Beranda / Rumah Tangga / Istri yang kau khianati / Bab 4. Kehamilan yang tidak diinginkan

Share

Bab 4. Kehamilan yang tidak diinginkan

Penulis: Little_susi22
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-30 20:10:42

Naira menutup seluruh tubuhnya yang polos tanpa sehelai benangpun. Setelah melayani suaminya. Naira tidak berkata apa-apa lagi. Hanya ada rasa lelah baik batin maupun fisik.

"Besok kita akan ke rumah sakit."

"Untuk apa?" tanya Naira. Wajahnya ia tenggelamkan di bantal empuknya. Sedangkan Rendra dia merapihkan dirinya, bersiap untuk pergi.

"Untuk memeriksa apa kau sudah hamil atau belum."

Naira memegang selimutnya dengan erat.

"Kita menikah baru 1 bulan, apa mungkin aku hamil secepat itu?" tanya Naira dengan suara pelan

Rendra melirik istrinya yang tertutup selimut. "Meskipun baru 1 bulan. Kita sudah bisa tau kau sudah hamil atau belum."

Naira mengetatkan rahangnya. Ia berdo'a jika dia tidak hamil sampai satu tahun ke depan.

"Aku tidak akan hamil," ujar Naira.

"Jangan memancing amarahku, Naira."

"Kenapa? Kau tidak terima."

"Dokter mengatakan kau adalah wanita subur, siklus datang bulanmu lebih cepat dari wanita kebanyakan. Bisa dipastikan, sekarang anakku tumbuh di rahmimu."

"Bisa gak? Gak usah bahas anak. Aku gak mau hamil. Aku itu masih muda. Aku ingin kuliah mengejar semua mimpiku."

"Tidak bisa. Kau harus melahirkan anak untukku. Jika anak pertama perempuan. Maka kau harus hamil kembali."

"Dan setelah itu, kau menceraikan aku dan meninggalkan aku." Lanjut Naira sinis.

"Kau tahu." Rendra menatap istrinya sinis.

"Dasar pria tidak punya hati."

"Terserah!"

"Mas Rendra. Kau ingin aku tidak memancing keributan, tapi kau sendiri memancingku. Untuk selalu berkata kasar!" sentak Naira. 

"Wanita kampung. Berani sekali membantah dan menjawab pertanyaanku." Rendra mencengkeram rahang Naira.

"Dengar ini, aku menikah denganmu karena ingin memiliki anak. Tidak lebih."

Setelah menyakiti hati dan juga fisik Naira. Rendra pun meninggalkan kamar Naira dan meninggalkannya sendirian.

Lalu setelah kepergian Rendra. Secara perlahan air mata Naira pun mentes perlahan.

Naira mengusapnya kasar. "Aku gak mau hamil...." isak tangisnya.

Dengan badan yang lemas. Naira beranjak dari kasur untuk membersihkan diri setelah sisa percintaannya dengan Rendra. Lebih tepatnya pemerkosaan yang dilakukan suaminya.

"Ya Allah, apa aku akan bahagia menjalankan rumah tangga seperti ini. Aku belum siap, aku ingin kuliah. Aku ingin mengejar cita-citaku. Aku belum ingin memiliki anak." Naira memeluk tubuhnya dibawah guyuran air shower yang menetes seperti air hujan.

**

Keesokan paginya, Naira sudah bersiap dengan penampilannya. Kerudung pasmina, baju tunik dan celana jeans. Seperti apa yang dikatakan oleh suaminya. Mereka akan pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Apakah Naira sudah hamil atau belum.

"Turun!" titah Rendra saat mereka sudah sampai di parkiran rumah sakit. 

Naira pun tidak menjawabnya dan berusaha membuka pintu mobil. Namun, sekuat tenaga Naira melakukannya. Pintu mobil tak kunjung terbuka. Rendra yang melihat bagaimana Naira begitu kampungnya sampai tidak bisa membuka pintu mobil pun hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar.

"Diam!" Sentak Rendra. Pada akhirnya dirinya pun memutuskan untuk membukakan pintu mobil untuk istrinya.

"Masuk!" Naira menurut dan duduk di samping Rendra dan perjalanan menuju rumah sakit pun tidak membutuhkan waktu yang lama. 

