Home / Romansa / Istriku Seorang Juragan / benar-benar beruntung

Share

benar-benar beruntung

last update Last Updated: 2025-01-24 10:35:29

Point of view Jingga

Semakin hari, semakin terasanya nyata adanya bahagia dalam hidupku. Kang Ahmad, rasa cintanya bahkan semakin hari semakin besar untukku. Buktinya, aku melihat betapa ia sangat bekerja kerasnya dalam membahagiakanku. Beberapa minggu yang lalu kami sudah pindah ke rumah yang baru.

Meskipun sederhana, tapi aku nyaman tinggal disini hanya berdua dengannya sedangkan Mail? Dia sudah ku ikhlaskan pergi menggapai cita-citanya. Usaha pamanku? Ku dengar dari warga sebrang pondok sudah mengalami beberapa kerugian semenjak aku tidak lagi bekerja di sana. Hewan ternaknya bahkan banyak mamang jual katanya. Sepertinya usaha kang Ahmad untuk menyaingi mamang dan membuatnya menderita berhasil. Kesihan sih, tapi mau gimana lagi? Orang serakah sepertinya memang harus dikasih pelajaran.

Oh iya, bau badanku? Alhamdulillah sudah sembuh berkat kang Ahmad yang begitu gencar mencari berbagai pengobatan alternatif, tak lupa ia juga selalu berkabar dengan dokt
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Istriku Seorang Juragan    bulan madu di pulau buru

    Terpaan angin pantai, menerjang wajah cantik Jingga sedari tadi. Pandangannya mengarah pada hamparan luas air laut yang membentang seluas mata memandang. Sesuai janjiku, setelah usaha stabil, dan Mail mau menggantikan tugasku saat libur semester, aku bergegas membawa Jingga memenuhi impiannya berbulan madu di pulau buru. Awalnya, aku berpikir untuk apa Jingga jauh-jauh ingin berbulan madu di pulau buru. Memangnya ada apa disana? Hanya tempat pembuangan manusia dulunya bukan?Namun, setelah aku menyaksikan betapa antusiasnya Jingga ketika berbicara tentang Pulau Buru, aku mulai memahami alasan di balik keinginannya. Bagi Jingga, Pulau Buru bukan sekadar pulau kecil biasa, melainkan sebuah tempat yang penuh kenangan dan harapan. Tempat yang memiliki keindahan alam yang tak banyak diketahui orang, tempat yang menawarkan kedamaian yang langka. Aku mulai menyadari bahwa baginya, berbulan madu di sana bukan hanya tentang menikmati pemandangan, tetapi juga tentang merayakan perjal

    Last Updated : 2025-01-25
  • Istriku Seorang Juragan    Berbuah manis?

    Keesokan harinya setelah puas menikmati keindahan Air Terjun Waisapu, kami melanjutkan perjalanan ke Danau Biru yang sudah lama ingin dikunjungi oleh Jingga. Danau ini dikenal dengan airnya yang berwarna biru cerah, dikelilingi pepohonan hijau yang rimbun dan suasana yang sangat tenang. Ketika kami tiba di sana, kami hanya bisa terdiam sejenak, terpesona oleh pemandangan yang luar biasa. Air danau yang begitu jernih memantulkan langit yang biru, menciptakan pemandangan yang begitu damai dan menenangkan."Tempat ini benar-benar magis, Kang," ujar Jingga, matanya tak lepas dari pemandangan danau. "Aku merasa seperti berada di tempat yang sangat spesial, jauh dari hiruk-pikuk dunia." Kekehnya Jingga yang aku dengar setiap kali berada di tempat baru. Kami duduk berdua di tepi danau, menikmati keindahan alam yang ada di depan mata. Jingga bersandar di bahuku, dan kami berdua diam, membiarkan suara alam mengisi ruang di antara kami. "Aku ingin datang ke sini lagi suatu saat

    Last Updated : 2025-01-26
  • Istriku Seorang Juragan    berhasil buat kamu hamil

    Setibanya di pelabuhan, aku memutuskan untuk segera membawa Jingga ke rumah sakit terdekat guna memastikan Jika dugaan kami benar. Intuisiku mengatakan bahwa buah cintaku kini telah tumbuh dirahim istriku. Di dukung oleh Jingga yang selama di pulau buru, bawaannya selaku mual muntah setiap pagi dan moodnya selalu acak-acakan. Dan disinilah kami sekarang, di spesialis kandungan. Sebuah senyum mengembang dari bibirku saat dokter tengah melakukan usg pada perut Jingga. Wajahku membuncah bahagia ketika dokter mengatakan Jika istriku sudah mengandung selama satu bulan. Tak henti-hentinya aku mengucap syukur dan mengecup kening istriku hingga membuat sang dokter tersenyum ikut merasakan kebahagiaan kami."Kang, hentikan atuh malu sama dokter" tegur Jingga saat aku kembali mengecup keningnya, tangannya bahkan sudah nakal mencubit pinggangku.Bodo amat, aku tak peduli malah dengan sengaja aku mengecup bibirnya dan memeluknya erat. "Makasih sayang, usaha kita

