar Nova bisa berpidato ketika rapat, karena menurut Liana itu yang paling utama, menyangkut masalah pekerjaan. Ya kali, seorang Direktur tidak bisa membawakan hasil kerjanya untuk presentasi.Saat mobil itu benar-benar tidak terlihat, Liana

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   38. Ketakutan

    “Di?! Di-di-direktur?!?!” gagap Liana, dia sempat memekik kaget ketika otak meyakinkan bahwa dia tidak salah meliat. Astaga, sosok itu benar-benar seperti pangeran yang turun dari langit ke bumi hanya menemui Liana. Ah, rasanya tidak yakin, dia berdiri di tempat rumah kos yang kampungan.“Di-direktur k-kenapa di sini?A-a-apa yang Direktur lakukan di sini?” Liana bertanya sembari memajukan tubuhnya, nadanya masih gagap, ekspesi wajah berusaha menyembunyikan keterkejutan. “Astaga. Kenapa aku sampai terkejut seperti ini!” batin Liana.Ya, di sana lelaki berwajah Korea menyunggingkan senyuman ke arah Liana sebagai bentuk sapaan yang sopan. Senyuman itu lho bikin Liana kesemsem.Di tengah keterkejutan, otak Liana berpikir. Ada apa dengan Direktur? Bukankah ini hari minggu dan libur kerja? Lantas kenapa menemui Liana tanpa janji terlebih dahulu. Sejak kapan dia di sana? Ya ampun, Liana tidak enak hati bila Direktur itu lama menunggu.

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   39. Kekhawatiran

    Sejak tadi Evan menompangkan dahu dengan tangan kini tatapan beralih ke depannya. “Memangnya harus begitu?” Pertanyaan itu terlontar polos. Sebenarnya Evan tidak berani menghubungi Liana dahulu.Liana menegakkan badan lalu menjawab, “Ya harus dong, biar aku dandan dulu. Direktur nggak liat baju aku sama celana aku gimana? Satu harian full dan aku sama sekali belum mandi.” Liana jadi mengungkapkan tentang dirinya yang satu hari ini bersama Nova kini malahan bersama sosok pangeran tampan bak artis Korea.Mendengar itu Evan pun melirik penampilan Liana, menggunakan sweater putih dan celana traning serta sepatu olahraga serta tidak lupa tas slempang berukuran sedikit besar. Memangnya apa yang salah? Seperti menyadari sesuatu, Evan malah tertawa kecil.Ya ampun. Ketawa saja manis.“Direktur, kenapa ketawa?” tanya Liana dengan suara manjanya.Evan menggeleng setelah tawa mereda, dia tidak mau melanjutkan

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   40. Ungkapan Hati

    Evan tampan, kaya, mapan, tajir dan di idamankan kaum hawa. Sebab pesonanya bisa memikat para wanita, termasuk Liana.Evan berdehem sebentar, kalau dipikir-pikir dia merasa Ini pertama kalinya ada seseorang bilang dirinya lucu. Tampan, ganteng itu selalu Evan dengar hingga jengah, tapi Liana menyebut kata lucu? “Mungkin ini pertama kalinya saya dibilang lucu biasanya saya dengar, kamu sangat tampan,” pungkas Evan.Evan menjadi narsis abiz. Haha.Kemudian Liana memperhatikan muka Evan yang begitu putih tanpa noda apapun. That's The Magic of BB Cream ... Hahaha. Lelaki itu bisa menjaga dan merawat kulit wajahnya.Cukup kagum. Liana menyiapkan kata-kata. “Ahh Direktur, mukamu sedikit agak gimana gitu atau perasaanku saja,” ucap Liana pelan.Evan mengerutkan kening dan menyentuh bagian bawah pipi. “Benarkah? Saya hanya menggunakan BB cream saat acara di luar atau event besar. Itu saja,” balas Evan santa