"Turun!" ucapnya dengan kasar. Ketika mereka sudah sampai di rumah sakit. 

Rendra pun segera menggenggam  tangan Naira dan membawanya masuk untuk mendaftar. Sengaja mereka berangkat pagi-pagi sekali. Karena Rendra harus pergi ke kantor.

Setelah mendaftar, mereka pun memutuskan untuk menunggu antrian no tiga dan itu tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menunggu. Pada akhirnya nama Naira pun di panggil.

Rendra pun segera berdiri dan tidak melepaskan tangannya dari Naira.

"Selamat pagi, Bu Naira dan Pak Rendra," sambut dokter yang akan memeriksa Naira dengan ramah.

Niara tersenyum tipis dan membalasnya dengan suara yang sangat pelan sampai tidak terdengar oleh dokter. "Selamat pagi juga, Dokter."

"Silahkan duduk, sebelum kita melakukan pemeriksaan lain. Kita tensi dulu dan timbang berat badannya ya." Dokter pun menyiapkan alat untuk mengukur tensi darah Naira serta mencacat berapa berat badan Naira.

"Usia Ibu Naira berapa?" 

"20 tahun." 

"Bapak Rendra?" 

"27 tahun."

"Sudah dewasa ya. Bisa menjaga istrinya dengan baik."

"Kalau begitu, kita lakukan tes urine dan USG untuk memastikannya. Apakah ibu Naira positif hamil atau tidak. Apa sebelumnya ada test?" 

"Tidak ada, Dokter."

"Baiklah." Dokter itu pun segera beranjak dari duduknya dan membimbing Naira untuk menggunakan testpack. 

Sedangkan Rendra, dirinya begitu tidak sabar dengan kabar yang akan di dapatkan. Dia berharap akan mendapat kabar baik jika Naira telah hamil anaknya. 

Setelah melakukan pengecekan dan USG. Ternyata Naira dinyatakan positif hamil. Bahkan usia kandungannya saat ini sudah menginjak satu bulan lebih. Hal itu membuat Naira bingung. Padahal dirinya menikah baru 1 bulan   Tapi bagaimana mungkin dia sudah dinyatakan positif hamil 5 Minggu atau satu bulan lebih Sedangkan dirinya pertama kali di sentuh oleh suaminya sehari setelah menikah.

"Dokter, kok saya hamil 5 Minggu. Saya menikah baru 1 Bulan?" tanya Naira dia memang tidak tahu apapun tentang kehamilan.

"Begini, Ibu Naira. Perhitungan kehamilan bukan di hitung dari pertama kali berhubungan badan. Tapi di hitung dari terakhir kali ketika haid ya."

Rendra yang mendengar penjelasan dokter pun mengangguk dan merasa lega. Dia juga sempat berpikir jika anak yang ada di dalam kandungan Naira itu bukan anaknya karena usianya sudah menginjak satu bulan lebih sedangkan mereka menikah baru 1 bulan. Tapi pada akhirnya dia tersenyum lega dan bahagia.

"Terimakasih, Dokter," ucap Naira. Dari raut wajahnya, sama sekali tidak ada kebahagiaan terlihat di wajahnya atas kabar kehamilannya.

"Ini adalah resep obat serta vitamin yang harus di tebus. Usahakan setiap bulan rutin melakukan pengecekan ya. Biar kita bisa tau keadaan si janin. Apalagi, Ibu Naira termasuk muda. Di khawatirkan ada sesuatu yang terjadi tidak diinginkannya."

Tidak ada sambutan bahagia atau pelukan seperti suami istri lainnya ketika mendapat kabar sang istri hamil. Rendra hanya meliriknya sekilas dan tersenyum. Hanya itu tidak ada yang lain. 

Karena apa yang sudah menjadi tujuannya akan tercapai. Harta warisan yang memang sudah menjadi haknya itu akan benar-benar jatuh ke tangannya. Namun ada satu hal lagi yang harus diperhatikannya. Yaitu, anak yang dilahirkan oleh Naira harus anak laki-laki

Jika tidak, harta warisannya akan di alihkan 20% kepada ibu tirinya. Tentu, dia tidak ingin satu persen sekalipun, harta peninggalan ibunya itu jatuh pada orang lain.