    Last Updated : 2025-01-27
  • Istriku Seorang Juragan    bahagia

    Kepulanganku dan Jingga disambut bahagia suka cita oleh emak, bapak dan Mail yang sudah menunggunya di rumahku. Ketiganya begitu antusias saat kami mengabarkan bahwa sebentar lagi malaikat kecil akan turut hadir di tengah-tengah kebahagiaan ini. Tentu saja emaklah yang paling heboh, meski sudah memiliki tiga cucu dari teh Ayu namun itu tak mengurangi kebahagiaannya. Katanya, beda. Ini cucu yang paling mereka tunggu, sebab kisah percintaanku yang paling unik katanya. Ada-ada saja. "Dijaga amanahnya dengan baik Mad." Pesan bapak dengan penuh wibawa menepuk pundakku. "Iya pak, pasti itu" jawabku dengan semangat. "Gak sia-sia ya teh Mail pulang buat gantiin si Aa disana. Usaha kalian berhasil, di gempur terus ya?" ujar Mail yang berakhir dengan pertanyaan ambigunya. Emak dan bapak terkekeh mendengarnya, sementara aku dan Jingga tentu saja tersipu malu. Ada-ada saja pikiran adeknya Jingga ini. "A jaga selalu tetehku ini ya. Tetap bahagiakan dia, kalau sampe ada apa-apa Mail akan maju

    Last Updated : 2025-01-27
  • Istriku Seorang Juragan    Reuni(awal masalah)

    Pada akhirnya aku kalah dengan rasa cemburuku dan berakhir terjebak satu mobil dengan si Ujang yang kini berpenampilan begitu rapi, padahal acara reuni masih beberapa jam lagi.Aku memandang nanar jalanan ibu kota yang begitu macet selepas meeting sore ini. Sementara si Ujang tengah senyam-senyum dengan gawainya, entah sedang berkirim pesan pada siapa. "Tempatnya dimana?" Aku bertanya selepas terbebas dari kemacetan. Si Ujang mendongak, ia menunjukan maps di gawainya. "Hotel Mutiara," jawabnya. "Loh, kok di hotel?" tanyaku heran."Iya, soalnya ini acara besar. Reuninya bukan hanya kelas kita saja, tapi tujuh kelas angkatan kita." Jawabnya. Aku berdecak, "pantesan. Jadi lu kekeh mau hadir soalnya si Ayu Rengganis juga bakalan datang. Kan beda kelas, gue paham sekarang"Si Ujang menjentikan jarinya dengan puas. "Itu lo paham. Katanya dia sudah jadi dokter sukses di sini, idaman kan?""Bodo amat Jang, yang gue tau istri gue yang paling idaman" kekehku.Si ujang mendelik. "Dulu aja se

    Last Updated : 2025-01-27
  • Istriku Seorang Juragan    menagih janji

    "Ahmad, lu harus tau. Gue menderita semenjak nikah sama orang kaya, hidup gue penuh tuntutan. Rasa sakit atas perselingkuhan, kekecewaan, pengkhianatan dan saling tuduh sudah menjadi makanan gue sehari-hari disini. Gue nyesel Mad, gue kira setelah nikah sama orang kaya hidup gue bakalan enak, gak sengasara lagi kaya di desa!"Aku terdiam, dadaku rasanya sesak mendengar racauan Sinta malam ini. "Ta, udah. Lu udah mabuk, jangan diminum lagi" aku segera mencegah Sinta yang hendak membuka sebotol wine baru di genggamannya, padahal malam ini ia sudah menghabiskan sebotol penuh wine yang tadi diminta dan disajikan untukku.Sinta menggeleng, ia dengan cepat membuka segel tutup botol wine itu lalu menuangkannya ke gelas. "Gue butuh pelarian, lu jangan bilang ini ke siapa-siapa ya. Termasuk emak sama bapak, mereka pasti kecewa kalau tau gue gini"Aku menggeleng, segera merebut paksa secangkir wine yang hendak ia teguk. Cukup, aku tidak akan membiarkan orang yang kucintai merusak tubuhnya send

    Last Updated : 2025-01-27
  • Istriku Seorang Juragan    ayo nikahi aku kang!

