Tak lama kemudian, setelah Mutia melihat pemberitahuan Keluarga Kamajaya di dalam kamar pasien, dia segera menangis tersedu-sedu.Mutia tak pernah menyangka kalau dirinya akan diasingkan begitu saja oleh keluarganya sendiri.Mutia tidak mengerti, dia bahkan tak percaya sama sekali dengan pemberitahuan itu.Hal yang membuat hatinya hancur adalah di dalam pemberitahuan yang dibuat oleh kedua orang tuanya, mereka mengatakan akan menyerahkan Mutia kepada Keluarga Darmawan untuk menukarnya dengan keberlangsungan Keluarga Kamajaya."Aku mau pulang dan bertanya pada mereka secara langsung, aku pasti akan mencari tahu sampai menemukan jawabannya!"Mutia sangat terpukul, dia turun dari ranjang, hendak meninggalkan kamar pasien, tetapi Naomi menahannya mati-matian.Naomi sebenarnya sudah menduga hal seperti ini akan terjadi sejak awal, mungkin hal ini disebabkan karena kadang kala orang yang memperhatikan akan melihat dengan jelas daripada orang yang bersangkutan langsung.Hanya saja, Mutia tak
Seluruh Keluarga Kamajaya, kecuali Mutia telah dilenyapkan tanpa tersisa satu orang pun.Seluruh aset Keluarga Kamajaya juga telah jatuh ke tangan Keluarga Darmawan.Metode Frengky yang kejam itu sontak membuat kepala keluarga lainnya terdiam.Semua orang tunduk di bawah kaki Frengky, ada yang mempersembahkannya wanita cantik, ada juga yang mempersembahkan aset padanya.Dalam satu malam, situasi Kota Ansel telah mengalami perubahan yang besar.Saat ini, Keluarga Darmawan telah menjadi penguasa Kota Ansel dan Kota Pelik yang sesungguhnya.Di dalam rumah sakit.Dirga tidak merasa terkejut sedikit pun ketika mengetahui Keluarga Kamajaya telah lenyap tanpa ada seorang penyintas sama sekali.Dirga sudah memprediksi hal ini sejak awal.Sementara Mutia kembali bersedih. Meski Mutia tidak mau mengakui, semua fakta yang terjadi di lapangan sudah terpampang jelas di depan matanya.Mutia sudah tidak bisa mengelak lagi.Tindakan kedua orang tua Mutia yang bodoh telah membuat seluruh Keluarga Kamaj
Dirga menampar di tengah udara, kemudian ratusan petarung langsung menjadi kabut darah.Mereka semua bahkan tak mengetahui bagaimana cara mereka bisa mati."Pak Hanung, barusan kamu bilang apa?""Aku nggak dengar dengan jelas, coba katakan sekali lagi!"Saat ini, Dirga melepaskan Hanung. Hanung menapakkan kakinya di tanah, tergeletak lemas dan ketakutan sampai-sampai tak bisa mengendalikan tubuhnya."Ka ... ka ... kamu ....""Nggak mungkin!""Ini nggak mungkin!""Ini semua bohong!""Mana mungkin kamu bisa sekuat ini?""Mana mungkin kamu membunuh mereka semua dalam sekali serang?""Bohong!""Kamu sedang membohongiku!""Kamu pasti sedang menggunakan teknik ilusi.""Mereka sebenarnya belum mati.""Keluarlah, keluar kalian semua!""Tunjukkan wajah kalian semua dan bunuh pria ini!""Huhuhu ....""Nggak mungkin, ini nggak mungkin!"Hanung benar-benar putus asa, dia sudah hampir kehilangan akal sehatnya.Di antara petarung-petarung itu ada dua puluh Dewa Master. Mana mungkin Dirga bisa membun
Dirga adalah iblis yang akan membunuh tanpa ragu-ragu.Dirga memang tidak peduli terhadap apa pun, dia memang berani membunuh siapa pun, selain itu dia juga pandai dalam melakukannya.Akan tetapi, mereka masih menaruh harapan terakhir mereka pada sosok Hanung. Bagaimanapun juga, Keluarga Darmawan masih memiliki seorang pendekar Kaisar Master.Hanya saja, saat ini mereka semua meletakkan kepala mereka di atas lantai, sekujur tubuh mereka gemetaran dan mereka tak berani mengeluarkan suara apa pun.Mereka takut akan membuat Dirga marah, begitu marah dia akan langsung menampar kepala mereka persis seperti yang terjadi dengan Frengky barusan.Hanung sudah ketakutan hingga benar-benar putus asa."Kalau kamu nggak mau memanggilnya, maka aku akan membunuhmu."Dirga menghempaskan telapak tangannya ke udara, tetapi pada saat ini sebuah kekuatan yang mengerikan turun dari atas dan langsung mengadang serangan Dirga.Setelah itu, seorang gadis dan wanita tua turun dari atas langit."Anak muda, beri