Sesampainya di rumah besar. Rendra langsung saja membantu Naira turun dan menggandengnya. Dia tidak akan membiarkan Naira berjalan ke sana kemari untuk melihat sesuatu. Tugas Naira hanya satu. Melahirkan anak untuknya bukan yang lain lagi.

"Bi Nimah!" panggil Rendra pada pelayan yang akan merawat Naira sampai Naira melahirkan nanti.

"Iya, Tuan."

Bi Nimah langsung saja berlari menghampiri Rendra dan juga Naira.

"Bibi, saat ini. Naira sedang hamil. Aku mau bibi memperhatikannya. Makanan serta gizi yang sehat. Pastikan dia tidak melakukan pekerjaan berat."

"Alhamdulillah, Tuan. Selamat ya, Tuan Rendra sebentar lagi akan memiliki anak dan menjadi seorang Ayah."

"Terimakasih, Bi. Saya titip Naira. Jangan sampai ada yang mencoba mendekatinya atau menyakitinya. Kalau ada sesuatu tolong beritahu saya."

"Baik, Tuan."

"Kalau begitu saya pamit, saya harus pergi ke kantor."

Setelah memastikan Naira sampai di paviliun dengan selamat dan juga baik. Rendra pun memutuskan untuk pergi ke kantor. Mungkin malam ini dia akan mengumumkan tentang kehamilan Naira dan rencana pernikahannya bersama dengan Bianca. Dia juga akan bersiap menyewa pengacara untuk perceraiannya dengan Naira serta hak asuh anak.

Sementara Naira, menundukkan kepalanya. Melihat perutnya yang masih rata. Entah dia tidak tahu apa yang di rasakannya sekarang, haruskah dia bahagia atas kehamilannya atau bersedih.

Dia belum siap hamil, apalagi dia mengetahui sebuah fakta jika suaminya sudah memiliki kekasih dan berencana akan menikah. Lalu bagaimana dengan masa depannya. Bagaimana dengan kehidupannya nanti. 

"Kenapa kamu hadir begitu cepat. Kenapa kamu harus hadir diantara keluarga yang sama sekali tidak memikirkan kebahagiaanmu."

Naira memejamkan matanya sejenak. Lalu membukanya secara perlahan.

"Non Naira yang sabar ya. Saya yakin, Tuan Rendra akan semakin perhatian dan mencintai Non Naira."

"Aku tidak butuh cintanya, Bi. Aku butuh kebebasan dari ini semua."

Naira berjalan dan meninggalkan Bi Nimah di luar dan memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat. Batinnya lelah, tidak ada teman atau seseorang yang bisa menjadi sandarannya.

Di lain tempat, tepatnya di sebuah apartemen. Terlihat seorang wanita yang sedang menangis di pelukan kekasihnya. Suasana terlihat sangat memanas ketika sang kekasih mengungkapkan sebuah fakta yang menyakitkan.

"Kamu jahat, Rendra! Kamu jahat!"

Bab terkait

  • Istri yang kau khianati    Bab 5. Ternyata Naira menjadi yang kedua.

    "Kita sudah membicarakan hal ini, kamu menyetujui aku menikah lagi dengan Naira. Ini adalah resikonya, lalu kenapa kamu marah ketika Naira hamil."Bianca menatap Rendra dengan tatapan penuh amarah. "Istri mana yang tidak sakit hati, ketika suaminya telah melakukan hal itu dengan wanita lain. Meskipun itu adalah istri keduanya. Hati aku sakit Rendra!" Bianca meradang mendengar pembelaan Rendra terhadap Naira."Tapi aku sudah berusaha untuk melakukan yang aku bisa, aku menyentuh Naira agar dia cepat hamil. Dan harta milik ibuku jatuh kepadaku bukan kepada saudara tiriku atau Ibu tiriku. Kamu sejak dulu tahu itu, andaikan saja waktu itu kamu tidak menggugurkan kandunganmu. Mungkin kamu bisa hamil dan kita bisa memiliki, tanpa harus aku menikah lagi." Rendra berusaha menjelaskan.Bianca yang mendengar ucapan suaminya, mengusap wajahnya kasar. Memang ini semua salah dirinya, andaikan dulu dia tidak mengambil keputusan yang ceroboh. Mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini. Dia akan bahag

