Share

Bab 147. Makan malam spesial.

Mas Abi, menarik lenganku keluar dari kantor polisi. Hasna masih di dalam berusaha menenangkan Iqbal.

"Kamu nggak apa-apa Sayang?" Aku hanya menggeleng pelan. Ucap Mas Abi begitu kami sampai di mobil.

"Benar-benar gila si Iqbal. Dia yang salah, tapi justru tak merasa. Di hukum di bui bukannya sadar akan kesalahannya, tapi justru semakin parah." Mas Abi menggelengkan kepala.

"Kita pulang sekarang?" tawarnya.

"Tapi Hasna, Mas?"

"Biar nanti dia pulang dengan ojeg online. Sekarang kita pulang, kamu istirahat. Sudah jangan dipikirkan kata-kata Iqbal tadi, Ya!" Mas Abi menarikku dalam pelukannya. Lalu mengecup lembut pucuk kepalaku.

Aku masih tak mengerti mengapa Mas Iqbal masih menyalahkan aku atas semua kejadian yang menimpa keluarganya.

Padahal itu adalah akibat dari ulahnya sendiri.

Mas Abi melajukan mobil ke arah pulang.

"Mau mampir beli es krim?" tanyanya. Sekarang dia tahu kalau aku sedang badmood atau sedang gundah, aku biasanya membeli es krim untuk mendinginkan kepalaku. Rasa mani
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status