    Sesampainya di rumah sakit, Sinta ditangani oleh dokter dengan baik. Beberapa alat infus dan oksigen sudah terpasang di tubuhnya sekarang. Aku menghela napas lega saat dokter mengatakan kalau dia baik-baik saja, tak ada luka serius yang ditimbulkan oleh Bara. Hanya lebam saja, dan katanya janin yang ada di rahimnya cukup kuat hingga mampu bertahan. Ya, Allah setelah pesakitan yang Sinta rasakan dan kini dia harus menerima jika dirinya tengah mengandung anak lelaki kejam itu? Sungguh rasanya aku tak rela. Jam sudah menunjukan pukul tiga pagi lebih lima belas menit saat aku memutuskan untuk keluar ruangan sebentar barang mencari udara segar sebentar. Saat aku berjalan menyusuri koridor, tiba-tiba saja aku berpapasan dengan teh Ayu yang nampak baru keluar dari ruang operasi. Wajahnya begitu lelah saat pandangan kami bertemu. Aku berusaha menunduk dan berusaha melewatinya namun sialnya cekalan tangan teh Ayu pada tanganku lebih cepat dari apa pun. "Kamu ngapain disini, sepagi ini?" t

    Last Updated : 2025-01-27
  • Istriku Seorang Juragan    berubah

    Jingga povAku mengelus perutku yang sudah membesar, terhitung saat ini usia kandunganku sudah menginjak tujuh bulan. Itu artinya tak lama lagi, sekitar dua bulanan lagi bayi kecil yang kami tunggu akan lahir ke dunia. Ah, rasanya sungguh tak sabar. Dari hasil USG, dokter memperkirakan jika bayi yang tengah ku kandung itu berjenis kelamin laki-laki. Aku sangat bersyukur, karena ini sesuai dengan harapan kang Ahmad saat kami tengah berbulan madu waktu itu. Tapi sebenarnya, kalau pun nantinya anak kami berjenis kelamin perempuan. Kami juga tak mempermasalahkan, toh kang Ahmad bilang mau perempuan atau pun laki-laki yang penting sehat. Sejak awal hamil, kang Ahmad jadi lebih sibuk, dia bahkan tak pernah ada hanya untuk menemaniku yang ingin bermanja dengannya. Banyak sekali alasan saat aku memintanya agar tetap di rumah, bahkan entah mengapa hampir setiap minggu kang Ahmad selalu izin pergi ke kota. Katanya mau meeting dengar para investor padahal yang ku tau hal itu di lakukan rutin s

    Last Updated : 2025-01-27

Latest chapter

  • Istriku Seorang Juragan    epilog (yes i will )

    Lima tahun kemudian ...Pada akhirnya, aku hancur sendirian. Menggenggam luka yang menusuk bagai duri tajam setiap harinya. Aku pikir setelah berpisah dengan Jingga dan menikahi wanita yang ku cintai dimasa lalu, kehidupanku akan membaik. Rupanya, aku salah besar.Perangai Sinta yang gila harta membuat rumah tangga kami tak bertahan lama. Hanya enam bulan, itu pun diwarnai dengan huru-hara pertengkaran akibat ekonomiku yang semakin hari semakin memburuk. Ia tidak tahan, mengamuk dan menyalahkanku mengapa aku memberikan semua hartaku pada Jingga. Padahal Sinta mau menikah denganku hanya karena aku sudah mapan, masalah cinta? Rupanya tak sepenting itu baginya. Cinta hanyalah omong kosong tanpa harta, baginya. Aku diam, tak melawan. Mungkin, itu karma untuk ku. Tahun-tahun berikutnya, setelah status duda ku sandang. Aku berusaha bangkit, kembali sibuk bekerja dari sekolah ke sekolah lain. Ya, aku kembali mengajar seperti saat bujanga

  • Istriku Seorang Juragan    Epilog (akang kembali)

