Setelah sekian lama, semua orang baru tenang kembali. Gadis kecil mengibaskan tangannya untuk merobek halangan di sekitar lalu berubah menjadi cahaya pedang dan kembali ke Pedang Asura.Tepat ketika roh pedang muncul, dia memasang sebuah lapisan penghalang di sekeliling, jadi orang-orang di kota tidak tahu semua yang terjadi setelahnya.Saat ini, begitu lapisan penghalang ini dirobek, Dirga dan yang lain pun tiba-tiba muncul di hadapan orang-orang yang menatap mereka."Hei, tadi apa yang terjadi di sini?""Mana Si Pohon dan yang lain?""Siapa kalian? Datang dari mana?"Tatapan semua orang tertuju pada Dirga dan yang lain. Di saat yang sama, mereka mulai mencari-cari di sekitar, tapi tidak melihat Si Pohon dan yang lain.Bahkan orang-orang yang tadi datang ke sini juga menghilang, sama sekali tidak ada jejak mereka."Nggak tahu, kita baru saja tiba. Ada kejadian apa di sini?""Kita datang dari luar kota, dua orang ini adikku, kami dari klan buaya.""Yang ini Tuan Dirga, teman kami."Lec
Leci bertanya.Sebenarnya sekarang Dirga masih belum tahu apa yang mau dia beli, terpaksa dia lihat lagi nanti pas di acara lelang."Aku masih belum tahu tepatnya mau beli apa, tapi harusnya beberapa harta berharga dan senjata kelas tinggi.""Hanya saja aku nggak tahu apakah di pelelangan bakal ada inti pohon."Dirga bisa melihat kalau roh pedangnya paling suka makan inti pohon, tapi dia tidak tahu apakah di pelelangan ada benda seperti ini."Takutnya kemungkinannya sangat kecil. Karena klan siluman pohon sudah hampir punah sejak beberapa ratus tahun yang lalu.""Takutnya selain Si Pohon tadi, sudah nggak banyak siluman pohon. Apalagi sekarang Si Pohon juga sudah mati, takutnya klan siluman pohon sudah punah.""Nggak juga, Kakak. Siluman pohon yang dipanggil Si Pohon kemarin sangat banyak, tapi dia kelihatannya sama sekali nggak takut mereka mati. Menurutku masih banyak siluman pohon yang hidup."Adik Leci yang paling kecil menyela.Leci memutar bola matanya lalu menjelaskan, "Siluman
Tak lama kemudian, mereka juga masuk ke kediaman wali kota. Setelah melewati kediamannya, mereka tiba di sebuah tanah datar yang luas.Saat ini, di sekitar dipenuhi dengan berbagai macam pendekar. Kalau dihitung secara kasar, kira-kira setidaknya ada sepuluh ribu orang. Suasana di sekitar sangat ramai dengan suara bicara banyak orang."Aku sudah nggak sabar. Hari ini jumlah orang yang datang paling banyak selama beberapa tahun ini, ada banyak wajah-wajah yang asing.""Aku benar-benar nggak sabar, semoga hari ini bakal ada harta yang selama ini kuinginkan di arena.""Sudah seheboh ini, semoga nggak mengecewakan."Di antara kerumunan, ada seorang pria tua menggumam sendirian. Di wajahnya terlihat ekspresi penuh semangat. Umurnya sudah mendekati ujungnya, tapi dalam waktu dekat kultivasinya tidak bisa meningkat.Namun, tidak lama sebelum ini, dia tahu dari satu orang pintar. Kalau dia bisa mendapatkan sebuah harta kelas suci dan mencerna energinya, mungkin dia bisa memperpanjang umurnya s
Dirga berdiri di atas arena sambil melihat sekitar dengan niat bertarung yang berkobar-kobar!Seiring dengan aksinya ini, selain Leci bersaudara, semua orang mulai bersorak dan perhatian mereka terpusat pada Dirga."Siapa bocah ini? Dari mana dia datang?""Kulihat dia biasa saja, nggak terlihat seperti orang yang sangat hebat.""Siapa yang memberinya nyali naik ke arena? Benar-benar nggak takut mati."Dirga menyembunyikan kultivasinya, jadi asalkan dia tidak ingin ada orang tahu, tidak akan ada yang bisa melihat kultivasinya.Meski roh Pedang Asura sudah bisa membentuk wujud manusia, apalagi tadi terus berjanji dia tidak akan mati, Dirga tetap tidak berani lengah.Bukannya dia takut, tapi dia mau menyembunyikan beberapa kemampuannya untuk jaga-jaga.Karena bagaimanapun juga dia tidak tahu akan muncul pendekar seperti apa di sini, juga tidak ada bayangan.Namun, karena sudah berdiri di atas arena, dia harus berani melangkah maju dan tidak boleh mundur.Suara marah-marah orang di sekitar
