Raditya juga mengkhawatirkan hal ini.Meskipun mereka tidak pernah bertemu dengan Dirga, mereka sudah mengetahui hal-hal yang dilakukan oleh Dirga.Terutama hal yang berkaitan dengan wanitanya.Dia dan Brody bisa membayangkan hal apa yang akan dilakukan oleh Dirga saat mengetahui kehilangan Naomi."Sekarang Kuil Kuolun juga nggak tahu detail-nya seperti apa. Pokoknya situasi sekarang adalah Naomi hilang tanpa jejak.""Nggak ada yang tahu dia masih hidup atau sudah mati.""Kalau begitu, bagaimana dengan Dirga? Apa dia sekarang sudah ada respons?"Brody bertanya."Masih belum tahu. Sekarang dia mungkin masih belum tahu kehilangan Naomi, tapi mungkin dia bakal segera tahu.""Kak Brody, aku sudah berbuat malu di depanmu. Nggak sangka pertama kali keluargaku mengambil tindakan langsung mengalami kegagalan seperti ini.""Kamu pulang saja dulu. Tunggu ada kabar baru, baru bakal kirim orang untuk kasih tahu kamu.""Jelang waktu berikutnya, kita jangan kontak lagi, juga jangan bertemu.""Hanya
Di balik kehangatan ini ada niat membunuh.Kalau memungkinkan, Nina akan membunuh Raditya tanpa ragu, sementara Raditya tidak akan membunuhnya.Setidaknya belum."Nak, terima kasih sudah memberitahuku ini."Raditya meminum semua teh di cangkir teh dan menyerahkan cangkir teh itu lagi kepada Nina.Beberapa kata sederhana dari Nina memungkinkan Raditya mendapatkan informasi yang berguna.Baik dia maupun Brody belum pernah berhubungan dengan Dirga dan sejauh ini mereka masih belum mengetahui bagaimana Keluarga Dalton di Tiagung binasa.Tidak ada yang mengetahui semua ini lebih baik daripada Nina.Nina adalah satu-satunya orang di bawah naungannya yang pernah bertemu Dirga dan menghabiskan waktu bersamanya.Dia masih memercayai ucapan Nina.Meskipun Nina seolah tidak mengatakan apa-apa, ucapannya telah membuat Raditya sadar kalau dia, Brody dan semua orang lainnya telah meremehkan Dirga.Bukan karena dia meremehkan kekuatan pribadi Dirga, tapi meremehkan kekuatannya."Nak, terima kasih sud
Raut wajah Raditya menjadi tenang dan senyuman dingin muncul di wajahnya.Kasih sayang yang telah lama hilang di hatinya lenyap dalam sekejap. Raditya bukanlah orang yang sayang keluarga. Agar Keluarga Tjohara bisa mencapai status saat ini, dia bisa menjadi kepala Keluarga Tjohara dengan bersikap kejam dan tidak mengakui para kerabat.Selama demi kepentingan keluarga, siapa pun boleh berkorban kecuali dirinya sendiri.Benda yang ada di tangan Lutfi sangat penting bagi Keluarga Tjohara dan Raditya bertekad untuk mendapatkannya.Raditya tidak pernah menyadari pentingnya Nina bagi Keluarga Tjohara sebelumnya, tetapi sekarang dia tahu.Raditya sudah memiliki rencana yang sempurna dalam pikirannya. Kalau bisa memanfaatkan Nina dengan baik, tidak akan ada kerugian bagi Keluarga Tjohara.Sekarang Raditya menyadari bahwa informasi yang dimiliki Nina tentang Dirga dan Naomi lebih dalam dan akurat daripada apa yang dia miliki.Raditya menyadari dirinya telah meremehkan Nina sebelumnya. Ternyata
Quinza tentu saja mendukung Kristin untuk menjadi seorang petarung dan sangat senang dengan hal ini.Akan tetapi, tidak ada yang bisa dia lakukan untuk membantunya."Ya, aku harus menjadi seorang petarung. Aku nggak mau dilindungi oleh Dirga sepanjang waktu dan nggak sanggup membantunya saat dia dalam masalah.""Aku juga, tapi sekarang apa yang bisa kita lakukan?""Dirga lebih kuat dari yang kita bayangkan. Fisik dan bakat Kak Naomi nggak bisa dibandingkan dengan kita berdua.""Apalagi Dewi Perang Angsa Putih itu. Kemungkinan saat kita bertemu dengannya, tak satu pun dari kita yang bisa menegakkan kepala.""Aku juga harus bekerja keras, tapi entah kapan Dirga akan membuka segel kultivasiku.""Kalau begitu, mari kita bekerja keras bersama. Meskipun titik awalku rendah dan nggak akan pernah bisa mengejar kalian, aku nggak takut dengan penderitaan."Kristin sangat percaya diri dan bertekad."Oke, kalau begitu mari kita bekerja keras bersama.""Ayo kita tidur."...Saat malam berlalu, kedu