    Lima tahun kemudian ... Pada akhirnya, aku hancur sendirian. Menggenggam luka yang menusuk bagai duri tajam setiap harinya. Aku pikir setelah berpisah dengan Jingga dan menikahi wanita yang ku cintai dimasa lalu, kehidupanku akan membaik. Rupanya, aku salah besar. Perangai Sinta yang gila harta membuat rumah tangga kami tak bertahan lama. Hanya enam bulan, itu pun diwarnai dengan huru-hara pertengkaran akibat ekonomiku yang semakin hari semakin memburuk. Ia tidak tahan, mengamuk dan menyalahkanku mengapa aku memberikan semua hartaku pada Jingga. Padahal Sinta mau menikah denganku hanya karena aku sudah mapan, masalah cinta? Rupanya tak sepenting itu baginya. Cinta hanyalah omong kosong tanpa harta, baginya. Aku diam, tak melawan. Mungkin, itu karma untuk ku. Tahun-tahun berikutnya, setelah status duda ku sandang. Aku berusaha bangkit, kembali sibuk bekerja dari sekolah ke sekolah lain. Ya, aku k

  • Istriku Seorang Juragan    kisah kita berakhir

    Tok ... Tok ... Tok ... Mata memejam, tanganku meremas kuat ujung kemeja ketika kepala hakim sudah mengetokan palu sebanyak tiga kali. Hal itu menandakan kalau sidang perceraianku dan Jingga sudah berakhir. Putusan menunjukan bahwa aku resmi sudah tidak lagi menyandang status sebagai kepala keluarga. Baik secara hukum mau pun agama. Ya tuhan, inikah akhir dari rumah tanggaku? Sungguh menyedihkan! Ekor mataku melirik ke sebelah, dimana Jingga dan aku sama-sama hadir pada sidang terakhir kami. Ku lihat senyuman mengembang di wajahnya saat hakim membacakan putusan tentang hak asuh anak jatuh padanya. Ya, itu memang kemauanku. Putraku lebih baik diasuh oleh ibunya dibanding harus bersama pria brengsek ini. Aku berdiri saat persidangan kami telah usai, mendekat kearahnya untuk saling berjabat tangan. Mengikhlaskan dan menbesakan semua gundah gulana di hati yang selama ini bersarang. "Selamat menyemat status

  • Istriku Seorang Juragan    talak

    Pada akhirnya aku ikut bersama teh Ayu untuk pulang ke desa. Rindu yang menggebu membuat pertahananku runtuh, aku ingin bertemunya. Aku ingin segera memeluknya, mengucap maaf dan sayang padanya. Burung-burung bernyanyi menyambut hari dengan kaki bertengger di ranting pohon, sepanjang perjalanan embun dan kabut terlihat masih menyelimuti pandangan karena hujan semalam suntuk. Kedua jagoan di sampingku terus saja berceloteh, bercerita tentang aktivitas yang akan di lakukannya di desa menemani perjalanan kami. Sesampainya di pekarangan rumah, suasana nampak begitu sepi siang ini. Padahal biasanya emak dan bapak tengah bersantai ria di teras rumah bersama para pekerjanya. Kami terheran-heran saat tak ada satu pun pekerja orangtua kami yang menunggu rumah ini. "Kalian tunggu saja, biar Mas tanya tetangga kenapa rumah sepi dan kayaknya di kunci deh," ujar mas Abi menebak. Aku dan teh Ayu hanya mengangguk pasrah, malas rasanya jika harus bertemu dengan para te

  • Istriku Seorang Juragan    lelaki serakah

    Kedua mataku tiba-tiba saja terbeliak tengah malam. Keringat bercucuran sebiji jagung di keningku. Mimpi buruk itu kembali menghantuiku. Teriakan, tangis kekecewaan, dan umpatan kasar kembali menyapa alam bawah sadarku, seolah memberi signal bahwa rasa bersalah ini kian menggerogoti relung hatiku. Aku menarik napas dalam-dalam lalu terduduk begitu saja. Hujan deras disertai angin kencang membuat hawa dingin menyapa tubuhku yang kini duduk meringkuk di sofa ruang tamu. Buru-buru aku bergegas mengambil segelas air putih di dapur lalu setelah itu aku memutuskan untuk mengambil wudhu dan melaksanakan shalat malam. Shalat yang biasa Jingga kerjakan setiap malamnya. Ah, aku merindukannya. Sudah dua bulan ini, aku rutin melaksanakan shalat tahajud untuk meminta pengampunan atas dosa-dosa yang ku perbuat. Sudah dua bulan ini pula, aku memutuskan untuk tidak menghubungi keluarga di desa. Rasa malu selalu menguasai diriku saat aku merindukan mereka dan