Dirga berteriak marah, lalu seketika sudah saling menyerang belasan kali dengan Harimau Raja Putih, situasinya sangat sengit!Dia harus mengakui kalau tubuh fisik Harimau Raja Putih benar-benar sangat kuat, terutama setelah kembali ke wujud aslinya. Setelah belasan kali serangan, dia sama sekali tidak melukai tubuh fisik Harimau Raja Putih.Namun, untungnya Harimau Raja Putih juga tidak bisa melakukan apa-apa padanya untuk saat ini.Hanya saja, kalau terus seperti ini, situasinya sangat tidak menguntungkan untuk Dirga. Karena stamina Harimau Raja Putih yang sudah kembali ke wujud aslinya bukan sesuatu yang bisa dikalahkan Dirga.Kalau dalam waktu singkat dia tidak bisa menang, takutnya Harimau Raja Putih akan membantai Dirga dengan mengandalkan staminanya.Setelah saling menyerang belasan serangan lagi, Dirga tetap tidak berhasil melukai Harimau Raja Putih, tapi dia sudah menemukan kelemahan Harimau Raja Putih.Selain itu, dia juga sudah memahami kekuatan tubuh fisik dan kemampuan bert
Beberapa saat kemudian, sekelompok orang mulai marah-marah lagi. Namun, Dirga sama sekali tidak peduli dan kembali memanggil penantang selanjutnya!"Gila, apa yang terjadi?""Kenapa selesainya secepat ini? Weh Bocah, kamu itu pakai jurus apaan sih?""Kamu jangan-jangan curang?""Beraninya curang di arena pertarungan, kamu berani sekali!""Kamu pasti mati."Semua orang tidak melihat jelas bagaimana Dirga menyerang, bahkan Leci bersaudara juga tidak tahu.Memang karena serangan Dirga terlalu cepat, semua orang hanya melihat ada kilatan pedang berkelebat lalu kepala orang yang menantang Dirga sudah terbang.Mereka sama sekali tidak melihat Dirga menyerang."Sudah, jangan ribut lagi, tutup mulut kalian semua." Pria tua yang bertindak sebagai pembawa acara bersuara pada saat ini. Suasana di arena langsung hening.Pria tua itu melompat dan seketika muncul di atas arena lalu mengeluarkan tekanan yang sangat kuat menyelimuti Dirga."Kamu mau menantangku?"Dirga langsung was-was seakan menghada
Semua orang mengenali jurus yang Dirga pakai tadi itu adalah teknik andalan, hal ini membuat mereka sangat terkejut.Mereka pun mengurungkan niat mereka menantang Dirga! Sampai sekarang, di Kota Khaos, masih belum ada orang yang bisa menciptakan teknik andalannya sendiri.Semua orang juga tahu jelas betapa sulitnya bagi seorang pendekar untuk membuat teknik andalan miliknya sendiri.Bagi seorang pendekar, teknik andalan bukanlah sesuatu yang bisa kamu ciptakan hanya dengan bakat saja, kebanyakan mengandalkan kesempatan dan keberuntungan.Ada orang yang berusaha seumur hidup, sampai mati pun belum bisa menciptakan teknik andalannya sendiri, bahkan mengerti saja tidak.Di antaranya termasuk banyak pendekar Alam Gamasesa. Hal ini membuktikan betapa sulitnya bagi seorang pendekar untuk menciptakan teknik andalannya sendiri.Belum kultivasi selama 500-600 tahun, atau bahkan seribu tahun, sama sekali tidak mungkin menciptakan teknik andalan milik sendiri.Namun, Dirga yang masih Yang Bebas,
Dia naik ke arena bukan untuk menantangnya, melainkan untuk mengajukan sebuah transaksi kepada Dirga!Tanpa menunggu Dirga bersuara, dia berkata dengan penuh hormat, "Anak muda, jangan tegang, aku bukan datang untuk menantangmu, aku ingin melakukan transaksi denganmu.""Aku mau tanya apa kamu punya pil super? Kalau nggak, coba kamu lihat ada senjata atau harta Tingkat Suci kelas menengah ke atas, nggak?"Mendengar kata-kata pak tua itu, Dirga merasa agak aneh! Dia sudah mengalahkan begitu banyak orang, dia memang punya dua pil super, apalagi ada ratusan harta dan senjata Tingkat Suci kelas menengah ke atas.Di antaranya, ada dua puluhan yang berada di Tingkat Suci kelas premium.Menurut yang dia tahu, ini sudah tingkat teratas di dunia kecil ini. Dia tidak tahu apa yang bisa pak tua di depannya ini tawarkan untuk menukarnya dengan harta Tingkat Suci kelas menengah ke atas.Tanpa menunggu dia bicara, orang-orang di sekitar mulai berteriak marah."Kura-kura tua, kamu itu nggak tahu diri?