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-28
  • Istri yang kau khianati    Bab. 6 bertemu dengan mertua

    Naira yang merasakan sakit di pergelangan tangannya pun melihat wajah suaminya dengan penuh tanya. "Kenapa, Mas. Marah?" tanya Naira. "Aku itu suami kamu, harusnya kamu tidak berkata seperti itu!" Rendra tidak suka dengan keberanian Naira. Naira tertawa. "Kenapa aku tidak boleh berkata seperti itu, bukankah tadi kamu bilang sendiri, Mas. Jika aku tidak boleh mengharapkan kamu pulang. Lalu kenapa sekarang jawabanku salah." "Aku adalah suamimu, harusnya kamu menghargaiku seperti istri yang lainnya. Kamu sangat berbeda dengan…." Rendra menggantung ucapannya. Hampir saja dia mengatakan Bianca sebagai istrinya di hadapan Naira. "Untuk apa aku menghargaimu, Mas. Jika kamu sendiri tidak mau menghargaiku sebagai istri. Lalu aku sangat berbeda dengan siapa? kekasihmu? Tentu saja kami berbeda." Naira berusaha melepaskan diri dari cengkraman suaminya. Rendra menghempaskan tangan Naira yang sudah memerah. "Sudahlah, aku tidak mau berbicara denganmu. Kamu itu wanita kampung dan sialan." Ti

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-02
  • Istri yang kau khianati    Bab 7. Mencari mangga muda

    Rendra tidak tahu harus bagaimana lagi cara menghadapi wanita tua yang ada di hadapannya. Haruskah dirinya membawa Naira pergi dari rumah ini seperti dirinya membawa Bianca pergi agar kesehatan mentalnya aman. "Berhenti ikut campur dalam urusan rumah tanggaku. Jika kau terus melakukan hal itu. Aku tidak akan segan-segan menyakitimu. Aku tidak peduli jika kau adalah istri dari ayahku." Laras yang mendengar ancaman Rendra pun merasa sedikit takut. Saat ini dirinya tidak memiliki kekuasaan apapun termasuk harta akan tetapi Laras tidak akan berhenti sampai Rendra gagal mendapatkan seorang pewaris. "Aku tidak akan mengganggu wanita itu jika saja kamu tidak membawa wanita kampung itu." Rendra mengangkat tangannya, ia memberikan sebuah tanda kepada Laras untuk diam. "Diam atau akan aku pastikan. Jika mulai besok kau dan anakmu itu pergi dari rumahku." Laras yang mendengar ancaman Rendra pun sama sekali tidak takut karena dengan istri kedua Rendra pergi meninggalkan paviliun dan bayi it

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-05
  • Istri yang kau khianati    Bab 8. Hanya pembantu

    Rendra tidak menjawab pertanyaan Naira. Dirinya memilih turun dan memutuskan untuk meminta mangga muda tersebut. Dengan resiko menanggung malu. Sedangkan Naira yang melihat suaminya berusaha mendapatkan mangga yang diinginkannya pun seketika perasaannya menjadi sensitif. Ada rasa haru dalam dadanya padahal beberapa saat yang lalu dirinya tidak peduli dengan apa yang Rendra lakukan. Mungkin karena bawaan bayi yang ada di dalam perutnya. "Ada apa dengan perasaanku. Kenapa melihat mas Rendra yang berusaha mencari mangga muda untukku kenapa hatiku merasa senang? Jangan Naira. Jangan mudah terbawa perasaan." "Permisi!" "Permisi!" sejak lagi Rendra mencoba memanggil pemilik rumah yang terdapat buah mangga tersebut. "Iya, selamat siang, Pak. Ada yang bisa di bantu," suara seorang wanita berpakaian rumahan menyaut ucapan permisi Rendra. "Maaf apakah Ibu ini adalah pemilik rumah ini. Jika iya saya ingin membeli mangga muda punya Ibu boleh?" tanya Rendra bersikap baik. "Maaf, Pak. Ini bu

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-06
  • Istri yang kau khianati    Bab 9. Rendra pulang