  • Istriku Seorang Juragan    hidup harus terus berjalan

    Jingga povSejak perselingkuhan kang Ahmad dengan Sinta terbongkar di depan mataku, aku tak lagi bisa hidup dengan tenang dan bahagia. Setiap malam, aku selalu menangis tergugu sendirian mengurung diri di kamar. Sakit, rasanya begitu sakit.Bayangan saat tawa kang Ahmad begitu lepas bersama dengan wanita di pangkuannya membuat hatiku semakin teriris. Rasanya benci, jijik dan menyakitkan apalagi saat teringat wanita itu juga tengah mengandung, dari perutnya yang buncit mungkin usia kandungannya tak jauh berbeda denganku. Sial, begitu menyakitkan. "Teh, buka pintunya. Teteh belum makan malam teh!" Aku menoleh kearah pintu yang tertutup, suara Mail terdengar semakin menambah pesakitanku. Gara-gara kejadian itu, adikku tak jadi berangkat dan terpaksa mengubur impiannya dalam-dalam. Aku sudah memaksanya untuk tetap pergi, namun ia begitu keras kepala tak ingin meninggalkanku sendirian disini. Padahal, emak sama bapak selalu mengunjungi ku s

  • Istriku Seorang Juragan    talak aku!

    Sebuah tarikan kuat pada kerah bajuku membuat tubuhku terhentak kedepan, dengan mata menyala Mail. Adik iparku itu, mengangkat kerah bajuku hingga tubuh ini ikut terangkat. Lalu detik berikutnya tinjuan kuat melayang pada perutku beberapa kali. Aku diam, masih mencerna apa yang terjadi. Benarkah? Benarkah kejadiannya harus seperti ini?"Brengsek! Bajingan! Gue percaya elo seratus persen buat lindungi teh Jingga, tapi nyatanya elu buat teteh gue menderita!" teriak Mail tepat di depan wajahku. Setelah itu, sebuah dorongan kuat darinya membuat tubuhku tersungkur ke depan, mencium marmer dingin rumah ini. Air mata jatuh dari pelupuk mataku begitu saja melihat semua orang hanya menyaksikan dengan kecewa tanpa berani menghentikan pukulan Mail padaku. Kulihat Jingga tengah menangis tersedu-sedu dengan gelengan tak percaya bersama emak yang kini sudah memeluknya, berusaha menenangkan. Aku berusaha bangun, berjalan pelan mendekati dua perempua

  • Istriku Seorang Juragan    terbongkar

    Katakan kalau aku ini pria brengsek, pengecut dan tak tahu malu. Sudah dua hari ini aku bahkan tak pulang ke desa dan memilih menemani wanita yang tengah berbadan dua, yang ingin bermanja denganku. Kalian mungkin mengira bahwa aku sudah menikahi wanita yang ku cintai sejak lama ini, Sinta. Tapi dugaan kalian jelas salah, sampai saat ini aku masih bukan siap-siapanya. Hanya sekedar sahabat, itu saja. Hanya saja bebanku terhadapnya lebih berat saat waktu kejadian itu aku berjanji akan mengambil alih tanggung jawab Bara terhadapnya, tapi tidak untuk menikahinya dalam waktu dekat. Selama ini pula, Sinta begitu gencar mendekatiku. Berusaha mengambil hatiku kembali, ia bahkan selalu saja menjelek-jelekan istriku yang sama halnya tengah mengandung anakku. Sebenarnya aku sudah muak, ingin rasanya bersikap tak peduli namun ia selalu mengancam jika aku tak bersamanya dan tak menikah dengannya ia akan melakukan hal yang sama seperti waktu itu. Ya, bunuh diri. Bahkan ia juga selalu menagih jan

  • Istriku Seorang Juragan    tidak mungkin

    Jingga povKejadian pagi itu sungguh menyakitkan bagiku. Entah apa yang terjadi pada suamiku hingga tega bersikap demikian, meninggalkan aku yang tengah terisak pagi itu. Emak dan bapak yang saat itu masih menikmati sarapannya bahkan ikut terkejut menghampiriku saat suara bantingan pintu begitu keras dari kang Ahmad saat meninggalkanku. Terhitung, sudah dua hari sejak kejadian itu Kang Ahmad bahkan tak pulang ke rumah kami. Untungnya Mail masih belum berangkat ke Jepang, untuk menyelesaikan studinya dan mau menemani serta menghiburku saat ini. Namun rasa sedih kembali hinggap, saat aku membantu Mail mengemas barang-barangnya. Hari ini, hari terakhir ia menemaniku sebelum besok kembali bertolak ke Jepang untuk mengikuti kuliah pertamanya. "Gak ke US lagi Mad? Teteh kira saat menempuh jalur beasiswa SMA disana, kamu bakalan lanjut kuliah di sana juga," ucapku saat memikirkan bagaimana sulitnya perjuangan adik lelakiku saat mengambil keputusan waktu itu, ketika ia mengambil beasiswa d

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status