Pedang emas menebas ke arah Dirga yang mengangkat tangannya dan menyerang dengan telapak tangan.Dengan suara ledakan, pedang emas itu langsung menghilang. Aura mengerikan itu membuat lubang besar di bawah kaki Dirga dan hutan pinus yang rata dihancurkan lagi.Cahaya keemasan menghilang dan Dirga masih berdiri di sana.Kecuali rambutnya agak acak-acakan dan pakaian di pundaknya robek menjadi dua lubang, Dirga sama sekali tidak terluka.Akan tetapi, saat ini keempat petarung itu jatuh ke atas tanah dan pisau di tangan mereka telah hancur berkeping-keping.Dirga hanya menggunakan kurang dari sepersepuluh ribu kekuatannya karena dia ingin menguji kekuatan Teknik Tiga Belas Tebasan.Kalau tidak, rambutnya tidak akan berantakan.Kini Dirga cukup puas dengan kekuatan Teknik Tiga Belas Tebasan.Dia telah menguasai esensinya dan akan meningkatkannya sebelum menyerahkannya kepada murid Aliansi Bela Diri.Dirga bisa membayangkan betapa mengerikan kekuatannya ketika para murid dari Aliansi Bela D
Zira mengetahui bahwa dia telah ditipu.Baru kemudian dia menyadari energi pedang di cincin tidak diberikan kepadanya oleh Rafan, melainkan oleh Dirga.Pada saat itu Rafan memberitahunya bahwa dia tidak boleh menggunakan energi pedang di dalam cincin kecuali benar-benar diperlukan.Zira selalu patuh sampai sekarang dan belum menggunakannya karena dia tahu betul itu adalah pilihan terakhir untuk menyelamatkan nyawanya.Jadi Zira tidak pernah mengetahui dengan jelas tentang kekuatan energi pedang itu, tetapi saat Naomi melepaskan energi pedang di cincinnya, dia telah merasakannya dan mengerti.Terutama saat tekanan yang dilepaskan oleh energi pedang hanya diarahkan pada Lilian dan mereka bertiga, tidak terhadap dirinya dan Naomi.Zira sangat yakin energi pedang di cincinnya serta cincin Naomi pasti berasal dari Dirga.Bagaimana ini tidak mengejutkannya?Meskipun baru menghabiskan waktu singkat dengan Dirga dan tahu Dirga pasti sangat kuat, Zira masih tidak tahu seberapa kuat dia.Zira ti
Dirga masih mempertimbangkan apakah dia akan pergi ke Kuil Kuolun atau tidak.Bukan karena khawatir Kuil Kuolun terlalu kuat, melainkan takut apakah kuil itu akan hancur begitu Dirga pergi ke sana.Saat ini Kuil Kuolun belum bisa dihancurkan. Dirga juga ingin menggunakan Kuil Kuolun dan dua kekuatan besar lainnya untuk merebut kekuatan Keluarga Tjohara dan Keluarga Tanjaya sedikit demi sedikit.Ketiga kekuatan ini adalah yang terkuat dari Keluarga Tjohara dan Keluarga Tanjaya di Barata. Dirga juga belum mengetahui hubungan seperti apa yang mereka miliki dengan Keluarga Tjohara dan Keluarga Tanjaya.Ketiga kekuatan ini telah lama diwarisi di Barata. Terlepas dari aspek kekuatan seni bela diri lainnya, mereka tidak lebih lemah dari Keluarga Tjohara dan Keluarga Tanjaya.Dirga tidak percaya mereka bersedia menjadi pion Keluarga Tjohara dan Keluarga Tanjaya, pasti ada sesuatu atau kesepakatan di antara mereka yang belum dia ketahui.Ini sangat penting bagi Dirga dan dia sudah mengumpulkan
Cairan hitam di lantai adalah semua kotoran yang keluar dari tubuh Kristin.Akan tetapi Kristin belum menyadarinya dan hanya merasa mual. Dia mencubit hidungnya dan menyalahkan Quinza karena membuat kamar mandi sangat kotor."Quinza, apa yang telah kamu lakukan? Cairan kotor apa ini?""Menjijikkan! Keluar, keluar!"Kristin mengerutkan kening dan menarik Quinza keluar.Akan tetapi, Quinza berkata, "Kamu masih merasa jijik?""Tahukah kamu kalau ini adalah kotoran yang dikeluarkan dari tubuhmu?""Sekarang kamu masih jijik.""Aku sudah mengawasimu selama dua hari dua malam, akulah yang jijik!""Kamu harus menebusnya untukku!""Apa?""K ... kotoran ini dikeluarkan dari tubuhku?""Kok bisa? Aku mandi setiap hari dan makan dengan bersih.""Kok bisa ada cairan kotor ini di tubuhku? Kamu berbohong padaku."Kristin tidak memercayainya dan benar-benar muak dengan kotoran cairan hitam di depannya.Pada saat ini Dirga membuka pintu dan masuk."Quinza benar, cairan hitam ini adalah kotoran yang kelu