    "Kita sudah membicarakan hal ini, kamu menyetujui aku menikah lagi dengan Naira. Ini adalah resikonya, lalu kenapa kamu marah ketika Nayla hamil."Bianca menatap Rendra dengan tatapan penuh amarah. "Istri mana yang tidak sakit hati, ketika suaminya telah melakukan hal itu dengan wanita lain. Meskipun itu adalah istri keduanya. Hati aku sakit Rendra!""Tapi aku sudah berusaha untuk melakukan yang aku bisa, aku menyentuh Naira agar dia cepat hamil. Dan harta milik ibuku jatuh kepadaku bukan kepada saudara tiriku atau Ibu tiriku. Kamu sejak dulu tahu itu, andaikan saja waktu itu kamu tidak menggugurkan kandunganmu. Mungkin kamu bisa hamil dan kita bisa memiliki anak tanpa harus aku menikah lagi."Bianca yang mendengar ucapan suaminya, mengusap wajahnya kasar. Memang ini semua salah dirinya, andaikan dulu dia tidak mengambil keputusan yang ceroboh. Mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini. Dia akan bahagia memiliki Rendra seutuhnya tanpa ada orang ketiga di dalam rumah tangga mereka."K

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01
  • Istri yang kau khianati    Bab 10. Naira sakit

    "Mas…." Naira mencoba memberanikan diri untuk berbicara dengan Rendra."Apa?" "Aku ingin kita bicara.""Aku sibuk.""Kalau Mas sibuk, kita bisa bicara di sini."Rendra melirik Naira sekilas. "Memangnya apa yang kamu bicarakan sampai mau bicara di sini.""Aku ingat membicarakan tentang rumah tangga kita.""Untuk apa di bicarakan, bukankah kita sudah membahasnya ketika malam pernikahan kita.""Tapi…""Kita pergi ke restoran terdekat. Kita akan bicara di sana."Naira tersenyum karena pada akhirnya Naira Rendra mau bicara dengan dirinya. Setelah mencari restoran terdekat sekalian makan siang dan ini adalah untuk pertama kalinya mereka makan bersama sebagai pasang suami istri."Apa yang kamu bicarakan?" Tanya Rendra ketika mereka sudah sampai di restoran. Sambil menunggu pesanan mereka sampai akhirnya Rendra memutuskan untuk bertanya apa yang ingin Naira bicarakan."Mas, aku tahu kamu tidak mencintaiku sebagai istri. Begitu juga dengan aku yang belum mencintaimu, aku tahu mas juga pernah

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-03
  • Istri yang kau khianati    Bab 11. Memenuhi keinginan Naira

    "Bi, buka pintunya!" seru Rendra. Dari luar. Bi Nimah yang mendengar itu pun berjalan tergopoh-gopoh membuka pintu untuk Rendra. "Bi, bagaimana dengan keadaan Naira?" tanya Rendra. "Non, Naira badannya panas terus saja memanggil Ibunya." Penjelasan Bi Nimah membuat Rendra menghembuskan nafasnya kasar. Lalu dia pun berjalan pelan menghampiri istri keduanya. Duduk di tepi ranjang, lalu memegang kening Naira yang ternyata panas. "Kita bawa ke rumah sakit aja, Bi. Tolong siapkan perlengkapannya. Takutnya nanti dirawat di rumah sakit." "Baik Tuan." Rendra langsung saja menggendong tubuh Naira dan di bawahnya keluar. Hal itu tidak luput dari perhatian dari Laras. "Ada apa dengan, istri kedua Rendra. Apakah dia sakit, kalau memang benar. Baguslah biar sekalian anak yang ada di dalam kandungannya mati," ucapnya tanpa perasaan. Rendra mendudukan Naira di belakang, tidak lupa Ia juga memakaikan seat belt untuk keamanan Naira. "Ibu…" "Naira tenanglah, kamu pasti baik-baik saja," ucap R

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-04
  • Istri yang kau khianati    Bab 12. Perhatian kecil Rendra yang hanya sementara

