Quinza tentu saja mendukung Kristin untuk menjadi seorang petarung dan sangat senang dengan hal ini.Akan tetapi, tidak ada yang bisa dia lakukan untuk membantunya."Ya, aku harus menjadi seorang petarung. Aku nggak mau dilindungi oleh Dirga sepanjang waktu dan nggak sanggup membantunya saat dia dalam masalah.""Aku juga, tapi sekarang apa yang bisa kita lakukan?""Dirga lebih kuat dari yang kita bayangkan. Fisik dan bakat Kak Naomi nggak bisa dibandingkan dengan kita berdua.""Apalagi Dewi Perang Angsa Putih itu. Kemungkinan saat kita bertemu dengannya, tak satu pun dari kita yang bisa menegakkan kepala.""Aku juga harus bekerja keras, tapi entah kapan Dirga akan membuka segel kultivasiku.""Kalau begitu, mari kita bekerja keras bersama. Meskipun titik awalku rendah dan nggak akan pernah bisa mengejar kalian, aku nggak takut dengan penderitaan."Kristin sangat percaya diri dan bertekad."Oke, kalau begitu mari kita bekerja keras bersama.""Ayo kita tidur."...Saat malam berlalu, kedu
Pedang emas menebas ke arah Dirga yang mengangkat tangannya dan menyerang dengan telapak tangan.Dengan suara ledakan, pedang emas itu langsung menghilang. Aura mengerikan itu membuat lubang besar di bawah kaki Dirga dan hutan pinus yang rata dihancurkan lagi.Cahaya keemasan menghilang dan Dirga masih berdiri di sana.Kecuali rambutnya agak acak-acakan dan pakaian di pundaknya robek menjadi dua lubang, Dirga sama sekali tidak terluka.Akan tetapi, saat ini keempat petarung itu jatuh ke atas tanah dan pisau di tangan mereka telah hancur berkeping-keping.Dirga hanya menggunakan kurang dari sepersepuluh ribu kekuatannya karena dia ingin menguji kekuatan Teknik Tiga Belas Tebasan.Kalau tidak, rambutnya tidak akan berantakan.Kini Dirga cukup puas dengan kekuatan Teknik Tiga Belas Tebasan.Dia telah menguasai esensinya dan akan meningkatkannya sebelum menyerahkannya kepada murid Aliansi Bela Diri.Dirga bisa membayangkan betapa mengerikan kekuatannya ketika para murid dari Aliansi Bela D
Zira mengetahui bahwa dia telah ditipu.Baru kemudian dia menyadari energi pedang di cincin tidak diberikan kepadanya oleh Rafan, melainkan oleh Dirga.Pada saat itu Rafan memberitahunya bahwa dia tidak boleh menggunakan energi pedang di dalam cincin kecuali benar-benar diperlukan.Zira selalu patuh sampai sekarang dan belum menggunakannya karena dia tahu betul itu adalah pilihan terakhir untuk menyelamatkan nyawanya.Jadi Zira tidak pernah mengetahui dengan jelas tentang kekuatan energi pedang itu, tetapi saat Naomi melepaskan energi pedang di cincinnya, dia telah merasakannya dan mengerti.Terutama saat tekanan yang dilepaskan oleh energi pedang hanya diarahkan pada Lilian dan mereka bertiga, tidak terhadap dirinya dan Naomi.Zira sangat yakin energi pedang di cincinnya serta cincin Naomi pasti berasal dari Dirga.Bagaimana ini tidak mengejutkannya?Meskipun baru menghabiskan waktu singkat dengan Dirga dan tahu Dirga pasti sangat kuat, Zira masih tidak tahu seberapa kuat dia.Zira ti
Dirga masih mempertimbangkan apakah dia akan pergi ke Kuil Kuolun atau tidak.Bukan karena khawatir Kuil Kuolun terlalu kuat, melainkan takut apakah kuil itu akan hancur begitu Dirga pergi ke sana.Saat ini Kuil Kuolun belum bisa dihancurkan. Dirga juga ingin menggunakan Kuil Kuolun dan dua kekuatan besar lainnya untuk merebut kekuatan Keluarga Tjohara dan Keluarga Tanjaya sedikit demi sedikit.Ketiga kekuatan ini adalah yang terkuat dari Keluarga Tjohara dan Keluarga Tanjaya di Barata. Dirga juga belum mengetahui hubungan seperti apa yang mereka miliki dengan Keluarga Tjohara dan Keluarga Tanjaya.Ketiga kekuatan ini telah lama diwarisi di Barata. Terlepas dari aspek kekuatan seni bela diri lainnya, mereka tidak lebih lemah dari Keluarga Tjohara dan Keluarga Tanjaya.Dirga tidak percaya mereka bersedia menjadi pion Keluarga Tjohara dan Keluarga Tanjaya, pasti ada sesuatu atau kesepakatan di antara mereka yang belum dia ketahui.Ini sangat penting bagi Dirga dan dia sudah mengumpulkan
