Dirga sudah mendapatkan jawabannya.Melihat ekspresinya, Pak Krisna bertanya dengan ragu, "Apa kamu benar-benar mengerti?""Sebelum meninggalkan Tanah Suci, adik seperguruanku dihajar habis-habisan olehmu."Dirga tersenyum dan berkata, "Paman Guru, jangan khawatir. Aku mengerti segalanya.""Kamu nggak perlu menahan diri dan memperlakukanku seperti orang mati!"Dirga sudah siap.Pak Krisna bertanya dengan bingung, "Yakin?"Dirga mengangguk tanpa ragu.Pak Krisna tersenyum setelah melihatnya, lalu dia mengangkat tangannya dan Dirga langsung melayang.Tanpa ada sedikit pun ruang untuk melawan.Entah berapa lama atau seberapa jauh Dirga terbang.Hanya setelah menstabilkan tubuhnya, Dirga menyadari dia telah tiba di tempat yang aneh.Ada luka kecil di keningnya dan darah mengalir.Pada saat ini seluruh tubuhnya menggigil dan ketakutan yang belum pernah terjadi sebelumnya menembus jauh ke dalam sumsum tulangnya.Sebelum bisa menarik napas, kekuatan hisap yang menakutkan dan kuat menariknya l
Pak Krisna melanjutkan, "Tapi jangan salahkan aku kalau kelak sesuatu terjadi.""Oke, aku sudah mengatakan semua yang harus kukatakan. Kamu bisa urus semuanya sendiri.""Aku nggak bisa menjamin keselamatan semua kekasihmu, tapi aku nggak akan pernah membiarkan siapa pun menyakiti mereka selama aku masih di sini.""Ada lagi, jangan berpura-pura bodoh, nak. Karena kamu mengetahui beberapa hal, kenapa kamu nggak memberi tahu kekasihmu?"Dirga tersenyum dan berkata, "Hidup akan lebih menarik dengan beberapa rahasia, ditambah lagi Zira adalah kekasihku.""Lebih baik untuk membuatnya agak misterius."Setelah mendengar ini, sudut bibir Pak Krisna berkedut beberapa kali dan memelototi Dirga sebelum memasukkan Pagoda Asura ke dalam cincin penyimpanannya, kemudian melangkah ke udara untuk pergi.Tujuan kedatangannya hanya untuk memberikan bimbingan kepada Dirga agar jalur bela dirinya menjadi lebih cerah dan berjangka panjang.Awalnya Pak Krisna ingin memberi tahu Dirga sesuatu tentang Zira, tet
Sekarang Mutiara Roh ada di tangan Istana Dewa dan hanya masalah waktu sebelum Catthy dan Rose menelannya.Dia dan ibunya tentu saja tahu kalau mereka berdua menelan kekuatan Mutiara Roh, Zira pasti akan menderita serangan balik.Ibu dan putri sudah lama mengetahui hal ini. Mereka juga yakin Dirga mengetahuinya.Akan tetapi, tidak ada orang yang pernah menyebutkannya.Catthy percaya Dirga adalah orang yang cerdas dan sekarang dia pasti sudah menyadarinya. Kalau Dirga sudah menyadarinya, dia pasti akan datang ke Istana Dewa.Selama Dirga datang ke Istana Dewa, dia dan orang tuanya akan selamat.Meskipun Catthy ingin mengingatkan Dirga saat berada di Pagoda Asura, dia tetap tidak melakukannya karena keegoisan.Dia tahu sekarang sudah terlambat untuk mengatakan apa pun. Dia dan Dirga tidak akan pernah berteman.Catthy tidak lagi meminta pengampunan Dirga, tetapi dia berharap Dirga bisa menghancurkan Istana Dewa.Hanya saja Catthy menganggap beberapa hal terlalu sederhana dan tidak mengeta
Rose melanjutkan. Sekarang dia tidak ingin menyembunyikan apa pun lagi.Dia menceritakan semuanya kepada putrinya, Catthy.Akan tetapi pada kenyataannya, dia tidak tahu banyak tentang rahasia Zira."Putriku, kamu cukup tahu beberapa hal ini sendiri dan jangan memberi tahu hal ini kepada Dirga ataupun Zira.""Dirga dan Zira telah dibebani dengan terlalu banyak rahasia dan warisan.""Kamu bisa mengerti ada jiwa lain hidup di dalam tubuh mereka dan mereka adalah warisan dua Pendekar Super di dunia ini.""Kamu juga mengerti keduanya adalah reinkarnasi dari dua Pendekar Super itu.""Selain itu, kamu harus ingat Naomi memiliki darah yang sama mengalir di tubuhnya seperti kamu.""Meskipun dia lahir dari Octa dan istrinya, Dua Penatua Gelap Terang secara paksa memindahkan Fisik Teratai dari tubuh Zira ke dalam tubuhnya.""Jadi dia ditakdirkan untuk menderita sebagian karma Zira. Cuma ini yang aku tahu.""Kamu harus berjanji padaku kalau kau akan hidup apa pun yang terjadi, Dirga nggak akan mem