    Seperti yang pernah di janjikan Rendra. Setelah pulang dari rumah sakit. Rendra akan memenuhi keinginan Naira yang ingin keluar dari pavilion, bebas tanpa larangan."Mas, Rendra nggak berangkat ke kantor?" Tanya Naira ketika mereka sampai di pavilion. Naira hanya dirawat di rumah sakit selama 2 hari dan selama itu. Rendra tidak pernah pulang ke apartemen Bianca."Hari ini aku akan menemani kamu, sesuai dengan permintaan kamu waktu di rumah sakit yang ingin keluar. Sekarang kamu sudah sehat, katakan kamu ingin ke mana?" tawar Rendra.Naira yang mendengar hal itu pun tersenyum semringah. "Terimakasih, Mas. Aku boleh nggak pergi ke taman jalan-jalan sebentar. Pagi-pagi kayak gini enak jalan-jalan di taman."Rendra mencoba menimbang-nimbang permintaan Naira, sebenarnya ada rasa takut dalam hati Rendra jika dirinya membawa Naira jalan-jalan keluar.Dirinya takut ada seseorang yang mengenali dirinya dan bertanya tentang siapa Naira. Bukan hal itu saja, Rendra juga takut jika ada orang yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-05

Bab terbaru

  • Istri yang kau khianati    Bab 43. Serangan Bianca yang tiba-tiba

    "Darimana kamu Mas? ? Kenapa semalam gak pulang?" cerca Bianca pada saat Rendra baru pulang. "Dari apartemen Naira." Rendra mengatakan itu dengan tanpa rasa bersalah. "Wow! Gampang banget ya jawaban kamu. Dari apartemen Naira." "Kamu itu punya otak gak sih, Mas. Sudah tahu Naira itu bersalah karena sudah mencoba mencelakai Keyla. Tapi kenapa tetap saja mempertahankan wanita itu hah!" teriak Bianca. "Ini masih pagi. Aku tidak ingin ribut, aku harus cepat-cepat pergi ke kantor." "Tidak, aku ingin kita bicara. Aku mau kita selesaikan masalah kamu sama Naira sekarang juga!" "Sudah aku katakan, pagi ini aku tidak ingin bertengkar. Lain kali kita akan membicarakan soal masalah ini." "Arghhh!" Bianca melempar vas bunga yang ada di meja. Rendra yang melihat itu hanya meliriknya sekilas dan masuk ke dalam kamar mereka lalu mengganti pakaiannya. Hari ini adalah hari terbaik menurut Rendra setelah apa yang terjadi semalam. Untuk itu Rendra tidak ingin merusak harinya dengan berten

  • Istri yang kau khianati    Bab 42. Menghabiskan malam bersama dengan istri kedua

    Rendra marah ketika mendengar jika orang yang berusaha mencelakai putrinya itu tidak mau buka suara siapa orang yang sudah menyuruhnya mencelakai putrinya. Dan hal yang paling membuatnya marah adalah ternyata tujuan perawat bohongan itu adalah membunuh putrinya. "Sialan! Siapa yang berani bermain-main denganku. Apalagi sampai melibatkan anak kecil yang tidak tau apapun!" Rendra memukul meja kerja yang ada di kantornya. Setelah insiden perawatan bohongan masuk. Keesokan paginya Keyla sudah Kem pulang ke apartemen. Demi menjaga keselamatan Keyla. Rendra memutuskan untuk menjawab beberapa pengawal untuk menjaga keamanan Keyla. Bukan hanya itu saja Rendra juga memasang CCTV semakin banyak di apartemennya, bahkan di setiap sudutnya tidak luput dari pantauan kamera CCTV dan perekam suara jika seandainya memang ada orang dalam yang mencelakai putrinya. Hingga beberapa hari berlalu kasus perencanaan pembunuhan Keyla tidak berhasil dipecahkan. Sore harinya setelah Rendra pulang dari kantor

  • Istri yang kau khianati    Bab 41. Gagal

    Bianca melihat ponselnya. Ada beberapa panggilan tidak terjawab dan pesan yang belum ia baca dari Rendra. "Pasti Rendra menyuruhku ke rumah sakit untuk menjaga Keyla," dengus Bianca kesal. "Semuanya, gue balik dulu." "Udah sono balik, urus anak lo." "Baru juga mau bersenang-senang ada aja gangguannya." "Itu adalah resiko yang harus ditanggung bagi wanita yang sudah menikah dan memiliki anak." "Hah!" Bianca menghembuskan nafasnya kasar. Jujur saja Bianca mulai lelah dengan keadaan ini, dimana ya dimadu oleh suaminya dan mengharuskan mengasuh anak dari madunya itu. Wanita mana yang tahan dengan posisinya sekarang. Kalau bukan harta warisan yang akan dimilikinya nanti. Bianca ogah mengasuh Keyla dan membiarkan suaminya berlama-lama dengan Naira. "Sebaiknya aku cepat pergi ke rumah sakit kalau tidak ingin mendengar kemarahan Rendra," ucap Bianca dalam hati. Hingga tidak lama kemudian Bianca sudah sampai di rumah sakit dan menemukan wajah suaminya yang sudah dipenuhi oleh emosi.