Cairan hitam di lantai adalah semua kotoran yang keluar dari tubuh Kristin.Akan tetapi Kristin belum menyadarinya dan hanya merasa mual. Dia mencubit hidungnya dan menyalahkan Quinza karena membuat kamar mandi sangat kotor."Quinza, apa yang telah kamu lakukan? Cairan kotor apa ini?""Menjijikkan! Keluar, keluar!"Kristin mengerutkan kening dan menarik Quinza keluar.Akan tetapi, Quinza berkata, "Kamu masih merasa jijik?""Tahukah kamu kalau ini adalah kotoran yang dikeluarkan dari tubuhmu?""Sekarang kamu masih jijik.""Aku sudah mengawasimu selama dua hari dua malam, akulah yang jijik!""Kamu harus menebusnya untukku!""Apa?""K ... kotoran ini dikeluarkan dari tubuhku?""Kok bisa? Aku mandi setiap hari dan makan dengan bersih.""Kok bisa ada cairan kotor ini di tubuhku? Kamu berbohong padaku."Kristin tidak memercayainya dan benar-benar muak dengan kotoran cairan hitam di depannya.Pada saat ini Dirga membuka pintu dan masuk."Quinza benar, cairan hitam ini adalah kotoran yang kelu
Kini ketenaran Vania di daerah utara hampir melampaui Dewi Perang Angsa Putih.Selama kurun waktu ini, tingkat kultivasinya juga meningkat pesat. Dia telah mencapai setengah langkah Kaisar Master dan niat pedangnya serta niat bertarungnya telah mencapai Tingkat Suci.Bahkan niat pedangnya telah mencapai setengah langkah Alam Dewa dan sekarang kekuatan tempurnya sebanding dengan Kaisar Master peringkat sembilan tingkat puncak."Aku juga nggak tahu, nggak disebutkan di surat.""Surat itu cuma menyebutkan satu kalimat. Bagaimanapun juga, kita telah mendaki ke puncak gunung. Ayo melihat-lihat!""Memang ada yang aneh dengan puncak gunung ini. Udara di sini sepertinya berbeda dengan udara yang kita hirup di bawah.""Semuanya, hati-hati dan jangan sampai terpisah!"Setelah memberi perintah kepada semua orang, Vania menghunus pedangnya dan menebas di depannya. Energi pedang yang mengerikan langsung membuka jalan.Semua orang bergegas berjalan melalui jalan yang terbuka. Sebuah dunia baru terbu
Saat ini Rafan muncul di puncak gunung."Keluar."Setelah mengatakan itu, seorang pria tua dengan punggung bungkuk dan bau daging busuk terdengar di udara muncul.Dia segera mendatangi Rafan dan berlutut."Kamu menyerang gadis itu?"Pria tua itu mengangguk.Rafan mengangkat tangannya dan ingin menampar pria tua itu sampai mati, tetapi pada akhirnya tangannya tetap berada di udara."Kamu ini nggak dengar sepatah kata pun yang kukatakan.""Untung saja kamu menunjukkan belas kasihan di saat-saat terakhir dan nggak menghajar gadis itu sampai mati.""Kalau nggak, tunggu saja kematian menjemput.""Tahukah kamu siapa kekasih gadis itu?""Siapa?""Panglima Perang Neraka!""Apa!?"Pria tua itu kaget, tetapi yang lebih penting, dia takut."Pak Rafan, kamu nggak berbohong padaku, 'kan?""Kok gadis itu adalah kekasih Panglima Perang Neraka?""Dia nggak terlihat istimewa, tapi bakatnya memang luar biasa. Dia bahkan bisa dikatakan luar biasa di antara para petarung berbakat!"Jarang sekali di dunia
Siapa yang berani mengancam Rafan? Siapa yang bisa mengancamnya?Melihat kelakuan nakal Rafan, Raditya sangat marah.Nina sangat penting baginya dan dia tidak ingin menyerahkannya kepada Rafan."Rafan, jangan bertingkah seperti bajingan di sini. Kamu pasti mengerti situasinya. Ini kediaman Keluarga Tjohara!""Bawahanku nggak bisa menahanmu, tapi membunuhmu sudah lebih dari cukup. Siapa yang mengancammu, apa hubungannya denganku?""Kalau kamu marah, carilah orang yang mengancammu. Kamu nggak diterima di sini, jadi enyahlah."Raditya sangat marah hingga menggertakkan gigi. Oh Rafan, dia dan Sepuluh Keluarga Aristokrat dari Kota Damon, termasuk tiga keluarga bangsawan ingin dia mati.Akan tetapi, tidak ada yang bisa melakukan apa pun padanya. Identitas bajingan ini terlalu rumit dan ada terlalu banyak kekuatan yang terlibat di belakangnya.Belum lagi Departemen Perang saja sudah sangat memusingkan dan dengar-dengar dia juga memiliki hubungan dekat dengan Presiden.Raditya tidak bisa menye