Catthy sekeluarga langsung menjadi tenang kembali.Karena sosok ini tidak lain adalah Dirga.Saat ini Dirga telah tiba di pintu masuk aula dengan Mutiara Roh mengambang di telapak tangannya."Halo semuanya, aku datang tanpa diundang.""Setelah memikirkannya, aku masih merasa Mutiara Roh akan aman bersamaku.""Bagaimana? Terkejut nggak?"Dirga sangat cepat dan mengejutkan.Awalnya Dirga berencana untuk langsung memusnahkan Istana Dewa, tetapi ucapan Cart membuatnya mengubah rencananya.Dia tidak bisa membiarkan Catthy dan Rose menelan Mutiara Roh, juga tidak bisa membiarkan Zira menderita serangan balik.Akhirnya sekarang dia bisa tenang setelah mendapatkan Mutiara Roh kembali.Dia bisa menyelinap ke dalam kuil tanpa ada yang menyadarinya berkat teknik rahasia yang diberikan Pak Krisna padanya.Sekarang dia mengetahui tingkat kultivasi Hans lebih tinggi darinya dan ada begitu banyak pendekar di Istana Dewa.Takutnya mereka akan menghajarnya kalau melawan mereka secara terbuka."Bocah, h
Alika membuka pintu dan ketakutan setelah melihat kondisi Dirga yang menyedihkan, kemudian bergegas menggendongnya untuk membawanya kembali ke kamar."Pak Dirga, kok kamu bisa terluka begitu parah?""Sudah bawa Mutiara Roh itu kembali?"Alika membantu Dirga sampai di kasur dan duduk dengan wajah khawatir.Awalnya Alika ingin pergi dengan Dirga, tetapi Dirga tidak setuju. Dia juga tahu kalau pergi bersama Dirga dengan tingkat kultivasinya saat ini tidak hanya gagal membantunya, tetapi juga akan menghalanginya.Jadi Alika hanya bisa tinggal di sini dan menunggu Dirga.Dia tentu saja tahu betapa kuatnya Istana Dewa dan juga tahu betapa kuatnya Dirga.Akan tetapi, sekarang Dirga terluka parah yang sudah cukup untuk menunjukkan dia dan Dirga telah meremehkan Istana Dewa sebelumnya.Saat ini Dirga sedang duduk di kasur dengan wajah pucat dan darah mengalir dari sudut bibirnya.Dia menghela napas dengan susah payah, lalu berkata, "Hans si Kepala Istana sangat kuat.""Aku nyaris nggak bisa kem
Kalau mengetahui rencana Zira lebih awal, Tamara dan Naufal tidak akan berada dalam situasi yang menyedihkan ini.Zira duduk di hadapan Tamara dan Naufal tanpa berbicara atau memandang mereka.Meskipun dia pernah terluka parah sebelumnya, lukanya telah sembuh sampai batas tertentu setelah dua hari pelatihan ini.Kultivasinya hampir kembali ke puncaknya."Ayo bicara. Aku tahu yang diinginkan Istana Nirila bukanlah aku, tapi rahasia dalam diriku.""Sayangnya aku nggak tahu rahasia apa yang kupunya.""Kurasa sepertinya kalian lebih tahu dariku. Katakan apa yang ingin kuketahui."Mereka pasti tidak bisa tinggal di tempat ini untuk waktu yang lama. Zira telah memutuskan untuk mencari tempat lain untuk bermalam.Masalahnya adalah dia tidak bisa membunuh Naufal dan Tamara karena mereka adalah pemimpin anak muda Istana Nirila.Sebelumnya, Naomi membawa orang keluar untuk mencari informasi dan dipastikan para pendekar dari Istana Nirila sedang mencari Tamara dan Naufal di seluruh kota.Begitu m
Naufal dan Tamara melihat harapan setelah melihat Pak Krisna.Nama Dua Penatua Gelap Terang terkenal di dunia ini dan mereka berdua menghormati Dua Penatua Gelap Terang dari lubuk hati yang paling dalam.Meskipun Dua Penatua Gelap Terang selalu berpihak pada Zira, mereka tidak peduli.Karena mereka yakin Pak Krisna tidak akan membunuh mereka dan tidak akan membiarkan Zira serta yang lainnya membunuh mereka."Haist masih muda saja bicaranya begitu kasar. Tahukah kalian? Bahkan pemilik Istana Nirila nggak akan berani berbicara kepadaku seperti ini di depanku.""Apa kalian berdua berpikir aku nggak akan membunuh kalian berdua, juga nggak akan membiarkan Zira dan lainnya membunuh kalian?""Naif, naif sekali."Plak!Pak Krisna tiba-tiba menampar kepala Naufal dari udara dan menghancurkannya.Adegan ini terjadi begitu tiba-tiba dan cepat hingga Naufal dan Tamara tidak sempat bereaksi.Pada saat ini Tamara menatap ke arah Naufal yang kepalanya hancur dan pikirannya menjadi kosong.Dia tidak b