  • Istri yang kau khianati    Bab 40. Rencana Laras, Keyla merajuk

    Naira beberapa kali mengusap air matanya yang jatuh membasahi pipinya. Naira tidak bisa menahan kesedihannya kala mengingat kondisi putrinya saat ini. Rasanya Naira ingin melihat Keyla di rumah sakit. Akan tetapi Rendra tidak memperbolehkan dirinya keluar dari apartemen. "Keyla, maaf kan Mama karena gak bisa jaga Keyla. Keyla harus tau Mama ingin sekali bersama dengan kamu. Tapi Papa tidak mengizinkan Mama keluar," Isak tangis Naira. "Kamu harus kuat, buat anak kamu Keyla. Kamu gak boleh sedih, kamu harus kuat." Naira mencoba memberikan semangat untuk dirinya sendiri. "Keyla…." panggil Naira lirih. Di rumah sakit saat ini, Raffi dan Laras tengah menjenguk Keyla. Raffi begitu khawatir dengan keadaan cucunya saat ini. Begitu juga dengan Laras yang saat ini pura-pura menunjukkan raut wajah khawatirnya. "Aduh Keyla cucuku. Kenapa kamu bisa seperti ini? Apakah ini semua ulah pengasuh baru itu. Memang ya orang kampung tidak tahu diri." Maki Laras. "Laras, jangan berkata kasar di depan

  • Istri yang kau khianati    Bab 39. Mengusir Naira

    Sejak polisi membebaskan Naira. Sikap Rendra berubah menjadi lebih dingin dan tidak peduli pada Naira rasa kecewanya mengalahkan rasa cintanya pada Naira. Keyla adalah anak yang sudah lama dia nantikan, tapi dengan seenaknya. Naira mencoba membunuh anaknya. Rendra tidak terima akan hal itu. "Mas…" Panggil Naira. Ia ingin mencoba menjelaskan pada Rendra bahwa dirinya sama sekali tidak meracuni anaknya. Akan tetapi sangat sulit membuat Rendra percaya. Entah apa yang harus di lakukan Naira. Hingga tidak terasa akhirnya mereka sampai di apartemen mereka. Rendra langsung saja masuk ke dalam apartemen dan berjalan menuju kamar Naira. Tanpa mengatakan apapun, Rendra mengeluarkan seluruh barang-barang milik Naira dengan kasar. "Mas….," panggil Naira. Naira tidak tau kenapa semua barang-barangnya dikeluarkan oleh suaminya itu. "Mulai saat ini, kamu pergi dari apartemen ini!" usir Rendra. "Tapi, Mas. Aku ingin dekat dengan Keyla." Naira menggelengkan kepalanya. Dia tidak mau keluar dari

  • Istri yang kau khianati    Bab 38. Naira di bebaskan

    Rendra dan Bianca keduanya sudah sampai di rumah sakit untuk melihat keadaan Keyla yang ternyata sudah sadar. "Bunda, Ayah!" panggil Keyla. Ia membuka tangannya lebar meminta untuk dipeluk. Tentu Renda yang melihat kode itu pun memeluk Keyla dengan erat. Dia begitu bahagia melihat anaknya baik-baik saja dan bisa tersenyum ceria. "Anak Ayah bagaimana kabarnya? Apakah ada yang sakit?" tanya Rendra dengan nada lembut. Tidur lupa ia sesekali mengecup harum rambut anaknya. "Aku baik, Ayah. Tapi Mbak Naira mana? Kenapa gak ada datang untuk jenguk Keyla?" tanya Keyla. Rendra yang mendengar pertanyaan anaknya tentang Naira seketika ia mengetatkan rahangnya. Kenapa Keyla harus bertanya tentang Naira. "Sayang, Mbak Naira lagi sibuk, gak bisa ke sini." "Yah, padahalkan Keyla mau bertemu dengan Mbak Naira. Keyla rindu, Keyla ingin makan merasakannya Mbak Naira." "Stop Keyla, mulai saat ini kamu tidak boleh makan makanan yang di buat oleh Mbak Naira. Kamu paham." "Tapi kenapa Ayah? Bukanka