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   41. Ancaman

    Nova mengingat kembali pertanyaan Liana mengenai apakah dirinya memiliki pengalaman yang membuatnya trauma.Saat Nova kecil dia pernah menangis di lapangan dimana lapangan tersebut banyak orang berlalu lalang. Dia juga ingat dirinya juga pernah kambuh di supermarket dan mall.Nova pun menelepon Liana.Liana pun kaget mendengar teleponnya berdering bahwa ada panggilan dari bosnya. Oke Vita, angkat telefonmu sebelum lebih lima detik.Saat panggilan terhubung, Nova bertanya. “Sekretaris Li, apakah kamu sudah sampai rumah?"Liana menggigit bibir bawah. Sungguh dia bingung harus berkata apa selain membohongi bossnya. “Yaa ... aku sudah di rumah. Ketika Direktur mengantarkan pulang.”“Kamu seharusnya mengabariku, ini membuatku khawatir. Paling tidak kamu mengirim pesan kepadaku.”Liana membisu mendengar kata khawatir. Direktur khawatir dengannya? Ah, rasanya mustahi

Bab terbaru

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   57. Hiking ke Gunung

    Dan Liana membuat daftar; dia mengajak Nova untuk mendaki gunung besok. Iya! Besok! Haha, Liana jadi bersemangat.Di sisi lain. Presdir tahu Evan menyukai Liana; dia menilai sikap Evan. Saat berada di lift, Dika memuji Evan."Aku baru tahu bahwa kamu adalah anak yang baik dalam menilai seorang wanita. Sepertinya kamu mencintai wanita tidak hanya dari sudut pandang fisik atau kekayaan."Presiden Dika memuji Evan sebagai orang yang tepat, dan dia tidak mengkhawatirkan Evan lagi. Evan hanya mengangguk sopan, tapi dia tidak mengerti apa yang dikatakan Presiden Dika.Lol.****Keesokan harinya, Nova dan Liana pergi ke pegunungan. Kesempatan bagi Liana untuk mencoba mencari informasi dari Nova. Mereka berbincang-bincang dalam perjalanan ke atas bukit, dengan kaos pendek berwarna putih yang dikenakan Liana membuatnya terlihat seksi. Jaket rajut merah muda diikatkan di pinggangnya. Sepatu bot hitam tingginya dua sentimeter, dan dia mengenakan j

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   56. Tidak dipecat

    Kata-kata Dika sedikit menusuk hati Liana. Sakit? Ya. "Aku tahu. Aku sadar akan diriku dan hidupku, Presdir." Liana tidak pernah mau menerima perasaan Nova, cinta dari Nova. "Saya tidak akan pernah menikah dengan orang kaya," kata Liana.Liana mengaku tidak memiliki perasaan pada Nova dan tidak memiliki perasaan pada Nova atas perintah Dika yang hanya menjadikan Nova orang sukses dan sekretarisnya."Hari demi Hari aku tidak bisa menepati janjiku, tidak punya perasaan cinta atau ketertarikan pada Nova. Tapi aku akan berusaha menyingkirkan perasaan itu."Namun, dia tidak bisa menerima perasaan Nova, tetapi dia akan berusaha menghilangkan perasaan itu.Direktur Utama Dika berpesan agar Liana berusaha keras bahkan untuk menyelesaikan tugasnya sebagai sekretaris. “Ingat, kamu hanya sekretaris. Kamu harus bekerja keras untuk membantu Nova sembuh dari fobia,” kata Dika."Oke Pak Direktur, saya akan bekerja keras dan tidak akan mengeluh," kata Liana, mengerti a

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   55. Tergoda???