Zira perlu bantuan orang seperti Sigit!Dirga sebenarnya sejak awal tidak berencana melenyapkan Keluarga Darmawan, dia hanya ingin membunuh Kaisar Master Keluarga Darmawan saja.Dirga juga tidak peduli apakah Quintina bisa membuat keputusan bagi keluarganya atau tidak, paling-paling Dirga hanya perlu mengunjungi Keluarga Lukito saja nanti bila ada perlu.Keluarga Lukito mungkin sangat, sangat kuat di mata orang lain, tetapi di mata Dirga mereka bukanlah apa-apa.Saat ini, raut wajah Quintina terlintas senyum licik.Dasar pria pemberani yang tidak punya otak.Dasar bodoh!Memangnya kamu siapa berani bernegosiasi dengan Keluarga Lukito?Setelah aku mendapatkan barang yang aku mau, maka kematianmu akan tiba.Quintina berpikir demikian di dalam hatinya, tetapi dia tidak memperlihatkan perasaan itu di wajahnya.Quintina segera membawa Hanung dan yang lainnya pergi.Setelah Dirga kembali ke rumah sakit, dia mengirim sebuah pesan singkat kepada Bayangan Kota Ansel, memerintahkannya untuk meng
Setelah mengusir Sasa pergi, Dirga melarikan diri lewat pintu belakang.Quinza duduk sesaat, lalu perhatiannya tertarik oleh para murid Aliansi Bela Diri seperti dugaan Dirga.Terutama metode berlatih para murid Aliansi Bela Diri dan juga pil obat yang mereka konsumsi telah membuat Quinza melihat sesuatu yang belum pernah dia lihat sebelumnya."Siapa yang mengajari kalian berlatih dengan metode seperti ini?""Selain itu, apa nama pil obat yang kalian makan barusan?"Quinza mengadang salah satu murid Aliansi Bela Diri dan bertanya kepadanya."Tentu saja Pak Dirga yang mengajari kami, pil obat ini juga dibuat olehnya.""Nama pil obat ini adalah Pil Esensi.""Sekarang sudah terlambat untuk kamu menyesal, Pak Dirga nggak akan menikahimu."Sasa berjalan menghampiri dan menjelaskan kepada Quinza, setelah itu dia membawa para murid Aliansi Bela Diri untuk meneruskan pelatihan, kemudian meninggalkan Quinza seorang diri.Raut wajah Quinza sontak menjadi masam, seakan wajahnya baru saja ditampar
Aisa sangat penasaran terhadap hal ini."Karena tunanganku ada di wilayah Mutara sini, jadi aku dan ibunya ke sini untuk mencarinya.""Hanya saja, aku belum menemukannya sampai saat ini."Vania segera menenangkan diri, usai bicara, dia kembali berbicara dengan raut wajah bersalah kepada Zira, "Kak Zira, maafkan aku. Aku bukannya ingin menyembunyikan hal ini denganmu.""Melainkan ...."Zira langsung menyela sebelum Vania selesai bicara."Kamu nggak perlu menjelaskannya. Pantas saja cara berlatihmu nggak asing, ternyata Dirga yang mengajarimu.""Ini semua adalah takdir yang telah membuat kita bertemu di tempat ini.""Apa kamu suka Dirga? Kamu khawatir tentang hal itu, jadi kamu nggak berani memberitahuku?""Hah?""Nggak kok, Kak Zira, bukan seperti itu."Vania terkejut.Justru karena Vania tahu Dirga adalah tunangan Zira, sehingga dia tak berani mengkhayalkan apa pun dan hanya bisa memendam perasaannya terhadap Dirga dalam-dalam.Vania tak mempunyai nyali sebesar itu untuk bersaing denga
Saat itu, Zira sudah tidak memiliki harapan lagi, dia terluka parah dan hidupnya sudah tidak akan bertahan lebih lama lagi.Pada saat itu juga, pikiran yang ada di benak Zira sangat sederhana, yaitu berharap agar di detik-detik hidupnya dia bisa bersama dengan Dirga.Zira tak menyangka kalau keterampilan medis Dirga yang begitu hebat mampu menyembuhkan luka di dalam tubuhnya, selain itu Dirga juga membantu Zira mencapai tingkatan alam kultivasi yang lebih tinggi lagi.Selama setengah tahun ini keduanya telah terpisah jauh, tetapi mereka saling merindukan satu sama lain setiap saat.Masa lalu yang dipenuhi berbagai peristiwa seperti baru saja terjadi kemarin malam, semua itu muncul di benak Zira.Saat ini, raut wajah Zira menampakkan senyuman.Senyuman itu begitu manis, dia sama sekali tidak memedulikan Sigit yang saat ini ada di hadapannya.Zira selalu menganggap Sigit sebagai seniornya, dia ingin Sigit tahu kalau Zira selalu menjadi perempuan biasa ketika sedang bersama dengan Dirga.