  • Istri yang kau khianati    Bab 38. Penyelidikan

    Mendapat informasi jika Rendra dan polisi akan melakukan penyelidikan ke apartemennya. Bianca tidak mengatakan apapun pada Bi Nimah, dirinya langsung saja pulang ke apartemen untuk menyembunyikan barang bukti yang sudah di simpannya. Bianca tidak akan membiarkan polisi menemukan obat itu. Karena Bianca yakin meskipun dirinya menyembunyikan obat itu di kamar Naira. Tapi polisi bisa menyelidikinya lebih lanjut ketika menemukan sidik jarinya di botol tersebut. "Aku bisa saja menaruh botol racun itu di kamar Naira. Tapi bagaimana juga sidik jari yang ditemukan itu bukan sidik jari Naira melainkan diriku. Maka habislah riwayatku. Jika terlambat ke apartemen dan polisi sudah melakukan penyidikan. Mungkin jalan satu-satunya adalah aku membayar para polisi itu memasukkan semua bukti yang ada." "Non Bianca mau ke mana? Kenapa buru-buru sekali?" tanya Bi Nimah ketika melihat Bianca pergi tanpa berpamitan terlebih dahulu padanya. "Sebaiknya aku masuk ke dalam dan memberitahu non Keyla kalau I

  • Istri yang kau khianati    Bab 37. Bianca tamat

    ***Selama di perjalanan menuju rumah sakit, Naira terus saja memohon pada Rendra agar dirinya tidak dilaporkan ke polisi."Mas… Tolong dengarkan aku, tolong jangan masukkan aku ke penjara.""Diam!" bentak Rendra. Saat ini emosinya benar-benar tidak bisa di kendalikan."Mas… aku mohon, aku berjanji, jika kamu tidak melaporkan aku ke polisi dan menjebloskan aku ke penjara. Aku akan melakukan apapun yang kamu minta. Asalkan kamu tidak menjauhkan aku dari Keyla."Rendra yang mendengar jika Naira akan melakukan apapun yang diperintahkannya seketika menghentikan mobilnya di tengah jalan.Lalu menatap istrinya yang berada di sampingnya dengan tatapan tajam."Memangnya apa yang bisa kamu lakukan untuk menebus semua kesalahan fatal mu itu!" "Mas, harus berapa kali aku katakan. Jika aku tidak meracuni Keyla!" jerit Naira."Tapi kenyataannya saat ini, Keyla berada di rumah sakit.""Mas…" "Aku tidak akan tertipu dengan wajah polosmu itu. Kamu harus merasakan dinginnya di penjara. Atas perbuat

  • Istri yang kau khianati    Bab 36. Melaporkan Naira ke kantor polisi

    Rendra yang mendengar kabar dari Bianca jika Keyla keracunan makanan setelah makan masakan yang dibuat oleh Naira pun seketika membuatnya marah. Padahal awalnya hari ini akan menghabiskan waktunya bersama dengan Naira. Namun harus ia urungkan karena kejadian ini, ia harus pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Keyla. "Bagaimana keadaan Keyla sekarang?" tanya Rendra setelah sampai di rumah sakit. "Keyla masih di periksa oleh dokter," jawab Bianca dengan ekspresi wajah yang terlihat sedih. Rendra yang mendengar itu beberapa kali menghembuskan nafasnya kasar. Saat ini dirinya begitu khawatir dengan keadaan Keyla. Ia takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada putri tercintanya. "Bagaimana bisa ini terjadi? Tidak biasanya Keyla sampai keracunan makanan." Rendra tidak bisa langsung menyalahkan Naira atas apa yang terjadi pada Keyla saat ini. Meskipun saat ini ada amarah yang ia simpan. "Ini semua gara-gara Naira, gara-gara Keyla makan masakan Naira Keyla seperti ini." Bianc

DMCA.com Protection Status