    Liana hanya menunduk, ketakutan."Semua orang membuatku kesal! Kenapa hanya aku yang tidak tahu masalah sebenarnya dari Nova dan Evan!” bentaknya.Dika sejak awal curiga, tapi dia mengabaikan pikiran itu."Sekretaris Liana, jawab dengan jujur. Apakah Nova dan Evan menyukaimu pada saat bersamaan ?"Diam. Liana tidak bisa berkata-kata. Tidak tahu apa yang akan dia jawab. Jadi, Liana diam saja."Kenapa diam saja? Tidak menjawab pertanyaanku?""Tidak seperti itu." Liana mengelak. "Saya tidak tahu—”"Berhenti berbicara!" ucap Dika memotong ucapan Liana. Tak hanya Nova, Evan juga menyukai wanita itu. "Jawab dengan jujur, sekretaris Liana!"“Iyaa,” jawab Liana, perlahan menundukkan kepalanya, suaranya nyaris tak terdengar karena terlalu kecil untuk didengar.Namun, Dika juga mengakui bahwa dia menyukai dan tergoda kepada Liana.

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   54. Amarah dari Presdir

    Ternyata Presdir Dika tidak datang ke tempat kerja Nova; dia hanya menelepon Liana dan mulai menginterogasinya. Kejadian aneh dan dia masih tidak bisa mempercayainya. Dika selalu bertanya-tanya, siapakah sebenarnya wanita yang menyebabkan Nova dan Evan bertengkar? Masalah pekerjaan? Dika sedikit tidak yakin. Maka, Dika memanggil Liana untuk bertanya dan menginterogasi.Liana bingung. Mengapa Dika menyuruhnya pergi ke tempat kerjanya? Apakah ada masalah atau sesuatu?Liana duduk di tempat kerja Dika dengan canggung. Dua cangkir teh di depan mereka untuk mencairkan suasana agar tidak canggung. Presdir Dika duduk di kursi khusus, dan Liana duduk di kursi panjang khusus untuk tamu."Maaf, kenapa Anda menelepon saya?" tanya Liana memecah kesunyian. "Saya tidak tahu mengapa Anda menyuruh saya datang ke sini."Dika menghela napas. Ia ingin bertanya pada Liana dan ingin menanyakan jawaban yang jelas. “Rumor yang beredar itu

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   53. Sudah Gila

    "Akhh !!! Jangan sentuh rambutku! Sekretaris Liana! Sakit—"Sakitnya, apalagi Liana sebagai wanita yang jago beladiri. Liana tidak peduli dengan Nova yang berteriak kesakitan. "Dasar Direktur mesum!"Awalnya, Nova mengeluh kesakitan, tapi kemudian dia tertawa. "Hei! Apa maksudmu? Mesum? Serius. Aku benci otak kotormu, Sekretaris Liana!" Nova mencibir.Mendengar perkataan Nova, pipi Liana memerah dan malu. Dia mundur selangkah, membuang muka.Nova merapikan baju putihnya sedikit berantakan gara-gara Liana. "Liana, apa kamu merasa gugup?" Nova bertanya. Sedetik dia menyadari apa yang dia katakan. "Umm ... maksudku, apa kamu gugup saat melihat wajahku?" Nova menjelaskan, mengulangi kata-katanya.Apa? Apa yang Nova bicarakan? Tidak gugup tapi malu. Tentu saja, Liana membantah dan menjawab dengan alasan lain. Sekarang dialah yang tertawa dengan aneh. "Gugup? Bagaimana menurutmu Direktur. Aku tidak pernah

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   52. Direktur Mesum

    Nova mengabaikan kata-kata Liana, membuatnya semakin berani dan mendekat. Hanya berjarak satu langkah, punggung Liana bertabrakan dengan pintu. Nova dengan berani mendekatkan wajahnya ke wajah Liana, Liana memejamkan mata karena tidak berani menatap wajah Nova sedekat ini.Dan .... Sebaliknya, Nova mengalami nasib buruk. Saat Nova menatap wajah Liana sedekat ini, dadanya mulai berdebar kencang. Pria itu memegangi dadanya, tidak menyangka reaksinya akan seperti ini. Liana dengan berani membuka kelopak matanya sedikit, mengintip. Keduanya saling bertatapan, tanpa sadar Nova mendekat ke wajah Liana. Keduanya saling menatap dengan tatapan bertabrakan. Kemudian Liana membuka matanya lebar-lebar saat wajah Nova berada lima sentimeter darinya.DOENK !!Liana beraksi dengan membenturkan kepalanya ke kepala Nova lalu meraih lengan Nova dan menjambak rambut Nova. "Apa-apaan ini, Direktur! Kamu mau menciumku ya?! Dasar Direktur mesum," kata Li

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   51. Jangan Mendekati!

    Di balik pintu ternyata Nova mendengarkan semua perkataan Liana dan Nova sangat tersinggung.Usai berdebat dengan sekretaris senior, Liana masuk ke ruang kerja Nova dengan membawa cemilan dan air. Melihat wajah Nova yang tidak enak dipandang dan sedang dalam mood yang buruk, Liana menyangka Nova sedang memikirkan berita buruk di media sosial dan informasi di luar kantor."Ada apa, Direktur? Aku membawa makanan ringan untuk mengganjal perutmu." Liana meletakkan cemilan dan air di atas meja."Aku sedang tidak mood untuk makan dan minum."Liana menghela nafas dan mencoba menghiburnya dan bertanya mengapa. Tapi Nova sama sekali tidak memikirkannya. Nova bangkit dan mendekati Liana dan terus berjalan ke depan hingga Liana terpaksa berjalan mundur secara teratur."Apa yang akan dilakukan Direktur?"Tatapan Nova tidak berkedip sama sekali, melihat Liana dari kejauhan yang dibuat hanya lima langkah le

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   50. Hubungan Istimewa

    Sekretaris senior membahas hubungan Liana dan Nova yang seperti ada hubungan khusus. Mereka beranggapan Nova tidak akan dekar dengan wanita miskin seperti Liana dan Nova sang pewaris. Itu membuat Liana sedih. Karena hubungan mereka tidak mungkin terjadi. Lalu bagaimana jika mereka saling jatuh cinta?"Haha, tidak mungkin Direktur Nova jatuh cinta pada Sekretaris Vita yang lebih seperti perempuan jalang?""Tentu saja tidak cocok. Sekretaris Vita tidak punya harga diri.""Ngomong-ngomong rumor tentang pertengkaran Direktur Nova dengan Direktur Evan karena masalah wanita.""Hah? Kudengar, memperebutkan posisi pekerjaan?""Tidak. Jangan mau ditipu. Siapa lagi selain pelaku dari masalah Sekretaris wanita jalang itu." Tanpa rasa takut, sekretaris menunjuk Liana yang sedang duduk di kursi kerja Liana.Mendengarkan kata-kata mereka Liana langsung menggebrak meja karena tak tahan lagi dihina

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   49. Jadi Karyawan Tetap!

    Rapatnya sudah selesai.Liana menyapa Nova, dan Evan menanyakan bagaimana pertemuannya. "Bagaimana? Apakah pertemuannya menyenangkan dan berjalan dengan baik?" Tanya Liana bersemangat."Jangan tanya ke Nova, mungkin Nova tidak tahu, karena dia tidur," jawab Evan.Nova baru saja menguap."Direktur, kenapa Anda tidur saat rapat?" Liana bertanya bagaimana Nova bisa tidur dalam pertemuan sepenting itu."Semua karena kamu," kata Nova kesal. "Kamu membuatku tidak bisa tidur sepanjang malam!" Nova menjawab dengan jujur.Presdir Dika keluar dan ikut memarahi Liana. "Itu benar? Kamu membuat Nova tidak tidur tadi malam? Kamu sebagai sekretaris harus tegas dengan Nova! Kalau kamu bisa memukul bocah nakal itu."Liana tidak menjawab. Dia kesal karena dia disalahkan. Ada apa dengan dia? Dia membuat Nova tidak bisa tidur? Ah ... Presdir bercanda dengan Liana? Liana tidak tahu apa

DMCA.com Protection Status